Anda di halaman 1dari 6

PENDAHULUAN

Pengkaderan merupakan tanggung jawab sebuah organisasi apabila organisasi tersebut ingin
tetap ada dan tunbuh berkembang. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) merupakan
organisasi pengkaderan yang orientasi gerakan pengkaderannya di ranah kemahasiswaan.
Hari ini PMII menjadi organisasi ektra kampus terbesar di Indonesia hampir diseluruh kota
atau kabupaten ada cabang PMII.

Organisasi kemahasiswaan yang berdiri sekitar 59 tahun yang lalu sejak 17 April 1960 ini
dalam perjalanannya sudah tidak muda lagi dan tentunya berbagai dinamika organissi telah di
lalui hingga akhirnya menjadi organisasi yang sebesar ini. Namun dengan keberadaan PMII
saat ini menjadi organisasi Kemahasiswaan terbesar di Indonesia lantas tidak seharusnya
menyombongkan diri tapi patutlah kita syukuri dan terus memperjuangkan cita-cita pendiri.

Kader – kader pmii dalam pundaknya harus tertancap rasa tanggung jawab untuk kemajuan
organisasi meskipun hari ini pmii sudah menjadi besar tetapi kader hari ini berkewajiban
untuk menjaga dan mempertahankan pmii agar tetap jaya, maka dari itu untuk menjaga
kemajuan pmii hari ini perlu perumusan strategi yang dapat digunakan pmii lebih bisa
berkembang dan berada pada setiap kampus baik itu kampus umum maupun agama baik
kampus negeri maupun swasta.

Meskipun secara umum strategi pengembangan pmii sudah diatur oleh Pengurus Besar (PB
PMII) namun kondisi lokal atau yang mengerti tentang lapagan adalah pengurus Rayon atau
Komisariat yang berkedudukan di fakultan dan kampus, maka dari itu perlu strategi yang di
pandang relevan untuk dapat mengembangkan pmii dimana berada yang dijalankan oleh
Rayon maupun Komisariat.
STRATEGI PENGEMBANGAN PMII Rayon Abdurrahman Wahid

Strategi merupakan pendekatan secara keseluruhan yang memiliki keterkaitan dengan


pelaksanaan suatu gagasan, perencanaan dan tindakan/aktivitas dalam jangka waktu tertentu
(Wikipedia). Setiap perjalanan tentu memiliki tujuan begitu juga dengan PMII selain
memiliki tujuan besar yang temaktub dalam AD Ayat 4, juga memiliki tujuan lain salah
satunya berembangknya PMII di kampus baik Swasta maupun Negeri, dan strategi
merupakan serangkaian cara yang di gunakan untuk mencapai tujuan tersebut.

Berkembangkangnya PMII menjadi tanggung jawab bagi setiap level kepengurusan,


pengembangan merupakan suatu yang berkaitan dengan perencanaan program jangka
panjang dan jangka pendek untuk mewujudkan tujuan organisasi. Dan strategi pengembangan
PMII sendiri adalah serangkaian cara yang tersusun rapi yang dilaksanakan secara sadar,
terencana, terarah dan teratur utuk memperkenalkan dan menyebarkan PMII atau
memperbanyak kader PMII di wilayah kampus baik tingkat komisariat atau Rayon.

Pergerakan Mahasiswa islam Indonesia (PMII) merupakan organisasi kemahasiswaan yang


tentunya berorientasi pada nilai – nilai yang objektif, idealis, kritis dan analitis Dan harus
bertanggungjawab serta antisipatif terhadap masadepan masyarakat bangsa dan Negara.

Sebagaimana tujuannya dalam Kitab Suci PMII pada Bab IV ayat 4 AD. Adalah tebentuknya
pribadi muslim yang bertakwa kepada Allah SWT, berbudi luhur, berilmu cakap dan
bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmuya serta komitmen memperjuangkan cita – cita
kemerdekaan Indonesia. Selaras dengan tujuannya tersebut PMII dituntuit untuk
membuktikan bahwa arah gerakannya memanifestasikan cita-cita yang dihrapkan. Sebagai
organisasi yang arah pergerakanya bersandar pada aspek Kemahasiswaan, Keislaman dan
Keindonesian. maka aktualisasi gerakan PMII juga mencirikan ketiga aspek diatas.

