Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ilham (040563165)

Hukum Adat
Tugas 2

Keluarga Rizal merupakan keluarga Minangkabau yang asli dari Sumatera Barat. Pak
Rizal menikah secara semanda dengan perempuan bernama Rina. Mereka tinggal di
Pasaman Sumatera Barat. Mereka dikaruniai 2 orang anak, anak pertama laki-laki
bernama Rizki dan anak kedua perempuan bernama Rizka. Beberapa tahun setelah
perkawinan Rizal dan Rina, mereka membeli sawah seluas 2 hektar.

Rina hanya mempunyai seorang kakak, yaitu kakak laki-laki bernama Ramli yang
mempunyai gelar pusaka adat Mamak. Ramli sudah berumah tangga dan mempunyai
anak laki-laki bernama Rusli.

Pada tahun lalu Rina meninggal dunia, meninggalkan harta selain sawah, juga harta yang
dimilikinya secara turun temurun berupa rumah Gadang, ladang dan kolam.
Pertanyaan:

1. Bagaimana pengaturan harta warisan Rina? Apa saja yang termasuk harta
pusaka tinggi Rina?
Jawab:
- Dalam norma hukum adat Minangkabau, masyarakat masih mempertahankan
garis keturunan perempuan atau ibu (Matrilineal), dimana hukum waris adatnya
masih terkait erat dengan sistem kekerabatan dari pihak ibu, yaitu mereka yang
berasal dari satu ibu asal yang dihitung dari garis ibu, yaitu saudara laki-laki dan
saudara perempuan ibu dan saudara-saudaranya baik laki-laki maupun
perempuan, nenek beserta saudara-saudaranya baik laki-laki maupun perempuan,
dan seterusnya menurut garis keturunan perempuan.
Oleh sebab itu dengan sendirinya semua anak Rina dapat menjadi ahli waris
dari ibunya sendiri, baik untuk harta pusaka tinggi maupun untuk harta
pusaka rendah.

- Harta pusaka tinggi diartikan sebagai harta yang dimiliki oleh keluarga dari pihak
ibu atau perempuan. Dari harta tersebut, mereka diberi hak pengelolaan, bukan
kepemilikan. Hasil dari hak pakai itu kemudian dibagi rata sesuai dengan jumlah
kerabat dalam satu keluarga.
Berdasarkan uraian singkat di atas maka yang termasuk harta pusaka tinggi
Rina adalah sebagai berikut:
 Rumah gadang
 Ladang
 Kolam
2. Apa saja yang termasuk harta pusaka rendah Rina?
Jawab:
Harta pusaka rendah adalah harta yang diperoleh dari jerih payah keluarga, baik ayah
maupun ibu. Harta itu diperoleh melalui transaksi jual beli.
Berdasarkan uraian di atas, maka harta pusaka rendah Rina adalah
sawah.seluas 2 hektar yang dibeli beberapa tahun setelah perkawinan dengan
suaminya, Rizal.

3. Siapa pewaris harta pusaka tinggi Rina?


Jawab:
Pewaris harta pusaka tinggi Rina adalah anak perempuannya yang bernama
Rizka.
Pewarisan harta pusaka Tinggi kepada anak perempuan di Minangkabau dalam
perspektif perlindungan terhadap perempuan berarti bahwa pewarisan kepada anak
perempuan di Minangkabau memberikan porsi perlindungan yang sangat tinggi
kepada kaum perempuan, karena perempuan di Mingakabau, di samping berhak
memperoleh harta warisan dari orang tuanya (harta pusaka rendah) juga mendapatkan
hak mngelola harta pusaka tinggi. Pemberian hak atas pusaka tinggi kepada kaum
perempuan di Minangkabau karena permpuan merupakan sosok yang sangat di
muliakan. Tingginya kedudukan perempuan ini dilambangkan sebagai “limpapeh
rumah nan gadang, sumarak anjuang nan tinggi.

4. Siapa yang menguasai harta pusaka rendah Rina?


Jawab:
Harta pusaka rendah, maka pembagiannya dilakukan menurut hukum faraid, bahwa
anak laki dan perempuan sama-sama mendapatkan bagian dari warisan kedua orang
tuanya, hanya bagian anak laki-laki mendapat dua kali bagian dari anak perempuan.
Maka yang menguasai harta pusaka rendah Rina adalah Rizki dan Rizka
dengan catatan Rizki mendapat dua kali bagian dari Rizka.

5. Apabila Ramli meninggal dunia, siapa pewaris gelar pusaka adat Mamak?
Jawab:
Pewaris gelar pusaka adat Mamak bila Ramli meninggal dunia adalah anak laki-
lakinya yang bernama Rusli dengan catatan Rusli pada saat itu sudah beranjak
dewasa. Namun bila Rusli masih terhitung anak-anak (belum menginjak usia dewasa)
maka kemungkinan pertama adalah para ahli waris perempuan yang secara bersama-
sama dapat bertindak sebagai mamak kepala waris. Namun jika anggota kaum yang
tinggal hanya perempuan saja maka dialah yang mempunyai hak dan kewajiban
sebagai mamak kepala waris (dalam hal ini Rina bila Rina masih hidup). Selanjutnya
kalau dalam kaum tersebut tidak ada anggota yang dewasa, maka penghulu sukunya
yang harus bertindak untuk kepentingan kaum tersebut. Kemungkinan terakhir, jika
hal-hal yang telah disebut diatas tidak ada juga, maka kaum tersebut dapat bersandar
pada penghulu suku yang terdekat, yang merupakan belahan mereka.

Anda mungkin juga menyukai