Anda di halaman 1dari 6

Unnes Political Science Journal 4(1) (2020) 1-6

UNNES POLITICAL SCIENCE JOURNAL


https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upsj

Kaderisasi PMII Cabang Kota Semarang


dalam Meningkatkan Kapasitas Kepemimpinan Anggota

Hasan Labiqul Aqil*1 dan Moh. Aris Munandar2


Jurusan Politik dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang
1,2

Info Artikel Abstrak


Article History Kaderisasi merupakan hal yang penting dalam sebuah organisasi, terutama organisasi pen-
Disubmit 7 Oktober 2019 gaderan seperti PMII, dengan adanya kaderisasi menandakan adanya kelanjutan dari sebuah
Diterima 25 Desember 2019 organisasi. Kaderisasi yang merupakan proses kegiatan penyiapan, membina, serta men-
Diterbitkan 2 Januari 2020 gasuh sumber daya manusia secara terdidik dan berkesinambungan, harapannya mampu
menghasilkan kader yang dapat memimpin dengan baik untuk mengganti pemimpin yang
lama serta membangun peran dan fungsi organisasi lebih baik. Rumusan masalah dalam
Kata Kunci penelitian ini adalah: (1) Bagaimana kaderisasi PMII Cabang Kota Semarang dilaksanakan?
regeneration; (2) Bagaimana pelaksanaan kegiatan pelatihan kepemimpinan dalam kaderisasi PMII ?. Me-
PMII, tode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Teknik pengumpulan
leadership capacity data menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian yang
diperoleh menunjukan bahwa kaderisasi organisasi PMII berperan dalam meningkatkan
kapasitas kepemimpinan anggota melalui program kaderisasi formal, nonformal, dan infor-
mal. Tahapan kaderisasi PMII terdiri dari tahap rekrutmen, pendidikan atau pelatihan, dan
pengabdian. Dalam tahap pendidikan atau pelatihan khususnya bentuk kaderisasi formal
mengenal jenjang kaderisasi. Diawali dengan MAPABA yang dilaksanakan di tingkat Rayon
atau Fakultas, kemudian PKD yang dilaksanakan di tingkat Komisariat atau Universitas, dan
PKL yang dilaksanakan langsung oleh Pengurus Cabang PMII Kota Semarang. Adapun me-
tode yang sering digunakan oleh PMII Cabang Kota Semarang dalam melaksanakan kade-
risasinya adalah diskusi dan juga distribusi kader.

Abstract
Regeneration is important in organizations, especially cadre organizations such as PMII, with
the presence of cadre signification of the existence of an organization. The regeneration which is
the process of preparing, developing and caring for educated and sustainable human resources,
hopes to be able to produce cadres who can lead well to replace the old leaders and develop the
role and function of the organization better.The purpose of this research is to find out:(1) How is
the regeneration of PMII in the branch of Semarang City carried out? (2) How is the implemen-
tation of leadership training activities in PMII regeneration?. The research method used in this
research is qualitative. Data collection techniques using interview techniques, observation, and
documentation. The results obtained indicate that PMII organizational regeneration plays a
role in improving student leadership capacity through formal, non-formal and informal regen-
eration programs. The stages of PMII regeneration consist of the stages of recruitment, educa-
tion or training, and service. In the education or training stage, especially in the form of formal
regeneration, recognize the level of regeneration. It starts with MAPABA which is carried out
at the Rayon or Faculty level, then PKD is carried out at the Commissariat or University level,
and PKL is carried out directly by the PMII Semarang Branch Management. The method that
is often used by PMII Semarang City Branch in carrying out its regeneration is discussion and
also the distribution of cadres.

* E-mail: labiq.bikul@students.unnes.ac.id
Address: Gunungpati, Semarang, Indonesia, 50229
© 2020 Published by UNNES. This is an open access

