net/publication/333507344
CITATIONS READS
0 2,592
1 author:
Chinda Putri
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
1 PUBLICATION 0 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Chinda Putri on 31 May 2019.
Ditulis Oleh:
20160520126
Kelas: E
Ekologi Pemerintahan
2019
Abstrak
Sampah merupakan masalah yang sangat serius yang sering terjadi di kota-
kota besar dengan jumlah penduduk yang sangat banyak. Permasalahan sampah
tidak hanya terjadi di Indonesia saja, tetapi sudah mendunia. Produksi sampah
yang terus mengalami peningkatan bersamaan dengan pertambahan kuantitas
penduduk yang kian membludak menyebabkan tingginya angka produksi sampah.
Sampah adalah konsekuensi dari adanya kegiatan manusia yang
menghasilkan buangan (Dwiyatmo, 2007). Sampah mempunyai berbagai macam
kandungan racun seperti logam, insektisida, dan lain sebagainya sehingga sangat
berbahaya bagi manusia. Dalam kehidupan manusia, tidak pernah terlepas dari
masalah sosial seperti masalah sampah. Pada dasarnya, sebagian besar sampah
yang dihasilkan di tempat pembuangan sampah akhir (TPSA) yaitu sampah
organik yang sifatnya mudah terurai dan sampah anorganik yang sifatnya tidak
bisa terurai. Sampah organik adalah sampah yang terdiri dari zat-zat organik yang
bisa diuraikan seperti daun, sisa-sisa makanan dan lain sebagainya. Sedangkan
sampah anorganik adalah sampah yang berasal dari benda yang tidak bisa terurai
seperti kertas, kaleng, plastik, logam, dan lain sebagainya.
Rumusan Masalah
Studi Terdahulu
Penelitian pertama, yaitu jurnal penelitian yang dilakukan oleh Asti Mula
Sari, Adi Heru Husodo, Noeng Muhadjir (2016) dengan penelitian yang berjudul
―Analisis Situasi Permasalahan Sampah Kota Yogyakarta Dan Kebijakan
Penanggulangannya‖. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode analisis
kualitatif yang dimana hasil penelitiannya yaitu permasalahan sampah di Kota
Yogyakarta bagian hilir, yaitu permasalahan sampah yang kian mengalami
peningkatan. Masalah yang terjadi dikarenakan adanya kekurangan terkait
sumberdaya dan anggaran. Permasalahan di bagian hulu, terletak pada pihak yang
mengelolah sampah akhir di TPA Piyungan dikarenakan teknologi yang
diterapkan belum terlaksana dengan baik. Penyelesaian masalah sampah di Kota
Yogyakarta diselesaikan dengan menerapkan kebijakan pengelolaan sampah.
Penelitian keenam yaitu jurnal penelitian yang dilakukan oleh Sri Subekti
(2010) dengan penelitian yang berjudul ―Pengelolaan Sampah Rumah Tangga 3r
Berbasis Masyarakat‖. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode
deskriptif kualitatif yang dimana hasil penelitiannya yaitu perlu adanya
keikutsertaan masyarakat untuk melakukan pengolahan sampah yang bisa
dilakukan mulai dari rumah tangga menggunakan cara melakukan pemilihan
sampah yang bersifat organik, sampah anorganik maupun sampah B3. Proses
pemilihan tesebut memudahkan untuk melakukan proses pengolahan selanjutnya.
Penelitian ketujuh yaitu jurnal penelitian yang dilakukan oleh Rizqi Puteri
Mahyudin (2017) dengan penelitian yang berjudul ―Kajian Permasalahan
Pengelolaan Sampah dan Dampak Lingkungan di TPA (Tempat Pemrosesan
Akhir) Study of Waste Problem and Landfill Enviromental Impact‖. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan metode kualitatif yang dimana hasil
penelitiannya yaitu masalah utama dalam pengelolaan sampah adalah sistem yang
tidak tepat sehingga sampah tidak mengalami proses pengelolaan dan pengolahan
melalui TPA. Pengelolaan TPA yang bersifat terpadu merupakan keinginan semua
masyarakat.
Kerangka Teori
Sampah
a. Sampah adalah limbah yang berasal dari aktivitas yang dilakukan oleh
manusia yang bersifat organik dan bersifat anorganik yang sudah tidak digunakan
atau tidak terpakai lagi.
Masyarakat
Orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan dan mereka
mempunyai kesamaan wilayah, identitas, mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan
perasaan persatuan yang diikat oleh kesamaan. (Soermardjan, 2006).
Metodologi Penelitian
Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung tetapi melalui
sumber kedua seperti melalui jurnal, buku, artikel, Undang-Undang, dan lain
sebagainya yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Unit analisa dalam
penelitian ini adalah tempat pembuangan sampah akhir (TPSA) Piyungan.
Penelitian ini dilakukan di lingkungan TPSA Kecamatan Piyungan, Kabupaten
Bantul.
Hasil & Pembahasan
Berbicara soal sampah memang tidak akan pernah ada habisnya. Sampah
setiap harinya semakin bertambah banyak, hal ini dikarenakan jumlah penduduk
yang semakin meningkat namun keberadaan ruang lingkup hidup manusia tetap,
objek buangan ini dikenal dengan sebutan sampah (Wahid Iqbal Mubarak dan
Nurul Chayatin, 2009:275). Menurut WHO (World Health Organization), sampah
merupakan suatu barang atau benda yang berasal dari aktivitas manusia yang
sudah tidak digunakan, tidak terpakai, dan dibuang oleh manusia. Sampah pada
dasarnya adalah suatu objek yang tidak terpakai dan terbuang dari hasil aktivitas
yang dilakukan manusia ataupun proses alam yang tidak memiliki nilai
ekonomi,bahkan dapat menimbulkan nilai ekonomi yang negatif. Hal ini
dikarenakan perlu biaya yang cukup besar dalam melakukan penanganan sampah
tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak bisa terlepas dari masalah
sampah. Produksi sampah setiap tahun tentunya semakin mengalami peningkatan
seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Jumlah ataupun volume sampah
seimbang dengan tingkat konsumsi manusia terhadap barang atau material yang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Permasalahan yang sering terjadi dalam
melakukan penangangan sampah yaitu adanya ketidakseimbangan antara produksi
dengan kemampuan dalam hal pengelolaan, volume sampah yang terus
mengalami peningkatan sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk,
transformasi taraf hidup dan gairah aktivitas masyarakat.
Sumber: https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas/article/view/3989
Sumber foto:
https://www.google.com/search?safe=strict&biw=1366&bih=657&tbm=isch&sa=1
&ei=FofvXPCVKbvaz7sP1d2C0AI&q=kondisi+tpsa+piyungan+terkini&oq=kondisi+tps
a+piyungan+terkini&gs_l=img.3...54997.59858..60821...0.0..0.241.1491.0j5j3......0...
.1..gws-wiz-img.ZoMG867jub4#imgrc=vlxYi4P3yP-s3M:
1. Dampak positif
- Sampah bermanfaat untuk menimbun lahan seperti rawa-rawa dan
dataran rendah.
- Sampah bisa dimanfaatkan sebagai pupuk. Seperti sampah daun kering
yang bisa dijadikan sebagai pupuk kompos.
- Sampah bisa dimanfaatkan untuk memberi pakan ternak. Akan tetapi harus
melalui proses pengelolaan terlebih dahulu.
2. Dampak negatif
a. Pengaruh terhadap kesehatan, sampah sebagai tempat berkembangnya
bibit-bibit penyakit. Penyakit yang sering menyerang manusia akibat
adanya penumpukan sampah yaitu penyakit demam berdarah yang
disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypty yang berkembangbiak di
lingkungan TPSA Piyungan, penyakit sesak nafas, penyakit saluran
pencernaan seperti diare dan typus, dapat menyebabkan sakit kulit yang
disebabkan melalui kontak langsung maupun melalui udara, dan lain-
lainnya.
b. Pengaruh terhadap lingkungan, keadaan lingkungan sekitar tempat
pembuangan sampah akhir (TPSA) Piyungan menjadi tidak sedap dilihat .
hal ini dikarenakan banyak sampah yang berserakanb bahkan sudah
menumpuk menjadi bukit.
- Aktivitas pembusukan sampah yang dilakukan bakteri bisa menciptakan
gas-gas tertentu yang bisa mendatangkan bau busuk.
- Proses membakar sampah yang dilakukan di tempat pembuangan sampah
akhir (TPSA) Piyungan bisa menyebabkan udara menjadi tercemar dan
dapat menimbulkan terjadinya kebakaran yang lebih luas.
- Ketika waktu hujan tiba, sampah yang menggunung bisa menimbulkan
bencana banjir.
- Air yang ada di sekitar tempat tersebut menjadi tercemar.
- Tanah menjadi tercemar akibat adanya kandungan beracun yang berasal
dari sampah tersebut.
- Menurunnya tingkat kesuburan tanah.
c. Pengaruh terhadap sosial dan ekonomi budaya masyarakat
- Keadaan lingkungan yang tidak sedap dipandang mata akan menurunkan
minat wisatawan untuk datang berkunjung ke daerah Piyungan.
- Resiko mengalami penyakit tinggi sehingga banyak masyarakat yang
tinggal di sekitar tempat pembuangan sampah akhir (TPSA) Piyungan
tidak bekerja dikarenakan sakit.
- Kualitas sumber daya alam menurun sehingga kualitas produksi juga ikut
menurun.