Aspek kemahasiswaan harus diselaraskan dengan tipologi mahasiswa sebagai agent of


control social & agen ofchange. Dimana mahasiswa mempunyai kekuatan intelektual untuk
mendobrak bentuk-bentuk kemapaman yang menghalangi kemajuan dan secara intens
menembus kebekuan realitas menuju dinamika yang mengarah pada pemecahan masalah-

PMII perlu melahirkan format kader PMII di masa depan, dalam rangka mempersiapkan diri agar
mampu mensiasati dan mengelola perubahan yang terjadi. Sehingga kader PMII dapat menjadi tonggak
perubahan dan mampu mewujudkan cita-cita organisasi ditengah perubahan zaman. Format kader PMII
masa depan ini menjadi pedoman dan acuan dimana proses kaderisasi PMII diarahkan. untuk menjawab
tantangan ini, maka Kader PMII harus :

1. Self-help - Kader PMII haruslah memiliki jiwa berdikari, yang percaya dan bertumpu pada kekuatan
diri sendiri. Dengan kata lain, kaderisasi PMII harus mampu membentuk kader yang memiliki mental
dan jiwa berdikari, yakni kader yang percaya dan bertumpu pada kemampuan, kapasitas dan kekuatan
diri sendiri, tidak bergantung pada orang lain.

2. Power of Knowledge Dalam berbagai aktivitas, kader PMII haruslah mengedepankan kekuatan
pengetahuan. Dengan kata lain, pengetahuan adalah sumber daya dan kekuatan utama kader PMII
sebagai kaum cendekiawan dalam melakukan berbagai aktivitas, baik di dalam organisasi maupun
masyarakat. Untuk itu, kaderisasi PMII harus mampu menciptakan kader yang menjadikan pengetahuan
sebagai kekuatan dan sumber daya utama

3. Kesadaran Kritis Kader PMII harus memiliki kesadaran kritis, yakni kesadaran yang lebih melihat
aspek sistem dan struktur sebagai sumber masalah (pendekatan struktural). Kader PMII harus mampu
mengidentifikasi ketidakadilan dalam sistem dan struktur yang ada, kemudian mampu melakukan
analisis bagaimana sistem dan struktur itu bekerja, serta bagaimana mentransformasikannya.
.

Pengembangan Kaderisasi PMII di Rayon Abdurrahman wahid tentunya sesuai dengan


keadaan kampus itu sendiri. Di tahun ini mulai bdiberlakukanya peraturan terkait wajib
ma’had di UIN Walisongo sematang. Tentunya strategi kaderisasi harus adaptif serta
fleksibel menghadapi tantangan seperti ini. Strategi kaderisasi sudah harus menggunakan cara
dan inovasi terbaru dengan tidak meninggalkan tradisi lama yang masih relevan.

Strategi yang pertama adalah melalui kaderisasi didalam mahad. Maka nantinya mahasiswa
di kader didalam mahad dengan tentunya kerjasama antara beberapa pihak. Mungkin cara ini
bisa terbilang baru, karena di UIN Walisongo sendiri baru diwajibkan kewajiban mahad di
tahun ini. Namun cara ini masih belum dapat dikatakan efektif,karena ini masih pertama kali
dilakukan.

Strategi yang kedua adalah tetap menggunakan cara lama untuk mengkader mahasiswa. Cara
ini juga butuh beberapa modifikasi dalam pelaksanaannya. Kita harus bisa beradaptasi dan
berinovasi dengan tantangan saat ini. Dialektika majelism kopi dsb mungkin akan berkurang.
Maka dari itu, kita mempunyai inovasi baru dengan lebih mengkader di bidang akademik,
yang tentunya lebih menarik dan lebih worth melihat tantangan saat ini

Cara yang dapat dilakukan lagi adalah diaspora kader melalui lembaga intra. Bukan lagi hal
tabu ketika kita mengatakan organisasi intra untuk diaspora kader PMII, karena salah satu
tempat untuk belajar dan mengimplementasikan ilmu-ilmu yang sudah lkita dapatkan di PMII
adalah melalui organisasi intra. Organisasi intra kampus merupakan ladang yang hijau bagi
keder – kader pmii untuk dapat mengembangkan pmii di dalam kampus karena apabila
organisasi intra kampus (omik) baik itu Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) baik tingkat
fakultas maupun universitas, Himpunan Mahasiswa Jurusa (HMJ) maupun Unit Kegiatan
Mahasiswa (UKM) dikuasai oleh kader – kader pmii dengan sangat mudah untuk menarik
dan mengkondisikan mahasiswa mengikuti pengkaderan pmii.

Tidak lupa karena kita adalah rayon yang berada di fakultas pendidikan,
Maka nantinya kader akan kita gembleng dengan pengetahuan tentang pendidikan. Pengurus rayon
harus membuat suatu instrumen ataupun program yang dapat mengarahkan kadernya untuk terjun ke
masyarakat

Anda mungkin juga menyukai