DOI 10.15294/upsj.v4i1.42378 P-ISSN : 2549-0737 E-ISSN : 2621-6272


2 Hasan L. Aqil & Moh. Aris Munandar, Kaderisasi PMII Cabang Kota Semarang dalam Meningkatkan Kapasitas ...
PENDAHULUAN rikan kesempatan kepada mahasiswa untuk me-
Kaderisasi dalam ilmu politik menurut Miriam Bu- lakukan proses kaderisasi supaya siap menjadi
diarjo (2015:407) merupakan salah satu bentuk pelaksa- seorang pemimpin adalah Pergerakan Mahasiswa
naan dari proses sosialisasai politik, yang mana sosialisasi Islam Indonesia (PMII). Melaksanakan kegiatan
politik sendiri memiliki pengertian sebagai suatu proses kaderisasi menjadi hal yang wajib bagi Pergera-
yang melalui hal tersebut seseorang dapat memperoleh si-
kap orientasi terhadap fenomena politik, yang umumnya
kan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dalam
berlaku dalam masyarakat di mana dia berada. membentuk anggotanya menjadi berintelektual,
Sedangkan menurut Rush dan Althoff (2011:37), berkarakter, religius dan berkualitas. Kegiatan
sosialisasi politik merupakan suatu proses ataupun cara kaderisasi ini menjadi wadah yang harus ada dan
memberitahukan sistem politik pada seseorang, dan bagai- dilaksanakan oleh organisasi sehingga mencapai
mana orang tersebut menanggapi serta bereaksi terhadap
perihal ataupun peristiwa politik Kaderisasi sebagai salah
sebuah tujuan menjadi mudah.
satu bentuk pelaksanaan dari proses sosialisasi politik tidak Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
hanya dapat dilakukan oleh partai politik saja, melainkan (PMII) Cabang Kota Semarang sebagai salah satu
organisasi juga melakukan proses kaderisasi. kepengurusan PMII tingkat kota yang memba-
Kaderisasi dalam organisasi memiliki pengertian wahi Kota Semarang, Kabupaten Semarang dan
Kaderisasi dalam organisasi memiliki pengertian sebagai
Kabupaten Kendal yang setiap tahun melakukan
proses upaya organisasi untuk mengaktualisasikan poten-
si manusia bagi anggotanya sesuai dengan ideologi yang kaderisasi sebagai salah satu strategi dalam mem-
dimiliki organisasi yang meliputi pengetahuan, sikap, dan bentuk kepemimpinan yang sesuai dengan tujuan
keterampilan untuk mencapai tujuan organisasi (Mukh- PMII yaitu terbentuknya pribadi muslim Indone-
tar dalam Khasanah, 2018:29). Kaderisasi yang dilakukan sia yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi
oleh organisasi kampus merupakan proses mempersiapkan
luhur, berilmu, cakap dan bertanggung jawab da-
seseorang untuk menjadi pemimpin di masa depan, yang
akan memikul tanggung jawab penting di lingkungan sua- lam mengamalkan ilmunya dan komitmen mem-
tu negara, lingkungan bangsa dan lingkungan masyarakat perjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia.
(Rivai, 2006:113). Dalam upaya meningkatkan kapasitas ke-
Mempersiapkan seseorang untuk menjadi pemim- pemimpinan anggotanya, kaderisasi PMII Ca-
pin di masa depan berarti dimulai dengan cara mening-
bang Kota Semarang harus mampu menembus
katkan kapasitas kepemimpinan. Kapasitas kepemimpinan
adalah kemampuan seseorang (pemimpin atau leader) un- berbagai aspek dan lini sosial yang berkembang
tuk memengaruhi orang lain (orang yang dipimpin atau saat ini, seperti kognitif (pengetahuan), afektif
para pengikut), sehingga orang lain tersebut bertingkah (sikap dan nilai) dan psikomotorik (keterampi-
laku sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh pemimpin lan) untuk seluruh kader-kadernya. Oleh sebab
(Soekanto, 2013:288), dan hal ini dapat diperoleh ketika itu, agar dapat mengarahkan hal tersebut, maka
para pemuda pada khususnya mahasiswa ikut berproses
dalam organisasi, khususnya organisasi kaderisasi. proses kaderisasi harus memiliki berbabagi ma-
Kaderisasi yang diterapkan oleh beberapa organisasi cam unsur-unsur kaderisasi, diantaranya adalah
pengaderan sangat penting, dan dibutuhkan oleh mahasis- pengader, peserta kaderisasi, dan materi kaderi-
wa yang mau berproses menempa diri. Melalui pelatihan sasi.
kepemipinan, kelas menulis, diskusi-diskusi, pelatihan pub- Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik
lic speaking, dan juga strategi kaderisasi umum yang biasa-
nya dijumpai di organisasi pengaderan diharapkan mampu
untuk mengadakan penelitian dengan judul “Ka-
menghadirkan kader yang siap menjawab tantangan bangsa derisasi PMII Cabang Kota Semarang dalam Me-
saat ini. Hal ini merupakan bentuk kesiapan pemuda seba- ningkatkan Kepemimpinan Mahasiswa”. Peneli-
gai bakal calon pemimpin bangsa. tian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
Tidak bisa dipungkiri mahasiswa melalui tulang kaderisasi PMI Cabang Kota Semarang dilaksa-
punggung suatu bangsa. Selain sebagai aktor perubahan
dan kontrol sosial, mahasiswa juga sebagai mitra kritis pe-
nakan dan bagaimana pelaksanaan kegiatan pela-
merintah. Hadiah terindah yang diberikan mahasiswa oleh tihan kepemimpinan dalam kaderisasi PMII.
bangsa ini salah satunya adalah reformasi. Para mahasiswa
memiliki kekuatan sosial, moral bahkan politik. Oleh ka- METODE PENELITIAN
rena itu, penting adanya kaderisasi di kalangan mahasiswa Penelitian ini menggunakan metode penelitian ku-
agar setiap tahun bangsa ini selalu memiliki penerus dalam alitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Moleong,
kepemimpinan. Tentunya kaderisasi hanya didapatkan ke- 2012:4) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif se-
tika para mahasiswa mau ikut bergabung dengan organisasi bagai prosedur penelitian yang menghasilkan data des-
karena tidak mungkin ada suatu kaderisasi di luar sistem kriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
organisasi. orang dan perilaku yang diamati. Tujuan menggunakan
Salah satu wadah organisasi yang membe- penelitian kualitatif agar dapat mendeskripsikan men-
Unnes Political Science Journal 4(1) (2020) 1-6 3