- Kegiatan untuk memperbaiki keadaan lingkungan yang mengalami
kerusakan akan membutuhkan anggaran yang besar .
Upaya pemerintah dalam mengurangi dampak pembuangan sampah bagi
masyarakat di sekitar TPSA Piyungan:
Untuk mengurangi dampak pembuangan sampah bagi masyarakat yang
tinggal di sekitar TPSA Piyungan, pemerintah setempat memiliki upaya
diantaranya dengan melakukan pengelolaan sampah. Di dalam ketentuan
UU No.18/2008 tentang Pengelolaan Sampah menyatakan bahwa sampah
adalah sisa aktivitas sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang
berbentuk padat. Dengan adanya UU No. 18 /2008 tentang Pengelolaan
Sampah maka perlu suatu pengelolaan sampah dengan maksimal. Adapun
upaya pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan melalui bank sampah.
Bank sampah merupakan pendekatan penerapan Reuse, Reduce,dan
Recycle (3 R) adalah kegiatan memperlakukan sampah dengan cara,
menggunakan kembali, mengurangi dan mendaur ulang.
1. Reuse (menggunakan kembali) : yaitu menggunakan kembali sampah
yang masih layak digunakan.
2. Reduce (mengurangi) : yaitu mengurangi segala bentuk yang bisa
mengakibatkan munculnya sampah.
3. Recycle (mendaur ulang) : yaitu memakai kembali sampah setelah
melalui proses pengolahan yang baik.
Sampah merupakan masalah yang sangat serius yang sering terjadi di kota-
kota besar dengan jumlah penduduk yang sangat banyak. Produksi sampah yang
kian mengalami peningkatan bersamaan dengan pertambahan kuantitas penduduk
yang kian membludak menyebabkan tingginya angka produksi sampah. Menurut
WHO (World Health Organization), sampah merupakan suatu barang atau benda
yang berasal dari aktivitas manusia yang sudah tidak digunakan, tidak terpakai,
dan dibuang oleh manusia. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengalami
masalah yang cukup berat terkait dengan masalah pengelolaan sampah yang akan
berdampak bagi masyarakat khususnya bagi masyarakat yang tinggal di sekitar
tempat pembuangan sampah akhir (TPSA) Piyungan. Setiap tahunnya, produksi
sampah semakin mengalami peningkatan seperti yang terjadi di TPSA Piyungan.
Pada tahun 2013, konsumsi rumah tangga di DIY memiliki pertumbuhan dengan
jumlah 1,39%, kemudian mengalami penurunan pada tahun 2014 dengan jumlah
0,92% (Hadi, 2014), dengan tingkat pertumbuhan ekonomi pada tahun 2013
sebesar 5,40% kemudian mengalami penurunan menjadi 5,18% pada tahun 2014
(BPS, 2015). Akan tetapi, meskipun mengalami penurunan tingkat konsumsi
rumah tangga dan pertumbuhan ekonomi DIY, produksi sampah di DIY semakin
meningkat drastis pada tahun 2015. Tingkat produksi sampah ini disebabkan
karena adanya peningkatan daya tarik DIY sebagai kota tujuan untuk wisata kedua
setelah Bali. Tidak hanya itu, penyebab lainnya yaitu DIY sebagai kota pelajar
yang akhirnya mengundang pelajar dan mahasiswa untuk menempuh pendidikan
lanjut di DIY.
Dampak positif:
- Sampah bermanfaat untuk menimbun lahan
- Sampah bisa dimanfaatkan sebagai pupuk
- Sampah bisa dimanfaatkan untuk memberi pakan ternak
Dampak negatif:
- Gangguan kesehatan
- Pencemaran lingkungan
- Kualitas sumber daya alam menurun sehingga kualitas produksi juga ikut
menurun
Jurnal:
Asteria, D., & Heruman, H. (2016). Bank Sampah Sebagai Alternatif Strategi
Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat Di Tasikmalaya (Bank Sampah
(Waste Banks) as an Alternative of Community-based Waste Management
Strategy in Tasikmalaya). Jurnal Manusia dan Lingkungan, 23(1), 136-141.
Website:
https://www.psychologymania.com
https://brainly.co.id
https://dosenbiologi.com/lingkungan/dampak-sampah-plastik
http://indofakta.com/news_16049.html
https://www.google.com/search?safe=strict&biw=1366&bih=657&tbm=isch&sa=1&ei=F
ofvXPCVKbvaz7sP1d2C0AI&q=kondisi+tpsa+piyungan+terkini&oq=kondisi+tpsa+piy
ungan+terkini&gs_l=img.3...54997.59858..60821...0.0..0.241.1491.0j5j3......0....1..g
ws-wiz-img.ZoMG867jub4#imgrc=vlxYi4P3yP-s3M: