Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK


PADA ANAK YANG MENGALAMI DEMAM THYPOID
DI RUANG SHOFA LT. 3 RSUD HAJI PROVINSI JAWA TIMUR

OLEH:
Aris Dwi Prasetya, S. Kep
20224663009

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2022
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
PADA ANAK YANG MENGALAMI DEMAM THYPOID
DI RUANG SHOFA LT. 3 RSUD HAJI PROVINSI JAWA TIMUR

TINJAUAN TEORI

1. DEFINISI
Demam thypoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang
disebabkan oleh Samonella typhi. Penyakit ini ditandai oleh panas berkepanjangan,
ditopang dengan bakteremia tanpa keterlibatan struktur endothelia dan endokardial dan invasi
bakteri sekaligus multiplikasi kedalam sel fagosit monokular dari hati, limpa, kelenjar limfe
usus dan payer's patch dan dapat menular pada orang lain melalui makanan atau air yang
terkontaminasi (Sumarmo, 2002 dalam Amin Huda & Hardhi Kusuma, 2015).
Demam Typhoid (enteric fever) adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai
saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada
pencernaan dan gangguan kesadaran (Titik Lestari, 2016).

2. PENYEBAB
Penyebab Thypoid adalah bakteri salmonella thypii. Salmonella adalah bakteri Gram-
negatif, mempunyai flagella (bergerak dengan rambut getar), tidak berkapsul dan tidak
membentuk spora. Bakteri ini dapat hidup sampai beberapa minggu di alam bebas seperti di
dalam air, es, sampah dan debu. Bakteri ini akan mati dengan pemanasan suhu 60°c selama
15- 20 menit (Rahayu E, 2014).
Menurut Amin Huda dan Hardhi (2015), kuman ini mempunyai tiga antigen yang
penting untuk pemeriksaan laboratorium, yaitu:
a. Antigen O (somatik antigen) yaitu terletak pada lapisan luar daritubuh kuman, yang terdiri
dari oligosakarida.
b. Antigen H (terdapat pada flagella) yang terdiri dari protein
c. Antigen K (envelope antigen) yang terdiri dari polisakarida.
3. TANDA DA GEJALA
Tanda dan Gejala Demam Thypoid menurut Sudoyo Aru, (2009) dalam Amin Huda dan
Hardhi Kusuma, (2015):
a. Demam meninggi sampai akhir minggu pertama
b. Demam turun pada minggu keempat, kecuali demam tiak tertangani akan
menyebabkan syok, stuper dan koma
c. Ruam muncul pada hari ke 7-10 dan bertahan selama 2-3 har
d. Nyeri kepala, nyeri perut
e. Kembung, mual, muntah, diare, konstipasi
f. Pusing, bradikardi, nyeri otot
g. Batuk
h. Epistaksis
i. Lidah yang berselaput (kotor ditengah, tepi dan ujung merah serta tremor)
j. Hepatomegali, splenomegali, meteroismus
k. Gangguan mental berupa samnolen
l. Dellirubin atau psikosis
Tabel 1 Periode infeksi demam thypoid, gejala dan tanda
Keluhan dan Gejala Demam Thypoid
Minggu Keluhan Gejala Patologi
Minggu pertama Panas berlangsung Gangguan Bakteremia
insidious, tipe panas saluran cerna
stepladder yang
mencapai 39-40°C,
menggigil, nyeri
kepala
Minggu kedua Rash, nyeri abdomen, Rose sport, Vaskulitis,
diare hepatomegali, hiperplasi
splenomegali pada payer's
ans patches, nodul
tyipoid pada
limpa dan hati
Minggu ketiga Komplikasi: Melena, ilius, Ulserasi pada
perdarahan, saluran ketegangan payer's
cerna, perforasi, syok abdomen, koma patches, nodul
tyipoid pada
limpa dan hati
Minggu keempat Keluhan menurun, Tampak sakit Kolelitiasis, carrier
relaps, penurunan BB berat, kekeksia cronik

4. PATHWAY

5. PATOFISIOLOGIS
Kuman masuk ke dalam mulut melalui makanan atau minuman yang tercemar oleh
salmonella (biasanya >10.000 basil kuman). Sebagian kuman dapat dimusnahkan oleh asam
hcl lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus. jika respon imunitas humoral mukosa
(igA) usus kurang baik, maka basil salmonella akan menembus sel-sel epitel (sel m), menuju
lamina propia, berkembang biak di jaringan limfoid plak peyeri di ileum distal dan kelejar
getah bening mesenterika. Jaringan limfoid plak peyeri dan kelenjar getah bening
mesenterika mengalami hiperplasia. Basil tersebut masuk ke aliran darah (bakterimia)
melalui ductus thoracicusdan menyebar ke seluruh organ retikuloendotalial tubuh,
terutama hati, sumsum tulang dan limfa melalui sirkulasi portar dari usus.
Hati membesar (hepatomegali) dengan infiltrasi limfosit, zat plasma dan sel
mononuclear. Terdapat juga nekrosis fokal dan pembesaran limfa (splenomegali). Di organ
ini kuman salmonella thypi berkembang biak dan masuk sirkulasi darah lagi, sehingga
mengakibatkan bakterimia kedua yang disertai tanda dan gejala infeksi sistemik (demam,
malaise, mialgia, sakit kepala, sakit perut, instabilitas vaskuler dan gangguan mental
koagulasi). Pendarahan saluran cerna terjadi akibat erosi pembuluh darah di sekitar plak
peyeri yang sedang mengalami nekrosis dan hiperplasia. Proses patologis ini dapat
berlangsung hingga ke lapisan otot, serosa usus dan mengakibatkan perforasi usus.
Endotoksin basil menempel di reseptor sel endotel kapiler dan dapat mengakibatkan
komplikasi, seperti gangguan neuropsikiatrik kardiovaskuler, pernapasan dan gangguan
organ lainnya. Pada minggu pertama timbulnya penyakit, terjadi hyperplasia plak peyeri.
Terjadi nekrosis pada minggu kedua dan ulserasi plak peyeri pada minggu ketiga. Dalam
minggu ke empat akan terjadi proses penyembuhan ulkus dengan meninggalkan sikatriks
(jaringan parut). Penularan salmonella thypii dapat ditularkan melalui cara 5F yaitu Food
(makanan), Fingers (jari tangan/kuku), -Fomitus (muntah), Fly(lalat) dan melalui Feses
(Titik Lestari,2016)

6. KOMPLIKASI
Berdasarkan KEPMENKES RI, (2016) Beberapa komplikasi yang sering terjadi diantaranya:
a. Thypoid Toksik (Thypoid Ensefalopati)
Didapatkan gangguan atau penurunan kesadaran akut dengan gejala dellerium atau
koma yang disertai atau tanpa kelaianan neurologis lainnya. Analisa cairan otak
biasanya dalam batas-batas normal.
b. Syok Septik
Akibat lanjut dari respon inflamasi sistemik karena bakteremia salmonella.
Disamping gejala-gejala thypoid diatas penderita jatuh kedalam fase kegagalan
vaskular (syok). Tensi turun, nadi cepat dan halus, berkeringat serta akral yang
dingin. Akan berbahaya bila syok menjadi irreνersible.
1) Perdarahan dan Perforasi Intestinal
2) Peritonitas
3) Hepatitis Tifosa
4) Pneumonia
5) Komplikasi lain
a) Osteomilitis, arthtritis
b) Miokarditis, perikarditis, endokarditis
c) Pielonefritis, orkhitis
d) Serta peradangan-peradangan ditempat lain

7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Penunjang Demam Thypoid menurut Amin Huda dan Hardhi Kusuma, (2015):
a. Pemeriksaan Darah Perifer Lengkap
Dapat ditemukan leukopeni, dapat pula leukositosis, atau kadar leukosit normal.
leukositosis dapat terjadi walaupun tanpa disertai infeksi sekunder.
b. Pemeriksaan SGOT dan SGPT
SGOT dan SGPT sering meningkat, tetapi akan kembali normal setelah sembuh.
Peningkatan SGOT dan SGPT ini tidak perlu memerlukan penanganan khusus.
c. Pemeriksaan Uji Widal
Uji widal dilakukan untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap bakteri
salmonella typhi. Uji widal dimaksudkan untuk menentukan adanya aglutinin dalam
serum penderita demam thypoid. Akibat adanya infeksi oleh salmonella thypi maka
penderita membuat antibodi (aglutinin).
d. Kultur
Kultur darah : bisa positif pada minggu pertama
Kultur urin : bisa positif pada akhir minggu kedua
Kultur feses : bisa positif dari minggu kedua hingga minggu ketiga
e. Anti Salmonella Typhi IgM
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi secara dini infeksi akut Salmonella
typhi, karena antibodi IgM muncul pada hari ke-3 dan 4 terjadinya demam.

Anda mungkin juga menyukai