DISUSUN OLEH :
Penulis
LAPORAN PENDAHULUAN
Salmonella Typhi
Saluran pencernaan
D : Diet (dietary)
1) Riwayat diet
a) Gangguan pada fungsi mengunyah dan menelan
b) Asupan makanan tidak adekuat
c) Diet yang salah atau ketat
d) Kurangnya persediaan bahan makanan selama 10 hari atau
lebih
e) Pemberian nutrisi melalui intravena selama 10 hari atau lebih
f) Tidak adekuatnya dana untuk penyediaan bahan makanan
g) Tidak adekuatnya fasilitas penyiapan bahan makanan
h) Tidak adekuatnya fasilitas penyimpanan bahan makanan
i) Ketidakmampuan fisik
2) Riwayat penyakit
a) Adanya riwayat berat badan berlebih atau berkurang
b) Penurunan berat badan dan tinggi badan
c) Mengalami penyakit tertentu
d) Riwayat pembedahan pada sistem gastrointestinal
e) Anoreksia
f) Mual dan muntah
g) Diare
h) Alkoholisme
i) Gangguan yang mengenai organ tertentu (kanker)
j) Disabilitas mental
k) Kehamilan remaja
l) Terapi radiasi
3) Riwayat pemakaian obat-obatan : aspirin, antibiotik, antasida, anti-
depresan, agens anti-hipersentivitas, agens anti-imflamasi, agens
anti-neoplastik, digitalis, laksatif, diuretik, natrium klorida dan
vitamin atau preparat nutrien lain.
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut SDKI (2017), diagnosa keperawatan yang dapat terjadi
pada penderita demam thypoid adalah:
a. Hipertermia ditandai dengan suhu tubuh diatas nilai normal
b. Nyeri akut ditandai dengan mengeluh nyeri
c. Defisit nutrisi ditandai dengan nafsu makan menurun, berat badan
menurun minimal 10% dibawah rentang ideal
d. Resiko infeksi
e. Intoleransi aktivitas
3. Intervensi Keperawatan
Standar Diagnosa Standar Luaran
Standar Intervensi
No. Keperawatan Keperawatan
Keperawatan Indonesia
Indonesia Indonesia
1. Kategori : Termoregulasi Manajemen Hipertermia
Lingkungan (L.14134) (I.15506)
Sub Kategori :
Keamanan dan Definisi: pengaturan Definisi: mengidentifikasi
Proteksi suhu tubuh agar tetap dan mengelola peningkatan
Kode : D 0130 berada pada rentang suhu tubuh akibat disfungsi
normal termoregulasi
Hipertermia Tindakan:
Ekspektasi: Membaik Observasi
Definisi : Kriteria Hasil: 1. Identifikasi penyebab
Suhu tubuh 1. Menggigil hipertermi (dehidrasi,
meningkat diatas 2. Kulit merah lingkungan panas,
rentang normal tubuh 3. Kejang penggunaan inkubator)
Penyebab: 4. Akrosianosis 2. Monitor suhu tubuh
1. Dehidrasi 5. Konsumsi oksigen 3. Monitor kadar elektrolit
2. Terpapar 6. Piloereksi 4. Monitor haluaran urine
lingkungan panas 7. Vasokonstriksi 5. Monitor komplikasi
3. Proses penyakit perifer akibat hpertermi
(infeksi, kanker) 8. Kutis memarota
4. Ketidaksesuaian 9. Pucat Terepeutik
pakaian dengan 10. Takikardi 1. Sediakan lingkungan
suhu lingkungan 11. Takipnea yang dingin
5. Peningkatan laju 12. Bradikardi 2. Longgarkan atau
metabolisme 13. Dasar kuku sianolik lepaskan pakaian basahi
6. Respon trauma 14. Hipoksia dan kipasi permukaan
7. Aktivitas Keterangan: tubuh
berlebihan 1 = Menurun 3. Berikan cairan oral
8. Penggunaan 2 = Cukup Menurun 4. Ganti linen setiap hari
incubator 3 = Sedang atau lebih sering jika
Gejala dan Tanda 4 = Cukup mengalami hiperhidrosi
Mayor Meningkat (keringat berlebih)
Objektif 5 = Meningkat 5. Lakukan pendinginan
1. Suhu tubuh diatas eksternal (selimut
nilai normal 1. Suhu tubuh hipotermia atau
2. Suhu kulit kompres dingin pada
Tanda dan Gejala 3. Kadar glukosa darah dahi, leher, dada,
Minor 4. Pengisian kapiler abdomen, aksila)
Objektif: 5. Ventilasi 6. Hindari pemberian
1. Kulit merah 6. Tekanan darah antipiretik atau aspirin
2. Kejang Keterangan: 7. Berikan oksigen, jika
3. Takikardi 1 = Memburuk perlu
4. Takipnea 2 = Cukup
5. Kulit terasa Memburuk Edukasi
hangat 3 = Sedang 1. Anjurkan tirah baring
Kondisi Klinis 4 = Cukup Membaik Kolaborasi
Terkait 5 = Membaik 1. Kolaborasi pemberian
1. Proses infeksi cairan dan elektrolit
2. Hipertiroid intravena
3. Stroke
4. Dehidrasi
5. Trauma
6. Prematuritas
2. BAB : IV Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri
Kategori : (L.08066) (I.08238)
Psikologis
Sub Kategori : Definisi: Definisi:
Nyeri dan Pengalaman sensorik Mengidentifikasi dan
Kenyamanan atau emosional yang mengelola pengalaman
Kode : D.0077 berkaitan dengan sensorik atau emosional
kerusakan jaringan dengan onset mendadak
Nyeri Akut aktual atau fungsional atau lambat dan
Definisi: dengan onset mendadak berintensitas ringan hingga
Pengalaman sensorik atau lambat dan berat dan konstan.
