Anda di halaman 1dari 2

Nama Kelompok

NOOR ZAQY EGAN HARTAMAN

RUSMAD

HERI SUPRIADI

DEWI PUSPITA

NOVIA MARTA

KISAH TELADAN SANG RAJA DAN PEMUDA

YANG MEMILIKI KEJUJURAN YANG TINGGI

Alkisah, ada seorang raja yang sudah memasuki usia senja dan ingin mencari penggantinya. Berbeda
dengan kebiasaan di masa itu, ia tak menunjuk anak-anaknya maupun pembantu terdekatnya untuk
menggantikannya menjadi raja. Sang Raja memiliki cara berbeda, karena ia menginginkan penggantinya
kelak merupakan orang yang benar-benar jujur dan kompeten menjadi seorang raja.

Suatu ketika, sang Raja memanggil seluruh pemuda yang berada di negeri itu, dan berpidato di hadapan
mereka. «Aku akan mengadakan sayembara. Kalian semua akan mendapatkan sebuah biji. Tanamlah biji
ini, rawatlah, dan kembalilah setahun lagi dengan tanaman kalian masing-masing. Bagi yang memiliki
tanaman terbaik, akan langsung ku tunjuk menjadi raja menggantikanku,» kata Sang Raja .

Mendengar pengumuman Sang Raja , semua pemuda antusias untuk merawat biji tersebut sebaik-
baiknya. Mereka pun sangat antusias datang ke Istana membawa hasil tanamannya yang diletakkan di
pot-pot yang agak besar. Masing-masing mereka saling membanggakan hasil tanamannya. Hal ini
berbeda dengan biji yang ditanam Shabri,selama 1 tahun merawat biji tersebut dengan sepenuh hati
namun tidak menghasilkan apapun dari biji yang ditanamnya tersebut.

Oleh karenanya, ia pun enggan untuk datang menghadap Sang Raja . Namun ibunya mendorongnya
untuk pergi dan berbicara apa adanya kepada Sang Raja. Karena apapun hasilnya, itu merupakan
amanah dari Sang Raja, yang harus ia «tunaikan» dan ia pertanggung jawabkan kepada sang Raja.

Akhirnya setelah beristikharah cukup panjang, ia pun berangkat ke Istana dengan tujuan
mempertanggungjawabkan hasil kerjanya kepada Sang Raja, dengan membawa pot yang masing-
kosong tanpa ada satu tangkai tanaman pun yang tumbuh di pot tersebut. Mendengar namanya
dipanggil, Shabri panik, «Jangan-jangan aku akan dihukum karena tidak mampu merawat biji yang
diamanahkan Raja kepadaku,» gumamnya.

Suasana pun tiba-tiba berubah menjadi riuh rendah penuh dengan ejekan dan cemoohan hadirin yang
menyaksikan pot Shabri yang kosong melompong. Tanpa sebatang tangkaipun yang tumbuh dari biji
yang ditanamnya.

Raja tiba-tiba berteriak: «Diam semuanya!» Semua pemuda tertegun. Raja kemudian menoleh kepada
Shabri, dan kemudian beliau mengumumkan, «Inilah Raja kalian yang baru!». Semua terkejut.
Bagaimana mungkin orang yang gagal yang menjadi raja?

Menyadari keheranan mereka, Raja kemudian melanjutkan: «Setahun yang lalu aku memberi kalian
sebuah biji untuk ditanam. Tapi yang kuberikan kepada kalian adalah biji yang sudah direbus terlebih
dahulu. Dan oleh karenanya pasti tidak akan pernah dapat tumbuh. Dan ternyata kalian semua telah
menggantinya dengan biji yang lain».

"Hanya Shabrilah satu-satunya pemuda yang tidak mengganti dengan biji yang lain. Shabri telah bersikap
jujur, terhadap amanah yang aku embankan kepadanya," kata Sang Raja.

"Dan aku menginginkan penggantiku kelak adalah orang yang memiliki kejujuran dan keberanian. Jujur
karena tidak mengganti biji dariku dengan biji lainnya. Berani, karena berani datang ke Istana untuk
membawa pot dengan biji yang kuberikan, meskipun tidak tumbuh apapun daripadanya. Karena itulah,
dia aku angkat menjadi Raja mengganti kedudukanku".

Demikian kisah sang Raja dan pemuda yang jujur. Ada hikmah besar dalam kisah di atas
betapa kejujuran merupakan mahkota kebaikan. Semoga kita diberi taufik agar termasuk golongan yang
jujur .

Anda mungkin juga menyukai