KELOMPOK 4
DOSEN PEMBIMBING:
PROF.DR.H.YASWIRMAN SH,MH
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ANDALAS
2023
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Bismilahirrahmanirahim
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam.
Atas izin dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu tanpa
kurang suatu apa pun. Tak lupa pula penulis haturkan shalawat serta salam kepada
junjungan Rasulullah Muhammad SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita di
hari akhir kelak.
Wassalamualaikum wr.wb
Padang... 2023
penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Selanjutnya pusako ialah harta pusaka adat yang terdiri dari harta kekayaan
dan harta kekuasaan adat.harta kekayaan adat berupa emas,perak,dan ternak
peliharaan,sedangkan harta kekuasaan adat berupa wilayah teritorial(ulayat)yang
berupa hutan tanah,sawah ladang,pandam pakuburan,pemandian,rumah tangga
dan korong kampuang dan isinya yang dibatasi batas tanah.Amir Syarifuddin
menngatakan harta pusako ialah harta yang bersifat material yang berada pada
seseoarang yang mati yang mana beralih kepada orang lain disebabkan
kematianya.
Berbicara mengenai harta di minangkabau maka tidak akan terlepas dari yang
namanya harta pusako.harta pusako adat adalah harta yang diperoleh secara turun
temurun,harta pusako ini terbentuk dari adannya kekhawatiran tentang kehidupan
anak suku untuk kedepanya,untuk menjamin kehidupan anak suku ini mereka
menetapkan adanya harta pusako.
Secara umum harta pusako adalah benda-benda peninggalan orang yang telah
meninggal dan diwariskan kepada keluarga atau sekelompok orang tertentu.benda
benda tersebut dapat berupa tanah,sawah,ladang,rumah gadang dan lain-lain yang
memiliki nilai khusus.masyarakat minangkabau membagi harta pusako ini
menjadi dua yaitu harta pusako tinggi dan pusako rendah.
Pusako tinggi (pusaka tinggi) ialah harta pusaka berupa tanah ulayat, sawah,
ladang, tanah kuburan, dan rumah gadang yang diwarisi dan dimiliki secara
bersama oleh beberapa keluarga (periuk) dalam satu jurai (satu garis
kekeluargaan) sebuah kaum atau suku dalam garis matrilineal. Dalam harta
pusaka ini biasanya berlaku ketentuan tidak dapat dipindahmilikkan dengan cara
apa pun, tidak terdapat pemilikan peribadi, berlaku pada barang yang tak
bergerak, pusaka saparuik (seperut atau keluarga satu ibu/nenek) dikuasai dan
diatur oleh tungganai atau mamak rumah (laki-laki tertua dalam rumah gadang),
hak pemanfaatan melalui ganggam bauntuak (genggam beruntuk bagi masing-
masing keluarga seperut), dan rumah adat dan kolam ikan termasuk dalam
kawalan dan kategori harta pusaka.
Pusaka tinggi adalah sesuatu yang jika dijual indak dimakan bali (tidak boleh
dibeli), jika digadai indak dimakan sando (tidak boleh disandera/diambil sebagai
jaminan). Pusaka tinggi ialah tiang agung Minangkabau. Kedudukan pusaka
tinggi sangat kuat dan tidak dapat berubah menjadi pusaka rendah kecuali sangat
jarang sekali, yaitu dengan sebab terkikisnya adat sedikit demi sedikit. Begitu
kuatnya kedudukan ini, harta pusaka tinggi tidak dapat dipengaruhi oleh
perkawinan, baik orang dalam ataupun orang luar suku Minangkabau. Semua
harta tersebut berada di bawah kuasa kesukuan perempuan, yaitu pihak istri.
Pertama Harta Nagari yaitu Harta Kolektif yang disepakati oleh nenek
muyang nan managak (mendirikan) nagari,sebagai milik basamo (bersama)
seluruh anak nagari.Pemanfaatan untuk seluruh Masyarakat berdasarkan
kesepakatan
1. Ulayat Nagari
Adalah tanah ulayat beserta sumber daya alam yang ada di atas dan di
dalamnya merupakan hak penguasaan oleh ninik mamak kerapatan
adat nagari (“KAN”) dan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk
kepentingan masyarakat nagari, sedangkan pemerintahan nagari
bertindak sebagai pihak yang mengatur untuk pemanfaatannya.Tanah
ulayat nagari berkedudukan sebagai tanah cadangan masyarakat adat
nagari, penguasaan serta pengaturannya dilakukan oleh ninik mamak
KAN bersama pemerintahan nagari dengan adat minangkabau dan
dapat dituangkan dalam peraturan nagari. Seperti:Tanah Ulayat (Tanah
cadangan), Hutan Ulayat, Hutan Larangan, Banda Larangan.
2. Paragat Nagari
Adalah Fasilitas dari nagari yang digunakan untuk semua Masyarakat
nagari itu. Seperti: Musajik, balaiadat, labuah, pasa, Tapian,
Baramban, Pakokan dll.
Kedua Harta Adat yaitu harta kolektif yang dipergunkan untuk urusan
perangkat adat. Pemakaian berdasarkan kesepakatan niniak-mamak dalam
nagari, atau niniak mamak dalam kaum. Harta Adat duo tingkatan: Harato
adat nagari, harato adat kaum/suku.
Ketiga Harta Kaum yaitu Harta dengan hak pakai (hak tanam/tuai) oleh
seluruh anggota kaum dengan persetujuann penghulu. Seperti :Sasok Jarami
(Sawah),Ladang,Rumah Gadang,Rangkiang.