atau emosional yang berintensitas ringan Tindakan
berkaitan dengan hingga berat dan Observasi
kerusakan jaringan konsisten. 1. Identifikasi lokasi,
aktual atau karakteristik, durasi,
fungsional, dengan Ekspektasi: Menurun frekwensi, kualitas,
onset mendadak atau Kriteria Hasil: intensitas nyeri
lambat dan 1. Kemampuan 2. Identifikasi skala nyeri
berintegritas ringan menuntaskan 3. Identivikasi respon
hingga berat yang aktivitas nyeri non verbal
berlangsung kurang Keterangan: 4. Identifikasi faktor yang
dari 3 bulan. 1 = Menurun memperberat dan
2 = Cukup Menurun memperingan nyeri
Penyebab 3 = Sedang 5. Identifikasi
1. Agen pencedra 4 = Cukup pengetahuan dan
fisiologis (mis, Meningkat keyakinan tentang
inflamasi, 5 = Meningkat nyeri
iskemia, 2. Keluhan nyeri 6. Identifikasi pengaruh
neoplasma) 3. Meringis budaya terhadap respon
2. Agen pencedra 4. Sikap protektif nyeri
kimiawi (mis, 5. Gelisah 7. Identifikasi pengaruh
terbakar, bahan 6. Kesulitan tidur nyeri terhadap kualitas
kimia iritan) 7. Menarik diri hidup
3. Agen pencedra 8. Berfokus pada diri 8. Monitor keberhasilan
fisik (mis, abses sendiri terapi komplementer
amputasi 9. Diaforesis yang sudah diberikan
terbakar, 10.Perasaan depresi 9. Monitor efek samping
terpotong, (tertekan) penggunaan analgetik
mengangkat 11.Perasaan takut
beban berat, mengalami cedera Terapeutik
prosedur operasi, berulang 1. Berikan teknik non
trauma latihan 12.Anoreksia farmakologis untuk
fisik yang 13.Perineum terasa mengurangi rasa nyeri
berlebihan) tertekan (mis. TENS, hypnosis,
Gejala dan Tanda 14. Uterus teraba akupresur, terapi musik,
Mayor membulat biofeedback, terapi
a. Subjektif 15. Ketegangan otot pijat, aroma terapi,
1. Mengeluh 16.Pupil dilatasi teknik imajinasi
nyeri 17.Muntah terbimbing, kompres
18.Mual hangat atau dingin,
b. Objektif Keterangan: terapi bermain)
1. Tampak 1 = Meningkat 2. Kontrol lingkungan
meringis 2 = Cukup yang memperberat rasa
2. Bersikap Meningkat nyeri (mis. Suhu
protektif 3 = Sedang ruangan, pencahayaan,
(mis. 4 = Cukup Menurun dan kebisingan)
Waspada, 5 = Menurun 3. Fasilitasi istirahat tidur
posisi 19.Frekwensi nadi 4. Pertimbangkan jenis
menghindari 20.Pola napas dan sumber nyeri dalam
nyeri) 21.Tekanan darah pemilihan strategi
3. Gelisah 22.Proses berpikir meredakan nyeri
4. Frekwensi 23.Fokus
nadi 24.Fungsi berkemih Edukasi
meningkat 25.Perilaku 1. Jelaskan penyebab,
5. Sulit Tidur 26.Nafsu makan periode, dan pemicu
27.Pola tidur nyeri
Gejala dan Tanda Keterangan: 2. Jelaskan strategi
Minor 1 = Memburuk meredahkan nyeri
a. Subjektif 2 = Cukup 3. Anjurkan memonitor
(tidak tersedia) Memburuk nyeri secara mandiri
b. Objektif 3 = Sedang 4. Anjurkan menggunakan
1. Tekanan 4 = Cukup Membaik analgesik secara tepat
darah 5 = Membaik 5. Anjurkan teknik non
meningkat farmakologis untuk
2. Pola napas mengurangi rasa nyeri
berubah Kolaborasi
3. Nafsu makan 1. Kolaborasi pemberian
berubah analgetik, jika perlu
4. Proses
berfikir
terganggu
5. Menarik diri
6. Berfokus
pada diri
sendiri
7. Diaforesis
Kondisi Klinis
Terkait
1. Kondisi
pembedahan
2. Cedera traumatis
3. Infeksi
4. Sindroma coroner
akut
5. Glaukoma
3. BAB : IV Status Nutrisi Manajemen nutrisi
Kategori : Fisiologis (L.03030) (I.03119)
Sub Kategori :
Nutrisi dan cairan Definisi: Definisi:
Kode : D.0019 Keadekuatan asupan Mengidentifikasi dan
nutrisi untuk memenuhi mengelola asupan nutrisi
Defisit nutrisi kebutuhan metabolisme yang seimbang
Ekspektasi: Membaik Tindakan
Definisi: Observasi
Asupan nutrisi tidak Kriteria Hasil: 1. Identifikasi status nutrisi
cukup untuk 1. Porsi makanan yang 2. Identifikasi alergi dan
memenuhi kebutuhan di habiskan intoleransi makanan
metabolisme 2. Kekuatan otot 3. Identifikasi makanan
pengunyah yang disukai
Penyebab 3. Kekuatan otot 4. Identifikasi kebutuhan
1. Ketidakmampuan menelan kalori dan jenis nutrient
menelan 4. Serum albumin 5. Identifikasi perlunya
makanan 5. Verbalisasi penggunaan selang
2. Ketidakmampuan keinginan untuk nasogastrik
mencerna meningkatkan nutrisi 6. Monitor asupan
makanan 6. Pengetahuan tentang makanan
3. Ketidakmampuan pilihan makanan 7. Monitor berat badan
mengabsorbsi yang sehat 8. Monitor hasil lab
nutrient 7. Pengetahuan tentang pemeriksaan
4. Peningkatan pilihan minuman laboratorium
kebutuhan yang sehat
metabolisme 8. Pengetahuan tentang
5. Faktor ekonomi standar asupan Terapeutik
(mis. Finansial nutrisi yang tepat 1. Lakukan oral hygiene
tidak mencukupi) 9. Penyiapan dan sebelum makan,jika
6. Faktor psikologis penyimpanan perlu
(mis. makanan yang aman 2. Fasilitasi menentukan
Stress,keenggana 10. Penyiapan dan pedoman diet
n untuk makan) penyimpanan (mis.piramida makanan)
minuman yang 3. Sajikan makanan secara
aman menarik dan suhu yang
Gejala dan Tanda 11. Sikap terhadap sesuai
Mayor makanan / 4. Berikan makanan tinggi
a. Subjektif ( tidak minuman sesuai serat untuk mencegah
tersedia) dengan tujuan konstipasi
b. Objektif kesehatan 5. Berikan makanan tinggi
1. Berat badan Keterangan: kalori dan tinggi protein
menurun 6. Berikan suplemen
minimal 1 = Menurun makanan, jika perlu
10% 2 = Cukup Menurun 7. Hentikan pemberian
dibawah 3 = Sedang makan melalui selang
rentang ideal 4 = Cukup nasogastrik jika asupan
Meningkat oral dapat ditoleransi
Gejala dan Tanda
5 = Meningkat
Minor
12. Perasaan cepat
a. Subjektif Edukasi
kenyang
1. Anjurkan posisi duduk,
1. Cepat 13. Nyeri abdomen
14. Sariawan jika mampu
kenyang 2. Ajarkan diet yang
setelah 15. Rambut rontok
16. Diare diprogramkan
makan
2. Kram/nyeri Keterangan:
abdomen 1 = Menurun Kolaborasi
3. Nafsu makan 2 = Cukup Menurun
menurun 3 = Sedang 1. Kolaborasi pemberian
b. Objektif 4 = Cukup medikasi sebelum
1. Bising usus Meningkat makan (mis.pereda
hiperaktif 5 = Meningkat nyeri,antiemetic), jika
2. Otot 17. Berat badan perlu
pengunyah 18. Indeks massa tubuh 2. Kolaborasi dengan ahli
lemah (IMT) gizi untuk menentukan
3. Otot 19. Frekuensi makan jumlah kalori dan jenis
menelan 20. Bising usus nutrient yang
lemah 21. Tebal lipatan kulit dibutuhkan, jika perlu
4. Membran trisep
mukosa 22. Membran mukosa Pemberian makanan
pucat Keterangan: (I.03125)
5. Sariawan Definisi :
6. Serum 1 = Menurun Memberikan asupan nutrisi
albumin 2 = Cukup Menurun melalui oral pada pasien
turun 3 = Sedang yang tidak mampu makan
7. Rambut 4 = Cukup secara mandiri
rontok Meningkat
berlebihan 5 = Meningkat Tindakan:
8. Diare Observasi
Nafsu makan 1. Identifikasi makanan
(L.03024) yang di programkan
Kondisi Klinis Kriteria Hasil 2. Identifikasi kemampuan
Terkait 1. Keinginan makan menelan
