Anda di halaman 1dari 4

Dian Pusvitasari

Komisariat IPB

Pengembangan PMII Tingkat Cabang Bogor

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia atau yang biasa dikenal sebagai PMII,
merupakan sebuah organisasi eksternal mahasiswa yang terdapat diberbagai kampus
di Indonesia berbasis kaderisasi. Artinya PMII harus melakukan upaya-upaya dalam
mempersiapkan kader pergerakan yang mampu untuk ikut serta dalam kehidupan
bangsa dan negara yang dapat memasuki berbagai lini dan sektor kehidupan. Baik
menjadi akademisi, ulama, entrepreneur, politisi, advokat, guru, dosen, aktivis, tokoh
masyarakat, pejabat, wartawan, dan lain sebagainya. Upaya pengembangan PMII
bertitik tolak pada kemampuan anggota dan kader PMII dalam merumuskan ide dan
gerakan PMII secara individual maupun secara kolektif. Islam Ahlussunnah wal
Jamaah di PMII adalah sebagai metodologi berpikir (manhaj al-fikr) dan juga sebagai
metode gerakan (manhaj al-harakah), sehingga bukan semata-mata hanya sebagai
doktrin teologis atau sebuah madzhab saja, namun sebagai metode berpikir dan
bergerak untuk menyelesaikan persoalan masyarakat dengan prinsip-prinsip tawasut
(moderat), tawazun (netral), ta'adul (keseimbangan) dan tasamuh (toleran).

Berkembang dan tidaknya PMII tergantung bagaimana masing-masing kader


melakukan upaya-upaya sebagai langkah strategi guna mengembangkan PMII di
masing-masing tingkat wilayahnya. Artinya langkah pengembangan PMII
merupakan sebuah kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap kader PMII agar
PMII menjadi organisasi terbesar di Indonesia. Dalam upaya melakukan
pengembangan PMII, seorang kader harus mampu memahami strategi seperti apa
yang yang sekiranya tepat digunakan untuk melakukan pengembangan. Sudah
barang tentu strategi pengembangan PMII harus selaras dan mampu menyesuaikan
perkembangan zaman serta mampu memahami kultur dari setiap perguruan tinggi
tempat kader PMII melakukan penyebaran PMII. Artinya, strategi yang harus kader
PMII gunakan dalam upaya pengembangan organisasi harus bersifat dinamis dan
progresif.
Bertumbuh kembangnya PMII merupakan tanggung jawab setiap level
kepengurusan, pengembangan merupakan suatu yang berkaitan dengan perencanaan
program jangka panjang dan jangka pendek untuk mewujudkan tujuan organisasi.
Pada strategi pengembangan PMII sendiri dilakukan dengan serangkaian cara yang
tersusun rapi, dilaksanakan secara sadar, terencana, terarah dan teratur utuk
memperkenalkan dan menyebarkan PMII atau memperbanyak kader PMII di wilayah
kampus/komisariat. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa tujuan atau cita-cita
PMII dalam AD/ART bab IV pasal 4 adalah "terbentuknya pribadi muslim Indonesia
yang bertakwa kepada Allah SWT, berbudi luhur, berilmu, cakap dan bertanggung
jawab dalam mengamalkan ilmuya serta komitmen memperjuangkan cita - cita
kemerdekaan Indonesia". Untuk itu PMII memiliki kewajiban untuk membuktikan
bahwa pergerakan yang dilakukan harus sesuai dengan cita-cita yang diharapkan.
Terlebih, sebagai organisasi yang ranah gerakannya bertumpu terhadap aspek
kemahasiswaan, keislaman serta keindonesian, maka upaya aktualisasi gerak PMII
tentunya harus kontekstual dengan aspek-aspek tersebut.

Kembali pada persoalan pengembangan PMII, proses pengkaderan pada tingkat


komisariat memang dijadikan ujung tombak dan jantung pengkaderan, namun dalam
hal ini tingkat cabang juga memiliki posisi dan peran yang penting dalam proses
penguatan dan peningkatan potensi kader pada tiap kampus/komisariat. Terwujudnya
kader yang berpotensi bisa dilakukan dengan berbagai macam cara. Hal kecil yang
dapat dilakukan yaitu seperti diskusi santai bersama dengan kader di tingkat
komisariat/rayon untuk membahas suatu isu terkini atau membahas kembali modul
yang pernah dipelajari. Komunikasi menjadi hal yang penting dan harus dijaga antar
kader. Meskipun saat ini banyak kegiatan yang mungkin terhambat karena pandemi
covid-19, cabang dapat memanfaatkan teknologi informasi yang banyak tersedia saat
ini. Salah satu kemajuan teknologi yang dapat dimanfaatkan yaitu platform seperti
zoom atau google meet untuk melakukan diskusi online atau sekedar silaturahmi
bersama dengan komisariat-komisariat atau rayon-rayon yang ada di wilayah. Jika
komunikasi terjalin dengan baik, penguatan kader dalam segi kualitas dan kuantitas
mestinya akan bertahan. Menurut saya, jika terdapat kampus yang minim dari kader
PMII-nya perlu dipelajari lebih lanjut. Apakah yang menjadi masalah dalam
pengkaderan pada tingkat rayon/komisariat, karena jika proses kaderisasi tidak
dilakukan dengan baik dampaknya adalah sulit untuk ada lagi generasi-generasi
penerus perjuangan, serta terhambatnya proses regenerasi. Oleh karena itu, pengurus
cabang dapat menyelenggarakan pengkaderan. Dalam upaya melaksanakan
pengakaderan PMII memiliki jenjang pengkaderan formal yaitu; Masa Penerimaan
Anggota Baru (MAPABA), Pelatihan Kader Dasar (PKD), Pelatihan Kader Lanjut
(PKL), dan Pelatihan Kader Nasional (PKN).

Selain peningkatan proses pengkaderan dan komunikasi dari cabang ke


komisariat/rayon, PC PMII khususnya di Bogor harus mampu berperan serta secara
nyata bagi proses pemberdayaan anggotanya pada khususnya,dan masyarakat
Indonesia pada umumnya. Pelaksanaan pengembangan PMII di dalam wilayah yang
dilaksanakan oleh cabang bisa dengan adanya kegiatan Pelatihan Instruktur
Professional seperti yang dilakukan di PC PMII Jember. Kegiatan Pelatihan
Instruktur Professional atau TOI (Training of Instructor) ini mengangkat semangat
dalam resolusi inteltual kritis dan transformatif melalui peningkatan kapabilitas
instruktur. Tujuan adanya kegiatan ini yaitu agar kader yang selesai melakukan PKD
(Pelatihan Kader Dasar) dapat menginstrukturi para sahabat yang melaksanakan
kegiatan formal seperti MAPABA (Masa Penerimaan Anggota Baru) dan
merumuskan modul di tingkat komisariat yang kemudian dipakai untuk di
kelembagaan di wilayah.

Terdapat tujuh materi yang akan disampaikan dalam kegiatan TOI ini, yaitu gagasan
dasar fasilitator transformative, metodologi pelatihan transformative, generasi
fasilitasi experential learning, metodologi pembelajaran transformative, fasilitas
pelatihan partisipatif, pembentukan dan penyusunan RPP dan peran, fungsi serta
teknik komunikasi sebagai fasilitator. Harapan besar dalam kegatan ini yaitu mampu
mencetak tim instruktur yang cakap untuk nantinya PC PMII dapat berkembang lebih
baik dan mecapai nilai-nilai kadersasi , baik segi intelektual maupun ideologi. Selain
itu harapan dari lahirnya kegiatan instruktur professional PMII ini mampu membawa
perubahan positif terhadap organisasi masyarakat bangsa. Pesan yang disampaikan
pada peserta yang ikut serta (dari komisariat/rayon) yaitu agar selalu meningkatan
minat baca, kreativitas menulis, dan kembali menghidupkan forum kajian diskusi.
Dari paparan kegiatan diatas, menurut saya kegiatan ini perlu diadakan di PC PMII
Bogor, karena ketiga kegiatan tersebut, merupakan tindakan yang perlu ditanamkan
dan seimbang. Karena kelak akan diketahui bahwa orang berpikir dan menulislah
yang mampu menjadi inisiator di masa depan.

Sumber :

https://www.kompasiana.com/muhamadtonis/603750add541df2799071a52/optimalis
asi-sistem-kaderisasi-untuk-pengembangan-pmii
https://www.kabarrakyat.id/hiburan/pr-021286113/pc-pmii-jember-cetak-instruktur-
profesional-begini-tujuannya?page=all

Anda mungkin juga menyukai