MAKNA UPACARA DAN PERWIRA UPACARA DALAM DUNIA PRAMUKA

Erika Dewi Agustin

Racana Ki Hajar Dewantara dan R.A. Kartini
Universitas Negeri Surabaya
erika.22170@mhs.unesa.ac.id

Abstrak
Gerakan Pramuka sebagai mesin pencetak kaum-kaum muda masa depan
yang berkualitas dituntut memberikan hasil nyata secara konkret. Pemuda
bangsa sedapat mungkin bisa menjadi seorang pemimpin yang diharapkan
agar kelak menjadi pioner masa depan. Pemimpin adalah agen perubahan,
yaitu seseorang yang bertindak mempengaruhi orang lain lebih dari tindakan
orang lain mempengaruhi dirinya. Dalam kegiatan apapun tentunya
membutuhkan seorang pemimpin salah satunya kegiatan upacara. Penelitian
ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna perwira upacara. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif yaitu metode yang berbentuk naratif atau
deskripsi. Pada teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi
literatur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perwira upacara adalah
seorang pemimpin yang bertugas sejak dari penyusunan rencana upacara dan
mengendalikan jalannya upacara secara keseluruhan.
Kata Kunci: perwira, upacara, pramuka.

Abstract
The Scout Movement as a machine for printing quality future young people is
required to provide concrete results. The nation's youth as much as possible
can become a leader who is expected to become future pioneers. The leader is
an agent of change, namely someone who acts to influence others more than
other people's actions affect him. In any activity, of course, requires a leader,
one of which is ceremonial activities. This study aims to describe the meaning
of ceremonial officers. This study uses a qualitative method, namely a method
in the form of a narrative or description. The data collection technique used is a
literature study. The results of this study indicate that the ceremonial officer is
a leader who is in charge of preparing the ceremony plan and controlling the
ceremony as a whole.
Keywords: officer, ceremony, scout.

Orang Muda yang Suka Berkarya.

PENDAHULUAN
Pramuka merupakan sebutan bagi
Gerakan Pramuka merupakan nama
anggota Gerakan Pramuka, yang
organisasi pendidikan non formal yang
meliputi; Pramuka Siaga (7-10
menyelenggarakan pendidikan karakter
tahun),Pramuka Penggalang (11-15
dan kepanduan yang dilaksanakan di
tahun), Pramuka Penegak (16-20 tahun)
Indonesia (Kusumawati, 2012). Kata
dan Pramuka Pandega (21-25 tahun).
"Pramuka" merupakan singkatan dari
Istilah “scout today leader
Praja Muda Karana, yang memiliki arti
tomorrow” yang sering didengungkan

1
dalam Gerakan Pramuka bukan hanya
menjadi ungkapan seremoni, namun
memiliki roh akan sebuah cita-cita untuk
bagaimana membentuk manusia-
manusia yang mampu memimpin. Hal
tersebut dibuktikan pada setiap
golongan-golongan dalam Gerakan
Pramuka mulai dari siaga, penggalang,
penegak dan pandega, dimana terdapat
tingkatan-tingkatan yang harus dilewati
anggota pramuka sehingga tanpa
disadari dalam proses demikian watak
kepemimpinan perlahan dibentuk dalam
sebuah sistem bernama Syarat
Kecakapan Umum (SKU). Cita-cita
Gerakan Pramuka di masa lalu tentang
bagaimana untuk membentuk kader-
kader pemimpin mengalami stagnansi
diakibatkan persoalan globalisasi yang
semakin maju dan perkembangan
zaman yang semakin maju yang
melanda para kaum muda saat ini
sehingga mengakibatkan dicetuskannya
revitalisasi Gerakan Pramuka.
Tingkatan pandega dalam golongan
pandega merupakan tingkatan tertinggi
dalam Gerakan Pramuka. Golongan
pandega merupakan kelompok usia
yang dalam kepramukaan sudah masuk
pada golongan anggota dewasa muda,
bobot tantangannya bersifat berat, lebih
besar pengenalan tehadap masyarakat
beserta permasalahannya, sudah mulai
bakti ditengah-tengah masyarakat serta
turut menjaga keseimbangan ekosistem
lingkungannya (Muchtar & 3. Apa saja jenis-jenis upacara?
Trisnamansyah, 2011). Hakekat pramuka
pandega sebagai pemimpin tidak dapat
dipungkiri begitu saja, karena secara
epistemilogi kata pandega berasal dari
2
bahasa sangsekerta yang artinya
memimpin. Oleh sebab itu pramuka
pandega paling tidak dapat melakukan
upaya-upaya kepemimpinan dalam
melatih dirinya sendiri untuk tidak
terhegemoni melihat kondisi organisasi
yang mengalami degradasi. Meski tidak
dapat dipungkiri bahwa eksistensi
Pramuka pandega yang identik
berpangkalan di perguruan tinggi penuh
dinamika yang kompleks sehingga
istilah pandega menjadi barang taruhan,
apakah anggota pramuka yang
menyandang TKU pandega mampu
mengimplementasikan subtansi pandega
itu sendiri.
Dalam gerakan pramuka sendiri
untuk golongan pandega tentunya
memiliki banyak kegiatan yang
dilakukan untuk meningkatkan
kedisiplinan, tanggung jawab, dan jiwa
kepemimpinan salah satunya melalui
kegiatan upacara. Sehingga diharapkan
seorang pandega mampu menjadi
pemimpin dalam kegiatan upacara
untuk membentuk jiwa kepemimpinan
sesuai arti dari pandega itu sendiri.
RUMUSAN MASALAH
Dari permasalahan diatas maka
dapat dirumuskan rumusan masalah
diantaranya sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan upacara
dan perwira upacara?
2. Apa tujuan dari upacara?
4. Siapa saja petugas-petugas dalam
upacara?
5. Apa saja pokok-pokok upacara dalam
gerakan pramuka?
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan tentang perwira
upacara dan makna dari upacara serta
tujuan dan jenis-jenis upacara. Pada
penelitian ini menggunakan jenis
penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif
merupakan penelitian yang bertujuan
untuk memahami sesuatu tentang apa
yang dialami oleh subjek penelitian
misalnya motivasi, persepsi, tingkah
laku, aktivitas, dan lain-lain, secara
holistik, dan dengan cara deskripsi atau
narasi dalam bentuk kata-kata dan
bahasa, pada suatu konteks yang
alamiah dan dengan menggunakan
metode kualitatif, analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian
kualitatif lebih menekankan makna
daripada generalisasi (Pendidikan &
Issn, 2007). Penelitian ini bertujuan
untuk memahami beberapa jenis-jenis
upacara khususnya upacara dalam
dunia kepramukaan.
Sumber Data dan Teknik dalam
Pengumpulan Data
Penelitiaan ini menggunakan teknik
pengumpulan data dengan studi
literatur . Studi literatur adalah
serangkaian kegiatan yang berkenaan
dengan metode pengumpulan data
pustaka, membaca dan mencatat, serta
mengelolah bahan penelitian. Studi
Literatur merupakan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti dengan
mengumpulkan sejumlah buku-buku,
majalah, jurnal, artikel, yang berkaitan
dengan masalah, isi, pembahasan, dan
3
dari tujuan penelitian (Judithia, 2019).
Studi literatur merupakan salah satu
metode teknik pengumpulan data dalam
penelitian, terutama penelitian kualitatif.
Dalam pengumpulan data penelitian ini,
pencarian data dilakukan dari beberapa
artikel dan jurnal yang sudah
dipublikasi di internet.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Upacara dan Perwira Upacara
Upacara adalah serangkaian tindakan
atau perbuatan yang ditata dalam suatu
ketentuan peraturan yang dilakukan
atau diadakan sehubungan dengan
peristiwa penting seperti upacara adat,
upacara bendera, pelantikan, pemberian
tanda penghargaan, peringatan, dan
upacara lainnya serta dilaksanakan
dengan khidmat dan tertib, sehingga
merupakan kegiatan teratur untuk
menciptakan kebiasaan yang mengarah
kepada budi pekerti luhur (Suparyanto
dan Rosad (2015, 2020). Sedangkan,
kegiatan upacara dalam Gerakan
Pramuka merupakan salah satu alat
pendidikan untuk membiasakan selalu
berbuat dengan tertib dan menanamkan
rasa cinta tanah air, disiplin, gotong
ronyong, rasa tanggung jawab dan
takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
yang mana dalam upcara tersebut
diikuti oleh beberapa pasukan/peserta .
Dalam pelaksanaan kegiatan upacara
tentunya membutuhkan seorang
pengatur upacara yang biasanya disebut
dengan perwira. Perwira Upacara yang
selanjutnya disingkat Paup merupakan
pejabat yang bertugas menyusun
Rencana Upacara, mengendalikan dan
bertanggung jawab terhadap seluruh
rangkaian upacara (Fabiana Meijon
Fadul, 2019). Sehingga, dalam pramuka
pengertian perwira yaitu petugas yang
berkewajiban mengurus rencana
pelaksanaan upacara dalam pramuka
serta mengendalikan dan bertanggung
jawab terhadap jalannya upacara. Selain
perwira, kegiatan upacara juga terdapat
inspektur dan komandan upacara.
Inspektur upacara yang selanjutnya
disingkat Irup adalah pejabat tertinggi
dalam upacara yang bertindak sebagai
Pimpinan Upacara. Sedangkan,
komandan upacara yang selanjutnya
disingkat Danup adalah Pejabat dalam
Upacara yang memimpin seluruh
peserta upacara. Dalam pelaksanaanya,
perwira upacara mempunyai tugas-
tugas sebagai berikut :
1. Melaporkan rencana keseluruhan
upacara kepada Inspektur upacara
untuk memperoleh persetujuan.
2. Menetapkan perlengkapan serta
susunan upacara yang meliputi unsur
personil pelaksana, tempat, waktu
dan durasi acara, tata cara
pelaksanaan acara dan segala
perlengkapan yang diperlukan dalam
upacara.
3. Melaporkan kesiapan pelaksanaan
upacara pada saat sebelum upacara
dimulai dan pelaksanaannya setelah
upacara berakhir
4. Memeriksa dan mengendalikan
seluruh aspek upacara.
5. Mendampingi Inspektur Upacara.
6. Mempertanggungjawabkan
keseluruhan aspek penyelenggaraan
Upacara kepada Inspektur Upacara.
4
Tujuan Upacara
(Suparyanto dan Rosad (2015, 2020).
Tujuan upacara dalam Gerakan
Pramuka adalah membentuk manusia
yang berbudi pekerti luhur sehingga
menjadi warga negara Indonesia yang
berpancasila seperti tercantum dalam
Anggaran Dasar Gerakan Pramuka.
Sasaran upacara dalam Gerakan
Pramuka, adalah agar setiap Pramuka :
1. Memiliki rasa cinta kepada tanah air,
bangsa dan agama.
2. Memiliki rasa tanggung jawab dan
disiplin pribadi.
3. Selalu tertib di dalam hidup sehari-
hari.
4. Memiliki jiwa gotong royong dan
percaya kepada orang lain.
5. Dapat memimpin dan dipimpin.
6. Dapat melaksanakan upacara dengan
khidmat dan tertib.
7. Meningkatkan ketakwaannya kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
Jenis-Jenis Upacara
Di dalam dunia pramuka terdapat
banyak jenis-jenis upacara, diantaranya
sebagai berikut :
1. Upacara Umum yaitu upacara yang
dilakukan untuk kegiatan tertentu
dengan menggunakan peraturan
yang berlaku secara umum.
2. Upacara Pembukaan Latihan dan
Upacara Penutupan Latihan yaitu
upacara yang dilakukan dalam
rangka melaksanakan usaha memulai
dan mengakhiri suatu pertemuan di
lingkungan GerakanPramuka.
3. Upacara Pelantikan yaitu upacara
yang dilakukan dalam rangka
 peresmian seorang calon menjadi
anggota Gerakan Pramuka, sesuai
dengan ketentuan yang berlaku atau
dapat juga diartikan dengan upacara
yang dilakukan dalam rangka
pengangkatan pemegang jabatan
tertentu dalam satuan.
4. Upacara Kenaikan Tingkat, yaitu
upacara yang dilakukan dalam
rangka pengesahan kenaikan tingkat
kecakapan umum yang dicapai oleh
seorang anggota Gerakan Pramuka
sesuai dengan syarat kecakapan
umum yang berlaku.
5. Upacara Pindah Golongan, yaitu
upacara yang dilakukan dalam
rangka pemindahan anggota dari satu
golongan ke golongan lain yang lebih
tinggi dalam usia sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
6. Upacara Meninggalkan Ambalan atau
Racana, yaitu upacara yang dilakukan
dalam rangka mengantar Pramuka
Penegak atau Pramuka Pandega
untuk terjun ke masyarakat dan
berbakti secara langsung sesuai
dengan bidangnya.
Petugas Upacara dalam Dunia Pramuka
Untuk melaksanakan tiap upacara
ditentukan petugas-petugas berikut :
1. Pembina Upacara adalah Pembina
dalam upacara yang menerima
penghormatan dan mengesahkan
pelaksanaan upacara dan merupakan
pimpinan tertinggi dalam upacara itu.
2. Pemimpin Upacara adalah petugas
yang memimpin barisan peserta
upacara. Seorang pemimpin upacara
berkewajiban untuk memimpin
5
peserta upacara untuk memberikan
penghormatan kepada Pembina
Upacara, mengatur ketertiban peserta
upacara, serta mempertanggung
jawabkan tugasnya kepada Pembina
Upacara.
3. Pengatur Upacara adalah petugas
yang menyusun dan mengatur
pelaksanaan tertib acara dalam
upacara, yang berkewajiban
mengendalikan jalannya upacara.
4. Pembawa Acara adalah petugas yang
membaca tertib acara dalam suatu
upacara. Pembawa acara
berkewajiban untuk membaca acara
upacara serta dapat
mempertanggungjawabkan tugasnya
kepada pengatur upacara.
5. Peserta Upacara adalah satuan-satuan
yang berada di bawah pimpinan
Pemimpin Upacara.
6. Petugas-petugas lain, berkewajiban
melaksanakan tugas-tugas yang tidak
dikerjakan oleh petugas-petugas di
atas, seperti pengibar bendera,
pemimpin lagu, pembaca
dasadharma, dan lain-lain
(Suparyanto dan Rosad (2015, 2020)
.
Pokok-pokok Upacara dalam Dunia
Pramuka
Semua upacara dalam Gerakan
Pramuka mengandung unsur-unsur
pokok sebagai berikut :
1. Bentuk barisan yang digunakan oleh
peserta upacara selalu disesuaikan
dengan perkembangan jiwa peserta
didik.
a. Bentuk barisan upacara di satuan
Pramuka Siaga adalah lingkaran,
 karena perhatian dan
perkembangan jiwanya masih
terpusat pada orang tua/Pembina.
b. Bentuk barisan upacara di satuan
Pramuka Penggalang adalah
bentuk angkare, karena perhatian
dan perkembangan jiwanya telah
mulai terbuka.
c. Bentuk barisan upacara di satuan
Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega adalah bersaf, karena
perhatian dan perkembangan
jiwanya sudah terbuka luas.
d. Jika peserta upacara itu terdiri dari
dua golongan atau lebih, maka
bentuk barisan yang digunakan
ditentukan oleh pimpinan upacara
atau pengatur upacara sesuai
dengan keadaan setempat.
2. Penghormatan kepada Bendera Sang
Merah Putih dilakukan :
a. Pada waktu pengibaran dan
penurunan (penyimpanan) Sang
Merah Putih.
b. Pada waktu Sang Merah Putih
dibawa masuk atau keluar ruang
upacara.
3. Pembacaan kode kehormatan dalam
bentuk ketentuan moral budi pekerti :
a. Untuk Pramuka Siaga, Dwidarma
b. Untuk Pramuka Penggalang,
Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega, Dasadarma.
4. Pada waktu pembacaan Dwidarma
dan Dasadarma, para Pramuka tidak
melakukan penghormatan, tetapi
penghormatan dilakukan pada saat
pengucapan Dwisatya atau Trisatya.
Kewajiban berdoa kepada Tuhan
Yang Mahaesa (dengan
6
menundukkan kepala) agar selalu
mendapat rakhmat dan hidayah
dalam segala kegiatan.
5. Rangkaian seluruh upacara dilakukan
dalam suasana khidmat dan
bersungguh-sungguh.
Dalam pelaksanaannya, kegiatan
upacara dalam dunia pramuka dapat
dilakukan didalam ruangan atau diluar
ruangan (lapangan) (Suparyanto dan
Rosad (2015, 2020).
PENUTUP
Simpulan
Gerakan pramuka merupakan wadah
untuk membentuk karakter kepribadian
seseorang. Hal tersebut dapat dilakukan
melalui pelaksanaan upacara. Dalam
kegiatan upacara terdapat perwira yaitu
seseorang yang bertugas untuk
mengatur dan mengendalikan jalannya
upacara. Selain perwira, terdapat juga
pembina upacara, pemimpin upacara,
dan lain-lain.
Seorang perwira harus dapat
mempertanggungjawabkan tugasnya
sebagaimana dengan bunyi Dasa
Dharma yang ke-9 “Bertanggung jawab
dan dapat dipercaya”. Karena, dalam
tujuanya sendiri upacara bertujuan
untuk menumbuhkan rasa tanggung
jawab kepada diri sendiri, orang lain,
dan juga lingkungan sekitar.
Saran
Berdasarkan hasil dan pembahasan
yang sudah didapatkan, maka terdapat
beberapa saran yaitu sebagai berikut :
1. Seorang anggota pramuka
diharapkan dapat mencoba menjadi
 seorang perwira atau petugas- Pendidikan, J., & Issn, K. (2007). Al-
petugas upacara lainnya. Fathonah  : Jurnal Pendidikan dan
2. Pembina dan pelatih pramuka dapat Keislaman ISSN  : 2685-2853. 2853,
mengajarkan kepada peserta 39–54.
didiknya agar dapat melatih jiwa Suparyanto dan Rosad (2015. (2020). 済
kepemimpinan melalui perwira 無 No Title No Title No Title.
dalam kegiatan upacara. Suparyanto Dan Rosad (2015, 5(3),
3. Peserta didik diharapkan dapat 248–253.
mengimplementasikan jiwa
kepemimpinan yang sudah
didapatkan melalui pramuka dalam
lingkungan masyarakat atau diluar
satuan gerakan pramuka sehingga
dapat memberikan nama baik bagi
gerakan pramuka.

DAFTAR PUSTAKA
Fabiana Meijon Fadul. (2019). 済 無 No
Title No Title No Title.
Judithia, D. (2019). Proses Adaptasi
Ikatan Mahasiswa Fakfak Di Kota
Bandung. Journal of Chemical
Information and Modeling, 53(9), 54–
69.
https://elibrary.unikom.ac.id/id/e
print/1558/
Kusumawati, I. (2012). Pembentukan
Karakter Siswa Melalui Pendidikan
Kepramukaan. Academy of Education
Journal, 3(1), 75–91.
https://doi.org/10.47200/aoej.v3i1.
85
Muchtar, U. M., & Trisnamansyah, S.
(2011). Implementasi Model
Pembelajaran Kemandirian Berbasis
Satya Dan Darma Pramuka Dalam
Membentuk Generasi Muda
Mandiri Pada Kegiatan Alam
Terbuka. Jiv, 6(2), 144–153.
https://doi.org/10.21009/jiv.0602.5