1. Stroke 2. Asupan makanan 3. Periksa mulut untuk
2. Parkinson 3. Asupan cairan residu pada akhir makan
3. Mobius 4. Energi untuk makan
syndrome 5. Kemampuan untuk
4. Cerebral palsy merasakan makanan Terapeutik
5. Cleft lip 6. Kemampuan untuk 1. lakukan kebersihan
6. Cleft palate menikmati makanan tangan dan mulut
7. Amyotropic 7. Asupan nutrisi sebelum makan
lateral sclerosis 8. Stimulus untuk 2. sediakan lingkungan
8. Kerusakan makan yang menyenangkan
neuromuskuler 9. Kelaparan selama waktu makan
9. Luka bakar Keterangan: (mis : simpan urinal,
10.Kanker pispot agar tidak terlihat
11.Infeksi 1 = Memburuk 3. berikan posisi duduk
12.AIDS 2 = Cukup atau semifowler saat
13.Penyakit Crohn’s Memburuk makan
14.Enterokolitis 3 = Sedang 4. berikan makanan
15.Fibrosis kistik 4 = Cukup Membaik hangat, jika
5 = Membaik memungkinkan
5. sediakan sedotan sesuai
kebutuhan
6. berikan makanan sesuai
keinginan
7. tawarkan mencium
aroma makanan untuk
merangsang nafsu
makan
8. cuci muka dan tangan
setelah makan
Edukasi
anjurkan orang tua atau
keluarga membantu
memberi makan kepada
pasien
kolaborasi
1. kolaborasi pemberian
analgesik yang adekuat
sebelum makan, jika
perlu
2. kolaborasi pemberian
antiemetil sebelum
makan, jika perlu
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu pasien dari masalah atau status
kesehatan yang dihadapinya kestatus kesehatan yang lebih baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. Ukuran intervensi
keperawatan yang diberikan kepada pasien dengan lingkungan,
pengobatan, tindakan untuk memperbaiki kondisi, tindakan untuk keluarga
pasien atau tindakan untuk mencegah masalah kesehatan yang muncul
dikemudian hari. Untuk kesuksesan pelaksanaan implementasi
keperawatan agar sesuai dengan rencana keperawatan, perawat harus
mempunyai kemampuan kognitif (intelektual), kemampuan dalam
hubungan interpersonal, dan keterampilan dalam melakukan tindakan.
Implementasi adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan (Nikmatur Rohmah & Saiful Walid, 2014).
Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat pada kebutuahn pasien,
faktor-faktor lain yang mempunyai kebutuhan keperawatan, strategi
implementasi keperawatan dan kegiatan komunikasi.
5. Evaluasi
Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan
keadaan pasien (hasil diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat
pada tahap perencanaan (Nikmatur Rohmah & Saiful Walid, 2014).
Melalui kegiatan evaluasi, kita dapat menilai capaian tujuan yang
diharapkan dan tujuan yang telah dicapai oleh keluarga. Apabila tercapai
sebagian atau timbul masalah keperawatan baru, kita perlu melakukan
pengkajian lebih lanjut, memodifikasi rencana, atau mengganti dengan
rencana yang lebih sesuai dengan kemampuan keluarga.
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma, 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC. Yogyakarta:
Mediaction.
Rohmah, Nikmatur & Saiful Walid. 2014. Proses Keperawatan: Teori & Aplikasi.
Jogjakarta. Ar-Ruzz Media.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Definisi dan Tindakan Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Definisi dan Kriteria hasil Kepreawatan. Jakarta: Dewan Pengurus
PPNI.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI.