Panduan Verifikasi Inacbg
Panduan Verifikasi Inacbg
Website : www.bpjs-kesehatan.go.id
Panduan Manual
Verifikasi Klaim
INA-CBG
Edisi 1
Panduan Manual
Verifikasi Klaim
INA-CBG
Edisi 1
• Daftar Isi
Daftar Isi
Kata Pengantar.................................................................................. ii
Berita Acara ......................................................................................
Bab I Manual koding...................................................................... 1
I. Penyakit-Penyakit Infeksi dan Parasit Tertentu ............ 1
II. Neoplasma ................................................................... 20
III. Penyakit Darah, Organ Pembuat Darah, dan
Kelainan Tertentu Yang Melibatkan Mekanisme Imun .. 22
IV. Penyakit-Penyakit Endokrin, Nutrisi dan Metabolik ...... 24
V. Kelainan Jiwa dan Tingkah Laku .................................. 32
VI. Penyakit-Penyakit Sistem Sirkulasi .............................. 33
VII. Penyakit-Penyakit Sistem Pernafasan .......................... 44
VIII. Penyakit-Penyakit Sistem Pencernaan .......................... 55
IX. Penyakit Kulit dan Jaringan Subkutis ........................... 60
X. Penyakit-Penyakit Sistem Genitourinarius ................... 61
XI. Kehamilan, Melahirkan, dan Nifas ................................ 90
XII. Kondisi Tertentu Yang Dimulai Pada Periode Perinatal 98
XIII. Malformasi, Deformasi Dan Kelainan Kromosom
Kongenital.................................................................... 99
XIV. Gejala, Tanda, dan Hasil Abnormal Klinis Dan
Laboratorium, Tidak Diklasifikasikan di Tempat Lain ... 100
XV. Cedera, Keracunan, dan Akibat Lain Tertentu
Penyebab Eksternal...................................................... 106
XVI. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status
Kesehatan dan Kontak Dengan Pelayanan Kesehatan .. 109
XVII. Tindakan / Prosedur..................................................... 111
Bab II Administrasi ........................................................................ 133
Bab III Kasus Medis ........................................................................ 141
i
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Kata Pengantar
KATA PENGANTAR Adanya ketidaksepakatan terkait koding antara Verifikator BPJS Kesehatan
dengan Koder di Fasilitas Kesehatan merupakan permasalahan yang
masih terjadi sampai dengan saat ini, hal ini disebabkan karena belum
Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem
meratanya kompetensi Verifikator dan Koder dalam memahami dan
Jaminan Sosial Nasional dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang
mengimplementasikan kaidah-kaidah koding untuk kepentingan pembiayaan
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS), BPJS Kesehatan
dalam jaminan pelayanan kesehatan di era JKN. Di sisi lain variasi pemberian
sebagai Badan Penyelenggara merupakan badan hukum publik yang dibentuk
layanan yang diberikan oleh fasilitas kesehatan baik karena belum
untuk menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagi
terstandarnya pelayanan atau perbedaan standar antara fasilitas kesehatan
seluruh rakyat Indonesia, diamanatkan untuk mengembangkan sistem
juga menimbulkan perbedaan persepsi dalam penyelesaian klaim INA CBG.
pelayanan kesehatan, sistem kendali mutu dan kendali biaya, serta sistem
Oleh sebab itu, BPJS Kesehatan bersama dengan Kementerian Kesehatan
pembayaran pelayanan kesehatan yang efisien dan efektif guna tercapainya
menyusun Manual Verifikasi Klaim INA-CBG. Dalam tahap pertama ini,
sustainibilitas program JKN.
Manual Verifikasi Klaim INA-CBG disusun berdasarkan diagnosa dan prosedur
Beberapa upaya kendali mutu dan kendali biaya telah dilakukan sejak terbanyak yang terdiri atas manual verifikasi terkait koding, aspek klinis, dan
beroperasionalnya BPJS Kesehatan. Salah satu kendali biaya yang telah administrasi. Diharapkan dengan adanya Manual Verifikasi Klaim INA-CBG
dilakukan adalah melalui upaya penyelesaian klaim-klaim bermasalah ini dapat meminimalisir terjadinya dispute claim baik dari sisi koding, klinis,
yang diinventarisir baik dari BPJS Kesehatan maupun dari Kementerian maupun administrasi.
Kesehatan. Bentuk kesepakatan upaya penyelesaian klaim bermasalah
antara BPJS Kesehatan, Kementerian Kesehatan, dan Organisasi Profesi
dituangkan pertama kali dalam Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kementerian Jakarta, Januari 2018
Kesehatan Nomor HK 03.03/X/1185/2015 tentang Pedoman Penyelesaian
Permasalahan Klaim INA-CBG dalam Penyelenggaraan JKN yang memuat Direktur Jaminan Pelayanan
tentang 17 (tujuh belas) kasus permasalahan koding dan 18 (delapan belas) Kesehatan
kasus permasalahan klinis. Tidak berhenti sampai di situ, penyempurnaan
terhadap upaya penyelesaian permasalahan klaim terus dilakukan
hingga diterbitkannya Surat Edaran Menteri Kesehatan Nomor HK.03.03/
MENKES/63/2016 dan Surat Edaran Menteri Kesehatan Nomor HK.03.03/ Maya A. Rusady
MENKES/518/2016 tentang Pedoman Penyelesaian Permasalahan Klaim INA-
CBG dalam Penyelenggaraan JKN yang mana dalam Surat Edaran terakhir
telah disepakati penyelesaian terhadap 20 (dua puluh) kasus permasalahan
koding, 49 (empat puluh sembilan) kasus permasalahan klinis, serta 2 (dua)
kasus permasalahan klinis dan mekanisme pengajuan klaim.
ii iii
Panduan Manual
Verifikasi Klaim
INA-CBG
Edisi 1
KODING
• Penyakit-Penyakit Infeksi dan Parasit Tertentu
1
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit-Penyakit Infeksi dan Parasit Tertentu
condition, maka kode tersebut dapat digunakan Mohon diperhatikan pada ICD-10 Revisi Tahun
sesuai dengan kondisi pasien 2010 terkait koding A09.- A09.0 dan A09.9
digunakan untuk diare yang penyebabnya tidak
3
diketahui penyebabnya. Jika penyebab diare
Diagnosa : Penggunaan kode kombinasi untuk Typhoid fever sudah diketahui maka gunakan kode spesifik.
(A01) dengan Diarrhoea and gastroenteritis of Jika disebabkan oleh bakteri, protozoa, virus, dan
presumed infectious origin menjadi Salmonella organisme spesifik lainnya : A00-A08.
enteritis ICD 10 2010 Volume 1
Prosedur : - A09 Other gastroenteritis and colitis of infectious
Aspek Koding : Sesuai dengan instruksi excludes pada volume and unspecified origin
I sub bab other gastroenteritis and colitis of Excludes: due to bacterial, protozoal, viral and
infectious and unspecified origin fever (A09) other specified
yang menyatakan gastroenteritis and colitis due infectious agents (A00-A08)
to bacterial, protozoal, viral and other specified Noninfective (see noninfectious) diarrhoea (K52.9)
infectious agents mengarah pada kode spesifik · neonatal (P78.3)
sesuai dengan organismenya (A00-A08). Sehingga Perhatian Khusus : Diare yang merupakan gejala/bagian dari suatu
kode A09 seharusnya tidak dikoding lagi apabila infeksi (contoh: Thypoid) tidak perlu dikoding
sudah ada typhoid fever (A01.0) yang tegak terpisah dari penyakit utamanya sebagai sumber
secara medis. Tidak ada instruksi khusus untuk infeksi atau tidak dijadikan DU.
menggabungkan antara A01.0 dengan A09 menjadi Contoh : GE akibat infeksi Entamoeba Histolytica
salmonella, enteritis (A02.0) baik dari volume I disebut disentri dikoding dengan menggunakan
maupun III. kode A06.0
Perhatian Khusus : - Sesuai ICD 10 2010 Volume 1, diagnosa diarrhoea
and gastroenteritis of presumed infectious origin
4 (A09) dengan Typhoid fever (A01.0) dikode
Diagnosa : Diare (A09) kombinasi dengan Typhoid fever (A01.0)
Prosedur : -
Aspek Koding : Diare noninfeksius menggunakan kode : K52.9
Diare noninfeksius pada neonatus
menggunakan kode: P78.3.
