Anda di halaman 1dari 47

ASKEP KLIEN DENGAN

DHF

Ns. Maria Lousiana Suwarno, SKep.,MBiomed


DHF
• DemamDengue merupakan penyakit demam akut
yang disebabkan oleh virus genus Flavivirus, famili
Flaviviridae,

• 4 jenis serotipe : DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4 


nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus.

• Di Indonesia, DEN-3  serotipe yang dominan dan


banyak berhubungan dengan kasus berat, diikuti
dengan serotipe DEN-2.
Etiologi
• Virus dengue yang
berasal dari nyamuk
Aedes aegypti (betina)

• Aedes aegypti yang


terinfeksi dan dianggap
sebagai arbovirus
( virus yang ditularkan
melalui arthropoda)
Insiden
• Tahun 2009 terdapat 156052 kasus dengue
dengan 1396 jumlah kasus kematian di
Indonesia

• case-fatality rates (CFR)0.79% World Health


Organization - South-East Asia Regional Office
(WHO-SEARO)
Map 4-1. Distribution of dengue, Western
Hemisphere
Map 4-2. Distribution of dengue, Eastern
Hemisphere
Spektrum klinis infeksi
dengue

Skema kriteria diagnosis infeksi dengue menurut WHO 2011 Sumber:World Health Organization-South East Asia
Regional Office. Comprehensive Guidelines for Prevention and Control of Dengue and Dengue Hemorrhagic Fever.
India: WHO; 2011dengan modifikasi
Kelompok Resiko
• Warga atau wisatawan ke daerah tropis
perkotaan
• Anak di bawah 15 tahun
• Tidak ada kekebalan dari masing-masing
serotipe
• Seseorang secara teoritis dapat mengalami
empat infeksi dengue
3 Fase Infeksi Dengue
1. Fase demam  viremia
2. Fase kritis/ perembesan plasma  onset
mendadak, derajat bervariasi pada efusi pleura
dan asites
3. Fase recovery/ penyembuhan/
convalescence: perembesan plasma mendadak
berhenti disertai reabsorpsi cairan dan
ekstravasasi plasma
.y of _II n s .'.,....._1 2_ !!1iiii!-3:

D . . lil yd lr.

Vlr. e
.- erofo .. y n ·
V DO y
Anatomi Fisiologi

Megakaryoblast
Pro erythrobIa st

Polyeh rom atic


!
Pro granuIo cyte
erythroblast Meg akaryo cyte

Lymphocyte Monocvte

/
Basophil 1 l l
Eosinophil Neutrophil
Erythro cyte s

l
Throm b o cyte s
Granulocytes Agranulocytes
Leukocytes
Darah
• pembuluh darah
• transportasi  nutrien dan oksigen dari usus dan paru-paru ke sel
diseluruh tubuh dan mengangkut sisa-sisa metabolisme ke organ-
organ pembuangan.
• mengangkut enzim, zat buffer, elektrolit dan berbagai zat kimiawi
untuk di distribusikan keseluruh tubuh.
• Rata-tara jumlah darah 70 cc (per kg BB) pada orang gemuk
berlemak, angka tersebut semakin kecil.
• Darah mempunyai 2 komponen yaitu komponen padat 45% dari
seluruh volume tubuh dan 55% plasma bagian padat daerah terdiri
atas:
 Eritrosit ( sel darah merah)
 Leukosit ( sel darah putih)
 Trombosit ( Keping-keping darah)
Leukosit
• menghancurkan antigen ( kuman, virus, toksin)
• Ada lima jenis leukosit : neutrofil, eosinofil, basofil, limfosit,
monosit. Jumlah normal leukosit 5000-10.000mm3, bila
jumlahnya berkurang disebut leukopenia.
Ada 3 cara respons kekebalan tubuh yaitu:

 Respon fagositosis: dilakukan oleh neutrofil dan monosit


dengan cara memakan dan mencerna benda asing yang masuk

 Respon antibody humoral: sel limfosit berubah menjadi sel


plasma bila bertemu dengan antigen tertentu anribodi dan
melepaskannya dalam plasma darah.

 Respon antibodi seluler: sel limfosit mengubah diri menjadi “


special killer T Cells” bila bertemu dengan antigen yang cocok.
Maka secara cepat terjadi proses perlawanan/ penghancuran/
pembunuhan antigen.
Eritrosit
• Berbentuk cakram bikonkaf,
tidak berinti, tebal bagian
tepi 2mm.
• Komponen utama sel darah
merah adalah protein
hemoglobin ( Hb) yang
mengangkut 02 dan CO2 dan
mempertahankan Ph normal
dalam intraseluler.
• Jumlah Hb laki-laki 14-16g%
dan wanita 12-14g%. Jumlah
normal 5,5 juta sel/ mm3,
dan berumur 120 hari.
• Pembentukan sel darah
merah dirangsang oleh
hormon eritroprotein
glikoprotein dari ginjal.
Trombosit
• Trombosit dibuat oleh megakaryosit,
dibuat
disumsum tulang, paru, dan limpa.
• Ukurannya kecil, 2-4 mikron. Umur
peredarannya tidak lama hanya sekitar 10 hari.
• Jumlah trombosit didalam tubuh antara
150.000-350.000 keping/mm3.
• Darah trambosit mempunyai kemampuan untuk
melakukan:
 Daya aglutinasi ( membeku/ menggumpul)
 Daya adhesi ( saling melekat)
 Daya agregasi ( berkelompok)
• Trombosit berfungsi sebagai:
 Hemostasis ( penghentian aliran darah/
perdarahan)
 Pembekuan darah
Plasma
• Bagian cairan dari darah.
• Plasma membentuk
sekitar 5% dari berat
badan tubuh.
• Sebagai media sirkulasi
elemen-elemendarah yang
berbentuk ( sel-sel darah
merah, sel-sel darah putih,
trombosit).
• Sebagai media
transportasi bahan-bahan
organic dan anorganik dari
satu organ atau jaringan ke
organ atau jaringan lain.
Pergerakan air dan elektrolit antara
plasma dan cairan interstisial
• Pertukaran air dan elektrolit antara plasma
dengan cairan interstisial dipengaruhi
tekanan hidrostatik yang ditentukan oleh
tekanan darah dan tekanan jaringan.
• Sifat dinding kapiler adalah permeable,
terhadap air elektrolit, asam amino, serta
glukosa, namun impermeabel terhadap
protein.
• Protein yang keluar ditangkap pembuluh
limfe dan disalurkan kembali ke aliran
darah setelah melalui duktus limfatikus ke
vena .subklavia.
dengue "VJtU s

-
DV,.,,gp ecitfic Ab

enti')'

\ • cytok.,ine
production
plasma

vi us.-Ab
... .._leakage
......-
complex
comp ement _= . .,------ -- _---.·. , .-rt,,-
activation
vascular
endothera
cem
Virus Dengue PATOFLOWDIAGRAM
Masuk kedalam tubuh
Gigitan nyamuk A Agepty
Leukosit ↑ -Demam
Viremia -Sakit kepala
-Nyeri otot
-Pegal, seluruh badan
Reaksi antigen -Timbul ruam/petekre
IgM, IgG  positif
antibodi -Hepatomegali
-Sptomegali

Pengaktikan system
Agregasi trombosit
komplemen

Fungsi dari trombosit menbalami


Pelepasan zat kerusakan (metaforsis)
anafilatoksin

Histamin & serotin Trombosit dianggap


keluar benda asing
Histamin & serotonin Trombosit dianggap
keluar benda asing

Dimusnahkan oleh system


Peningkatan Retikulo endoretial system
permeabilitas kapiler (RES)

Perpindahan cairan dari Trombosit openia


intravaskuler ke ekstravaskuler

-Perdarah gusi
Kebocoran Penuumpukan cairan di Perdarahan -Epitoksis
plasma Rongga paru, perut -Hemagtemeris
-Melena
Terjadinya HT ↑, HB ↑
hemo konsentrasi

Hipovolemik syok

Anoksia jaringan

Terjadi Metabolisme angerob

Asam laktat meningkat Asidoisi Metabolik


Asidosis Asidosis
Gambaran Klinis
a. Undifferentiated fever (sindrom infeksi virus)
• Demam tidak dapat dibedakan dengan
penyebab virus lain.
• Demam disertai kemerahan berupa
makulopapular, timbul saat demam reda.
• Gejala dari saluran pernapasan dan saluran
cerna sering dijumpai
b. Demam dengue (DD)
Anamnesis: demam mendadak tinggi, disertai nyeri kepala, nyeri otot &
sendi/tulang, nyeri retro-orbital, photophobia, nyeri pada punggung, facial
flushed, lesu, tidak mau makan, konstipasi, nyeri perut, nyeri tenggorok, dan
depresi umum.
Pemeriksaan fisik
• Demam: 39-40°C, berakhir 5-7 hari
• Pada hari sakit ke 1-3 tampak flushing pada muka (muka kemerahan), leher,
dan dada
• Pada hari sakit ke 3-4 timbul ruam kulit makulopapular/rubeolliform
• Mendekati akhir dari fase demam dijumpai petekie pada kaki bagian dorsal,
lengan atas, dan tangan
• Convalescent rash, berupa petekie mengelilingi daerah yang pucat pada
kulit yg normal, dapat disertai rasa gatal
• Manifestasi perdarahan
– Uji bendung positif dan/atau petekie
– Mimisan hebat, menstruasi yang lebih banyak, perdarahan saluran cerna
(jarang terjadi, dapat terjadi pada DD dengan trombositopenia)
C. Demam berdarah dengue Terdapat tiga fase dalam perjalanan penyakit, meliputi fase
demam, kritis, dan masa penyembuhan (convalescence, recovery)
Fase demam
Anamnesis
• Demam tinggi, 2-7 hari, dapat mencapai 40°C, serta terjadi kejang demam. Dijumpai facial
flush, muntah, nyeri kepala, nyeri otot dan sendi, nyeri tenggorok dengan faring hiperemis,
nyeri di bawah lengkung iga kanan, dan nyeri perut.
Pemeriksaan fisik
• Manifestasi perdarahan
– Uji bendung positif (≥10 petekie/inch2) merupakan manifestasi perdarahan yang paling
banyak pada fase demam awal.
– Mudah lebam dan berdarah pada daerah tusukan untuk jalur vena.
– Petekie pada ekstremitas, ketiak, muka, palatum lunak.
– Epistaksis, perdarahan gusi
– Perdarahan saluran cerna
– Hematuria (jarang)
– Menorrhagia
• Hepatomegali teraba 2-4 cm di bawah arcus costae kanan dan kelainan fungsi hati
(transaminase) lebih sering ditemukan pada DBD.
DBD
• Hemostasis yang tidak normal, perembesan
plasma (khususnya pada rongga pleura dan
rongga peritoneal), hipovolemia, dan syok,
karena terjadi peningkatan permeabilitas
kapiler.
• Perembesan plasma yang mengakibatkan
ekstravasasi cairan ke dalam rongga pleura dan
rongga peritoneal terjadi selama 24-48 jam.
• Fase kritis Fase kritis terjadi pada saat perembesan plasma yang berawal
pada masa transisi dari saat demam ke bebas demam (disebut fase time of
fever defervescence) ditandai dengan,
• Peningkatan hematokrit 10%-20% di atas nilai dasar
• Tanda perembesan plasma seperti efusi pleura dan asites, edema pada
dinding kandung empedu. Foto dada (dengan posisi right lateral decubitus =
RLD) dan ultrasonografi dapat mendeteksi perembesan plasma tersebut.
• Terjadi penurunan kadar albumin >0.5g/dL dari nilai dasar / <3.5 g% yang
merupakan bukti tidak langsung dari tanda perembesan plasma

Tanda-tanda syok:
• Gelisah sampai terjadi penurunan kesadaran, sianosis, nafas cepat, nadi
teraba lembut sampai tidak teraba.
• Hipotensi, tekanan nadi ≤20 mmHg, dengan peningkatan tekanan diastolik.
• Akral dingin, capillary refill time memanjang (>3 detik).
• Diuresis menurun (< 1ml/kg berat badan/jam), sampai anuria.
• Komplikasi berupa asidosis metabolik, hipoksia, ketidakseimbangan
elektrolit, kegagalan multipel organ, dan perdarahan hebat apabila syok
tidak dapat segera diatasi.
d. Expanded dengue syndrome
Manifestasi berat yang tidak umum terjadi meliputi organ seperti hati,
ginjal, otak,dan jantung.
Kelainan organ tersebut berkaitan dengan infeksi penyerta,
komorbiditas, atau komplikasi dari syok yang berkepanjangan.
Diagnosis Diagnosis DBD/DSS ditegakkan berdasarkan kriteria klinis dan
laboratorium (WHO, 2011). Kriteria klinis
• Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus-
menerus selama 2-7 hari
• Manifestasi perdarahan, termasuk uji bendung positif, petekie,
purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis,
dan/melena
• Pembesaran hati
• Syok, ditandai nadi cepat dan lemah serta penurunan tekanan nadi
(≤20 mmHg), hipotensi, kaki dan tangan dingin, kulit lembab, dan
pasien tampak gelisah.
Test Diagnostik
Kriteria laboratorium
• Trombositopenia (≤100.000/mikroliter) Rumple Leed
• Hemokonsentrasi, dilihat dari peningkatan
hematokrit ≥ 20% dari nilai dasar / menurut
standar umur dan jenis kelamin
Diagnosis DBD ditegakkan berdasarkan,
• Dua kriteria klinis pertama ditambah
trombositopenia dan hemokonsentrasi/
peningkatan hematokrit ≥ 20%.
• Dijumpai hepatomegali sebelum terjadi
perembesan plasma
• Dijumpai tanda perembesan plasma
– Efusi pleura (foto toraks/ultrasonografi)
– Hipoalbuminemia
• Perhatian
– Pada kasus syok, hematokrit yang tinggi
dan trombositopenia yang jelas,
mendukung diagnosis DSS.
– Nilai LED rendah (<10mm/jam) saat syok
membedakan DSS dari syok sepsis
L.---i:
Klasifikasi DHF
TabelL Derajaili: D BD b e r d as a rlka n k las i fi k a si W H O 2011

DD/DBD De ra ja t Tanda dan g,e j a la ILa bo r a t o r-i u m i


DD Dem.am d is e rt a i m i n im a l dengan 2 gejal a • Le u ko p e n ia (i u m la h
3
• Nye r i k e p a la rne u ko s iit 4 0 0 0s e l/ mm )

• Nye r i r,e tJro -o rb it a l • T rn m bo s i to pe n ia {.iu m la lh


• Nye r i o t o t tm m lbo s it <1 0 0 . 0 0 0
3

• Nye r i se n d i/ t u l a n g
s e l/ m m )

• Ruam k u l it m a k u lo pa p u la r • P.e n in,gka t ,a n h e m a t o k rit


• Man ife s t a si pe rd a rah an ( 5% - 1 0 % )

• T id a k ada t a n d a peremlbesan pla s m a • 7fidak ada b u kti


p e rem b e-sa n p las m a
DBD Dem.am d a n m a n iFe s t as i p e rd a ra h a n {u ji T m m bo s i t o p e n ia <1 0 0 . 0 0 0
b e n d u n g p os it if) d a n t a n d a p e re m b es a n sel/mm'\ peningkatan hematoh U
p l as m a 20%
DBD II Se p e·rt i d e ra ja t [ d it a m ba h pe rd a r.ah a n Tm m bo sito p en ia <1 0 0. 0 0 0
s po n t a n se l/ m m 3; pe n in g ka t .an h e m a t oh U
20%
DBD * Ill Se p e·rt i d e ra ja t [ a t a u II d it a m b a h ke ,gaga la n Tm mbositopen ia <100.000
s ir k u la s i (na d i lle m a h,. t e k a n a n n a d i 20 sel/mm ; peningkat.an he mat oh U
3

mmHg, hi po t e ns i, g e lisa h , d i u re-s is menurun 20%


DBD * IV Syo k h e b a t d e n g a n t e ka n a n d a ra h dan nadi Tm mbo sito p en ia <1 0 0. 0 0 0
yang tid.ak te rd e t ,e ,ks i se l/ m m 3; peningkat.an he mat oh U
20%
Dia g no sis in f,e ,ks i d e n g ue :
Gejala k insi + t m m bo sit o p e n ia + h e m o ko ns e n t ra si, d iko n fiirm a s i d e ng a n d e t e ks i' a ntJ g e n v i r usd e n g ue ( NS -1 )
ata u da n u ji se ro lo g i' anti dengue po s iit if
( lg M a nt i' d e n,gue ata u l,gM/ 1:g G a nt i de n,gue pos it if}
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan darah perifer, yaitu hemoglobin, leukosit, hitung jenis, hematokrit, dan trombosit.
• Antigen NS1 dapat dideteksi pada hari ke-1 setelah demam dan akan menurun sehingga tidak
terdeteksi setelah hari sakit ke-5-6.
– Deteksi antigen virus ini dapat digunakan untuk diagnosis awal menentukan adanya
infeksi dengue, namun tidak dapat membedakan penyakit DD/DBD.
• Uji serologi IgM dan IgG anti dengue
• Antibodi IgM anti dengue dapat dideteksi pada hari sakit ke-5 sakit, mencapai puncaknya pada
hari sakit ke 10-14, dan akan menurun/ menghilang pada akhir minggu keempat sakit.
• Antibodi IgG anti dengue pada infeksi primer dapat terdeteksi pada hari sakit ke-14. dan
menghilang setelah 6 bulan sampai 4 tahun. Sedangkan pada infeksi sekunder IgG anti dengue
akan terdeteksi pada hari sakit ke-2.
• Rasio IgM/IgG digunakan untuk membedakan infeksi primer dari infeksi sekunder. Apabila rasio
IgM:IgG >1,2 menunjukkan infeksi primer namun apabila IgM:IgG rasio <1,2 menunjukkan
infeksi sekunder
Komplikasi
Demam Dengue
Perdarahan dapat terjadi pada pasien dengan ulkus peptik,
trombositopenia hebat, dan trauma.
Demam Berdarah Dengue
• Ensefalopati dengue dapat terjadi pada DBD dengan atau
tanpa syok.
• Kelainan ginjal akibat syok berkepanjangan dapat
mengakibatkan gagal ginjal akut.
• Edema paru dan/ atau gagal jantung seringkali terjadi akibat
overloading pemberian cairan pada masa perembesan
plasma
• Syok yang berkepanjangan mengakibatkan asidosis metabolik
& perdarahan hebat (DIC, kegagalan organ multipel)
• Hipoglikemia / hiperglikemia, hiponatremia, hipokalsemia
akibat syok berkepanjangan dan terapi cairan yang tidak
sesuai
Penatalaksanaan
Demam + tersangka dengue
perdarahan, nyeri kepala, nyeri ret ro,o rbit a l nyeri otot nyeri sendi, ruam kuUt
J.
J.-.- - - - 1 1!.J ji bend ung 1- - - - -l ,
r-·----il Demam< 3 ha ri +-1---i I Dema 3 ha ri

I Kegawatan/syok (+) I Kegawatan/syok H I DPl-----.

• DPL
l •


1
!
Pe rt im bc1n g k:an DPLawc1I
Ed ukasi ke l uc1rga
Perc1watc1n d i rum ah
ll e uiko pe n ic1
dlc1n/ ata u
tro mbosito pe nia
Le u ko pe nia
tan11a
tro m hos ito pe ni a
• Gu la darn h
• F0Uow u11 tiap h1c1ri
• Pertimbangkan resusita s i
ca irn n IV/ ko re 'ks i
c111a b ila pe rlu i Kegc1watan i
d e h id ra si I Tidakada I I Adc1 I I Adc1 I T ida k ad a
• IDD/ pe ny c1'kit la in
• !Mo nito r tergantung dic1g
• 1De ma m <2 ha r1i, jarang Pasie n M-on ito r/, ra wa t
kemu ng kina n DSS ris iko Pe rt im bc1ng 'ka n ca ira n IV
ti nggi Mo nito r dengue

Gambar 3. Jalur t11iase ka.sus tersangka infeksidengue (WHO 2011)


Sumber:World Hearth Organization-South East Asi:a Regional Office_Comprehensive Guidelines for Prevention and Control of Dengue and
DengueHemorrhagic Fever_ India: WHO: 2011dengan moditikasL
Tanda vital tidak stabil
Volume uri n berku rang
Tanda syok (DBID der Ill}*
r Be rika n oksigen via masker/kateter
+ Penggantia n vo lume cairan segera kirista ,I old l0ml/kg BB/jam, 1-2 Ja m.
1 l
Pada syok lama (DBD d@r IV) vo t,u m@ 20ml/kgBB/]iam,
Perbaika n .10-1:5 memit:. Apab ila, membaik kurangl menjadl Tidak ada p,er b aikan
10ml/kgBB/ja m

!
Kurangi volume caira n
Periksa ABCS dan koreksl

be rt u rut-t ururt 1:0 m l, 7 m l 5ml, 3ml,


1

1,5m1/kgBB/ja m se be l um :se la njut ny.a


d ikura ngi untuk mempertahiankan
aksesvena teta p te rbuka
fl Hct meningkat
- - - - - -
Hctmenurun
Transfu si darah l0ml/kgBB/jam
Ko lo i d IV W ho le b lood 10 m l/' kg8 B/ ja m a ta u
(dextran 40) PRC 5ml/kgBB/jam
Perbaikan
L .-------- - - P-e-rb-a-ikan-- -

IKu ra ngi vo lum e cairan


- ---,µ

Stop p,emberi an
bertu rut-t ur urt 10 ml, 7 ml 5ml, 3 m l,
1
caira n 2.4-48 jam 1,Sml/kgBB/j,am se belum s e la n jut ny.a
d ikura ngi untuk mempertahankan
aksesvena tetap terbuka

Gambar 4. Tat a laksana DBD denga:n syok (DS,S)


Sumber:World Health Organization-South EastAsra Regional Office_Comprehensive Guide1ines for Prevention and Control of Dengue and
DengueHemorrhagic Fever_ India: WHO: :2011dengan modifikasi.
Keperawatan
Pengawasan tanda – tanda vital secara kontinue tiap jam
• Pemeriksaan Hb, Ht, Trombocyt tiap 4 Jam
• Observasi intik output
• Pada pasienDHF derajat I : Pasien diistirahatkan, observasi tanda vital tiap
3 jam , periksa Hb, Ht, Thrombosit tiap 4 jam beri minum 1 ½ liter – 2
liter per hari, beri kompres
• Pada pasien DHF derajat II : pengawasan tanda vital, pemeriksaan Hb, Ht,
Thrombocyt, perhatikan gejala seperti nadi lemah, kecil dan cepat, tekanan
darah menurun, anuria dan sakit perut, beri infus.
• Pada pasien DHF derajat III : Infus guyur, posisi semi fowler, beri o2
pengawasan tanda – tanda vital tiap 15 menit, pasang cateter, obsrvasi
productie urin tiap jam, periksa Hb, Ht dan thrombocyt.
1. Resiko Perdarahan
– Obsevasi perdarahan : Pteckie, Epistaksis, Hematomesis
dan melena
– Catat banyak, warna dari perdarahan
– Pasang NGT pada pasien dengan perdarahan tractus Gastro
Intestinal

2. Peningkatan suhu tubuh


– Observasi / Ukur suhu tubuh secara periodik
– Beri minum banyak
– Berikan kompres
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan
 Kebersihan lingkungan tempat tinggal, suka menampung air bersih
 Rumah yang berdempetan
 Pembuang barang-barang bekas, sampah, kaleng
 Ada yang terkena demam berdarah di sekitar tempat tinggal
 Adakah riwayat panas, demam mendadak 2-7 hari
 Kebiasaan baju bergantungan
Pola nutrisi dan metabolik
 Anoreksia, BB menurun, mual, muntah, perabaan dingin
 Demam, bibir dan mukosa kering, batuk ringan, berkeringat
 Hepatomegali, Splenomegali, hematemesis, petekie
 PF: turgo kulit tidak elastis, capillary refill 3 detik
Pola eliminasi
 Melena, hematuria. Konstipasi, diare
 Oliguria ( produksi urine menurun kurang dari 30 ml/jam)
Pola aktivitas dan latihan
 Malaise, nyeri otot dan sendi, pegal,pegal seluruh tubuh, nyeri punggung, nadi cepat
dan lemah, sianosis daerah bibir dan ekstermitas, akral dingin, epistaksis
 Lemas, mudah lelah, hipotensi, pusing bila beraktivitas
Pola tidur dan istirahat
 Sulit tidur karena nyeri ulu hati
 Demam, berkeringat saat tidur
 Gelisah
a. Pola persepsi kognitif dan sensorik
 Sakit kepala, nyeri otot dan persendian
Diagnosa Keperawatan

