Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ekologi Birokrasi, Vol. 5, No.

3, Agustus 2017

PERAN DAN FUNGSI KEPEMIMPINAN INFORMAL


DALAM PEMERINTAHAN KAMPUNG DI KAMPUNG WAENA KOTA
JAYAPURA

Nur Aedah
Magister Kebijakan Publik Program Pascasarjana Uncen

Abstrak

Artikel ini merupakan hasil penelitian tentang kepemimpinan informal yang dilakukan pada pemerintahan
Kampung Waena. Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah untuk melihat Bagaimanakah
Kepemimpinan Informal di Kampung Waena dan Apa sajakah Peran dan Fungsi Kepemimpinan Informal
dalam Sistem Pemerintahan Kampung Waena. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif
kualitatif. Pengambilan data dilakukan dengan observasi lapangan, wawancara dan studi literatur. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan informal yang terdapat di kampung Waena adalah Tokoh
Adat, tokoh agama, tokoh pemuda dan tokoh perempuan. Dari keempat bentuk kepemimpinan informal
tersebut, Tokoh Adatlah yang paling dominan memiliki peran dan fungsi dalam struktur pemerintahan
kampung di Waena. Hal ini dikarenakan dalam sistem pemetintahan kampung di Waena, Ondoafi
diberikan kedudukan sebagai aparat kampung yaitu kepala Badan Permusyawaratan Kampung atau
disebut Bamuskam.

Keywords: Peran, Fungsi, Kepemimpinan Informal, Pemerintahan Desa

Abstract

This article is the result of research on informal leadership conducted at Waena village government. The
main problem of this research is to see how the informal leadership in Waena village and what are the
roles and functions of informal leadership in Waena village government system. This research used
desciptive qualitative approach. The data were collected by field observation, interview and literature
study. The results show that the informal leadership in Waena village is customary leaders, religious
figures, youth leaders and women figures. Of these four forms of informal leadership, the most dominant
figures of customs have roles and functions within the village governance structure in Waena. This is
because of the village administration system in Waena, Ondoafi granted the position as a village officer,
the head of the Consultative Board of Village or called Bamuskam.

Keywords: Role, Function, Informal Leadership, Village Government

PENDAHULUAN kepemimpinan adat. Kepemimpinan adat di


Papua sangat bervariasi dikarenakan
Provinsi Papua adalah salah satu banyaknya varian kepemimpinan
provinsi di Indonesia yang memiliki tradisional.
keanekaragaman kepemimpinan informal. Kepemimpinan informal di Papua saat
Hal ini dilatarbelakangi oleh banyaknya ini cenderung tergusur atau terpinggirkan
suku dan budaya yang hidup dan tumbuh oleh kepemimpinan formal terutama dalam
dalam tradisi kepemimpinan masyarakat di sistem pemerintahan kampung. Dipilihnya
Papua. Setiap suku yang ada mempunyai kepemimpinan formal sebagai
sistem kepemimpinan yang diterapkan di kepemimpinan resmi yang digunakan secara
tiap-tiap wilayah. Hal tersebut merupakan seragam dalam sistem pemerintahan
suatu sistem yang di turunkan dari generasi- kampung, membuat kepemimpinan informal
generasi sebelumnya. Salah satu semakin tidak dipedulikan. Seperti kita
kepemimpinan informal yang akan diteliti ketahui, bahwa kampung memiliki
adalah kepemimpinan tradisional atau organisasi pemerintahan yang seragam di

1
Nur Aedah – Kepemimpinan Kampung Waena

seluruh Papua. Padahal jika kita telusuri daya tarik tersendiri untuk diteliti. Sehingga
secara detail, kepemimpinan informal masih permasalahan kepemimpinan informal
terdapat dan dilestarikan oleh masyarakat diajukan sebagai topik utama dalam
kampung di Papua. penelitian ini. Oleh karena itu tujuan
Dalam setiap organisasi selalu terdapat dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk
hubungan yang akan menentukan corak mengetahui bagaimanakah kepemimpinan
organisasi. hubungan informal akan informal dipraktekkan di Kampung Waena.
melahirkan organisasi informal. Berbeda Apa sajakah Peran dan Fungsi
dengan kepemimpinan formal adalah Kepemimpinan Informal dalam Sistem
kepemimpinan yang resmi yang melalui Pemerintahan Kampung Waena.
mekanisme pengangkatan resmi untuk Berdasarkan latar belakang tersebut
menduduki jabatan kepemimpinan. Pola maka hasil penelitian ini diharapkan dapat
kepemimpinan tersebut terlihat pada bermanfaat dalam keilmuan dan praktis.
berbagai ketentuan yang mengatur hirarki Dalam keilmuan, diharapkan dapat
dalam suatu organisasi. Namun bermanfaaat untuk pengembangan penelitian
kepemimpinan formal tidak akan secara selanjutnya tentang studi kepemimpinan
otomatis menjadi jaminan seorang informal di Papua. Dan untuk praktisnya,
pemimpin diterima sebagai pemimpin yang diharapkan hasil penelitian ini dapat
“sebenarnya” oleh bawahan. Penerimaan bermanfaat bagi masyarakat kampung
atas pimpinan formal masih harus diuji Waena dan pemerintah kota Jayapura dalam
dalam praktek yang hasilnya akan terlihat mengembangkan kepemimpinan informal
dalam kehidupan organisasi. Sementara dalam sistem pemerintahan kampung di
kepemimpinan informal yang juga disebut Kampung Waena.
headship merupakan tipe yang tidak
mendasarkan pada pengangkatan serta tidak METODOLOGI PENELITIAN
terlihat pada struktur organisasi resmi.
Namun efektifitas kepemimpinan informal Penelitian ini menggunakan metode
terlihat pada pengakuan nyata dan penelitian kualitatif. Yaitu meneliti pada
penerimaan bawahan dalam praktek kondisi yang alamih, langsung ke sumber
kepemimpinannya. Biasanya kepemimpinan data dan peneliti adalah instrumen kunci.
informal didasarkan pada beberapa kriteria. Penelitian ini dilakukan di Kampung Waena
Di antaranya adalah kemampuan “memikat” Distrik Heram Kota Jayapura. Sampel
hati orang lain, kemampuan dalam membina sumber data dipilih secara purposive dan
hubungan yang serasi dengan orang lain dan bersifat snowball sampling. Penentuan
memiliki keahlian tertentu yang tidak sampel sumber data masih bersifat
dimiliki oleh orang lain. sementara dan akan berkembang kemudian
Tersebarnya suku suku di Papua secara dilapangan. Oleh karena itu para ketua ketua
antropologis membentuk karakter adat atau kepala suku serta tokoh-tokoh
kepemimpinan informal yang sudah masyarakat dan kepala pemerintahan
dipraktekkan jauh sebelum adanya kampung dan aparat di Kampung Waena
kepemimpinan formal seperti sekarang ini. menjadi sumber data dalam penelitian ini.
Namun secara nyata saat ini kepemimpinan Data dikumpulkan menggunakan teknik
formal jauh lebih berkembang dan menjadi observasi partisipan, wawancara mendalam
pilihan utama dalam sistem pemerintahan dan studi dokumentasi. Observasi partisipan
kampung. Waena merupakan salah satu dilakukan pada profil situasi sosial dan
kampung di kota Jayapura yang masih budaya serta politik organisasi tradisional
memelihara kepemimpinan informal. yang ada di kampung Waena. Sedangkan
Disamping itu juga, Kampung Waena wawancara mendalam dilakukan pada
memiliki organisasi pemerintahan kampung informan kunci sebagai sumber data yaitu
yang formal. pimpinan adat, tokoh – tokoh masyarakat,
Berdasarkan permasalahan tersebut, kepala pemerintahan kampung, kepala
maka kepemimpinan informal dalam sistem Baperkam/Bamuskam, dan aparat kampung
pemerintahan di kampung Waena menjadi Waena. Dalam menganalisis data,

2
Jurnal Ekologi Birokrasi, Vol. 5, No. 3, Agustus 2017

digunakan pendekatan deskriptif kualitatif. (2) Karakteristik pengikut;


Analisis data dilakukan sejak sebelum - Ciri (kebutuhan, nilai, konsep
memasuki lapangan dan setelah selesai di pribadi)
lapangan. Analisis data lebih banyak - Keyakinan dan optimisme
dilakukan bersamaan dengan pengumpulan - Keterampilan dan keahlian
data. Tahapannya dimulai dari proses data - Sifat pemimpin
reduction, data display dan verification. - Kepercayaan kepada pemimpin
- Komitmen dan upaya tugas
LANDASAN TEORI - Kepuasan terhadap pemimpin dan
pekerjaan
Kepemimpinan (3) Karakteristik situasi;
Kepemimpinan menurut John Kotter - Jenis unit organisasi
dalam Robbins (2006: 431) diterjemahkan - Besar unit organisasi
menyangkut penanganan perubahan. Lebih - Posisi kekuasaan dan wewenang
lanjut Robbins (2006:432) mendefinisikan - Struktur dan kerumitan tugas
kepemimpinan sebagai kemampuan untuk - Saling ketergantungan tugas
mempengaruhi kelompok menuju - Keadaan lingkungan yang tidak
pencapaian sasaran. Lebih lanjut Robbins menentu
(2006 : 469), membagi kepemimpinan - Ketergantungan eksternal.
terdiri dari kepemimpinan kharismatik,
kepemimpinan transformasional, Kepemimpinan Informal
kepemimpinan visioner. Sedarmayanti Dari penjabaran landasan teori
(2009:120) mendefinisikan kepemimpinan sebelumnya, dapat dikatakan bahwa
berkaitan dengan hal hal berikut : kepemimpinan informal merupakan
- Proses dalam mempengaruhi orang lain kepemimpinan seseorang yang lebih banyak
agar mau atau tidak melakukan sesuatu dikarenakan rasa kagum sekelompok
yang diinginkan; masyarakat kepada seseorang dalam sebuah
- Hubungan interkasi antar pengikut dan kelompok sosial tertentu sehingga
pemimpin dalam mencapai tujuan masyarakat mengakuinya sebagai teladan.
bersama; Pemimpin informal ini kadang-kadang
- Proses mempengaruhi aktivitas menjalankan kepemimpinannya dan kadang-
kelompok yang diorganisasikan kearah kadang tidak menjalankan
pencapaian tujuan; kepemimpinannya karena tidak ada batasan-
- Proses memberi arti (pengarahan batasan kepemimpinan yang jelas.
berarti) terhadap usaha kolektif, dan Sementara itu, menurut Winardi
mengakibatkan kesediaan untuk (2000:38) pemimpin informal merupakan
melakukan usaha yang diinginkan untuk “Seorang individu (pria atau wanita) yang
pencapaian sasaran; dan walaupun tidak mendapatkan pengangkatan
- Proses mempengaruhi kegiatan secara formal yuridis sebagai pemimmpin,
indiviu/kelompok dalam usaha tetapi memiliki sejumlah kualitas (objektif
mencapai tujuan pada situasi tertentu. dan subjektif) yang memungkinkan
mencapai kedudukan sebagai orang yang
Menurut Sedarmayanti (2009 : 121) dapat mempengaruhi kelakuan serta
terdapat Variabel kunci dalam kepemipinan, tindakan suatu kelompok masyarakat baik
yaitu: kearah positif maupun kearah negative”.
(1) Karakteristik pemimpin; Berdasarkan pendapat diatas dapat
- Ciri (motivasi, kepribadian, nilai) dipahami bahwa pemimpin informal
- Keyakinan dan optimisme merupakan seseorang yang karena latar
- Keterampilan dan keahlian belakang keperibadianya, ahli dalam bidang
- Perilaku tertentu, memiliki kualitas yang
- Integritas dan etika memungkinkan mempengaruhi kelakuan
- Taktik pengaruh dan tindakan suatu kelompok masyarakat.
- Sifat pengikut Menurut Winardi (2000:39) pemimpin

3
Nur Aedah – Kepemimpinan Kampung Waena

informal dapat digambarkan atau memiliki lembaga. menurut J.S. Badudu dan Sutan
ciri-ciri sebagai berikut: Tidak memiliki Mohammad Zain dalam Kamus Umum
penunjukan formal sebagai seorang Bahasa Indonesia, mengemukakan fungsi
pemimpin; Ditunjuk dan diakui oleh adalah jabatan atau kedudukan. (Badudu dan
masyarakat; Tidak ada wewenang dari Sutan, 1996:412). Berdasarkan pendapat di
organisasi formal; Biasanya tidak atas, bahwa fungsi menandakan suatu
memperoleh balas jasa berupa material; jabatan dalam sebuah organisasi yang
Tidak ada kenaikan pangkat; Tidak memiliki menggambarkan akan
atasan dalam arti formal. tugas dan fungsinya.
Pengertian Peran
HASIL DAN PEMBAHASAN
Beberapa pendapat dikutip dalam
tulisan ini diantaranya menurut Soerjono
Berdasarkan hasil pegumpulan,
Soekanto (2003) dalam Kristoper
pengolahan dan analisa data maka
(2016:479), mengatakan bahwa peran (role)
didapatkan data yang komprehensif sesuai
merupakan aspek dinamis kedudukan
dengan permasalahan penelitian, yaitu
(status). Kemudian Rivai (dalam Sitorus,
tentang bagaimana peran dan fungsi
2006:133) mengatakan “Peran dapat
kepemimpinan informal dalam sistem
diartikan sebagai perilaku yang diatur dan
pemerintahan kampung di Kampung Waena.
diharapkan dari seseorang dalam posisis
Adapun hasil penelitian di jelaskan sebagai
tertentu. Jika dikaitkan dengan seorang
berikut.
tokoh adat maka dapat diartikan sebagai
seperangkat perilaku yang diharapkan untuk
Kepemimpinan Informal di Kampung
dilakukan oleh seorang tokoh adat sesuai
Waena
dengan posisi tokoh adat tersebut”.
Hasil pengambilan data melalui
Sementara itu, peran menurut Kozier (dalam
wawancara, dijelaskan bahwa
Sitorus, 2006:134) adalah seperangkat
kepemimpinan Informal di Kampung Waena
tingkah laku yang diharapkan oleh orang
terdapat pada kepemimpinan agama,
lain terhadap seseorang sesuai
kepemimpinan adat dan kepemimpinan
kedudukannya dalam suatu sistem. Peran
pemuda. Kepemimpinan agama dipimpin
adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan
oleh seorang pendeta. Kepemimpinan data
dari seseorang pada situasi sosial tertentu.
di pimpin oleh seorang kepala suku yang
Pengertian Fungsi disebut Ondoafi. Sedangkan kepemimpinan
Pengertian fungsi menurut Kamus pemuda di pimpin oleh tokoh pemuda.
Lengkap Bahasa Indonesia merupakan Ketiga sebutan tersebut yakni Pendeta,
kegunaan suatu hal, daya guna serta Ondoafi dan Tokoh Pemuda merupakan
pekerjaan yang dilakukan. Menurut Liang bentuk kepemimpinan informal yang sesuai
Gie yang dikutip Nining Haslinda Zainal dengan definisi oleh winardi (2003:38)
(2008 : 10), didefinisikan bahwa fungsi yakni “Seorang individu (pria atau wanita)
merupakan sekelompok aktivitas yang yang walaupun tidak mendapatkan
tergolong pada jenis yang sama berdasarkan pengangkatan secara formal yuridis sebagai
sifatnya, pelaksanaan ataupun pertimbangan pemimmpin, tetapi memiliki sejumlah
lainnya. Definisi tersebut memiliki persepsi kualitas (objektif dan subjektif) yang
yang sama dengan definisi fungsi menurut memungkinkan mencapai kedudukan
Sutarto dalam Nining Haslinda Zainal sebagai orang yang dapat mempengaruhi
(2008:22), yaitu fungsi adalah rincian tugas kelakuan serta tindakan suatu kelompok
yang sejenis atau erat hubungannya satu masyarakat baik kearah positif maupun
sama lain untuk dilakukan oleh seorang kearah negative”.
pegawai tertentu yang masing-masing Ondoafi merupakan kepemimpinan
berdasarkan sekelompok aktivitas sejenis informal yang terdapat di kampung waena
menurut sifat atau pelaksanaannya. yang sudah dipraktekan sebelum adanya
Fungsi adalah kegiatan pokok yang kepemimpinan formal seperti Kepala
dilakukan dalam suatu organisasi atau Kampung. Ondoafi memiliki kualitas

4
Jurnal Ekologi Birokrasi, Vol. 5, No. 3, Agustus 2017

kepemimpinan yang sangat berpengaruh dan dilanjutkan dengan anak –


dihormati oleh masyarakat kampung Waena. anak sulung dari marga –
Ondafi dianggap dapat mempengaruhi marga suku tersebut, dan
aktifitas masyarakat dalam berinteraksi rakyat kampung waena.
karena memiliki kharismatik atau pengaruh Struktur ini secara garis besar
kepemimpinan. Pernyataan ini sejalan sudah tersusun sejak zaman
dengan konsep yang dikemukakan oleh nenek moyang.
Mansoben (1995:44) bahwa Kepala suku (Wawancara dengan Ramses
merupakan tipe kepemimpinan karismatik. Ohee selaku Tokoh Adat
Pendeta juga dianggap dapat Waena, 07-17 Maret 2017)
mempengaruhi aktifitas masyarakat karena
dihormati dan dijadikan panutan. Sama Peran dipengaruhi oleh keadaan
halnya dengan Ondoafi, Pendeta tidak sosial baik dari dalam maupun dari luar
dilantik secara formal, namun secara dan bersifat stabil. Berikut ditampilkan
informal. Hal ini dkarenakan pendeta gambar struktur kepemimpinan informal
memiliki kharismatik serta pengaruh yang sistem pemerintahan adat di Kampung
dihormati oleh masyarakat di Waena. Waena pada gambar 1.
Pengaruh Pendeta bagi masyarakat di
Kampung Waena sangat terlihat dalam ONDOAFI
setiap prosesi peribadatan yang mayoritas
penduduknya adalah Kristen.
Tokoh muda menjadi salah satu bentuk
kepemimpinan informal di Kampung Waena Abhu-Akho Abhu-afa’a
karena memiliki kharismatik tersendiri.
Latar belakang pendidikan dan status anak
tokoh adat menjadi syarat utama tokoh
pemuda. Para pemuda di Kampung Waena Khotelo Khotelo Khotelo Khotelo Khotelo
sangat menghormati pemuda waena yang
berpendidikan, sifat dan perilaku yang
bermoral, alim dan berasal dari anak tokoh Akhona Akhona Akhona Akhona Akhona
adat.
Dalam prakteknya, ketiga bentuk
Masyarakat biasa Akha-pheake yobhu-yoholom
kepemimpinan informal tersebut saling (masyarakat suku bangsa sentani atau marga lain dan berasal
berinteraksi. Jika ada persoalan yang terjadi dari kampung lain datang dan menetap di kampung waena)
dalam aktifitas masyarakat di Kampung
Waena, ketiga tokoh tersebut selalu Gambar 1. Struktur Kepemimpinan Adat
dijadikan sebagai sumber konsultasi dalam Kampung Waena
pemecahan masalah. Disisi lain juga ketiga Sumber : Data Sekunder Maret 2017
tokoh tersebut menjadi sumber rujukan
dalam pengambilan keputusan. Hingga saat Peran Kepemimpinan Informal di Waena
ini kepemimpinan informal adat masih Sebagaimana dinyatakan oleh Kozier
berlaku dan dipertahankan di Kampung (dalam Sitorus, 2006:134) bahwa peran
Waena. Sebagaimana hasil wawancara adalah seperangkat tingkah laku yang
berikut. diharapkan oleh orang lain terhadap
seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu
Pertanyaan : apakah sistem. Berdasarkan sistem pemerintahan
kepemimpinan informal kampung yang berlaku di Papua, terdapat
mempunyai struktur organisasi dua kedudukan kepemimpinan pemerintahan
adat ? kampung. Dua kedudukan tersebut adalah
“jadi adat dan pemerintah kepala pemerintahan kampung yang
mempunyai struktur, struktur dipimpin oleh kepala kampung dan ketua
adat diketuai oleh ondoafi, badan permusyawaratan kampung.
kemudian kepala suku dan Berdasarkan uraian tersebut maka peran

5
Nur Aedah – Kepemimpinan Kampung Waena

kepemimpinan informal di Waena dalam termasuk arogan, dalam arti


sistem pemerintahan kampung adalah saya lebih hebat dari anda.
berperan sebagai ketua Bamuskam Waena. Di kampung waena memakai
Dengan demikian Kepala Suku berperan istilah “tiga tungku”, yaitu
ganda. Selain sebagai pimpinan adat juga pemerintahan, agama dan
sebagai aparat pemerintahan kampung. adat dalam rapat
Berdasarkan hasil wawancara yang pemerintahan kampung
dilakukan, terungkap bahwa dalam istilah tiga tungku yang
pelaksanaan peran ganda tersebut perlu dihadirkan.”
dijelaskan secara baik kepada masyarakat (Wawancara dengan Ramses Ohee selaku
khususnya di kampung Waena. Hal ini Tokoh Adat Waena, 07-17 Maret 2017)
dilakukan agar masyarakat di kampung
Waena dapat memahami peran yang Mengenai kedudukan kepala suku
diemban oleh seorang kepala suku sekaligus (ondoafi) yang sekaligus sebagai kepala
sebagai ketua aparat pemerintahan Bamuskam, digambarkan pada gambar 1
kampung. tentang struktur Badan Permusyawaratan
Kampung Waena.
Pertanyaan : “sebagai
kepala suku, bagaimana
bapak menggunakan KETUA
RAMSES OHEE
kewenangan bapak dalam
sistem pemerintahan
kampung waena? WAKIL KETUA
“yang pertama, kita JEN YOKU
sadarkan masyarakat
terlebih dahulu dengan dua
bentuk kepemimpinan. SEKRETARIS
Dengan rendahnya SAMSON MODOUW
pengertian rakyat terhadap
pelaksanaan dan
penyelenggaraan
pemerintahaan ini kami BIDANG PEMERINTAH BIDANG PEMBANGUNAN
sangat berhati – hati, jangan CHIRISTINA OHEE COSTAN MODOUW
sampai salah satu dari
bentuk kepemimpinan Gambar 2. Struktur Badan
menjadi korban, hanya Permusyawaratan Kampung Waena
memihak pada satu sistim Sumber : Data Sekunder Maret 2017
pemerintahan dan sistim
pemerintahan lainnya hanya Dengan memposisikan diri sebagai
diabaikan. Dahulu hanya Ketua Adat dan Ketua Bamuskam di Waena,
adat saja yang mengatur maka peran yang dijalankan pastinya Ganda.
masyarakat, sekarang Peran Adat tetap dijalankan sebagaimana
pemerintah hadir dan tata aturan adat yang sudah berjalan secara
menguasai rakyat yang sama turun temurun. Namun disisi lain, sebagai
dan wilayah yang sama. ketua Bamuskam, tentunya akan
Bukan hanya adat dan berdasarkan aturan kepemimpinan formal.
pemerintah saja melainkan Sehingga dalam pelaksanaan peran sebagai
dari sisi agama yaitu gereja ketua Bamuskam, maka akan berpedoman
juga mempunyai peranan, pada aturan pemerintah yang telah melantik
karena ketiga hal ini aparat kampung. Sebagaimana disebut
merupakan pelayan dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun
masyarakat, dan harus 2014 tentang desa bahwa Badan
dihapuskan semua sifat Permusyawaratan Desa atau sebutan lain

6
Jurnal Ekologi Birokrasi, Vol. 5, No. 3, Agustus 2017

berperan sebagai lembaga perwakilan yang kegiatan-kegiatan kepemudaan misalnya


berkedudukan di Desa atau Kampung di perlombaan antar pemuda dan mengikuti
Papua. Dengan demikian peran seorang kegiatan pemuda di tingkat distrik maupun
Ondoafi yang menjadi bagian dari aparat kota bahkan provinsi. Dalam hal
kampung adalah sebagai representatif atau penyelesaian masalah antar masyarakat
perwakilan masyarakat yang memiliki maupun pemuda, seringkali pendeta dan
kedudukan formal dalam sistem tokoh pemuda dijadikan sebagai orang yang
pemerintahan kampung di Waena. dapat menjadi juru bicara penyelesaian
masalah.
Fungsi Kepemimpinan Informal di
Waena Implementasi Peran dan Fungsi
Sebagaimana disebutkan sebelumnya Kepemimpinan Informal
bahwa kepemimpinan informal seperti Dalam hasil wawancara dengan
kepala adat di kampung Waena memiliki beberapa unsur masyarakat di kampung
peran ganda sebagai kepala Bamuskam dan Waena, terungkap bahwa kepemimpinan
kepala suku. Menjadi kepala Bamuskam informal yang sangat disoroti adalah soal
sudah tentu memiliki fungsi yang formal. kepemimpinan informal kepala adat. Dalam
Hal ini disebabkan karena Bamuskam pelaksanaan peran dan fungsi
adalah organisasi formal dalam sistem kepemimpinan informal di pemerintahan
pemerintahan kampung. Oleh karena itu kampung Waena, terdapat banyak persepsi
fungsi kepemimpinan informal secara dari berbagi unsur masyarakat.
otomatis sesuai dengan aturan formal. Menurut tokoh agama di kampung
Aturan formal yang mengatur tentang fungsi Waena, kepemimpinan informal sudah
Bamuskam disebutkan pada Undang- berjalan dengan baik. Berikut hasil
Undang Nomo 6 Tahun 2014 tentang Desa wawancaranya.
pada Pasal 55.
Bamuskam atau BPD dalam UU “...ya baik peranan tokoh agama
tersebut menyebutkan bahwa Bamuskam di kampung ini memang sangat
atau Badan Permusyawaratan Desa penting, bukan saja dikampung
mempunyai beberapa fungsi. Fungsi kalau di tanah Papua kita tau saja
pertama adalah membahas dan menyepakati istilah tiga tungku yaitu; Agama,
Rancangan Peraturan Desa bersama Kepala adat & pemerintah. Khusus kita
Desa. Fungsi kedua adalah menampung dan yang ada dikampung Waena
menyalurkan aspirasi masyarakat Desa. Dan dimana hubungan dengan tiga
fungsi ketiga adalah melakukan pengawasan tungku yang berjalan dengan baik
kinerja Kepala Desa. dan dimana kitapun selaku gereja
Dalam prakteknya, tidak hanya menjadi punya peranan besar dalam
kepala Bamuskam saja. Namun Kepala kampung ini yang menyangkut
sukupun diemban. Sehingga fungsi kepala dengan kehidupan rohani.
suku dalam memimpin penyelenggaraan Kehidupan rohani ini sangat
kepemimpinan adatpun tetap difungsikan penting sehingga program-
oleh kepemimpinan informal. Kondisi ini program dari pihak pemerintah
menjadikan fungsi kepemimpinan informal dan adat itu bisa berjalan dengan
di kampung Waena berjalan harmonis baik, sehingga disini kami selalu
bersamaan antara fungsi kepala Bamuskam terus melakukan pembinaan-
dengan fungsi kepala adat. pembinaan entah itu dalam
Sedangkan kepemimpinan informal ibadah-ibadah maupun juga dalam
seperti pendeta dan tokoh pemuda memili diskusi-diskusi lewat pribadi-
fungsi sosial dalam pemerintahan kampung pribadi, kelompok didalam suku
di Waena. Pendeta berfungsi dalam maupun juga secara kolektif ini
memimpin pelaksanaan ibadah dan kegiatan yang selalu kita lalukan apalagi
keagamaan lainnya. Sedangkan tokoh ketika ada masalah-masalah
pemuda berfungsi dalam mengkordinir

7
Nur Aedah – Kepemimpinan Kampung Waena

peranan tokoh agama selalu turun


melakukan pencerahan...” “....kepemimpinan dari kepala
(Wawancara dengan Pdt.Yosep Toisuta, suku sudah baik, dalam arti
Waena 10 Maret 2017) selalu menjaga dan
mengarahkan anak anak untuk
Pernyataan serupa juga disampaikan melanjutkan adat di kampung
oleh tokoh pemuda dalam hasil wawancara waena sehingga anak anak
berikut. pemuda ini taat aturan adat
yang sudah berlansung sejak
“...Untuk kepemimpinan di dari kampung waena berdiri
kampung, kepemimpinan sampai sekarang. kalau
informal ini masih berjalan kedudukan itu, sebagai
sampai saat ini, dibawah pemimpin itu sama dia
pimpinan Ramses Ohee selaku pemimpin dalam contoh seperti
ondoafi waena dan juga ia pemerintahan kepala kampung
membaik bapak kepala suku, yang memimpin kalau adat itu
kalau mau dilihat dia punya ondoafi atau kepala suku yang
kepemimpinan itu lebih luas dari memimpin kampung ini
kepala kampung pemerintahan, membawa kampung ini menjadi
kalau bapak Ramses dia punya baik itu ada di pemimpin atau
wilayah itu mencakup kampung tokoh adat. saya mempunyai
waena dengan kelurahan waena fungsi membantu masyarakat
jadi seluruh diwaena ini semua dikampung waena yaitu kepada
dibawa pimpinan bapak bamuskam saya bertanggung
Ramses,jadi dia punya jawab kepada masyarakat lewat
kewenangan lebih besar dari bamuskam jadi apa yang saya
bapak kepal kampung. buat dikampung saya laporkan
Kita sering libatkan bapak ondo ke bamuskam sehingga hal yang
kalau ada masalah dibangun itu dapat diketahui
dikampung,masyarakat lebih oleh bamuskam sehingga semua
memilih untuk menyelesaikan kegiatan yang saya buat itu di
persoalan di bapak ondoafi, setujui atau diakui. Halangan
karna itu bapak juga selain atau tantangan itu banyak
ondoafi dia juga orang yang tetapi sebagai pemimipin saya
lebih tua dikampung sini,jadi tetap terus maju untuk hadapi
umur bapak ondo itu sudah 87 itu dan menyelesaikan bersama
tahun,jadi sebagai ondoafi bapak bamusakam dan tokoh adat jadi
juga sebagai orang tua sebagai pemimpin saya tidak
dikampung jadi kalau bapak lepas dari kerja sama dengan
bicara masyarakat semua dengar. tokoh adat dan juga bamuskam
Bahkan mungkin di Provinsi sehingga hal itu tidak terlalu
Papua juga bapak Ramses punya merugikan saya tetapi bisa
nama selaku orang tua juga membantu saya dalam
bapak cukup dikenal untuk menjalankan pemerintahan
kalangan Papua pemerintah, kampung di kampung waena....”
adat...” (Wawancara dengan Bpk Corneles
(Wawancara dengan Robert Hendambo, Gustaf Modouw, Waena 10 Maret
Waena 100 Maret 2017) 2017

Selain tokoh agama dan tokoh pemuda, Dalam pelaksanaan peran dan fungsi
jawaban yang sama juga diungkapkan oleh kepemimpinan informal di kampung waena,
kepala pemerintahan kampung Waena. sering terjadi permasalahan. Hal ini
Sebagai berikut. dimalumi sebagaiakibat dari adanya peran

8
Jurnal Ekologi Birokrasi, Vol. 5, No. 3, Agustus 2017

dan fungsi ganda kepemimpinan informal. PENUTUP


Seperti disebutkan dalam bahasan
sebelumnya bahwa kepemimpinan informal Kesimpulan
berkedudukan juga sebagai kepala Berdasarkan pembahasan hasil
Bamuskam. Namun dari hasil wawancara, penelitian, maka dapat dikemukakan
permasalahan tersebut dapat diselesaikan beberapa kesimpulan. Kepemimpinan
dengan prinsip proporsional. Tidak saling Informal yang terdapat di Kampung Waena
mencampuri dan saling menghargai adalah Kepala Suku (Ondoafi), Tokoh
kedudukan masing-masing. Berikut hasil Agama (Pendeta) dan Tokoh Pemuda. Peran
wawancara Kepemipinan Informal sangat tergantung
dengan kedudukan masing masing
“...masalah yang terjadi di kepemimpinan informal di Kampung Waena.
masyarakat kampung Waena Ondoafi berperan sebagai pemimpin
diselesaikan berdasarkan istilah pemimpin adat. Pendeta berperan sebagai
“tiga tungku” tersebut, dalam pemimpin agama dan tokoh pemuda
arti masalah yang terjadi pada berperan sebagai pemimpin pemuda.
bidang pemerintahan formal Dalam sistem pemerintahan kampung,
tidak boleh diganggu oleh adat salah satu kepemimpinan informal yaitu
dan agama, pemerintah juga Ondoafi menduduki posisi sebagai kepala
tidak boleh ikut campur dalam Bamuskam. Sehingga, peran dan fungsi
masalah adat yang terjadi kepemimpinan informal ondoafi adalah
contuhnya dalam hal acara ganda. Disatu sisi sebagai kepala ada, dan
adat yaitu tentang mas disatu sisi lagi sebagai kepala bamuskam.
kawin...” Dalam prakteknya antara kepemimpinan
(Wawancara dengan Ramses Ohee, waena infomal dan formal tidak saling mencampuri
10 Maret 2017). namun saling menghargai dan menghormati
dengan menempatkan kepentingan
Dengan adanya praktek masyarakat sebagai prioritas dalam
kepemimpinan informal yang pelaksanaan pemerintahan kampung.
dilibatkan dalam kepemimpinan
formal di waena, sesungguhnya dapat Saran
menjaga kelestarian kepemimpinan Adanya kepemimpinan ganda dalam
lokal. Hal ini perlu dikembangkan sistem pemerintahan kampung di Waena,
model kepemimpinan pemerintahan maka perlu adanya penjelasan atas peran
kampung yang setidaknya tidak fungsi yang dimiliki oleh kepala adat dan
menghilangkan atau tidak melibatkan Bamuskam. Hal ini untuk menghindari
kepemimpinan informal dalam proses- kesalahpahaman dan tumpang tindih
proses penyelenggaraan pemerintahan pelaksanaan peran dan fungsi tugas yang
kampung. Dengan demikian maka dijalankan. Selain itu juga, perlu dilakukan
otonomi yang asli dan mandiri masih penelitian lebih lanjut untuk pengembangan
terjaga di pemerintahan kampung. konsep dan model kepemimpinan
Sejalan dengan itu, menurut Maschab pemerintahan yang lebih mengakomodir
(2013:149) menyebutkan bahwa karakter kepemimpinan lokal di Papua. Hal
Otonomi asli merupakan hak-hak desa tersebut hanya dapat dilaksanakan apa bila
(kampung di Papua). Berkaitan masing-masing bagian mengetahui fungsi
dengan konsep Mascab tersebut, maka dan perannya. Sehingga perlu pemahan dan
kampung Waena dapat dikatakan telah pengertian yang baik dalam menjalankan
mempertahankan otonomi yang asli sistem pemerintahan yang ada. Dan
dan mandiri dengan menjadikan kedepannya sistem yang ada akan semakin
kepemimpinan informal semisal baik dan bermanfaat dalam mengatur
Ondoafi menjadi bagian dan memiliki kepemimpinan yang ada di Kampung
kedudukan dalam sistem pemerintahan Waena.
kampung di Waena.

9
Nur Aedah – Kepemimpinan Kampung Waena

DAFTAR PUSTAKA

Buku: Undang-Undang :
Nining Haslinda Zainal (2008) “Analisis Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
Kesesuaian Tugas Pokok dan Tentang Desa
Fungsi dengan Kompetensi Peraturan Daerah Kota Jayapura Nomor 16
Pegawai Pada Sekretariat Tahun 2008 tentang Struktur
Pemerintah Kota Makassar” Organisasi dan Tata Kerja
Machab, M. (2013). Politik Pemerintahan
Pemerintahan Kampung di Kota
Desa di Indonesia. Yogyakarta:
PolGov UGM. Jayapura
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian
Wawancara :
Kombinasi (Mixed Methods).
Wawancara dengan Ramses Ohee (Tokoh
Bandung: Alfabeta.
Adat) Waena, 10 Maret 2017
Mansoben, J.R. (1995). Sistem Politik
Wawancara dengan Ramses Ohee ( Tokoh
Tradisional di Irian Jaya. Leiden:
Adat) Waena, 10 Maret 2017
LIPI-RIJKS Universiteit Leiden
Wawancara dengan Pdt.Yosep Toisuta
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian
(Tokoh Agama), Waena 10 Maret
Kombinasi (Mixed Methods).
2017
Bandung: Alfabeta
Wawancara dengan Robert Hendambo
(Tokoh Pemuda), Waena 10 Maret
Internet:
2017
http://ejournal.pin.or.id. eJournal
Wawancara dengan Corneles Modouw
Pemerintahan Integratif, 2016,
(Kepala Kampung), Waena 10
3(3): 475-489, ISSN: 2337-8670,
Maret 2017
diakses pada pukul 19.37 WIT,
Wawancara dengan Ramses Ohee, (Tokoh
Senin 10 April 2017
Adat) waena 10 Maret 2017
http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=9
4293, diakses pada Pukul 20:13
WIT, Senin 10 April 2017

10

Anda mungkin juga menyukai