genai kaderisasi PMII Cabang Kota Semarang dalam me- tihan dan persiapan kepemimpinan yang terbuka untuk
ningkatkan kapasitas kepemimpinan anggotanya, secara masyarakat.
mendalam dan luas berdasarkan pengalaman peneliti Kader yang berkualitas tidak didapat secara instan
dari penelitiannya. dan cepet, namun melalui proses yang panjang dan mem-
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Sekretariat butuhkan waktu yang lama, seperti yang diungkapkan Si-
PMII Cabang Kota Semarang yang berada di Jalan Lamon- tompul (2008:92) dalam proses kaderisasi ini memerlukan
gan Barat III No. 75, Kelurahan Sampangan, Kecamatan pembinaan jangka panjang dengan program yang teratur
Gajahmungkur, Kota Semarang. Beserta tiga komisariat berencana, sistematis, dan berkelanjutan. Teori tersebut
yang berada di bawah kepengurusan PMII Cabang Kota sejalan dengan proses kaderisasi yang ada di dalam PMII,
Semarang, yakni PMII Komisariat Walisongo (UIN Wa- di mana upaya mencetak dan melahirkan kader berkualias
lisongo), PMII Komisariat Al-Ghozali (Unnes), dan PMII dilakukan melalui beberapa tahap, dimulai dari perekrutan,
Komisariat Wahid Hasyim (Unwahas). pendidikan, dan pengabdian ketika sudah menjadi alumni,
Fokus penelitian ini adalah kaderisasi di PMII Ca- sedangkan dalam pendidikan itu sendiri terdapat bebera-
bang Kota Semarang dilaksanakan dan Pelaksanaan kegia- pa bentuk kaderisasi, baik itu formal, nonformal, maupun
tan pelatihan kepemimpinan dalam kaderisasi PMII. Fo- informal.
kus pada dasarnya adalah masalah yang membingungkan Tahap perekrutan merupakan aktivitas PMII da-
akibat adanya dua atau lebih faktor berupa konsep, data lam memperkenalkan diri kepada masyarakat luas melalui
empiris, pengalaman, atau unsur lainnya yang apabila di- berbagai bentuk adenda atau kegiatan yang berorietasi un-
tempatkan secara berkaitan akan menimbulkan persoalan tuk merekrut anggota baru. Tahap selanjutnya yaitu tahap
atau kesukaran. Fokus penelitian dilakukan agar tidak ter- pendidikan atau pelatihan, tahap ini dimulai sejak anggota
jadi penelitian yang samar-samar (Miles dan Huberman, mengikuti MAPABA sampai habis masa keanggotaannya.
1992:36). Fase pendidikan dan pelatihan ini sangat panjang
Sumber data penelitian terdiri dari sumber data pri- dan lama, dilakukan selama kader berproses di PMII, da-
mer dan sumber data sekunder. Data primer adalah data lam tahap ini terdapat bentuk kaderisasi formal, nonfor-
yang diperoleh secara langsung dari sumber data dengan mal, informal. Dan tahap terakhir adalah pengabdian, yang
observasi langsung (Sugiyono, 2014:224), sedangkan data dikhususkan bagi mereka yang telah purna berproses di
sekunder adalah data yang berasal dari bahan-bahan ke- PMII. Pada spesifikasinya mereka adalah yang telah selesai
pustakaan yang berupa buku-buku serta jurnal ilmiah atau menempuh kuliah di atas tiga tahun, dan telah demisioner
dari laporan penelitian terdahulu (Moleong, 2012: 157). dari kepengurusan PMII di jenjang manapun. Kegiatan
Data yang diperoleh berasal dari sumber primer lang- yang dilakukan di tahap ini adalah masuk dalam wadah