2 3
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit-Penyakit Infeksi dan Parasit Tertentu
5 7
4 5
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit-Penyakit Infeksi dan Parasit Tertentu
6 7
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit-Penyakit Infeksi dan Parasit Tertentu
8 9
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit-Penyakit Infeksi dan Parasit Tertentu
13 14
Diagnosa : Tuberculosis lung bact and histological examin not Diagnosa : Sepsis dengan shock sepsis (A41.9 + R57.2)
done (A16.1) Prosedur : -
Prosedur : - Aspek Koding : Sesuai dengan ICD 10 Vol. I Tahun 2010 bahwa
Aspek Koding : A16.1 Tuberculosis of lung, bacteriological and untuk kode Sepsis, unspesified (A41.9) termasuk
histological examination not done septic shock dan septicaemia dan terdapat catatan
Conditions listed in A16.0, bacteriological and Use additional code (R57.2), if desired, to identify
histological examination not done spesified condition.
Perhatikan pada sub bab (A15-A19) Perhatikan Exclude :
Includes : infections due to Mycobacterium bacteraemia NOS (A49.9)
tuberculosis and Myocobacterium bovis during labour (O75.3)
Excludes : congenital tuberculosis (P37.0) following:
human immunodeficiency HIV disease resulting in - abortion or ectopic or molar pregnancy (O03-
tuberculosis (B20.0) O07, O08.0)
pneumoconiosis associated with tuberculosis - immunization (T88.0)
(J65) - infusion, transfusion or therapeutic injection
sequelae of tuberculosis (B90,-) (T80.2)
silicotuberculosis (J65) sepsis (due to)(in):
Perhatian Khusus : - - actinomycotic (A42.7)
- anthrax (A22.7)
- candidal (B37.7)
- Erysipelothrix (A26.7)
- extraintestinal yersiniosis (A28.2)
- gonococcal (A54.8)
- herpesviral (B00.7)
- listerial (A32.7)
- meningococcal (A39.2-A39.4)
- neonatal (P36.-)
- postprocedural (T81.4)
- puerperal (O85)
10 11
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit-Penyakit Infeksi dan Parasit Tertentu
Aspek Koding : Sesuai dengan ICD 10 Tahun 2010, Shock sepsis Perhatian Khusus : Kode A41.9 dan R57.1 dapat dikoding bersamaan
menggunakan kode R57.2 19
Perhatian Khusus : Pasien datang dengan kondisi klinis shock sepsis.
Diagnosa : Bacterial infection, unspecified (A49.9)
Perhatikan tatalaksana untuk kondisi shock sepsis.
Prosedur : -
17
Aspek Koding : A49.9 Bacterial infection, unspesified
Diagnosa : Pada kasus dengan Septicaemia, unspecified Bacteraemia NOS
(A41.9) dan Cardiogenic shock cukup dikode Pada kategori A49 eksklusi :
dengan Septicaemia, unspecified bacterial agent as the cause of disease classified to
12 13
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit-Penyakit Infeksi dan Parasit Tertentu
other chapters (B95 - B96) Aspek Koding : B05.9 Measles without complication
chlamydial infection NOS (A74.9) Measles NOS
meningococcal infektion NOS (A39.9) Perhatikan pada kategori
rickettsial infection NOS (A79.9) Includes : morbilli
spirochaetal infection NOS (A69.9) Excludes : subacute selerosing panencephalitis
Perhatian Khusus : Kode ini digunakan jika tidak dapat ditentukan (A81.1)
fokus infeksi sampai akhir episode rawat. Perhatian Khusus : Kondisi measles dapat disertai dengan komplikasi.
Perhatikan kode asterisk dagger untuk komplikasi
20
tersebut.
Diagnosa : Dengue Fever (A90) Perhatikan kode asterisk dan dagger sesuai
Prosedur : - Volume I ICD-10 Revisi Tahun 2010 ex : Measles
with Pneumonia B05.2+ J17.1*
Aspek Koding : Exclude :
Dengue haemorrhagic fever (A91) 23
Perhatian Khusus : - Diagnosa : Diagnosa utama HIV dengan diagnosa sekunder TB
21 Prosedur : -
Diagnosa : Dengue Haemorrhagic Fever (A91) Aspek Koding : Menggunakan kode kombinasi B20.0 (HIV disease
resulting in mycobacterial infection) sebagai
Prosedur : -
diagnosa utama. TB tidak dikoding sebagai
Aspek Koding : Dengue Haemorrhagic Fever menggunakan kode diagnosa sekunder.
A91
Perhatian Khusus : -
Perhatian Khusus : Untuk kasus Dengue Shock Syndrome (DSS)
menggunakan kode A91 sebagai diagnosis utama, 24
penambahan diagnosis sekunder syok disesuaikan Diagnosa : Kombinasi Diagnosis B200 HIV disease resulting in
dengan penegakan diagnosis dan tata laksana yang mycobacterial infection Diagnosis J15.9 Bacterial
diberikan. pneumonia, unspecified
22 Kode revisi B207 HIV disease resulting in multiple
infections
Diagnosa : Measles without complication (B05.9)
Prosedur : -
Prosedur : -
14 15
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit-Penyakit Infeksi dan Parasit Tertentu
Aspek Koding : Sesuai Permenkes 76, sebagai diagnosa utama Perhatian Khusus : Perhatikan untuk infeksi viral yang etiologinya
B20.7 dan kondisi lainnya (dalam kasus ini, diketahui dan sistem organ spesifik
pneumonia dan mycobacterial infection (B20.0)
27
dikoding sebagai diagnosa sekunder.
Perhatian Khusus : - Diagnosa : Tinea corporis (B35.4)
Prosedur : -
25 Aspek Koding : B35.4 Tinea corporis
Diagnosa : Kombinasi Diagnosis B201 HIV disease resulting Ringworn (kurap) badan
in other bacterial infections Diagnosis J152 Perhatikan include pada kategori : favus
Pneumonia due to staphylococcus infeksi karena spesies dari Epidemophyton
Kode revisi B207 HIV disease resulting in multiple Microsporum dan Trichophyton tinea, beberapa
infections tipe kecuali yang ada di B36,-
Perhatikan ekslude pada sub bab :
Prosedur : -
untuk hypertensitivity disebabkan oleh debu
Aspek Koding : Sesuai Permenkes 76,sebagai diagnosa utama organik (J67,-)
B20.7 dan kondisi lainnya dikoding sebagai mycosis fungoides (C84.0)
diagnosa sekunder. Namun perlu dikonfirmasi yang
Perhatian Khusus : Terdapat variasi kode sesuai dengan lokasi
dimaksud infeksi bakteri pada B201 bukan bakteri
munculnya lesi.
staphylococcus.
Perhatian Khusus : - 28
16 17
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit-Penyakit Infeksi dan Parasit Tertentu
31
18 19
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Neoplasma
35
33 Diagnosa : Penggunaan Kode C782 Secondary malignant
neoplasm of pleura sebagai Diagnosa Sekunder
Diagnosa : Benign neoplasm (D10 - D36)
untuk Efusi Pleura (J90) untuk kasus keganasan
Prosedur : - bronchus dan paru
Aspek Koding : Terdapat 5 jenis kode untuk neoplasma. Malignan Prosedur : -
primer, malignan sekunder, in situ , benigna, dan
Aspek Koding : ICD 10 2010
uncertain or unknown behaviour (tidak diketahui).
Effusion
Untuk kode diagnosis dapat merujuk ke indeks
- pleura, pleurisy, pleuritic,
alfabet Volume III ICD-10 Revisi Tahun 2010
pleuropericardial J90
Perhatian Khusus : Pastikan hasil pemeriksaan penunjang sesuai - - chylous, chyliform J94.0
antara jenis tumor/neoplasma dengan kode yang - - fetus or newborn P28.8
digunakan. - - influenzal (see also Influenza, with,
34 respiratory manifestations) J11.1
- - malignant NEC C78.2
Diagnosa : Diagnosa kombinasi untuk D14.3 dan J90 adalah
Perhatian Khusus : Hanya jika hasil pemeriksaan cairan pleura terbukti
C78,2
keganasan. Jika tidak terbukti keganasan maka
Prosedur : - tetap dikode sebagai J90
Aspek Koding : C78.2 bukan kode gabungan antara kode
benign neoplasm of bronchus lung (D14.3) dan
pleural effusion, not elsewhere classified (J90).
C78.2 dikoding jika efusi pleura menunjukkan
keganasan yang tegak secara medis. Perhatikan
juga diagnosis utama atau sekunder lain apakah
sudah pernah ditegakkan primary cancer. Jika tidak
ada riwayat primary cancer, namun ditemukan
keganasan pada cairan pleura maka dikoding C38
(konfirmasi DPJP).
20 21
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit Darah, Organ Pembuat Darah, dan Kelainan Tertentu Yang Melibatkan Mekanisme Imun
III. Penyakit Darah, Organ Pembuat Darah, dan Sebagai kelengkapan berkas top up Ina-CBG harus
Kelainan Tertentu Yang Melibatkan Mekanisme dilampirkan product batch obat.
Imun Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No.
52 Tahun 2016 bahwa pengajuan klaim pada
pelayanan thalasemia mayor baik rawat jalan
36 atau rawat inap yang menerima terapi kelasi besi
dilakukan 1 kali dalam 1 bulan.
Diagnosa : Beta Thallasemia (D56) Kriteria rawat inap ditentukan oleh DPJP sesuai
Prosedur : - dengan indikasi medis dan Panduan Praktik Klinis
Aspek Koding : Thalasemia Mayor menggunakan kode D56.1 masing-masing Rumah Sakit
D56.0 Alpha thalassaemia
37
Excl.: hydrops fetalis due to haemolytic disease
(P56.) Diagnosa : Anemia (D64.9)
D56.1 Beta thalassaemia, Cooley anaemia, Severe Prosedur : Transfusi, terapi ertiropoetin (pada kasus gagal
beta thalassaemia, Thalassaemia: intermedia,major ginjal)
D56.2 Delta-beta thalassaemia
Aspek Koding : Kriteria ekslusi :
D56.3 Thalassaemia trait
refractory anaemia: NOS (D46.4)
D56.4 Hereditary persistence of fetal haemoglobin
with excess of blasts (D46.2)
[HPFH]
with excess of blasts -- with transformation
D56.8 Other thalassaemias
(C92.0)
D56.9 Thalassaemia, unspecified
with sideroblasts (D46.1)
Mediterranean anaemia (with other
without sideroblasts (D46.0)
haemoglobinopathy)
Thalassaemia (minor)(mixed)(with other Perhatian Khusus : Terdapat kode anemia khusus yang sesuai dengan
haemoglobinopathy) penyebab dan kondisi yang menyertai contoh:
anemia pada penyakit kronis D63.8 , anemia pada
Perhatian Khusus : Jika pasien Thalasemia Mayor pada saat kontrol
keganasan D63.0, anemia pada perdarahan akut
ulang diberikan obat kelasi besi (Deferipone,
D62.
Deferoksamin, dan Deferasirox) maka diinputkan
sebagai rawat jalan dengan menggunakan kode
D56.1 sebagai diagnosis utama
22 23
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit-Penyakit Endokrin, Nutrisi dan Metabolik
24 25
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit-Penyakit Endokrin, Nutrisi dan Metabolik
neonatal (P70.2) 41
pregnancy, childbirth and the puerperium
(O24.-) Diagnosa : DM dengan malnutrisi
glycosuria: Prosedur : -
NOS (R81)
Aspek Koding : Sesuai dengan instruksi includes pada volume
renal (E74.8)
I poin malnutrition-related diabetes mellitus
impaired glucose tolerance (R73.0)
(E12) yang menyatakan kode ini sudah termasuk
postsurgical hypoinsulinaemia (E89.1)
didalamnya malnutrition-related diabetes
Perhatian Khusus : Hypoglycemia pada diabetic coma menggunakan mellitus (insulin-dependent dan non-insulin-
kode E10-E14 dengan karakter keempat .0 (tidak dependent). Sehingga kode unspecified protein-
dikoding terpisah) energy malnutrition (E46) tidak perlu di koding
Pastikan terdapat tatalaksana khusus untuk kondisi terpisah. Digit angka terakhir dari kode E12 tetap
komplikasi. disesuaikan dengan jenis komplikasinya sesuai
yang tertera pada ICD.
40
Perhatian Khusus : Perhatikan skor gizi, pemeriksaan fisik dan
Diagnosa : Kode kombinasi untuk diabetes melitus yang penunjang lainnya.
disertai dengan gangguan pembuluh darah tepi,
ulkus pada kulit, atau gangren (E10-E14.5) 42
Prosedur : - Diagnosa : DM dengan AKI
Aspek Koding : Sesuai kaidah ICD 10 pada sub bab Diabetes Prosedur : -
(E10-E14) menggunakan kode kombinasi diabetes
Aspek Koding : Tidak ada instruksi includes / excludes secara
with peripheral circulatory complications (.5).
langsung dari sub bab renal failure
Gangguan pembuluh darah tepi, ulkus pada kulit,
(N17-N19) dengan NIDDM (E11) baik dari volume
atau gangren tidak dikode sebagai diagnosa
I maupun III. Kode DM with nephropathy dapat
sekunder.
digunakan untuk menjelaskan diabetic nephropathy
Perhatian Khusus : - yang sudah tegak secara medis. Namun diperlukan
rekomendasi dari perhimpunan profesi mengenai
definisi dan kriteria penegakan diagnosis diabetic
nephropathy.
26 27
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit-Penyakit Endokrin, Nutrisi dan Metabolik
Perhatian Khusus : Penggunaan kode kombinasi E11.2 yang utama adalah kode dagger, sedangkan kode
direkomendasikan SPI pada kasus ini tidak bersifat asterisk sebagai diagnosis sekunder
mutlak mengingat ada AKI yang bukan karena DM, Polyneuropathy (peripheral) G62.9
harus dilihat kasus per kasus dan perlu konfirmasi - in (due to)
DPJP. - - diabetes (see also E10-E14 with fourth
character .4) E14.4† G63.2* (ICD 10 Vol. 3)
43
Perhatian Khusus : Diagnosa polineuropati diabetik dikode dagger
Diagnosa : E11.5 (sebagai koding kombinasi untuk diagnosa asterisk dengan E14.4† G63.2*
DM dan Ulkus dekubitus)
45
Prosedur : -
Aspek Koding : Jika ulkus dikoding bersamaan dengan diagnosa Diagnosa : Penggunaan kode dagger dan asterix hanya di
DM saja (hanya terdapat diagnosa DM) maka ulkus kode salah satu yang merupakan main condition
yang dikoding masuk dalam kode kombinasi E11.5 saja
(ulkus yang terjadi dipicu oleh faktor penyakit DM) Prosedur : -
Perhatian Khusus : Ulkus dekubitus yang dipicu oleh faktor selain DM Aspek Koding : Sesuai kaidah koding, kode asterisk dan dagger
memiliki kode tersendiri, yaitu L89. dikoding secara bersamaan. Kode dagger sebagai
diagnosa utama, dan asterisk sebagai diagnosa
44
sekunder. Pada kondisi diagnosa utama adalah
Diagnosa : Penggunaan kode kombinasi untuk diagnosa kode selain kode asterisk dagger, maka kedua kode
Unspecified diabetes mellitus with neurological asterisk dan dagger dikoding sebagai diagnosa
complications (E14.4) dengan Diabetic sekunder. (Permenkes 76 tahun 2016)
polyneuropathy (G63.2), unspecified menjadi Perhatian Khusus : dagger dan asteris adalah kode dual classification.
Unspecified diabetes mellitus with neurological
complications (E14.4) 46
28 29
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit-Penyakit Endokrin, Nutrisi dan Metabolik
30 31
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Kelainan Jiwa dan Tingkah Laku; Penyakit-Penyakit Sistem Sirkulasi
50 51
32 33
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit-Penyakit Sistem Sirkulasi
34 35
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit-Penyakit Sistem Sirkulasi
Aspek Koding : I12.0 Hypertensi renal disease with renal failure Diagnosa : Atrioventricular block, complete (I44.2)
Hypertensi renal failure Prosedur : -
Perhatikan pada kategori I12 includes :
Aspek Koding : I44.2 Atrioventricular block, complete
any condition in N00-N07, N18,-,N19 or N26 due
Termasuk kondisi:
to hypertensi
Complete heart block NOS
arteriosclerosis of kidney
Third-degree block
arteriosclerotic nephritis (chronic) (interstitial)
hypertensive nephropathy Perhatian Khusus : Pastikan penegakkan diagnosa pada hasil EKG
nephrosclerosis
excludes : secondary hypertension I15,-
Exclude pada sub bab I10-I15:
complicating pregnancy, childbirth and the
puerperium (O10-O11, O13-O16)
36 37
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit-Penyakit Sistem Sirkulasi
38 39
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit-Penyakit Sistem Sirkulasi
40 41
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit-Penyakit Sistem Sirkulasi
65 66
Diagnosa : Cerebral Infarction (I63) Diagnosa : Stroke, not specified as haemorrhage or infarction
Prosedur : - (I64)
42 43
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit-Penyakit Sistem Pernafasan
VII. Penyakit-Penyakit Sistem Pernafasan Aspek Koding : J06.9 Acute upper respiratory infection,
unspecified
termasuk didalamnya :
67 Upper respiratory :
- disease, acute
Diagnosa : Acute pharingitis (J02.9)
- infection NOS
Prosedur : - Eksklusi : acute respiratory infection NOS (J22)
Aspek Koding : J02.9 Acute pharyngitis, unspecified influenza virus :
Pharyngitis (acute): - identified (J09, J10.1)
- NOS - not identified (J11.1)
- gangrenius Perhatian Khusus : Perhatikan pada sub bab J00-J06
- infective NOS Eksklusi : chronic obstructive pulmonary disease
- suppurative wuth acute exacerbation NOS J44.1
- ulcerative Contoh : Jika terdapat kondisi akut ekseserbasi
Sore throat (acute) NOS (contoh: infeksi saluran pernapasan akut) yang
Perhatikan pada kategori J02 disertai dengan PPOK maka cukup menggunakan
include : acute sore throat kode J44.1
ekslude : abscess :
- peritonsillar J36 69
- pharyngeal J39.1 Diagnosa : Pneumonia, unspecified (J18.-)
- retropharyngeal J39.0
Prosedur : -
acute laryngopharyngitis J06.0
chronic pharyngitis J31.2 Aspek Koding : Kode ini hanya untuk kasus pneumonia yang tidak
spesifik organisme penyebabnya.
Perhatian Khusus : -
Kriteria eksklusi:
68 Abscess of lung with pneumonia (J85.1)
Drug-induced interstitial lung disorders
Diagnosa : Acute upper respiratory infection, unspecified
(J70.2-J70.4)
(J06.9)
Pneumonitis, due to external agents (J67-J70)
Prosedur : - Pneumonia: aspiration (due to):
NOS (J69.0)
44 45
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit-Penyakit Sistem Pernafasan
anaesthesia during: 70
labour and delivery (O74.0)
pregnancy (O29.0) Diagnosa : Pneumonia dengan PPOK J18.9 dan J44.0
puerperium (O89.0) Prosedur : -
neonatal (P24.9)
Aspek Koding : Lebih tepat menggunakan kode kombinasi J44.0.
solids and liquids (J69.-)
Sesuai dengan instruksi pada volume III yang
congenital (P23.9)
menyatakan disease - lung - obstructive (chronic)
interstitial NOS (J84.9)
- with lower respiratory infection
lipid (J69.1)
(except influenza) mengarah pada kode chronic
usual interstitial (J84.1)
obstructive pulmonary disease with acute lower
Kode kombinasi untuk bronchopneumonia/
respiratory infection (J44.0).
Pneumonia dengan PPOK : J44.0
Perhatian Khusus : Kode J44.0 sudah menggambarkan PPOK dengan
Perhatian Khusus : Kode pneumonia dengan organisme penyebab
infeksi sekunder saluran napas bawah termasuk
spesifik ada pada J12-J17
didalamnya pneumonia yang tidak perlu dikoding
Pneumonia dapat didiagnosis sesuai dengan KMK
terpisah.
RI No. HK. 02.02/MENKES/514/2015 yaitu jika
pada foto toraks terdapat infiltrat baru atau infiltrat 71
progresif ditambah dengan 2 atau lebih gejala
Diagnosa : Pneumonia dengan PPOK Eksaserbasi
dibawah ini :
1. Batuk-batuk bertambah Prosedur : -
2. Perubahan karakteristik dahak / purulen Aspek Koding : ICD10 2010 Volume 3
3. Suhu tubuh > 38°C (aksila) / riwayat demam Disease, diseased------continued
4. Pemeriksaan fisik : ditemukan tanda-tanda - lung J98.4
konsolidasi, suara napas bronkial dan ronki - - interstitial J84.9
5. Leukosit > 10.000 atau < 4500 - - - specified NEC J84.8
- - obstructive (chronic) J44.9
- - - with
- - - - exacerbation NEC (acute) J44.1
Tidak ada instruksi includes / excludes secara
langsung pada kode chronic obstructive pulmonary
disease with acute exacerbation, unspecified
46 47
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit-Penyakit Sistem Pernafasan
48 49
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit-Penyakit Sistem Pernafasan
50 51
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit-Penyakit Sistem Pernafasan
52 53
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit-Penyakit Sistem Pencernaan
lung diseases due to external agents (J60-J70) VIII. Penyakit-Penyakit Sistem Pencernaan
status asthmaticus (J46)
J45.0 Predominantly allergic asthma
Allergic: 81
bronchitis NOS
rhinitis with asthma Diagnosa : Gastritis (K29)
Atopic asthma Prosedur : -
Extrinsic allergic asthma
Hay fever with asthma Aspek Koding : Kriteria eksklusi kategori:
J45.1 Nonallergic asthma eosinophilic gastritis or gastroenteritis (K52.8)
Idiosyncratic asthma Zollinger-Ellison syndrome (E16.4)
Intrinsic nonallergic asthma Gastritis (sederhana) K29.7
J45.8 Mixed asthma Gastritis dengan perdarahan K29.71 (Gunakan
Combination of conditions listed in J45.0 and kode ini jika ada muntah/BAB berdarah)
J45.1 Gastritis akut erosif K29.00 -- dengan perdarahan
J45.9 Asthma, unspecified
K29.01
Asthmatic bronchitis NOS
Gastritis Tuberkulosa A18.83
Late-onset asthma
Variasi kode K29,- berupa:
Perhatian Khusus : - K29.0 Acute haemorrhagic gastritis, Acute
80 (erosive) gastritis with haemorrhage Excl.: erosion
(acute) of stomach (K25.-)
Diagnosa : Effusi pleura (J90) K29.1 Other acute gastritis
Prosedur : - K29.2 Alcoholic gastritis
Aspek Koding : “Eksklusi : Effusi Pleura dengan kondisi : K29.3 Chronic superficial gastritis
chylous (pleural) effusion J94.0 K29.4 Chronic atrophic gastritis, Gastric atrophy
pleurisy NOS R09.1 K29.5 Chronic gastritis, unspecified, Chronic
tuberculous A15-A16 gastritis:
Malignan C78.2 antral, fundal
Influenza J11.1 K29.6 Other gastritis, Giant hypertrophic gastritis
pada fetus, newborn P28.8 Granulomatous gastritis, Ménétrier disease
K29.7 Gastritis, unspecified
Perhatian Khusus : -
54 55
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit-Penyakit Sistem Pencernaan
Perhatian Khusus : Penegakan diagnosis Gastritis setelah konfirmasi (K30). Jika dilakukan pemeriksaan penunjang,
hasil pemeriksaan penunjang Endoskopi maka diagnosis disesuaikan berdasarkan hasil
pemeriksaan penunjang.Indikasi untuk dilakukan
82
endoskopi pada kasus Dispepsia dengan alarm
Diagnosa : Penggunaan kode kombinasi untuk Gastritis, symptom seperti : berat badan menurun, tidak bisa
unspecified dengan Haematemesis menjadi Acute menelan, demam, perdarahan atau ketersediaan
haemorrhagic gastritis sarana dan prasarana.
Prosedur : - 84
Aspek Koding : Tidak ada instruksi includes / excludes secara
Diagnosa : Acute appendicitis (K35.8)
langsung dari kode hematemesis (K92.0) dengan
gastritis (K29.7) baik dari volume I maupun Prosedur : -
III. Kode acute haemorrhagic gastritis (K29.0) Aspek Koding : K35.2
digunakan apabila sudah dilakukan konfirmasi Acute appendicitis with generalized peritonitis
sumber perdarahan berasal dari gastritis yang Appendicitis (acute) with generalized (diffuse)
tegak secara medis. peritonitis following rupture or perforation
Perhatian Khusus : - K35.3
Acute appendicitis with localized peritonitis
83 Acute appendicitis with localized peritonitis with or
Diagnosa : Dyspepsia (K30) without rupture or perforation
Acute appendicitis with peritoneal abscess
Prosedur : -
K35.8
Aspek Koding : Exclude : Acute appendicitis, other and unspecified
dyspepsia dengan penyebab Acute appendicitis without mention of localized or
nervous (F45.3) generalized peritonitis
neurotic (F45.3)
Perhatian Khusus : Kondisi peritonitis dan atau perforasi, abses
psychogenic (F45.3)
peritoneal yang disertai apendisitis (ataupun
heartburn (R12)
kondisi sebaliknya) cukup menggunakan kode
Perhatian Khusus : Penegakan diagnosis Dispepsia bisa dengan gejala gabungan K35.-
klinis. Sebelum ada pemeriksaan penunjang seperti
endoskopi, diagnosis yang tegak adalah Dispepsia
56 57
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit-Penyakit Sistem Pencernaan
85 87
Diagnosa : Kode kombinasi diagnosa primer Hernia dengan Diagnosa : Other and unspecified cirrhosis of liver (K74.6)
diagnosa sekunder obstruksi Prosedur : -
Prosedur : - Aspek Koding : K74.6 Other and unspecified cirrhosis of liver
Aspek Koding : Pada sub bab Hernia (K40-K46) sudah terdapat Cirrhosis (of liver) :
kode untuk hernia yang disertai obstruksi. - NOS
Obstruksi tidak dapat digunakan sebagai diagnosa - cryptogenic
sekunder. - Macronodular
Perhatian Khusus : - - Mixed type
- portal
86 - postnecrotic
Diagnosa : Unilateral or unspecified inguinal hernia, without Perhatikan pada kategori K74 Fibrosis and
obstruction or gangrene cirrhosis of liver
(K40.9) Excludes : alcoholic fibrosis of liver (K70.2)
cardiac sclerosis of liver (K76.1)
Prosedur : -
cirrhosis (of liver) :
Aspek Koding : Hernia dengan gangren dan obstruksi - alcoholic (K70.3)
diklasifikasikan hernia dengan gangren. - congenital (P78.8)
Kriteria inklusi sub bab: with toxic liver disease (K71.7)
Hernia yang didapat (acquired),
Perhatian Khusus : -
congenital (kecuali diafragmatik atau hiatus),
rekuren (berulang).
Includes: bubonocele, inguinal hernia (direk,
indirek, double, oblique,NOS), scrotal hernia
Perhatian Khusus : Pastikan lokasi anatomis hernia sesuai dengan
kode yang digunakan.
58 59
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit Kulit dan Jaringan Subkutis; Penyakit-Penyakit Sistem Genitourinarius
88 89
Diagnosa : Decubitus ulcer (L89) dengan Non-insulin-depend Diagnosa : Hidronefrosis , Batu Saluran Kemih dan ISK
diabetes mellitus without complication dikoding kombinasi dengan kode N13.6
Prosedur : - RS : Diagnosis N132 Diagnosis N390
Aspek Koding : Apabila ulkus pada NIDDM maka di kode E11.5 SPI : Kombinasi N136
Non-insulin-dependent diabetes mellitus, with Prosedur : -
peripheral circulatory complications).
Aspek Koding : Sesuai dengan instruksi excludes pada volume
Ulkus dekubitus yang dipicu oleh faktor selain DM
I kode hydronephrosis with renal and ureteral
memiliki kode tersendiri, yaitu L89.
calculous obstruction (N13,2) yang menyatakan
Perhatian Khusus : -
with infection mengarah pada kode pyonephrosis
(N13.6). Sehingga penggunaan kode N13,6
digunakan untuk menggabungkan antara
hydronephrosis, batu kidney - ureter dengan ISK.
Perhatian Khusus : -
90
60 61
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit-Penyakit Sistem Genitourinarius
91 93
Diagnosa : Penggunaan kode kombinasi untuk diagnosa Other Diagnosa : AKI dan Sirosis Hepatis dikoding kombinasi
obstructive and reflux uropathy (N13.8) dengan dengan kode K76.7
Urinary tract infection, site not specified (N39.0), RS : Diagnosis N179 Diagnosis K746
unspecified menjadi Pyonephrosis (N13.6) SPI : Kombinasi K767
Prosedur : - Prosedur : -
Aspek Koding : N13.6 Pyonephrosis Aspek Koding : Tidak ada instruksi includes / excludes secara
Conditions in N13.0-N13.5 with infection langsung pada kode acute renal failure, unspecified
Obstructive uropathy with infection (N17.9) dan other unspecified cirrhosis of liver
Use additional code (B95-B97), if desired, to (K74.6) baik dari volume I maupun III. Sedangkan
identify infectious agent. kode hepatorenal syndrome (K76.7) digunakan
Perhatian Khusus : Sesuai ICD 10 2010 Volume 1, diagnosa Other untuk sindrom hepatorenal yang tegak secara
obstructive and reflux uropathy (N13.8) dengan medis. Bukan kode kombinasi.
Urinary tract infection, site not specified (N39.0) Perhatian Khusus : -
dikode terpisah
94
92
Diagnosa : Calculus of kidney (N20.0)
Diagnosa : Penggunaan kode kombinasi untuk Acute Renal Prosedur : -
Failure (N17.9) dengan Urinary tract infection, site
Aspek Koding : N20.0 Calculus of kidney
not specified menjadi Pyonephrosis
termasuk didalamnya:
Prosedur : - Nephrolithiasis NOS
Aspek Koding : Tidak ada instruksi includes / excludes pada kode Renal calculus or stone
acute renal failure, unspecified (N17.9) dengan Stagghon calculus
kode urinary tract infection, site not specified Stone in kidney
(N39.0) baik di volume I maupun III. Bukan kode Perhatikan pada kategori N20
kombinasi. Includes : calculus pyelonephiritis
Perhatian Khusus : - Excludes : with hydronephrosis (N13.2)
-with infection (N13.6)
82 83
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit-Penyakit Sistem Genitourinarius
84 85
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit-Penyakit Sistem Genitourinarius
Aspek Koding : ICD 10 2010 Volume 3 N21.0. Sesuai dengan instruksi excludes pada
Calculus, calculi, …----- volume I sub bab other diseases of urinary system
- ureter (impacted) (recurrent) N20.1 (N30-N39) yang menyatakan urinary infection
- - with (complicating) with urolithiasis mengarah pada
- - - calculus, kidney N20.2 satu kode (N20-N23).
- - - - with hydronephrosis N13.2
99
- - - - - with infection N13.6
Perhatian Khusus : Calculus ureter dan ginjal (N20.2) tidak dapat Diagnosa : Kasus Batu Buli (N21.0) dan Hidronefrosis
di kode sebagai Pyonephrosis (N13.6) jika tidak dikoding N20.9
terdapat diagnosa hydronephrosis dan infeksi. RS : Diagnosis N210 Diagnosis N132
Diagnosa dikode terpisah. SPI : Kombinasi N209
Perlu diperhatikan penegakan diagnosa gagal ginjal Prosedur : -
akut (lihat lampiran pada bab medis poin no 5, Aspek Koding : Tidak ada instruksi includes / excludes pada
Kriteria Gagal Ginjal Akut) kode calculus in bladder (N21.0) dengan kode
98 hydronephrosis with renal and ureteral calculous
obstruction (N13.2) baik di volume I dan III.
