Peran Dan Fungsi Kepemimpinan Informal D 47939a75
Peran Dan Fungsi Kepemimpinan Informal D 47939a75
3, Agustus 2017
Nur Aedah
Magister Kebijakan Publik Program Pascasarjana Uncen
Abstrak
Artikel ini merupakan hasil penelitian tentang kepemimpinan informal yang dilakukan pada pemerintahan
Kampung Waena. Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah untuk melihat Bagaimanakah
Kepemimpinan Informal di Kampung Waena dan Apa sajakah Peran dan Fungsi Kepemimpinan Informal
dalam Sistem Pemerintahan Kampung Waena. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif
kualitatif. Pengambilan data dilakukan dengan observasi lapangan, wawancara dan studi literatur. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan informal yang terdapat di kampung Waena adalah Tokoh
Adat, tokoh agama, tokoh pemuda dan tokoh perempuan. Dari keempat bentuk kepemimpinan informal
tersebut, Tokoh Adatlah yang paling dominan memiliki peran dan fungsi dalam struktur pemerintahan
kampung di Waena. Hal ini dikarenakan dalam sistem pemetintahan kampung di Waena, Ondoafi
diberikan kedudukan sebagai aparat kampung yaitu kepala Badan Permusyawaratan Kampung atau
disebut Bamuskam.
Abstract
This article is the result of research on informal leadership conducted at Waena village government. The
main problem of this research is to see how the informal leadership in Waena village and what are the
roles and functions of informal leadership in Waena village government system. This research used
desciptive qualitative approach. The data were collected by field observation, interview and literature
study. The results show that the informal leadership in Waena village is customary leaders, religious
figures, youth leaders and women figures. Of these four forms of informal leadership, the most dominant
figures of customs have roles and functions within the village governance structure in Waena. This is
because of the village administration system in Waena, Ondoafi granted the position as a village officer,
the head of the Consultative Board of Village or called Bamuskam.
1
Nur Aedah – Kepemimpinan Kampung Waena
seluruh Papua. Padahal jika kita telusuri daya tarik tersendiri untuk diteliti. Sehingga
secara detail, kepemimpinan informal masih permasalahan kepemimpinan informal
terdapat dan dilestarikan oleh masyarakat diajukan sebagai topik utama dalam
kampung di Papua. penelitian ini. Oleh karena itu tujuan
Dalam setiap organisasi selalu terdapat dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk
hubungan yang akan menentukan corak mengetahui bagaimanakah kepemimpinan
organisasi. hubungan informal akan informal dipraktekkan di Kampung Waena.
melahirkan organisasi informal. Berbeda Apa sajakah Peran dan Fungsi
dengan kepemimpinan formal adalah Kepemimpinan Informal dalam Sistem
kepemimpinan yang resmi yang melalui Pemerintahan Kampung Waena.
mekanisme pengangkatan resmi untuk Berdasarkan latar belakang tersebut
menduduki jabatan kepemimpinan. Pola maka hasil penelitian ini diharapkan dapat
kepemimpinan tersebut terlihat pada bermanfaat dalam keilmuan dan praktis.
berbagai ketentuan yang mengatur hirarki Dalam keilmuan, diharapkan dapat
dalam suatu organisasi. Namun bermanfaaat untuk pengembangan penelitian
kepemimpinan formal tidak akan secara selanjutnya tentang studi kepemimpinan
otomatis menjadi jaminan seorang informal di Papua. Dan untuk praktisnya,
pemimpin diterima sebagai pemimpin yang diharapkan hasil penelitian ini dapat
“sebenarnya” oleh bawahan. Penerimaan bermanfaat bagi masyarakat kampung
atas pimpinan formal masih harus diuji Waena dan pemerintah kota Jayapura dalam
dalam praktek yang hasilnya akan terlihat mengembangkan kepemimpinan informal
dalam kehidupan organisasi. Sementara dalam sistem pemerintahan kampung di
kepemimpinan informal yang juga disebut Kampung Waena.
headship merupakan tipe yang tidak
mendasarkan pada pengangkatan serta tidak METODOLOGI PENELITIAN
terlihat pada struktur organisasi resmi.
Namun efektifitas kepemimpinan informal Penelitian ini menggunakan metode
terlihat pada pengakuan nyata dan penelitian kualitatif. Yaitu meneliti pada
penerimaan bawahan dalam praktek kondisi yang alamih, langsung ke sumber
kepemimpinannya. Biasanya kepemimpinan data dan peneliti adalah instrumen kunci.
informal didasarkan pada beberapa kriteria. Penelitian ini dilakukan di Kampung Waena
Di antaranya adalah kemampuan “memikat” Distrik Heram Kota Jayapura. Sampel
hati orang lain, kemampuan dalam membina sumber data dipilih secara purposive dan
hubungan yang serasi dengan orang lain dan bersifat snowball sampling. Penentuan
memiliki keahlian tertentu yang tidak sampel sumber data masih bersifat
dimiliki oleh orang lain. sementara dan akan berkembang kemudian
Tersebarnya suku suku di Papua secara dilapangan. Oleh karena itu para ketua ketua
antropologis membentuk karakter adat atau kepala suku serta tokoh-tokoh
kepemimpinan informal yang sudah masyarakat dan kepala pemerintahan
dipraktekkan jauh sebelum adanya kampung dan aparat di Kampung Waena
kepemimpinan formal seperti sekarang ini. menjadi sumber data dalam penelitian ini.
Namun secara nyata saat ini kepemimpinan Data dikumpulkan menggunakan teknik
formal jauh lebih berkembang dan menjadi observasi partisipan, wawancara mendalam
pilihan utama dalam sistem pemerintahan dan studi dokumentasi. Observasi partisipan
kampung. Waena merupakan salah satu dilakukan pada profil situasi sosial dan
kampung di kota Jayapura yang masih budaya serta politik organisasi tradisional
memelihara kepemimpinan informal. yang ada di kampung Waena. Sedangkan
Disamping itu juga, Kampung Waena wawancara mendalam dilakukan pada
memiliki organisasi pemerintahan kampung informan kunci sebagai sumber data yaitu
yang formal. pimpinan adat, tokoh – tokoh masyarakat,
Berdasarkan permasalahan tersebut, kepala pemerintahan kampung, kepala
maka kepemimpinan informal dalam sistem Baperkam/Bamuskam, dan aparat kampung
pemerintahan di kampung Waena menjadi Waena. Dalam menganalisis data,
2
Jurnal Ekologi Birokrasi, Vol. 5, No. 3, Agustus 2017
3
Nur Aedah – Kepemimpinan Kampung Waena
informal dapat digambarkan atau memiliki lembaga. menurut J.S. Badudu dan Sutan
ciri-ciri sebagai berikut: Tidak memiliki Mohammad Zain dalam Kamus Umum
penunjukan formal sebagai seorang Bahasa Indonesia, mengemukakan fungsi
pemimpin; Ditunjuk dan diakui oleh adalah jabatan atau kedudukan. (Badudu dan
masyarakat; Tidak ada wewenang dari Sutan, 1996:412). Berdasarkan pendapat di
organisasi formal; Biasanya tidak atas, bahwa fungsi menandakan suatu
memperoleh balas jasa berupa material; jabatan dalam sebuah organisasi yang
Tidak ada kenaikan pangkat; Tidak memiliki menggambarkan akan
atasan dalam arti formal. tugas dan fungsinya.
Pengertian Peran
HASIL DAN PEMBAHASAN
Beberapa pendapat dikutip dalam
tulisan ini diantaranya menurut Soerjono
Berdasarkan hasil pegumpulan,
Soekanto (2003) dalam Kristoper
pengolahan dan analisa data maka
(2016:479), mengatakan bahwa peran (role)
didapatkan data yang komprehensif sesuai
merupakan aspek dinamis kedudukan
dengan permasalahan penelitian, yaitu
(status). Kemudian Rivai (dalam Sitorus,
tentang bagaimana peran dan fungsi
2006:133) mengatakan “Peran dapat
kepemimpinan informal dalam sistem
diartikan sebagai perilaku yang diatur dan
pemerintahan kampung di Kampung Waena.
diharapkan dari seseorang dalam posisis
Adapun hasil penelitian di jelaskan sebagai
tertentu. Jika dikaitkan dengan seorang
berikut.
tokoh adat maka dapat diartikan sebagai
seperangkat perilaku yang diharapkan untuk
Kepemimpinan Informal di Kampung
dilakukan oleh seorang tokoh adat sesuai
Waena
dengan posisi tokoh adat tersebut”.
Hasil pengambilan data melalui
Sementara itu, peran menurut Kozier (dalam
wawancara, dijelaskan bahwa
Sitorus, 2006:134) adalah seperangkat
kepemimpinan Informal di Kampung Waena
tingkah laku yang diharapkan oleh orang
terdapat pada kepemimpinan agama,
lain terhadap seseorang sesuai
kepemimpinan adat dan kepemimpinan
kedudukannya dalam suatu sistem. Peran
pemuda. Kepemimpinan agama dipimpin
adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan
oleh seorang pendeta. Kepemimpinan data
dari seseorang pada situasi sosial tertentu.
di pimpin oleh seorang kepala suku yang
Pengertian Fungsi disebut Ondoafi. Sedangkan kepemimpinan
Pengertian fungsi menurut Kamus pemuda di pimpin oleh tokoh pemuda.
Lengkap Bahasa Indonesia merupakan Ketiga sebutan tersebut yakni Pendeta,
kegunaan suatu hal, daya guna serta Ondoafi dan Tokoh Pemuda merupakan
pekerjaan yang dilakukan. Menurut Liang bentuk kepemimpinan informal yang sesuai
Gie yang dikutip Nining Haslinda Zainal dengan definisi oleh winardi (2003:38)
(2008 : 10), didefinisikan bahwa fungsi yakni “Seorang individu (pria atau wanita)
merupakan sekelompok aktivitas yang yang walaupun tidak mendapatkan
tergolong pada jenis yang sama berdasarkan pengangkatan secara formal yuridis sebagai
sifatnya, pelaksanaan ataupun pertimbangan pemimmpin, tetapi memiliki sejumlah
lainnya. Definisi tersebut memiliki persepsi kualitas (objektif dan subjektif) yang
yang sama dengan definisi fungsi menurut memungkinkan mencapai kedudukan
Sutarto dalam Nining Haslinda Zainal sebagai orang yang dapat mempengaruhi
(2008:22), yaitu fungsi adalah rincian tugas kelakuan serta tindakan suatu kelompok
yang sejenis atau erat hubungannya satu masyarakat baik kearah positif maupun
sama lain untuk dilakukan oleh seorang kearah negative”.
pegawai tertentu yang masing-masing Ondoafi merupakan kepemimpinan
berdasarkan sekelompok aktivitas sejenis informal yang terdapat di kampung waena
menurut sifat atau pelaksanaannya. yang sudah dipraktekan sebelum adanya
Fungsi adalah kegiatan pokok yang kepemimpinan formal seperti Kepala
dilakukan dalam suatu organisasi atau Kampung. Ondoafi memiliki kualitas
4
Jurnal Ekologi Birokrasi, Vol. 5, No. 3, Agustus 2017
5
Nur Aedah – Kepemimpinan Kampung Waena
6
Jurnal Ekologi Birokrasi, Vol. 5, No. 3, Agustus 2017
7
Nur Aedah – Kepemimpinan Kampung Waena
Selain tokoh agama dan tokoh pemuda, Dalam pelaksanaan peran dan fungsi
jawaban yang sama juga diungkapkan oleh kepemimpinan informal di kampung waena,
kepala pemerintahan kampung Waena. sering terjadi permasalahan. Hal ini
Sebagai berikut. dimalumi sebagaiakibat dari adanya peran
8
Jurnal Ekologi Birokrasi, Vol. 5, No. 3, Agustus 2017
9
Nur Aedah – Kepemimpinan Kampung Waena
DAFTAR PUSTAKA
Buku: Undang-Undang :
Nining Haslinda Zainal (2008) “Analisis Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
Kesesuaian Tugas Pokok dan Tentang Desa
Fungsi dengan Kompetensi Peraturan Daerah Kota Jayapura Nomor 16
Pegawai Pada Sekretariat Tahun 2008 tentang Struktur
Pemerintah Kota Makassar” Organisasi dan Tata Kerja
Machab, M. (2013). Politik Pemerintahan
Pemerintahan Kampung di Kota
Desa di Indonesia. Yogyakarta:
PolGov UGM. Jayapura
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian
Wawancara :
Kombinasi (Mixed Methods).
Wawancara dengan Ramses Ohee (Tokoh
Bandung: Alfabeta.
Adat) Waena, 10 Maret 2017
Mansoben, J.R. (1995). Sistem Politik
Wawancara dengan Ramses Ohee ( Tokoh
Tradisional di Irian Jaya. Leiden:
Adat) Waena, 10 Maret 2017
LIPI-RIJKS Universiteit Leiden
Wawancara dengan Pdt.Yosep Toisuta
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian
(Tokoh Agama), Waena 10 Maret
Kombinasi (Mixed Methods).
2017
Bandung: Alfabeta
Wawancara dengan Robert Hendambo
(Tokoh Pemuda), Waena 10 Maret
Internet:
2017
http://ejournal.pin.or.id. eJournal
Wawancara dengan Corneles Modouw
Pemerintahan Integratif, 2016,
(Kepala Kampung), Waena 10
3(3): 475-489, ISSN: 2337-8670,
Maret 2017
diakses pada pukul 19.37 WIT,
Wawancara dengan Ramses Ohee, (Tokoh
Senin 10 April 2017
Adat) waena 10 Maret 2017
http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=9
4293, diakses pada Pukul 20:13
WIT, Senin 10 April 2017
10