• Kekurangan volume cairan didalam tubuh berhubungan dengan


perpindahan cairan intravaskuler ke estravaskuler.
• Risiko tinggi pendarahan b.d penurunan jumlah trombosit
(trombositopenia)
– Risiko terjadinya syok hipovolemik b.d peningkatan permeabilitas
kapiler
– Perubahan pola nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual,muntah,
dan anoreksia
– Nyeri epigastrik b.d peningkatan sekresi asam lambung
– Hipertemi b.d proses infeksi virus dengue
– Intoleransi dalam beraktifitas b.d kelemahan fisik
Kekurangan volume cairan didalam tubuh berhubungan
dengan perpindahan cairan intravaskuler ke
Hasil yang diharapkan:
estravaskuler.
- Klien tidak mengalami volume kekurangan cairan vaskuler yang ditandai dengan tanda vitalstabil dan dalam
batas normal misalnya: klien tidak panas lagi (suhu 36-37 C)
- Turgo kulit elastis
- Output seimbang, balance seimbang
- Produk urine 30ml/jam
Intervensi Keperawatan:
• Observasi tanda-tanda vital: S, N, P, TD. R/ Acuan penilaian keadaan umum dan kesadaran klien
• Observasi tanda-tanda syok seperti lemas, nadi cepat lemah, hipotensi, sianosis bibir dan ekstermitas, akral
dingin
R/ Agar dapat segera dilakukan tindakan atau penaganan lebih awal syok yang dialami klien.
• Kaji tanda dan gejala kurang volume cairan: selaput mukosa, rasa haus. R/ Deteksi dini kurangnya volume
cairan.
• Monitor dan catat cairan masuk dan keluar: minum dan urine per jam. R/ Mengetahui keseimbangan cairan
masuk dan keluar.
• Beri minum yang cukup dan sesuaikan dengan jumlah cairan infus. R/ Minum cukup untuk menambah volume
cairan dan sesuaikan dengan cairan infuse untuk mencegah terjadinya kelebihan cairan.
• Kolaborasi dengan dokter untuk pemeriksaan laboratorium: darah ( Bb, ht, Trombosit). R/ Untuk
memantau perkembangan hasil darah klien.
Risiko tinggi pendarahan b.d penurunan jumlah
trombosit (trombositopenia)

Hasil yang diharapkan:


- Tidak terjadi perdarahan lebih lanjut, jumlah trombosit meningkat dalam batas normal ( 150.000-
450.000/ul).
Intervensi Keperawatan:
• Monitor tanda-tanda penurunan tombosit yang disertai tanda-tanda klinis seperti: epistaksis, perdarahan
pada gusi, Hb, Ht meningkat, trombosit menurun. R/ Penurunan jumlah trombosit merupakan tanda-tanda
adanya kebocoran pembuluh darah yang pada tahap tertentu dapat menimbulkan tanda-tanda klinis
• Anjurkan klien untuk banyak istirahat .R/Aktivitas yang tidak terkontrol dapat menyebabkan terjadinya
Pendarahan
• Anjurkan pada klien untuk mencegah terjadinya perlukaan atau perdarahan dengan menggunakan sikat
gigi yang lembut memelihara kebersihan mulut . R/ Menghindari terjadinya perdarahan atau perlukaan
pada gusi
• Beri penjelasan pada klien dan keluarga untuk segera melaporkan bila terjadi tanda-tanda perdarahan
seperti: hematemesis, melena. R/ Keterlibatan keluarga dengan segera melaporkan terjadinya perdarahan
akan membantu klien mendapat penanganan sendi mungkin
• Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian anti koagulan. R/ Menghentikan perdarahan yang panjang

Risiko terjadinya syok hipovolemik b.d
peningkatan permeabilitas kapiler
Hasil yang diharapkan:
- Tanda vital stabil dalam batas normal ( TD:120/80mmHg, S:36  C, N: 60-100x/menit, P: 12-20x/menit)
- Perfusi jaringan baik, akral hangat, tidak sianosis
Intervensi keperawatan:
• Monitor keadaan umum klien. R/ Untuk segera mengetahui jika terjadi tanda-tanda presyok/syok sehingga
dapat segera diatasi
• Observasi TTV tiap 4 jam. R/ Tanda-tanda vital dalam batas normal menandakan keadaan umum klien
baik, dan untuk memastikan tidak terjadi presyok/ syok
• Anjurkan pada klien dan keluarga untuk segera melaporkan jika ada tanda pendarahan. R/ Keterlibatkan
keluarga sangat membantu tim perawat untuk segera melakukan tindakan yang tepat.
• Segera puasakan bila terjadi perdarahan saluran pencernaan. R/ Mengistirahatkan saluran pencernaan
untuk sementara selama perdarahan berasal dari saluran pencernaan
• Monitor dan catat intake, output perdarahan yang terjadi dan produksi urine. R/ Untuk mengetahui jumlah
perdarahan dan keseimbangan cairan tubuh
• Kolaborasi dalam pemberian transfusi sesuai dengan program medik dokter. R/ Untuk menggantikan
volume darah serta komponen darah yang hilang
Hipertemi b.d proses infeksi virus dengue

Hasil yang diharapkan:


- Suhu tubuh normal (36-37C)
- Klien mengatakan tidak panas lagi
- Klien bebas dari demam yang ditandai dengan kulit teraba panas
Intervensi Keperawatan
• Kaji saatnya timbul demam. R/ Untuk mengidentifikasi pola demam klien
• Observasi TTV tiap 4 jam(S,N.TD.P) . R/ Mengetahui keadaan umum klien
• Beri kompres hangat .R/ Menurunkan suhu tubuh melalui konveksi dan evaporasi
• Catat dan pantau intake dan output. R/ Mengetahui keseimbangan cairan tubuh
• Anjurkan untuk minum air putih 2-3 liter/hari.R/ Mengganti cairan yang hilang melalui penguapan
dan keringat
• Beri penjelasan terhadap penyebab demam. R/ Meningkatkan pengetahuan klien dan keluarga dan
mengurangi kecemasan
• Monitor dan catat intake dan output dan berikan caiaran intravena sesuai program medik ( infuse
RL atau NaCL 0,9 %). R/ Memberi therapy cairan yang tepat
• Kolaborasi dengan dokter pemberian obat antipiretik. R/ Untuk menurunkan suhu tubuh
Perubahan pola nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
mual,muntah, dan anoreksia
Hasil yang diharapkan:
Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi ditandai dengan :
- Klien tidak mengeluh mual, muntah Nafsu makan klien meningkat dalam waktu 2-3 hari
- BB meningkat Klien mampu menghabiskan makanan yang di sediakan

Intervensi keperawatan
• Kaji keluhan mual, muntah dan tidak nafsu makan yang dialami klien. R/ Untuk menetapkan cara mengatasinya
• Kaji pola makan klien, catat porsi makan yang dihabiskan setiap hari sehabis maka .R/ Mengetahui intervensi
yang tepat dan kecukupan nutrisi klien
• Beri makan porsi kecil tapi sering dan hangat. R/ Meningkatkan nafsu makan, mengurangi mual
• Timbang BB tiap seminggu sekali .R/ Mengetahui peningkatan BB dan mengetahui kecukupan nutrisi
• Dampingi dan Bantu klien saat makan dan dorong pasien agar mau menghabiskan makanan yang dihabiskan.
R/ Agar klien merasa diperhatikan sekaligus mengobservasi kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhan
nutrisi
• Ajarkan tehnik nafas dalam bila mual. R/ mengurangi mual dan meningkatkan asupan Makanan
• Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat mual, antiemetik. R/ Membantu mengurangi rasa mual dan
muntah
• Kolaborasi dengan ahli gizi. R/ Untuk pemberian diit yang tepat
Intoleransi dalam beraktifitas b.d kelemahan fisik

Hasil yang diharapkan:


- Klien dapat mandiri untuk mandi, makan, eliminasi, menggunakan pakaian dan kerapihan pakaian tanpa bantuan
orang lain
Intervensi Keperawatan
• Observasi TTV tiap 4 jam. R/ Kelelahan dapat meningkatkan frekuensi nadi, TD, P
• Observasi keluhan klien tentang aktivitas. R/ Untuk mengidentifikasi masalah klien
• Bantu klien memenuhi kebutuhan akrivitasnya sehari-hari. R/ Bantuan sangat diperlukan dalam kondisi lemah
• Dekatkan barang- barang diperlukan klien. R/ Membantu memenuhi kebutuhan sendiri
• Menyiapkan bel di dekat klien. R/ Agar klien dapat segera meminta bantuan perawat saat membutuhkan
• Anjurkan pada klien jangan memaksa beraktivitas bila pusing atau kelelahan. R/ Mencegah
terjadinya kecelakaan dalm beraktivitas
• Libatkan keluarga agar memenuhi kebutuhan sehari-hari klien. R/ Memberi dukungan pada klien dalam
memenuhi kebutuhan seharhari
Discharge Planning

1) Gerakan 3M
 Menguras tempat-tempat penampungan air secara teratur tiap minggu, taburkan bubuk abate ke
dalamnya
 Menutup rapat-rapat tempat penampungan air
 Mengubur/ menyingkirkan barang-barang bekas/ plastic
2) Penyemprotan/ Fogging (pengasapan)
3) Penyuluhan tentang tanda dan gejala awal DHF, demam, mual, muntah. Petekie
diseluruh badan
- Penjelasan tentang pentingnya tindakan awal:
 Banyak minum 2-3 liter/hari
 Kompres hangat
 Segera ke dokter/puskesmas
 Kewaspadaan, laporkan segera ke RT/RW adanya wabah
iscard Planning
•Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai