Anda di halaman 1dari 77

FAAL

DARAH & SISTEM LIMFOID


FAAL DARAH
DARAH
TERDIRI DARI:
1. PLASMA • Volume: ± 8% dari berat tubuh
• Wanita: 5 Liter
• Pria: 5,5 Liter

2. KOMPONEN SELULAR

• Volume sel darah dibandingkan


dengan volume darah total 
HEMATOKRIT
• Wanita: 42%
• Pria: 45%
FUNGSI PLASMA Media transpor
bahan organik &
inorganik
Menuju target organ
Absorpsi dan yang sesuai

distribusi panas
tubuh

Komposisi plasma
90% air, sisanya zat
terlarut (next slide)
KOMPOSISI PLASMA
Organik :
• Protein (6-8%),
• Nutrien (glukosa, asam amino, lemak, vitamin)
• Zat sisa (kreatinin, bilirubin, urea)
• Gas terlarut (O2,CO2)
• Hormon

Inorganik (1%, Na+, Cl -, HCO3-,K+,Ca2+,dll)


• Fungsi :
• Eksitabilitas membran
• Distribusi osmotik cairan ECF-Sel
• Buffer pH

Protein plasma : 6-8% berat total plasma


PROTEIN PLASMA
KOMPOSISI

FUNGSI: ALBUMIN FIBRINOGEN


1. Tekanan koloid
• Paling banyak
osmotik  • F(x): tekanan osmotik koloid, • Faktor pembekuan darah
mencegah mengikat bahan yang sulit larut
dalam plasma (bilirubin, garam
hilangnya plasma empedu, penisilin)
dari kapiler ke
jaringan interstitial, GLOBULIN
membantu
mempertahankan
volume plasma.
2. Buffer pH

Alpha Beta Gamma


ALPHA, BETA, GAMMA GLOBULIN

ALPHA & BETA


• Mengikat bahan yg sulit larut  transpor
• Terlibat dalam pembekuan darah
• Inaktif  diaktifkan oleh input regulasi spesifik
(angiotensinogen  angiotensin)

GAMMA
• Imunoglobulin  Pertahanan tubuh
ERITROSIT Di dalamnya terdapat HEMOGLOBIN

• Struktur: pipih, discus dengan indentasi di bagian tengah pada kedua sisi (bikonkaf)
• Diameter: 8 mikrometer, ketebalan: 2 mikrometer di tepi, 1 mikrometer di tengah
• Setiap ml darah = 5 miliar eritrosit  5 juta/mm3
• Usia hidup : 120 hari
• Tidak punya DNA, RNA, ribosom
• Semakin tua usia eritrosit  membran plasma menjadi rentan dan mudah ruptur  dibawa ke limpa

Struktur dari eritrosit ini memberikan kelebihan, yaitu:


• Bikonkaf  permukaan lebih luas
• Tipis  Difusi O2 lebih mudah
• Membran fleksibel  bisa mengkerut sehingga dapat melewati kapiler kecil
HEMOGLOBIN
• Terdiri dari Heme dan Globin
• Berikatan dgn O2  kemerahan
• Rendah O2  kebiruan
• Dapat pula berikatan dengan :
• Karbondioksida
• Ion hidrogen dari asam karbonat  buffer pH
• Karbonmonoksida  polusi udara  menempati posisi oksigen
• Nitric oxide  dilatasi arteriol lokal
• Fungsi :
1. Transpor O2
2. Transpor CO2
3. Buffer pH
• Enzim penting :
1. Enzim glikolitik  energi untuk mekanisme transpor aktif
2. Karbonik anhidrase  konversi CO2 menjadi HCO3-  transpor CO2
ERITROPOIESIS

• Di sumsum tulang : pada dewasa


di sternum, costa, pelvis, tulang
panjang
• Asal : undifferentiated
pluripotent stem cells
• Faktor regulasi : eritropoietin dari
ginjal
CONDITIONS RELATED TO ERYTHROCYTES AND PLASMA
CONDITIONS RELATED TO ERYTHROCYTES AND PLASMA

ANEMIA POLISITEMIA

• Hb <, Ht < • Ht > , Peningkatan jumlah


• Penyebab : eritrosit
• Nutrisi  Defisiensi Fe • Primer  kondisi
• Pernisiosa  gangguan menyerupai tumor pada
absorbsi B12 sumsum tulang
• Aplastik  sumsum tulang • Sekunder  mekanisme
tidak bisa memproduksi adaptasi oleh eritropoietin
• Renal <eritropoietin untuk meningkatkan
kapasitas pengangkutan O2
• Hemoragik
(Terjadi pada org yg tinggal di
• Hemolitik , contoh : dataran tinggi)
malaria, sickle cell • PolisitemIa relatif  pada
dehidrasi
GOLONGAN DARAH
• ABO system : A, B, AB, O
• Variasi sistem lain  Rh system: Rh+ dan Rh -
• Tergantung pada marker karbohidrat di permukaan eritrosit  antigen
permukaan
• Maka dari itu sebelum donor darah selalu dilakukan pemeriksaan: golongan
darah, rhesus, dan cross match
• Cross-match  23 sistem antigen eritrosit lainnya yg bersifat minor
REAKSI TRANSFUSI

• Transfusi dengan golongan darah yang tidak


cocok  reaksi antigen donor dengan
antibodi resipien
 aglutinasi & hemolisis
 sumbatan pemb darah & gagal ginjal
ERITROBLASTOSIS FETALIS
(HEMOLYTIC DISEASE OF THE NEWBORN)
LEUKOSIT
• Berperan dalam sistem imunitas tubuh • Kecepatan produksi tergantung kebutuhan 
• Imunitas  kemampuan tubuh untuk menahan messenger di jaringan, contohnya GC-SF
atau mengeliminasi bahan asing berbahaya (granulocyte colony stimulating factor)
atau sel abnormal • Jumlah normal : 5000-10.000/mm3 
• Sistem imun berperan dalam : hanya yg terdapat di sirkulasi
1. Pertahanan terhadap patogen
2. Mengidentifikasi dan
• Sintesis PMN dan
menghancurkan sel kanker
monosit: bone
3. “Clean up crew” untuk sel rusak dan marrow
PMN MN
debris jaringan • Sintesis Limfosit:
• Sifatnya: jaringan limfoid
1. Seek out and attack (tonsil, nodus
limfatikus)
2. Mampu keluar dari pembuluh darah
3. Tidak berwarna
4. Bervariasi dalam struktur, fungsi
dan jumlahnya
FUNGSI LEUKOSIT
NEUTROFIL
• Fagosit (intrasel), NETs (neutrophil extracellular traps) di ECF, membersihkan debris jaringan
•Pertahanan pertama terhadap invasi bakteri
•Netrofilia infeksi bakteri akut

EOSINOFIL
•meningkat pada alergi dan infeksi parasit

BASOFIL
•paling sedikit, sintesis histamin (pada reaksi alergi) dan heparin (antikoagulan)

MONOSIT
•fagosit, setelah berada di jaringan disebut makrofag
• Usia: bulan-tahunan

LIMFOSIT
•Limfosit B  produksi antibodi
• Limfosit T  melepaskan zat kimia yang mematikan sel
•Usia: 100-300 hari
SUMMARY
SISTEM LIMFOID
SISTEM LIMFOID
• AKA sistem imun; terdiri dari JARINGAN LIMFOID dan ORGAN
LIMFOID, dapat juga ditemukan bersama dengan sel plasma dan
makrofag, yang dibentuk oleh limfosit yang tersebar di seluruh
tubuh, terutama di daerah yang sering kontak dengan dunia luar.

• FUNGSI: Melindungi tubuh terhadap invasi oleh organisme patogen dan


zat asing
• Sel imun dapat membedakan diri sendiri ( self ) dari yang bukan diri
sendiri ( nonself ) atau benda asing, dan dapat mengadakan
penghancuran atau inaktivasi benda asing tersebut.
Berdasarkan fungsi, jaringan
limfoid dibagi menjadi

Tempat diferensiasi limfosit; thymus → Tempat menampung limfosit matur →


limfosit T dan sumsum tulang → limfosit “imunokompeten”. Sel dan serabut
B. Banyak sel limfoid, sedikit makrofag retikuler sebagai stroma. E.g. nodus
dan serabut retikuler, anyaman sel stelat lymphaticus, limpa (spleen/lien), dan
sebagai stroma tonsilla.

Jaringan limfoid primer/sentral Jaringan limfoid sekunder/perifer


Berdasarkan susunan histologis,
jaringan limfoid dibagi menjadi
Terdiri dari limfosit (terutama), makrofag,
Lapisan di bawah epitel, dibentuk oleh
dan sel plasma. Terkumpul dalam
limfosit, sel plasma, makrofag, sel retikuler,
struktur bulat; nodulus, dapat ditemukan
dan serabut retikuler; pertahanan tubuh
di membran mukosa visera (e.g. GIT &
terhadap invasi mikroorganisme. E.g. GIT,
RT). Dapat juga sebagai organ berkapsul ;
RT, UGT.
organ limfoid.

Jaringan limfoid longgar (diffuse) Jaringan limfoid padat (dense)


Jaringan limfoid padat

Nodulus di membran mukosa → MALT


( Mucose Associated Lymphoid Tissue )
merupakan bangunan sementara →
timbul hilang; sebagai tempat proliferasi
limfosit. Bagian tengah ada limfosit
muda besar inti pucat → centrum
germinativum. Organ limfoid berkapsul
→ thymus, lien, tonsil, nodus limfatikus
Unsur-unsur yang berperan dalam reaksi
imunologis

Subtansi-substansi
Unsur selular Organ limfoid
lain
Sel-sel jalur limfoid Nodus limfatikus, Immunoglobulin,
→ limfosit, sel NK, lien, thymus, dan komplemen, dan
dan seluruh tonsil sitokin/interleukin
jajarannya
Unsur Selular

Limfosit Sel plasma Sel NK

Sel fagosit Antigen presenting


mononuklear cells Sel polimorfonuklear
Limfosit B
Primary Immune Response → Limfosit B kontak
dengan antigen → aktif → proliferasi dan diferensiasi
→ sel plasma → membuat antibodi

Secondary Immune Response → Limfosit B aktif →


membentuk sel limfosit yang lebih kecil → sel
memori B → kontak ke-dua kali → proliferasi dan
produksi antibodi banyak

Limfosit B punya reseptor imunoglubulin →


150.000 molekul IgM/sel khusus antigen spesifik →
thymus dependent antigen → hanya dapat
mengaktifkan limfosit B dengan bantuan limfosit T
Limfosit T
Merupakan sel imun dengan jumlah terbanyak → 65 - 75% dari
limfosit darah.

Berasal dari sumsum tulang dan berproliferasi di thymus.


Terprogram untuk bereaksi dengan antigen spesifik melalui
surface receptor dan membesar, berproliferasi, dan
berdiferensiasi menjadi (next slide).
Limfosit T

Killer T Helper T cells Memory T cells


cells/cytotoxic T (CD4+)
lymphocyte (CD8+)

Regulator T cells Amplifier T cells


Killer T Cells/Cytotoxic T Cells (CD8+)
Menghancurkan antigen menggunakan sebuah protein, yaitu perforin → menyebabkan
kebocoran membran sel antigen → ion K keluar dan ion Na dan air masuk → lisis.

Banyak ditemukan di jaringan pengikat longgar pada GIT dan RT → daerah paling sering
kontak.

Sel ini sangat motile (aktif bergerak).

Ukuran lebih besar dari jenis lainnya, sitoplasma lebih basofilik → banyak RNA.
Helper T Cells (CD4+) & Memory T cells
Helper T cells → spesifik Kontak dengan antigen →
limfosit T jadi killer T cells
Antigen kontak limfosit T →
dan memory T cells
T helper factor → aktivasi
limfosit B → sel plasma → Memory T cells →
mengeluarkan antibodi menyimpan info tentang
antigen spesifik → reaksi
lebih cepat
Regulatory T Cells & Amplifier T Cells

Mengatur imunitas selular Terdapat dalam thymus dan


dan humoral dan dapat lien untuk memelihara
menghambat kerja Helper T jumlah limfosit T dengan
Cell dan Killer T Cells. cara mengeluarkan sinyal
nonspesifik yang akan
Dulu disebut Suppressor T
menginduksi proliferasi sel
Cell
Sel Plasma
Limfosit B kontak antigen → aktivasi → proliferasi & diferensiasi →
memproduksi antibodi spesifik
Berukuran lebih besar dari limfosit, inti bulat eksentrik berkromatin
kasar seperti jari-jari roda, sitoplasma biru, tampak RER dan badan
golgi.
Natural Killer Cells
Tidak punya karakteristik molekul penanda seperti limfosit B dan T,
maka dulu disebut sel null, tetapi ternyata punya reseptor komplemen
dan Fc.
Membunuh sel yang terinfeksi virus dan sel kanker.
Mononuclear Phagocyte
Merupakan sel terbanyak kedua dalam sistem imun.

Menghancurkan antigen dalam fagolisosom atau dengan melepaskan enzim


bersamaan dengan Tumor Necrosis Factor. Sebagai Antigen Presenting Cell
untuk menunjukkan antigen ke limfosit.

E.g. Makrofag

Makrofag di paru → makrofag alveolar. Di hepar → sel Kupfer. Di glomerulus


→ sel mesangeal. Di otak → sel mikroglia. Di tulang → osteoclast. Di epidermis
→ sel Langerhans.

Beberapa berdiferensiasi menjadi sel dendritik yang terutama berfungsi


sebagai APC.
Antigen Presenting Cells
Sel yang menyajikan antigen kepada limfosit.
Sel akan mencerna protein asing dalam lisosom dan mengembalikan
bahan yang sudah lisis ke permukaan sel untuk ditunjukkan pada
limfosit → tidak semua antigen bekerja secara langsung terhadap
limfosit.
Polymorphonuclear Cells
Merupakan 60 - 70% dari jumlah leukosit dalam darah.

Merupakan garis pertahanan terdepan bersamaan dengan makrofag.

Juga berperan dalam proses inflamasi.

E.g. neutrofil, eosinofil, basofil


Organ Limfoid

Thymus Lien Nodus Limfatikus

Nodulus Limfatikus Tonsils Palatina


Thymus
Terletak di mediastinum (thorax)
setinggi pembuluh besar jantung; vena
cava superior et inferior, truncus
pulmonalis, vena pulmonalis, aorta.
Berukur sesuai umur; masa foetal - 2
tahun → 10 - 15g, usia 2 - pubertas →
30 - 40g, setelah itu akan mengalami
involusi (mengecil). Secara embriologis
berasal dari mesoderm dan ektoderm,
sedangkan organ limfoid lainnya
berasal dari mesoderm.
Thymus
Ciri histologis:

Dilapisi kapsula jaringan pengikat yang tergolong ke parenkim berupa septa (jaringan
pengikat interlobuler) dan membagi timus menjadi lobulus yang tidak sempurna. Tiap
lobulus memiliki korteks → lebih gelap, perifer dan medula → lebih terang, central.
Thymus
● Korteks

Terdiri atas timosit/limfosit T, terutama


limfosit T muda, sel epitel retikuler yang
tersebar, dan makrofag.

Tempat menyeleksi limfosit T; akan apoptosis


apabila autoreaktif.

Sel epitel retikuler akan menyelubungi


kelompok limfosit agar terpisah dari antigen
dan darah. Terbentuklah blood thymus barrier.
Thymus
● Medula

Tampak lebih pucat karena berisi sel epitel retikuler dan


limfosit besar dan sedang.

Ciri khasnya → badan hassal/corpusculum hassali →


bangunan sel epitel retikuler gepeng konsentris yang
berdegenerasi dan menjadi penuh dengan granula
keratohyalin dan filamen sitokeratin.

Sel epitel retikuler tidak membatasi pembuluh darah


dan limfosit dengan sempurna.
Thymus
● Vaskularisasi

Arteri menembus kapsula sampai ke korteks, kemudian bercabang menjadi arteriol


mengikuti septa jaringan ikat. Selanjutnya mempercabangkan kapiler yang
menerobos korteks secara melengkung hingga akhirnya sampai ke medula. Endotel
pada kapiler tidak berlubang dan lamina basalisnya tebal, memiliki prosesus halus
yang menembus lamina basalis sehingga dapat berkontak dengan sel epitel
retikuler.
Thymus
Di bagian korteks, kapiler dikelilingi oleh sel epitel retikuler yang membentuk blood
thymus barrier; perisit, lamina basalis pembuluh kapiler, sel endotel yang tidak
berpori, lamina basalis sel epitel retikuler, dan sel epitel retikuler.

Pembuluh darah vena meninggalkan medula mengikuti septa dan meninggalkan


timus melalui kapsula. Timus tidak mempunyai pembuluh limfe aferen dan tidak
mempunyai filter bagi cairan limfe seperti pada nodus limfatikus. Timus hanya
mempunyai pembuluh limfe eferen yang terletak dalam dinding pembuluh darah
dan pada septa jaringan ikat serta kapsula. Timus orang dewasa mempunyai
gambaran histologi yang sama dengan timus anak-anak hanya di beberapa tempat
diisi oleh jaringan lemak.
Thymus
Terjadi mitosis limfosit di korteks dan medula, namun lebih banyak di korteks. Kemudian
sel-sel itu akan berdiferensiasi menjadi limfosit T. Sedikit dari sel-sel itu akan keluar dari
timus menuju organ limfoid sekunder untuk maturasi, sedangkan sebagian besar limfosit
akan apoptosis dan difagositosis oleh makrofag.

Organ limfoid sekunder yang dituju:

● Zona paracortex/subcortical zone (korteks bagian dalam) nodus limfatikus


● Selubung periarterial pulpa alba (periarterial lymphoid sheath; PALS)
● Jaringan limfoid yang terdapat dalam Agmen Peyeri ileum

Daerah ini dinamakan thymus dependent zone


Thymus
Pengangkatan timus pada bayi baru lahir akan menyebabkan:

● Atropi organ-organ limfoid yang lain


● Tidak ada pembentukan limfosit T → hilangnya faktor pertumbuhan protein, yaitu
alfa timosin, timopoietin, timolin, dan faktor humoral timus.
● Tidak terdapat reaksi hipersensitivitas lambat (delayed hypersensitivity reaction)
● Tidak terjadi reaksi penolakan pada transplantasi

Bayi tersebut akan melemah dan akhirnya meninggal. Efek pengangkatan pada orang
dewasa tidak begitu nyata.
Thymus
Hormon-hormon yang memengaruhi timus:

● Adrenokortikosteroid → pengurangan jumlah limfosit dan kecepatan mitosis dan


atrofi lapisan kortikal timus
● Adrenokortikotropik hormon (ACTH) → merangsang aktivitas korteks adrenal
sehingga menyebabkan efek yang sama dengan adrenokortikosteroid
● Hormon seks → mempercepat involusi timus, tetapi kastrasi mempunyai efek
berlawanan
● Hormon pertumbuhan → perkembangan timus
Lien/Limpa

Merupakan organ limfatik terbesar, tempat pembentukan limfosit


aktif yang masuk ke darah dan destruksinya. Terletak dalam rongga
abdomen sebelah kiri atas. Berisi banyak sel fagositik.
Lien/Limpa
Gambaran histologis

Dibungkus oleh kapsula jaringan ikat padat, yang termasuk parenkim, yang membentuk
trabekula dan membagi parenkim limpa/pulpa limpa secara tidak sempurna.

Pada daerah medial, terdapat hilus yang menjorok yang merupakan tempat masuknya
arteri dan saraf dan tempat keluarnya vena. Jaringan pengikat pada kapsula dan trabekula
memiliki sedikit otot polos untuk mengeluarkan darah dari limpa.

Parenkim limpa dibentuk oleh jaringan retikuler berisi sel limfoid, makrofag, dan APC,
dan dibagi menjadi pulpa alba (putih) dan pulpa rubra (merah).
Lien/Limpa
Pulpa alba banyak mengandung nodulus limfatikus sehingga tampak putih, sedangkan
pulpa rubra terdiri dari bangunan memanjang Billroth Cord yang terdapat di antara
sinusoid.
Lien/Limpa
Vaskularisasi

A. lienalis masuk melalui hilus dan bercabang mengikuti trabekula sebagai a. Trabekularis.
Dari trabekula ke parenkim, yaitu daerah pulpa alba, arteri ini diselubungi limfosit-limfosit
(terutama limfosit T) yang disebut PALS; peri arterial lymphoid sheath, menjadi a.
centralis. Selubung tersebut sepanjang a. centralis akan membentuk nodulus limfatikus
dan bercabang-cabang untuk berhubungan dengan jaringan limfoid sekitarnya. Setelah
dari pulpa alba, a. centralis ke pulpa rubra mempercabangkan penisili, sebuah arteriol
berdiameter 25 micrometer, yaitu a. pulpa dan akan melanjutkan sebagai sheathed
artery; arteri yang diselubungi sel retikuler, limfoid, dan makrofag. Lalu menjadi kapiler ke
sinusoid pulpa rubra.
Lien/Limpa
Darah diduga merembes melalui celah-celah billroth cord
sebelum ditampung dalam sinusoid. Dari situ akan ke v. pulpa,
kemudian ke trabekula membentuk v. trabekularis yang tidak
memiliki lapisan otot, menuju hilus dan membentuk v. lienalis
dan meninggalkan limpa.
Pulpa Alba
Merupakan nodulus limfatikus yang tersebar dalam parenkim limpa. Disebut alba karena
pada jaringan segar tampak sebagai bercak putih. Dapat ditemukan sel retikuler, serabut
retikuler, limfosit, dan makrofag.

Di tengahnya terdapat a. centralis yang dikelilingi limfosit T di daerah PALS, sedangkan


nodulus limfatikus terutama terdiri atas limfosit B.

Di antara pulpa alba dan rubra terdapat zona marginalis yang terdiri atas banyak sinus
dan jaringan ikat longgar. Di sini sedikit limfosit, namun banyak makrofag dan sel
dendritik untuk menjadi APC.
Pulpa Alba
Zona marginalis berperan penting dalam menyaring darah dan
melancarkan respons imun. Pada saat limfosit T dan B melewati zona
marginalis dan sel dendritik, terjadi kontak antara limfosit dengan
antigen di sel dendritik tersebut. Bila terdapat limfosit B dan T dan
antigen yang sesuai, maka limfosit B akan teraktivasi dan bermigrasi ke
tengah pulpa alba yang disebut centrum germinativum, kemudian
bermigrasi ke billroth cord dan melepaskan antibodi ke darah dalam
sinus.
Pulpa Rubra
Fungsi lien

● Membentuk limfosit

Terbentuk di pulpa alba. Pada fetus dan leukemia, juga menghasilkan granulosit dan
eritrosit.

● Penghancuran eritrosit

Eritrosit dipecah menjadi bilirubin dan ferritin yang akan dipergunakan lagi.
Pulpa Rubra
Fungsi lien

● Pertahanan terhadap benda asing di dalam darah

Menggunakan limfosit dan makrofag.

● Cadangan darah

Struktur pulpa rubra seperti spons dan terdapat otot polos pada kapsula

dan trabekula.

Pada keadaan splenektomi akan terjadi: penambahan limfosit secara temporer dan
penambahan trombosit. Ini karena kompensasi pembentukan limfosit yang berlebihan.
Nodus Limfatikus

Merupakan organ berkapsul berbentuk ginjal atau bulat yang terdiri


dari jaringan limfoid. Organ ini tersebar di seluruh tubuh; di sepanjang
perjalanan pembuluh limfe di daerah axilla, lipatan paha, sepanjang
pembuluh besar di leher, dan dalam jumlah besar di thoraks dan
abdomen, terutama di mesenterium. Seperti lien, ini juga memiliki
hilus, korteks, dan medula.
Nodus Limfatikus
Korteks dibagi menjadi korteks luar dan dalam (zona paracortex/subcortical zone).
Korteks luar terdiri limfosit B, sel retikuler, dan sel dendritik. Zona paracortex disebut
thymus dependent zone karena limfosit T di daerah ini akan menghilang bila timus
diangkat.

Di bawah kapsul terdapat sinus subkapsularis/marginalis dan sinus trabekularis, yang


merupakan ruangan tidak teratur yang berisi cairan limfe dari pembuluh limfe aferen
yang kemudian dialirkan ke sinus medularis dan dibatasi oleh sel endotel retikuler,
makrofag, dan serat retikuler.
Nodus Limfatikus
Medula terdiri atas pita-pita jaringan limfoid yang disebut korda medularis (medullary
cord), yang dipisahkan oleh sinus medularis, yang merupakan jaringan limfoid padat yang
berisi limfosit B dan beberapa sel plasma.
Nodus Limfatikus
Histofisiologi
Nodus limfatikus merupakan filter cairan limfe sebelum ke
sirkulasi. 99% antigen difagositosis makrofag, sedangkan
sebagian lagi terjebak pada sel dendritik yang dengan
begitu akan menjadi APC.
Limfosit dari darah akan keluar dari venula post kapilaris
untuk resirkulasi antara cairan limfe dan darah.
Nodulus Limfatikus

Merupakan suatu jaringan limfoid hilang timbul tak berkapsul dan


berbentuk bulat dengan diameter 0,2 - 1mm. Terdapat banyak di
jaringan pengikat longgar GIT, RT, dan UT.

Disebut juga diffuse lymphoid tissue atau mucosal-associated


lymphoid tissue (MALT), seperti gut-associated lymphoid tissue
(GALT) dan bronchial-associated lymphoid tissue (BALT).
GALT
Nodulus Limfatikus
Gambaran histologis

Terlihat basofil karena limfosit banyak, terutama limfosit B.

Nodulus limfoid primer berbentuk sferis/oval tanpa daerah pusat yang jelas. Nodulus
sekunder memperlihatkan zona yang terang pada bagian pusat; centrum germinativum,
yang merupakan kumpulan limfosit aktif yang kaya dengan sitoplasma yang muncul
hanya setelah lahir sebagai respons terhadap pemaparan antigen. Centrum
germinativum hilang timbul sesuai dengan tingkat fungsionalitasnya.

Plak peyeri adalah kelompok nodulus limfatikus tanpa kapsul yang ditemukan dalam
lamina propria ileum.
Tonsila Palatina
Merupakan suatu kelompok jaringan limfoid berkapsul tidak
sempurna yang terletak di bawah namun berkontak dengan epitel
traktus gastrointestinal. Di daerah mulut dan faring terdapat tonsila
palatina, tonsila pharyngea, dan tonsila lingualis. Tonsila banyak
menghasilkan limfosit dan banyak yang menerobos epitel.
Tonsila Palatina
Terdapat dua; di dinding lateral faring bagian oral, tepatnya di arcus glossopalatina dan
arcus pharyngopalatina. Bagian luarnya dilapisi epitel berlapis gepeng tidak berkeratin
dan di bawahnya terdapat jaringan limfoid padat yang berbentuk noduli limfatikus.

Setiap tonsila memiliki 10 - 20 invaginasi epitel membentuk kriptus yang mengandung


corpusculum salivatorius (benda-benda liur) yang terdiri dari epitel terlepas, limfosit
hidup dan mati, dan bakteri.
Tonsila Palatina

Tonsila faringeal (adenoid) Tonsila lingualis

Terdapat satu buah di dorsal nasofaring, Terletak di pangkal lidah, berbentuk


diliputi epitel bertingkat silindris bersilia. lebih kecil dan terdapat dalam jumlah
Terdiri atas jaringan limfoid difus dan lebih banyak, dilapisi oleh epitel berlapis
nodulus limfatikus. Tonsila ini tidak gepeng tidak bertanduk, dan masing-
memiliki kriptus dan kapsulnya lebih masing mempunyai sebuah kriptus.
tipis dari tonsila palatina.
Immunoglobulin, Komplemen, dan
Sitokin
Immunoglobulin → molekul hasil limfosit B dalam dua bentuk
berbeda;s ebagai reseptor permukaan untuk mengikat antigen dan
sebagai antibodi yang dapat menghancurkan antigen dan
mengaktivasi komplemen.
Komplemen → mediator dalam reaksi antigen-antibodi. Terbentuk
dalam hepar dan sel-sel retikuloendotel seperti limfosit dan monosit.
Aktivasi komplemen akan menyebabkan lisis, reaksi inflamasi, dan
respons imun humoral lain.
Immunoglobulin, Komplemen, dan Sitokin

Sitokin → subtansi hasil baik limfosit T dan B maupun sel-sel lain. Bila dilepaskan limfosit
disebut limfokin, apabila oleh monosit disebut monokin.

Imunoregulator → mengatur respons inflamasi lokal maupun sistemik.

Selain itu, juga mengendalikan hemopoiesis maupun limfopoiesis, mengendalikan


respon imun dan reaksi inflamasi dengan mengatur pertumbuhan, mobilitas, dan
diferensiasi leukosit.

Disebut sebagai interleukin yang berarti komunikasi antar sel leukosit.

Anda mungkin juga menyukai