sung wawancara Ketua, Koor Biro Kaderisasi, dan Kader baru bernama Ikatan Alumni PMII (IKA PMII). Jangka
PMII Cabang Kota Semarang, serta Kader PMII Komisa- waktu pengabdian di PMII memiliki waktu tidak terbatas,
riat Walisongo, Komisariat Wahid Hasyim dan Komisariat pengabdian di PMII memiliki sifat seumur hidup.
Al-Ghozali. Sedangkan sumber sekunder berasal dari do- Salah satu fungsi organisasi pengaderan seperti
kumen dan sumber-sumber pustaka yang ada kaitannya PMII Cabang Kota Semarang adalah menjalankan kaderi-
dengan Kaderisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia sasi sesuai dengan AD/ART PMII 2017, Peraturan Orga-
Cabang Kota Semarang. nisasi 2019, dan lebih khususnya yaitu materi Konferensi
Alat dan teknik pengumpulan data yang digunakan Cabang (KONFERCAB) PMII Kota Semarang tahun 2019.
adalah melalui wawancara, observasi dan dokumentasi, Dalam pelaksanaan program kaderisasi perlu bermacam-
yang kemudian validitas datanya diuji menggunakan me- macam kegiatan berupa pelatihan, kelas, sekolah, atau dis-
tode triangulasi. Analisis data dalam penelitian kualitatif kusi. Pada dasarnya tujuan yang hendak dicapai sama yaitu
dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di untuk memberikan bekal kepada kader dalam menghada-
lapangan dan selesai di lapangan. Data yang terkumpul dai pi kompetisi dan persaingan serta lebih siap untuk terjun
hasil observasi, wawancara dan dokumentasi kemudian langsung di tengah masyarakat. Proses ini akan berlang-
dianalisis berdasarkan model analisis interaktif yang di- sung selama kader aktif dalam mengikuti pengaderan di
kembangkan oleh Miles dan Huberman. Ada empat kom- PMII melalui kaderisasi formal, nonformal, dan informal.
ponen yang dilakukan dengan model ini yakni pengum- Sehingga menurut paparan di atas sesuai dengan pendapat
pulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan dari Surbakti (2010:150), bahwa proses kaderisasi pemben-
kesimpulan. tukan sikap dapat melalui kaderisasi formal, nonformal,
dan informal.
HASIL DAN PEMBAHASAN Pola rekrutmen kader PMII Cabang Kota Semarang
dimulai dari MAPABA yang diselenggarakan oleh Pengu-
Kaderisasi PMII Cabang Kota Semarang
rus Rayon PMII di tingkat Fakultas. Meskipun dalam pro-
Kaderisasi merupakan hal penting dalam sebuah ses rekrutmen kader PMII Cabang Kota Semarang terbuka
organisasi karena berfungsi untuk mempersiapkan calon untuk seluruh mahasiswa yang berada dalam lingkungan
pemimpin yang siap melanjutkan estafet perjuangan orga- Kota Semarang, Kabupaten Semarang dan Kabupaten ken-
nisasi untuk mencapai tujuannya, seperti apa yang disam- dal, namun PMII Cabang Kota Semarang memiliki cakupan
paikan Rivai (2006:85) bahwa kaderisasi merupakan pro- mahasiswa yang berideologi atau berafiliasi terhadap NU
ses atau kegiatan pembentukan seseorang menjadi kader. yang dijadikan ladang garapan untuk rekrutmen anggota
Begitu juga dengan Roy Macridis (dalam Efriza, 2012:232) maupun kader PMII. Hal ini sependapat dengan yang di-
menjelaskan pengertian kaderisasi untuk menunjuk pela- jelaskan Mufti Muslim (2013: 90) bahwa insentif purposive
4 Hasan L. Aqil & Moh. Aris Munandar, Kaderisasi PMII Cabang Kota Semarang dalam Meningkatkan Kapasitas ...
yaitu karakteristik perekrutan dengan aktivis yang direkrut rangkat dari pemetaan bakat-bakat dan minat dari anggota
tertarik karena ideologinya atau program-programnya ka- kader untuk terjun dalam bidang-bidang tertentu (Aini,
rena mereka memiliki tujuan yang sama dengan organisasi Cikusin, & Khoiron, 2020:70). Perbedaannya dengan ka-
dan ingin membantu merealisasikan keuntungan kolektif derisasi formal adalah terletak pada pelembagaan bentuk
yang dapat diberikan dengan mencapai sasaran tersebut. kaderisasi, jika pendidikan formal diselenggarakan sesuai
Setelah rekrutmen, dalam tahap kaderisasi PMII kita dengan peraturan dan hukum yang berlaku di organisasi,
mengenal tahapan pendidikan dan pelatihan. PMII Cabang maka kaderisasi nonformal diselenggarakan sesuai dengan
Kota Semarang melaksanakan kaderisasi ini melalui bebe- ciri khas dan kebutuhan masing-masing cabang, komisari-
rapa bentuk kegiatan seperti berikut: at atau rayon masing-masing. Bentuk kaderisasi nonformal
Pertama, pengaderan formal. Yakni jenjang pen- yang dapat penulis temukan di PMII Cabang Kota Sema-
gaderan yang telah ditentukan AD/ART. Pengaderan ini rang diantaranya adalah (1) Pelatihan Instruktur, (2) Seko-
berjenjang mulai MAPABA, PKD, hingga PKL. Adapun lah Pergerakan, (3) Pelatihan Poltik Kampus, (4) Sekolah
PMII Cabang Semarang memiliki tanggung jawab sebagai Kader, (5) Pelatihan Administrasi.
pendamping bagi pelaksanaan MAPABA dan PKD yang Ketiga, pengaderan informal. Menurut Harahap
dilakukan oleh Rayon dan Komisariat se-Cabang Kota Se- (2017:3) kaderisasi informal memiliki bentuk yang dapat
marang serta sebagai pelaksana PKL. dilihat dari proses sehari-hari seorang anggota atau kader
di lingkungan organisasi. Proses ini memungkinkan kader
Masa Penerimaan Anggota Baru (MAPABA) belajar langsung dari lapangan dan menjawab kebutuhan-
kebutuhan objektif lapangan. bentuk kaderisasi nonformal
Mahasiswa umum yang ingin menjadi anggota dari
yang dapat penulis temukan di PMII Cabang Kota Sema-
PMII harus mengikuti kaderisasi MAPABA terlebih dahu-
rang diantaranya adalah (1) Diskusi Kaderisasi, (2) Silatu-
lu. MAPABA diselenggarakan oleh pegurus PMII tingkat
rahmi dengan senior, (3) Bakti Sosial, (4) Tadabur Alam,
Rayon. Biasanya diselengarakan di gedung NU atau pon-
(5) Ngaji Prophetic.
dok pesantren. MAPABA diselenggarakan minimal satu
Kaderisasi formal di PMII menjadi penting dan uta-
kali dalam satu periode kepengurusan. Waktu pelaksanaan
ma karena merupakan dasar bagi kader PMII, sedangkan
MAPABA berlangsung selama tiga hari dua malam pada
informal dan nonformal akan menyesuaikan dengan kebu-
masa-masa tahun ajaran baru. Jumlah peserta MAPABA
tuhan masing-masing kader. Tingkatan kaderisasi formal
di PMII Cabang Kota Semarang berbeda-beda, tergantung
di PMII bersifat tertib dan terstruktur berkaitan antara satu
kultur kampus atau komisariatnya juga. Tujuan diadakan-
sama lain sebagai suatu tingkatan antar satu dengan yang
nya MAPABA adalah membentuk anggota berkualitas
lainnya. Sesuai dengan pendapat dari Rivai (2006:96) yaitu
Mu’taqid, yakni anggota yang memiliki keyakinan terhadap
kaderisasi formal adalah kaderisasi yang lebih ke arah for-
organisasi PMII. mal melalui cara yang sudah direncanakan, bersifat siste-
matis, terarah, dan berkelembagaan sesuai dengan peratu-
Pelatihan Kader Dasar (PKD) ran dan hukum yang berlaku di dalam organisasi tersebut.
Dalam tingkatan kaderisasi formal, seorang anggota Proses pelaksanaan kaderisasi PMII Cabang Kota
pasca MAPABA yang telah selesai mengikuti PKD dapat Semarang dilaksanakan di bawah kendali oleh Koordina-
disebut sebagai kader. PKD diselenggarakan oleh Pengurus tor Biro Kaderisasi PC PMII Kota Semarang yang dibantu
Komisariat. Waktu pelaksanaan PKD berlangsung selama oleh para anggota kepengurusan PC PMII Kota Semarang.
empat hari tiga malam. PKD biasanya diselenggarakan Hal ini jelas bahwa pelaku pengader di PMII Cabang Kota
enam bulan setelah MAPABA. Jumlah peserta PKD di tiap Semarang adalah Koordinator Biro Kaderisasi dan seluruh
komisariat berbeda-beda. PKD minimal diselenggarakan Pengurus Cabang PMII Kota Semarang sama halnya den-
satu kali dalam satu periode kepengurusan. Tujuan diada- gan yang ada di tingkatan komisariat maupun rayon.
kannya PKD secara umum adalah untuk membentuk kader Materi yang digunakan dalam kaderisasi PMII Ca-
Mujahid, yakni kader ideologis loyal, militan serta memili- bang Kota Semarang, pada khususnya Pelatihan Kader
Lanjut diantaranya adalah: Keaswajaan, Strategi dan Taktik
ki komitmen dan integritas terhadap nilai-nilai PMII.
Gerakan PMII, Strategi Gerakan Islam Indonesia, Ama-
liyah PMII, Antropologi Masyarakat Indonesia, Sosiologi
Pelatihan Kader Lanjut (PKL)
Masyarakat Indonesia, Pancasila Perspektif Fiqh Kenega-
Diselenggarakan oleh Pegurus Cabang PMII. Tem- raan, Geo Politik Ekonomi Budaya Kontemporer, Analisis
pat pelaksanaan PKL yang paling sering adalah Gedung Kebijakan Publik, Analisa Media, Fundrising, Analisa Ang-
Balai Latihan Kerja (BLK) atau Pondok Pesantren. Waktu garan Daerah, Advokasi & Pendampingan Masyarakat, dan
pelaksanaan PKL berlangsung selama satu mingu, dan dii- lain-lain.
kuti oleh kader PMII Cabang Kota Semarang. Jumlah pe- Materi tersebut berasal dari pengurus besar dan
sertanya pun fluktuatif setiap tahunnya, sedangkan untuk didapat oleh PC PMII Kota Semarang melalui hasil Musy-
tahun 2018 pesertanya berjumlah 30. PKL diselenggarakan awarah Pimpinan Nasional (Muspimnas) tahun 2019 yang
satu kali dalam satu periode, sedangkan satu periode Pen- diatur lebih khusus dalam Peraturan Organisasi tentang
gurus Cabang adalah satu tahun lebih sedikit. Pelaksanaan Pedoman Teknis Pelaksanaan Kaderisasi Formal Pergera-
PKL PMII Cabang Kota Semarang memiliki tujuan secara kan Mahasiswa Islam Indonesia. Materi-materi tersebut
umum yaitu untuk membentuk Kader Mujtahid yakni ka- digunakan dalam seluruh PKL di setiap Cabang di Indo-
tegori kader pelopor, inovatif dan kreatif. nesia. Materi tersebut disampaikan oleh narasumber atau
Kedua, pengaderan nonformal. Kaderisasi ini be- pemateri yang ditunjuk khusus oleh panitia PKL. Pemateri
Unnes Political Science Journal 4(1) (2020) 1-6 5

narasumber adalah Kader atau alumni PMII, tokoh masy- pertimbangan kontra pertimbangan lain, kritik otokritik,
arakat, akademisi atau profesional dari unsur NU yang di- reasoning counter-reasoning.
pandang memiliki kemampuan dalam bidang materi yang Selain kegiatan kaderisasi yang telah disebutkan,
disampaikan. PMII juga perlu melakukan Distribusi Kader. Hal ini bertu-
Dari semua proses kaderisasi di atas pasti memiliki juan supaya kader PMII Cabang Kota Semarang dapat bela-
tujuan tersendiri, akan tetapi kaderisasi PMII secara umum jar lebih mengenai kepemimpinan dalam organisasi-orga-
bertujuan untuk membentuk pribadi muslim Indonesia nisasi kemahasiswaan, khususnya organisasi intra kampus.
yang bertakwa kepada Allah SWT, berbudi luhur, berilmu, Banyak kader-kader PMII yang menduduki jabatan strate-
cakap, dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmu- gis di organisasi intra kampus, seperti Badan Eksekutif Ma-
nya dan komitmen memperjuangkan cita-cita kemerde- hasiswa (BEM) atau Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA),
kaan Indonesia, sesuai dengan tujuan terbentuknya PMII terutama di kampus Islam, seperti UIN Walisongo, Un-
yang termaktub dalam Anggaran Dasar PMII tahun 2017 wahas, dan Unissula kader PMII Cabang Kota Semarang
Bab IV Pasal 4, PB PMII. mampu menduduki kursi Presiden Mahasiswa.
Kader yang sudah didistribusikan melalui kontestasi
Pelaksanaan Kegiatan Pelatihan Kepemimpinan kemahasiswaan harus bisa memahami alur sistem distri-
dalam Kaderisasi PMII busi yang dijalankan. Di ruang manapun, dan di bidang
manapun harus patuh dan melaksanakan tugasnya seba-
Selain kaderisasi yang secara baku di bawah kendali gai kader PMII dengan baik dan optimal. Kontestasi kader
Koordinator Biro Kaderisasi PC PMII Kota Semarang, ada mengharapkan adanya konstelasi yang rapi mulai dari pro-
juga kegiatan pelatihan yang dapat meningkatkan kapasitas duksi hingga distribusi, standar keberhasilan kader akan
kepemimpinan anggota, seperti Diskusi Tematik dan Men- dilihat dari kemampuan dia bertahan dalam persaingan.
toring. Diskusi Tematik digarap oleh Lembaga Advokasi
dan Bantuan Hukum, untuk waktu pelaksanaannya yaitu SIMPULAN
dua minggu sekali, atau sebulan dua kali. Sedangkan Men-
toring digarap oleh Biro Aparatur, waktu yang digunakan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam
untuk menyelenggarakan mentoring adalah kondisional, penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa; kaderisasi
dan bertempat di setiap Komisariat yang ada di PMII Ca- PMII terbagi menjadi tiga tahap yakni rekrutmen, pendidi-
bang Kota Semarang. kan dan pelatihan, dan pengabdian. Dalam tahap pendidi-
Metode yang paling banyak digunakan dalam kegia- kan dan pelatihan terdiri dari kaderisasi formal, informal,
tan kaderisasi PMII Cabang Kota Semarang adalah diskusi. dan nonformal, tahap ini dimulai sejak anggota mengikuti
Menurut Kartono (2018:236), diskusi adalah pembicaraan, MAPABA sampai habis masa keanggotaannya. Kaderisasi
perundingan, permusyawaratan yang diarahkan kepa- formal diawali dengan MAPABA yang diselenggarakan
da pemecahan masalah. Dengan cara demikian pemateri oleh pengurus PMII tingkat Rayon atau fakultas, kemudian
menjelaskan suatu kebijakan pemimpin yang dikombinasi- setelah MAPABA dilanjutkan dengan PKD yang diseleng-
kan dengan masukan kader atau bawahannya. Pemateri ke- garakan oleh pengurus PMII tingkat komisariat atau pergu-
mudian menguraikan masalah yang harus dicari pemeca- ruan tinggi, sedangkan kaderisasi formal dalam tingkatan
hannya secara bersama-sama. Diskusi juga dapat dijadikan paling tinggi dalam tataran cabang adalah PKL yang dis-
medium untuk bertukar informasi, pendapat, pengalaman elenggarakan oleh pengurus cabang tingkat kota atau kabu-
dan gagasan dengan sesama subjek. Tidak jarang dalam paten. Dalam kaderisasi PMII Cabang Kota Semarang juga
diskusi terdapat kritik dan saran dari sebagian pihak terha- terdapat Kaderisasi informal dan nonformal. Kaderisasi
dap pihak yang lain. organisasi ekstra kampus khususnya PMII Cabang Kota
Selain itu, diskusi juga diarahkan pada keterampilan Semarang sangat berperan dalam meningkatkan kapasitas
berdialog, peningkatan pengetahuan, peningkatan peme- kepemimpinan, baik melalui kaderisasi formal, informal,
cahan masalah secara efektif, dan untuk mempengaruhi dan nonformal. Salah satu metode yang sering digunakan
sikap para anggota. Menurut Kartono (2018:237), diskusi dalam kaderisasi PMII Cabang Kota Semarang adalah dis-
dapat dilakukan dengan baik, apabila menempuh langkah- kusi. Selain diskusi, upaya PMII Cabang Kota Semarang
langkah sebagai berikut: dalam meningkatkan kapasitas kepemimpinan anggota di-
1) Pembukaan, upaya memberikan ulasan tentang latar lakukan juga aksi baik advokasi maupun demonstrasi selain
belakang permasalahan yang akan didiskusikan. itu juga dilakukan dengan distribusi kader ke organisasi
2) Pendekatan yang luwes, kemudian memberikan mahasiswa intra kampus.
bimbingan dan pengarahan agar diskusi berjalan den-
gan lancar. DAFTAR PUSTAKA
3) Pelaksanaan diskusi, aktivitas yang dimulai dari men-
gatur ruangan sedemikian rupa, peserta dapat saling Aini, V. Y. N., Cikusin, Y., & Khoiron, K. (2020). Pendidikan Politik
Organisasi Ekstra Kampus (Studi Kasus Pergerakan Maha-
berinteraksi dan berpartisipasi secara aktif.
siswa Islam Indonesia Rayon Al-Fanani Universitas Islam
4) Menyusun kesimpulan serta meringkas hal-hal po-
Malang). Respon Publik, 14(5), 67-75.
kok. Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Pergerakan Maha-
Langkah-langkah di atas sangat bermanfaat bagi siswa Islam Indonesia 2017.
adanya penyelenggaraan diskusi. Pada saat terselengga- Budiarjo, M. 2015. Dasar-Dasar Ilmu Politik (Revisi).  Jakarta:
ranya diskusi diharapkan terdapat: interaksi timbal balik, Gramedia.
suasana bebas, arus pemberian informasi seluas-luasnya, Efriza, P. 2012. Political Explore, Bandung: Alfabeta Faisal.
6 Hasan L. Aqil & Moh. Aris Munandar, Kaderisasi PMII Cabang Kota Semarang dalam Meningkatkan Kapasitas ...
Harahap, I. H. 2017. Kaderisasi Partai Politik dan Pengaruhnya Mufti, M. 2013. Teori-Teori Demokrasi. Bandung: Pustaka Setia.
Terhadap Kepemimpinan Nasional. Rivai, V., & Mulyadi, D. 2006. Kepemimpinan dan Perilaku Organ-
Kartono, K. 2018. Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta: PT. Ra- isasi edisi 2. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
jawaligrafindo Persada. Rush, M., & Althoff, P. 2011. Pengantar Sosiologi Politik. Diter-
Khasanah, Iqrotun. 2018. Pembentukan Karakter Kepemimpinan jemahkan oleh Kartini Kartono. Jakarta: Rajawali Pers.
Mahasiswa Melalui Kaderisasi Organisasi HMI Komisar-
Soekanto, S. 2013. Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Graph-
iat Unnes Raya. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial: Universitas
Negeri Semarang. indo Persada.
Miles & Huberman. 1992. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakar- Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kom-
ta: Sinar Media binasi (MixedMethodes). Bandung: Alfabeta.
Moleong, L. J. 2012. Metodologi penelitian kualitatif (Cet. Ke- Surbakti, Ramlan. 2010. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Grasin-
30.).Bandung: Remaja Rosdakarya. do.

Anda mungkin juga menyukai