Diagnosa : Calculus in bladder (N21.0) yang disertai dengan Kode urinary calculus, unspecified (N20.9)
penyakit infeksi saluran kemih (N39.0) lebih tepat merupakan bagian dari kode calculus of kidney and
dikode hanya N21.0 ureter (N20) sehingga tidak dapat digunakan untuk
Prosedur : - menjelaskan batu buli.
Aspek Koding : Other diseases of urinary system Perhatian Khusus : -
(N30-N39)
10
Excludes: urinary infection (complicating):
· abortion or ectopic or molar pregnancy ( Diagnosa : Penggunaan kode kombinasi untuk Unspecified
O00-O07 , O08.8 ) renal colic (N23) dengan Other and unspecified
· pregnancy, childbirth and the puerperium (O23.- , hydronephrosis menjadi Hydronephrosis with renal
O75.3 , O86.2 ) and ureteral calculous obstruction
· with urolithiasis (N20-N23) Prosedur : -
Perhatian Khusus : Kondisi infeksi pada Calculus in bladder tidak Aspek Koding : Colic------
menggunakan kode tersendiri. Cukup dikode
86 87
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Penyakit-Penyakit Sistem Genitourinarius
88 89
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Kehamilan, Melahirkan, dan Nifas
90 91
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Kehamilan, Melahirkan, dan Nifas
107 109
Diagnosa : Mild hyperemesis gravidarum (O21.0) Diagnosa : Maternal care due to uterine scar from previous
Prosedur : - surgery (O34.2)
Aspek Koding : O21.0 Mild hyperemesis gravidarum Prosedur : -
Hyperemesis gravidarum, mild or unspecified, Aspek Koding : O34.2 Maternal care for scar from previous
starting before the end of the 22nd week of
caesarean section
gestation
Excludes: vaginal delivery following previous
Perhatikan pada sub bab (O20-O29)
Eksklusi : caesarean section NOS
- Maternal care related to the fetus and amniotic (O75.7)
cavity and possible delivery problems (O30-O48) Perhatian Khusus : Perhatikan penunjang medis dan klinis
- Disease classifiable alsewhere but complicating
pregnancy, labour and delivery, and the purperium 110
(O98-O99)
Diagnosa : Oligohydramnios (O41.0)
Perhatian Khusus : -
Prosedur : -
108 Aspek Koding : O41.0 Oligohydramnios
Diagnosa : Maternal care for disproportion, unspecified Oligohydramnios without mention of rupture of
(O33.9) membranes (O42,-)
Perhatikan pada kategori O41.
Prosedur : -
Excludes : premature rupture of membranes
Aspek Koding : O33.9 Maternal care for disproportion, unspecified
(O42,-)
Cephalopelvic disproportion NOS
Fetopelvic disproportion NOS Jika terjadi oligohidroamnion dan ketuban pecah
Perhatikan pada kategori O33 dini (KPD) maka hanya digunakan kode 042.-
Includes : the listed conditions as a reason for Perhatian Khusus : -
obsevation, hospitalization or other obstetric care
of the mother, or for caesarean section before
onset of labour
Excludes : the listed conditions with obstructed
labour (O65-O66)
Perhatian Khusus : -
92 93
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Kehamilan, Melahirkan, dan Nifas
94 95
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Kehamilan, Melahirkan, dan Nifas
114 115
Diagnosa : Anemia pada kehamnilan, persalinan, puerperium Diagnosa : Pengkodean kondisi penyakit atau kelainan yang
Prosedur : - menyertai kehamilan atau persalinan
Aspek Koding : Jika dalam ICD 10 terdapat catatan “Use additional Prosedur : -
code, if desired, to identify specified condition Aspek Koding : Kode O95 - O99 digunakan jika ada kondisi
maka kode tersebut dapat digunakan sesuai penyakit atau kelainan yang menyertai kehamilan
dengan kondisi pasien (Permenkes 76/2016) atau persalinan
ICD 10 2010 Volume 1 Perhatian Khusus : -
Anemia-------
- complicating pregnancy, childbirth or
puerperium O99.0
O99 Other maternal diseases classifiable elsewhere
but complicating pregnancy, childbirth and the
puerperium
Note: This category includes conditions which
complicate the pregnant state, are aggravated by
the pregnancy or are a main reason for obstetric
care and for which the Alphabetical Index does not
indicate a specific rubricin Chapter XV.
Use additional code, if desired, to identify specific
condition
O99.0 Anaemia complicating pregnancy, childbirth
and the puerperium
Conditions in D50-D64
Perhatian Khusus : Anemia pada saat kehamilan atau persalinan
harus menggunakan dua kode, yaitu O99.0 dan
D64.9 yang dikoding sebagai diagnosa sekunder
(Permenkes 76 tahun 2016)
96 97
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Kondisi Tertentu Yang Dimulai Pada Periode Perinatal
XII. Kondisi Tertentu Yang Dimulai Pada Periode XIII. Malformasi, Deformasi Dan Kelainan Kromosom
Perinatal Kongenital
116 118
Diagnosa : Fetus and newborn affected by caesarean delivery Diagnosa : Atrial septal defect (Q21.1)
(P03.4) Prosedur : -
Prosedur : - Aspek Koding : Q21.1 Atrial septal defect
Aspek Koding : P03.4 digunakan pada bayi lahir dengan metode Coronary sinus defect
persalinan SC. Patent or persistent :
Perhatian Khusus : Pastikan berat badan lahir bayi dan tanggal lahir - foramen ovale
harus diinput dengan benar. - ostium secundum defect (type II)
Jika terdapat kondisi penyakit, kode diagnosis sinus venous defect
utama sesuai dengan penyakitnya Perhatikan pada sub bab Q21 Congenital
malformations of cardiac septa
117 Kecuali : acquired cardiac septal defect (I51.0)
Diagnosa : Neonatal jaundice, unspecified (P59.9) Perhatian Khusus : -
Prosedur : - 119
Aspek Koding : P59.9 Neonatal jaundice, unspecified
Diagnosa : Tetralogy of fallot (Q21.3)
Physiological jaundice (intense)(prolonged) NOS
Perhatikan pada kategori Prosedur : -
Excludes : due to inborn errors of metabolism Aspek Koding : Q21.3 Tetralogy of fallot
(E70-E90) vetricular septal defect yang disertai pulmonary
kernicterus (P57.-) stenosis atau atresia, dextroposition aorta dan
Perhatian Khusus : - hypertrophy ventrikel kanan.
Perhatikan pada sub bab Q21 Congenital
malformations of cardiac septa
Kecuali : acquired cardiac septal defect (I51.0)
Perhatian Khusus : -
98 99
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Gejala, Tanda, dan Hasil Abnormal Klinis Dan Laboratorium, Tidak Diklasifikasikan di Tempat Lain
XIV. Gejala, Tanda, dan Hasil Abnormal Klinis Dan kecuali pada kondisi :
Laboratorium, Tidak Diklasifikasikan di Tempat - atherosclerosis (I70.2)
Lain - diabetes mellitus (E10-E14 with common fourth
character. 5)
- other peripheral vascular disease (I73,-)
120 gangrene of certain specified sites
- see Alphabetical Index
Diagnosa : Bradycardia, unspecified (R00.1) gas gangrene (A48.0)
Prosedur : - pyoderma gangrenosum (L88)
Aspek Koding : R00.1 Bradycardia, unspesified Perhatian Khusus : Sesuai kaidah ICD jika gangrene saja dapat dikode
Bradycardia : R02, Gas Gangrene dikode A48.0 dan gangrene
- simoatrial pada DM diberi kode E10-E14 (sesuai dengan jenis
- sinus DM) dengan digit terakhir .5 (contoh Gangrene DM
- vagal Tipe 2 di kode E11.5).
Slow heart beat
Use additional external cause code (Chapter XX, if 122
desired, to identify drug-induced) Diagnosa : Epistaxis (R04.0)
Perhatikan sub bab R00 Abnormalities of heart
Prosedur : -
beat. Kecuali pada kondisi :
Abnormalitas yang disebabkan pada masa perinatal Aspek Koding : R04.0 Epistaxis
gunakan kode P29.1 Perdarahan dari rongga hidung.
Aritmia yang sudah spesifik gunakan kode I47-I49 Perhatian Khusus : Kondisi perdarahan yang terjadi pada kasus DHF
Perhatian Khusus : - harus dinyatakan sebagai diagnosis sekunder
karena hal tersebut penting dalam menentukan
121 penatalaksanaan selanjutnya, dan bukti
pendukungnya adalah adanya penatalaksanaan
Diagnosa : Gangrene, not elsewhere classified (R02)
perdarahan dalam rekam medis
Prosedur : -
Aspek Koding : R02 Gangrene, not elsewhere classified
Perhatikan pada sub bab
R02 Ganrene, NEC
100 101
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Gejala, Tanda, dan Hasil Abnormal Klinis Dan Laboratorium, Tidak Diklasifikasikan di Tempat Lain
102 103
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Gejala, Tanda, dan Hasil Abnormal Klinis Dan Laboratorium, Tidak Diklasifikasikan di Tempat Lain
126 127
Diagnosa : Other and unspecified abdominal pain (R10.4) Diagnosa : Fever (R50.9)
Prosedur : - Prosedur : -
Aspek Koding : R10.4 Other and unspecified abdominal pain Aspek Koding : Termasuk didalamnya :
Abdominal tenderness NOS Hyperpyrexia NOS
Colic: Pyrexia NOS
· NOS Kriteria eksklusi Sub bab:
· infantile Fever of unknown origin (during)(in): labour
R10-R19 Symptoms and signs involving the (O75.2), newborn (P81.9)
digestive system and abdomen Puerperal pyrexia NOS (O86.4)
Kriteria ekslude Perhatian Khusus : Konfirmasi penyebab demam yang spesifik sesuai
gastrointestinal haemorrhage (K92.0-K92.2) klinis dan pemeriksaan penunjang, tata laksana dan
gastrointestinal haemorrhage newborn pemeriksaan penunjang. Jika merupakan bagian
(P54.0-P54.3) tanda dan gejala dari suatu penyakit, maka tidak
intestinal obstruction (K56.-) dapat dikoding terpisah.
intestinal obstruction
newborn (P76.-) 128
pylorospasm (K31.3) Diagnosa : Febrile convulsions (R56.0)
pylorospasm
Prosedur : -
congenital or infantile (Q40.0)
symptoms and signs involving the urinary system Aspek Koding : R56.0 Febrile convulsions
(R30-R39) Perhatikan pada kategori R56
symptoms referable to genital organs: Excludes : convulsions and seizures (in) :
female (N94.-) - dissociative (F44.5)
male (N48-N50) - epilepsy (G40-G41)
- newborn (P90)
Perhatian Khusus : Cermati diagnosa banding dan kriteria penegakan
diagnosa untuk gejala nyeri perut, misalnya: Perhatian Khusus : Kode Kejang Demam (R56.0) digunakan sebagai
dispepsia, GERD, dan lain sebagainya. diagnosis utama jika bukan gejala yang mewakili
diagnosis sekunder dan memenuhi kriteria
diagnosis utama.
104 105
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Cedera, Keracunan, dan Akibat Lain Tertentu Penyebab Eksternal
XV. Cedera, Keracunan, dan Akibat Lain Tertentu Other surgical occlusion of vessels,intracranial
Penyebab Eksternal vessels 38.81
Continuous invasive mechanical ventilation for 96
consecutive hours or more 96.72
129 Other craniotomy 01.24
Aspek Koding : Sesuai instruksi excludes pada volume I sub Perhatian Khusus : -
bab shock, not elsewhere classified (R57) yang 131
menyatakan shock (due to) traumatic mengarah
pada kode traumatic shock (T79.4). Sehingga Diagnosa : Kombinasi Diagnosis S3670 Injury of multiple
kode T79.4 digunakan untuk menggantikan shock intra-abdominal organs, without open wound
hipovolemik yang ditemukan pada pasien dengan Diagnosis R579 Shock, unspecified
riwayat trauma. Diagnosa trauma intrakranial tetap Kode revisi T794 Traumatic shock
dapat dikoding jika mendapatkan tata laksana. Prosedur : -
Perhatian Khusus : Pastikan bahwa penyebab syock karena trauma Aspek Koding : Kondisi injury tetap dikoding sebagai diagnosa
utama jika memang mendapat tata laksana utama.
130
Kode T794 digunakan sebagai diagnosa sekunder
Diagnosa : Diagnosis Utama : Other intracranial injuries S06.8 karena merupakan komplikasi dari injury. Kode
Diagnosis Sekunder : R579 tidak dikoding lagi, karena sudah ada kode
Encephalopaty G93.4 T794 yang lebih spesifik.
Compression of brain G93.5 Perhatian Khusus : Pastikan bahwa penyebab syock karena trauma
Respiratory failure, unspecified J96.9
Hemiplegia, unspecified G81.9
Prosedur :
106 107
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Kesehatan dan Kontak Dengan Pelayanan Kesehatan
108 109
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Tindakan / Prosedur
110 111
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Tindakan / Prosedur
Diagnosa : -
Prosedur : 49.46 excicion of haemorhoid
Aspek Koding : 49.46 Excision of hemorrhoids
Hemorrhoidectomy NOS
112 113
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Tindakan / Prosedur
Perhatian Khusus : Lihat laporan operasi terdapat eksisi pada benjolan Lysis
di anus. adhesions
NOTE: blunt --omit code
139
digital --omit code
Diagnosa : - manual --omit code
Prosedur : 53.00 Unilateral repair of inguinal hernia, not mechanical --omit code
otherwise specified without instrumentation --omit code
Inguinal herniorrhaphy NOS Kata omit code (tidak dikoding)
Jika ada pernyataan omit code pada Indeks Alfabet
Aspek Koding : Mohon diperhatikan sesuai kaidah koding ICD 9CM
maka prosedur tersebut adalah bagian dari kode
Excludes: laparoscopic unilateral repair of inguinal
prosedur lain yang berhubungan dan tidak dikode
hernia (17.11-17.13)
(Permenkes 76/2016 Hal. 50)
Perhatian Khusus : Cek kesesuaian laporan tindakan open approach Hysterectomy 68.9
atau endoscopic approach? Cek kesesuaian jenis abdominal 68.49
hernia apakah betul hernia ingunalis? laparoscopic (total) [TLH] 68.41
partial or subtotal (supracervical)
140
(supravaginal) 68.39
Diagnosa : - Perhatian Khusus : Kode yang diinput adalah tindakan histerektomi
Prosedur : Tindakan laparatomi, adhesiolysis, Supravaginal supravaginal : (68.39) sedangkan tindakan
histerektomi. Dikode dengan Excision or laparotomi (54.19) tidak dapat dikoding, Kode
destruction of peritoneal tissue (54.4), Exploratory 54.4 (Excision or destruction of peritoneal tissue)
laparotomy (54.11), Other and unspecified vaginal dikoding terpisah dengan tindakan 68.39 dengan
hysterectomy (68.59) melakukan konfirmasi kepada DPJP mengenai
SPI : Division of endometrial synechiae (68.21), tindakan yang dilakukan kepada pasien, terkait
Other and unspecified subtotal abdominal lokasi dan diagnosa, memastikan tindakan
hysterectomy (68.39), Other and unspecified memang dilakukan.
vaginal hysterectomy (68.59) Lakukan konfirmasi mengenai teknik adhesiolysis
Aspek Koding : ICD9CM 2010 apakah menggunakan instrumen tajam (surgical)
Laparotomy NEC 54.19 karena pada ICD9CM teknik adhesiolysis yang
as operative approach --omit code omit code adalah teknik tumpul, digital, manual,
mekanik atau tanpa instrumen
114 115
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Tindakan / Prosedur
Diagnosa : - 143
116 117
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Tindakan / Prosedur
145 O80.0-O80.9
outcome: Z37.0 - Z37.9 sebagai Diagnosis
Diagnosa : - Sekunder
Prosedur : 69.09 Other dilation and curettage Perhatian Khusus : Kode ini digunakan pada partus spontan (tanpa
(Diagnostic D and C) bantuan alat)
Aspek Koding : Mohon diperhatikan sesuai kaidah koding ICD 9
148
CM
Excludes: aspiration curettage of uterus (69.51- Diagnosa : -
69.59) Prosedur : 73.6 Episiotomy
Perhatian Khusus : Cek kesesuaian laporan tindakan apakah betul Episioproctotomy
kuret tajam atau kuret aspirasi? Tujuan kuret untuk Episiotomy with subsequent episiorrhaphy
keperluan diagnostik saja, bukan untuk kasus Aspek Koding : Mohon diperhatikan sesuai kaidah koding ICD 9CM
abortus? Excludes: that with:
146 high forceps (72.31)
low forceps (72.1)
Diagnosa : - mid forceps (72.21)
Prosedur : 73.4 Medical induction of labor outlet forceps (72.1)
vacuum extraction (72.71)
Aspek Koding : 73.4 Medical induction of labor
Exclude : medication to auggment active labor Perhatian Khusus : Cek kesesuaian berkas apakah betul dilakukan
--> omit code episiotomy? Tindakan episiorrhaphy tidak dikoding
terpisah apabila dilakukan setelah episiotomy pada
Perhatian Khusus : -
episode yang sama
147
149
Diagnosa : -
Diagnosa : -
Prosedur : 73.59
Prosedur : 74.0 Classical cesarean section
Other manualy assited delivery
Aspek Koding : 74.0 Classical cesarean section
Aspek Koding : Bila terdapat penyulit/komplikasi maka penyulit/
Transperitoneal classical cesarean section
komplikasi menjadi diagnosis utama.
Cade also any synchronous :
Metode persalinan sebagai Diagnosis Sekunder :
118 119
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Tindakan / Prosedur
hysterectomy 68.3-68.4, 68.6, 68.8) menggunakan kode 86.3 dan tindakan eksisi/
myomectomy 68.29 pengambilan jaringan Kelenjar Getah Bening
sterilization 66.31-66.39, 66.63 menggunakan 40.2 (tergantung lokasi anatomis
Perhatian Khusus : - Kelenjar Getah Bening)
Jika ada pemeriksaan patologi anatomi, maka kode
150 yang tepat adalah biopsy of skin dan subcutaneous
Diagnosa : - tissue (86.11) atau biopsy of lymphatic structure
(40.11) tergantung jenis jaringan yang diambil
Prosedur : 74.1, 74.4, 74.99
sebagai sampel (exclude dari kode eksisi (86.3 dan
Caesar
40.2)
Aspek Koding : Bila terdapat penyulit/komplikasi maka penyulit/
komplikasi menjadi diagnosis utama. 152
Metode persalinan sebagai Diagnosis Sekunder : Diagnosa : -
O80.0-O80.9
Prosedur : Kode tindakan 83.39 pada tindakan pengambilan
outcome: Z37.0 - Z37.9 sebagai Diagnosis
jaringan yang dalam yaitu mengenai kulit,
Sekunder
subkutan, jaringan tumor, lapisan lemak dan
Perhatian Khusus : - jaringan dibawahnya tanpa ada hasil pemeriksaan
151 patologi anatomi
SPI : 86.3
Diagnosa : -
Aspek Koding : ICD9CM 2010
Prosedur : Kode tindakan 83.39 pada tindakan pengambilan Excision lesion -
jaringan yang menurut DPJP adalah subcutaneous tissue 86.3
lymphadenopati tanpa ada hasil pemeriksaan Pasien dengan tindakan eksisi STT dapat dirawat
patologi anatomi inap.
SPI : Excision of deep cervical lymph node (40.21) a. Sesuai dengan indikasi medis pasien
Aspek Koding : ICD9CM 2010 Volume 3 b. Narkose umum
Excision lesion - Penggunaan kode berdasarkan lokasi STT:
subcutaneous tissue 86.3 a. Kode 83.39 untuk STT yang lokasinya dalam
(otot, tendon)
Perhatian Khusus : Sesuai ICD9CM 2010 Volume 3, tindakan
b. kode 86.3 untuk STT yang superfisial (subkutis)
pengambilan jaringan kulit dan subkutan
120 121
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Tindakan / Prosedur
122 123
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Tindakan / Prosedur
124 125
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Tindakan / Prosedur
126 127
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Tindakan / Prosedur
Aspek Koding : 99.60 Cardiopulmonary resuscitation, NES 2010 secara lengkap, jelas dan spesifik
Excludes : open chest cardiac : Perhatian Khusus : -
electric stimulation 37.91
massage 37.91 165
Perhatian Khusus : Mohon diperhatikan cek resume medis apakah Diagnosa : -
betul ada RJP? Kelengkapan billing? Perhatikan Prosedur : Kasus Rehabilitasi Medik (Rawat Jalan)
diagnosis sekunder cardiac arrest atau respiratory Diatermi, tidak dikoding
arrest?
Aspek Koding : Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No.
163 76 tahun 2016 bahwa tindakan/prosedur yang
telah dilaksanakan ditulis dan dikode sesuai kaidah
Diagnosa : -
koding ICD-9-CM Tahun 2010 secara lengkap, jelas
Prosedur : 93.93 non mechanical method of resusitation dan spesifik
Aspek Koding : 93.93 Non mechanical method of resuscitation Perhatian Khusus : -
Artificial respiration
Manual resusicitation
Mouth-tomouth resuscitation
Excludes :
insertion of airway 96.01 - 96.05
other continuous invasive (through
endotracheal tube or tracheostomy) mechanical
ventilation 96.70 - 96.72
Perhatian Khusus : Lihat lembar observasi untuk tindakan resusitasi
164
Diagnosa : -
Prosedur : Kode tindakan fisioterapi di rehabilitasi medik yang
tidak dirinci.
Aspek Koding : Tindakan/prosedur yang telah dilaksanakan ditulis
dan dikode sesuai kaidah koding ICD-9-CM Tahun
128 129
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG
Panduan Manual
Verifikasi Klaim
INA-CBG
Edisi 1
ADMINISTRASI
130
• Administrasi
133
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Administrasi
134 135
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Administrasi
6 7
Diagnosa : - Diagnosa : -
Prosedur : Apabila setiap koding yang tadinya sudah di Prosedur : Obat Alteplase, Anistreolase, Reteplase,
acc dan telah dibayar tapi ternyata pada kasus Tenecteplase TPA, dan Urokinase apakah bisa di
yang sama dibulan yang berbeda verifikasinya Top up
berubah kodingnya. Apakah RS harus selalu Solusi Administrasi : Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No.
mengembalikan kelebihan bayar tersebut, yang 76 Tahun 2016 bahwa salah satu pembayaran
tadinya sudah di acc. mengapa tidak dibebankan tambahan (Top Up ) dalam sistem INA-CBG adalah
kepada kedua belah pihak? special drugs pemberian Streptokinase.
Solusi Administrasi : Sesuai dengan perjanjian kerja sama antara BPJS Pemberian obat Alteplase, Anistreolase, Reteplase,
Kesehatan dengan fasilitas kesehatan, terdapat hak Tenecteplase TPA dan Urokinase tidak bisa
dan kewajiban para pihak dimana masing-masing diberikan pembayaran tambahan
pihak berkewajiban membayar / mengembalikan (Top Up INA-CBG ).
kekurangan/kelebihan pembayaran dalam hal Perhatian Khusus : -
terjadinya kekurangan / kelebihan pembayaran atas
dugaan incorrect claim (ketidaksesuaian klaim)
atau terindikasi kecurangan berdasarkan hasil
audit.
Perhatian Khusus : -
136 137
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG
Panduan Manual
Verifikasi Klaim
INA-CBG
Edisi 1
MEDIS
138
• Medis
Diagnosa : -
Prosedur : USG pada Kehamilan
(88.76/88.79)
Aspek Medis : Dalam kondisi kehamilan normal, prosedur USG
dilakukan sebanyak 3 kali (1 kali tiap trimester).
Pada kehamilan dengan indikasi medis lainnya
membutuhkan lebih banyak prosedur USG.
Perhatian Khusus : -
141
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Medis
3 5
142 143
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG • Medis
144 145
Panduan Manual Verifikasi Klaim INA-CBG
10
146