Anda di halaman 1dari 6

Unnes Political Science Journal 5(2) (2021) 1-47

UNNES POLITICAL SCIENCE JOURNAL


https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upsj

Pola Kaderisasi Organisasi Ekstra Kampus: Studi Kasus Himpunan Mahasiswa


Islam Komisariat FISIP UIN Syarif Hidayatullah

Anggian Nurtanto*1 dan Moh. Aris Munandar2


Jurusan Politik dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang
1,2

Info Artikel Abstrak


Article History Kaderisasi merupakan hal penting dalam organisasi, terutama organisasi perkaderan seperti
Disubmit 20 Januari 2021 HMI. Kaderisasi merupakan proses penurunan nilai dari senior ke junior dan menandakan
Diterima 30 Juni 2021 adanya sebuah keberlanjutan dalam sebuah organisasi. Himpuan mahasiswa Islam Komfisip
Diterbitkan 2 Juli 2021 UIN Syarif Hidayatullah dianggap merupakan salah satu komisariat terbaik yang melaku-
kan kaderisasi dan menghasilkan kader-kader berkualitas. Baik dalam prestasi akademik,
non akademik maupunn gerakan politik. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
Kata Kunci Bagaimana pola kaderisasi HMI Komfisip UIN Syarif Hidayatullah Cabang Ciputat? Me-
kaderisasi; tode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Teknik pengumpulan
organisasi ekstra kampus; data menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian yang
himpuanan mahasiswa islam diperoleh menunjukan bahwa pola kaderisasi organisasi HMI Komfisip UIN Syarif Hiday-
atullah terdiri dari 3 fase, yaitu: fase pengenalan, pembentukan dan pengabdian. Dalam fase
pengenalan berisi agenda pengenalan ideologi HMI dan rekrutmen anggota, fase pemben-
tukan berisi kegiatan kaderisasi formal, non formal dan informal. Kaderisasi formal memi-
liki kegiatan terstruktur, sistematis dan berjenjang. Diawali dengan MAPERCA dan Latihan
Kader 1 kemudian dilanjut dengan follow up dan upgrading. Kaderisasi non formal terdiri
dari kegiatan minat bakat seperti pelatihan menulis, debat, sekolah kepemimpinan, diskusi
(study club), akademi insan cita serta rekreasi dan olahraga. Sedangkan kaderisasi informal
bersifat pembangunan kualitas SDM berdasarkan rasa kekeluargaan disertai dengan manaje-
men organisasi. Fase pengabdian dilakukan oleh alumni HMI yang tergabung dalam KAH-
MI. Metode yang sering dilakukan dalam proses kaderisasi adalah ceramah dan diskusi.

Abstract
Caderization is an important thing in organizations, especially cadre organization such as Him-
punan Mahasiswa Islam. Caderization is a process of passing down values from senior to junior
and signifies the existence of suistainabillity in an organization. Himpunan Mahasiswa Islam
Komfisip UIN Syarif Hidayatullah is consindered to be one of the best commisariats that carry
out regenerations and produce good quality cadres. Both in terms of academic achievement,
non-academic and political movements. The purpose of this research is to find out What is
the pattern of caderization at HMI Komfisip UIN Syarif Hidayatullah Ciputat Branch? The
research method used in this research is qualitative. Data collection techniques using inter-
view techniques, observation, and documentation. The results showed that the pattern of or-
ganizational cadre of HMI Komfisip UIN Syarif Hidayatullah consisted of 3 phases, namely:
introduction, formation and service phases. The introduction phase contains the agenda for
introducing HMI ideology and recruiting members, the formation phase contains formal, non-
formal and informal regeneration activities. Formal cadre has structured, systematic and tiered
activities. Beginning with MAPERCA and Training Cadre 1 then continued with follow up
and upgrading. Non-formal cadre consists of talent interest activities such as writing training,
debate, leadership school, discussion (study club), human academies as well as recreation and
sports. Meanwhile, informal regeneration is the development of the quality of human resources
based on a sense of kinship accompanied by organizational management. The service phase is
carried out by HMI alumni who are members of KAHMI. The methods that are often used in
the regeneration process are lectures and discussions.

* E-mail: anggian1850@students.unnes.ac.id
Address: Gunungpati, Semarang, Indonesia, 50229

DOI 10.15294/upsj.v5i2.50418 P-ISSN : 2549-0737 E-ISSN : 2621-6272


43 Anggian Nurtanto & Moh. Aris Munandar, Pola Kaderisasi Organisasi Ekstra Kampus: Studi Kasus Himpunan...
PENDAHULUAN orang baru bahkan berpolitik di dalam kampus. Salah satu
wadah perkaderan yang paling banyak dijumpai adalah or-
Kaderisasi menurut (Adjiwicaksana, 2015) adalah
ganisasi ekstra kampus. Karena organisasi ekstra kampus
usaha organisasi yang dilaksanakan secara sadar dan siste-
memang mendeklarasikan dirinya sebagai organisasi per-
matis selaras dengan pedoman dan nilai yang diturunkan
kaderan dan pengembangan minat bakat.
kepada anggota. Dalam kaderisasi juga terjadi penurunan
Kaderisasi yang diterapkan oleh organisasi perka-
nilai-nilai baik nilai umum maupun nilai khusus dari se-
deran seperti organisasi ekstra kampus sangat penting dan
nior ke junior. Kaderisasi dalam kajian ilmu politik juga
dibutuhkan oleh mahasiswa yang mau melakukan upgra-
merupakan bagian dari sosialisasi politik, dimana terdapat de pada dirinya. Misal kegiatanya melalui pelatihan kepe-
kesamaan yaitu sama-sama menurunkan informasi politik mimpinan, belajar menulis ilmiah, belajar public speaking,
dari satu pihak ke pihak lain. diskusi dan mengaktualisasikan dirinya lewat kegiatan pen-
Menurut Rush dan Althoff (2011), sosialisasi poli- gembangan minat bakat adalah strategi paling umum yang
tik merupakan suatu proses ataupun cara memberitahukan dilakukan organisasi ekstra kampus untuk mengader ang-
sistem politik pada seseorang serta bagaimana orang ter- gotanya. Tentunya kaderisasi hanya didapatkan ketika para
sebut menanggapi dan bereaksi terhadap perihal ataupun mahasiswa mau ikut bergabung dengan organisasi karena
peristiwa politik. Kaderisasi sebagai salah satu bentuk fe- tidak mungkin ada suatu kaderisasi di luar sistem organisa-
nomena pelaksanaan dari proses sosialisasi politik tidak si (Aqil, 2020).
hanya dilakukan oleh partai politik yang menjalankan Salah satu wadah organisasi ekstra kampus yang
fungsi kaderisasi. Melainkan organisasi juga melakukan ka- memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk berp-
derisasi, salah satu organisasi diantaranya adalah organisasi roses bersama melalui proses kaderisasi adalah Himpunan
ekstra kampus. Mahasiswa Islam (HMI). HMI adalah organisasi ekstra
Kaderisasi dalam organisasi memiliki makna yaitu kampus pertama di Indonesia dan menjadi role model serta
proses penyiapan sumber daya manusia agar kelak mereka cikal bakal lahirnya organisasi ekstra kampus lain sebagai
menjadi pemimpin yang mampu membangun peran dan organisasi perkaderan. Bergerak berdasarkan asas islam,
fungsi organisasi secara lebih baik (Saputra, 2014). Namun HMI harus mampu mendidik para kadernya menjadi ka-
tentu makna dari kaderisasi sendiri tidak bisa dipersempit der yang memiliki kualitas Insan Cita. Kualitas Insan Cita
dengan hanya melakukan pengembangan terhadap peran ini kemudian dimaknai juga sebagai tujuan HMI. HMI me-
dan fungsi organisasi, lebih dari itu kaderisasi memiliki miliki tujuan yaitu Terbinanya insan akademis, pencipta,
konteks yang lebih luas seperti mempelajari kepemimpi- pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab
nan, manajemen sumber daya dan penurunan informasi atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang di-ridhoi
dan nilai-nilai politik kepada para kader. Allah Subhanahu wata’ala.
Kegiatan kaderisasi terdiri dari dua unsur pokok, HMI baik pada masa orde lama, orde baru dan pasca
yaitu pengader dan kader. Pengader adalah orang-orang reformasi berkembang cukup baik dan pesat. Hal ini cukup
yang sudah lebih dahulu berada dalam organisasi kemudi- wajar karena HMI merupakan organisasi ekstra kampus
an menyusun agenda proses kaderisasi, menentukan me- pertama dan tertua di Indonesia. Sehingga menjadi insipi-
tode kaderisasi juga menyusun materi-materi kaderisasi. rasi lahirnya organisasi ekstra kampus yang lainya. Tercatat
Pengader biasanya terdiri dari senior ataupun orang yang HMI merupakan organisasi ekstra kampus pertama yang
sudah kompeten dalam bidang tentang materi yang akan lahir di Indonesia didirikan di yogakarta pada tanggal 5
dibagikan kepada junior. Pengader harus telah memahami Februari 1947 diprakarsai oleh Lafran Pane beserta teman-
dan mendalami terlebih dahulu materi dan muatan-mua- temanya mahasiswa lain dari Sekolah Tinggi Islam (STI)
tan yang akan dibagikan kepada juniornya. Sedangkan ka- sekarang menjadi Universitas Islam Indonesia (UII). Tuju-
der yaitu objek kaderisasi atau biasa disebut sebagai peser- annya untuk mempertahankan Negara Republik Indone-
ta kaderisasi. Peserta kaderisasi adalah individu-individu sia, mempertinggi derajat rakyat Indonesia dan menegakan
yang disiapkan secara khusus dan dipersiapkan dengan ajaran agama Islam. Bermula dari organisasi ini kemudian
terencana untuk meneruskan perjuangan dan menjalankan berkembang muncul organisasi ekstra lainya yang juga me-
visi misi organisasi. Peserta kaderisasi biasanya merupakan lakukan kaderisasi kepada mahasiswa.
junior dan memiliki ketertarikan untuk tergabung dengan HMI secara general dapat mewakili pola kaderisasi
organisasi. Selain itu peserta kaderisasi juga memiliki ke- organisasi ekstra kampus yang lainya karena sebagai orga-
cenderungan dan kecocokan terhadap visi misi organisasi nisasi ekstra kampus pertama, secara tidak langsung HMI
yang hendak ia jalani. memberikan contoh bagaimana kegiatan perkaderan dija-
Kegiatan kaderisasi yang berisi proses penurunan lankan oleh organisasi. Selain itu organisasi ekstra kampus
nilai dari senior ke junior umumnya sering ditemui di ling- yang lain juga bisa dikatakan lahir dari ide dan gagasan in-
kungan perguruan tinggi. Tidak bisa dipungkiri mahasiswa duk yang sama yaitu memperjuangkan dan mempertinggi
selaku penerus tongkat estapet kepemimpinan, memiliki derajat masyarakat Indonesia.
tanggung jawab sebagai agent of change, alat kontrol sosial Dalam lingkungan HMI salah satu wilayah yang
dan pihak pengawas pemerintahan perlu banyak bimbin- menjadi kutub keilmuan HMI baik dari segi gerakan mau-
gan dan ditempa dengan kaderisasi. Kemudian mahasiswa pun budaya akademik adalah Cabang Ciputat. Terutama
selaku individu yang sedang giat-giatnya belajar hal dan pada Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat FISIP UIN
nilai-nilai baru pasti akan berkumpul dan berorganisasi Syarif Hidayatullah Cabang Ciputat. HMI Komisariat FI-
untuk mendapatkan hal yang diinginkan. Seperti belajar SIP UIN Syarif Hidayatullah Cabang Ciputat merupakan
kepemimpinan, manajemen organisasi, interaksi dengan komisariat yang paling aktif melahirkan ide-ide dasar yang
Unnes Political Science Journal 5(2) (2021) 1-47 44

kemudian menjadi gerakan besar, seperti gerakan #Refor- mengacu pada pedoman wawancara yang telah dirumus-
masidikorupsi dan #SaveKPK. Tahap awal konsolidasi dan kan. Wawancara dilakukan dengan Ketua Umum, Sek-
pembentukan gagasan berasal dari HMI komisariat FISIP retaris Umum, Kepala Bidang Penelitian Pengabdian dan
UIN Syarif Hidayatullah. Pengembangan Anggota (P3A), Kepala Bidang Perguruan
Pada komisariat ini juga terlahir mahasiwa berpres- Tinggi Kemahasiswaan dan Kepemudaan (PTKK), Kepala
tasi UIN Syarif Hidayatullah dalam 5 tahun terakhir. Ke- Bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi (PP),
mudian HMI Komisariat FISIP juga berhasil melahirkan Kepala Bidang Bidang Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan
kader-kader berprestasi seperti mahasiswa yang menjuarai dan Pemuda (BKP), Anggota Korps Alumni HMI (KAH-
berbagai lomba ilmiah, seperti debat ilmiah, karya tulis, de- MI), Anggota Badan Pengelola Latihan (BPL) dan Kader
legasi internasional dalam program Model United Nations HMI Komisariat FISIP UIN Syarif Hidayatullah Cabang
(MUN), prosiding dan konferensi ilmiah. Ciputat. Sedangkan Sumber data sekunder yang digunakan
HMI Komisariat FISIP UIN Syarif Hidayatullah adalah dokumen dan sumber-sumber pustaka yang ada
dikenal sebagai organisasi yang liberal dan membebaskan kaitannya dengan pola kaderisasi HMI Komisariat FISIP
prefensi kegiatan anggotanya berdasarkan minat bakat. UIN Syarif Hidayatullah Cabang Ciputat.
Serta seimbang dalam memberikan porsi muatan kade- Alat dan teknik pengumpulan data yang digunakan
risasi yang mengarah kepada gerakan sosial dan kegiatan adalah pedoman wawancara, pedoman observasi dan pe-
akademik. HMI Komisariat FISIP UIN Syarif Hidayatullah doman dokumentasi, validitas datanya diuji menggunakan
memberikan kebebasan terhadap kadernya untuk memilih metode triangulasi. Data yang terkumpul hasil dari obser-
preferensi kegiatanya. vasi, wawancara dan dokumentasi kemudian dianalisis ber-
Berdasarkan uraian diatas tentu perlu diketahui, dasarkan model analisis interaktif yang dikembangkan oleh
dipelajari dan diteliti bagaimana pola kaderisasi yang di- Miles dan Huberman. Ada empat komponen yang dilaku-
lakukan agar menciptakan kader dengan kualitas unggul. kan dengan model ini yakni pengumpulan data, reduksi
Serta metode pendekatan seperti apa yang dilakukan data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
untuk melakukan kaderisasi sehingga bisa memanaje-
men sumberdaya manusia yang ada dengan baik. Maka HASIL DAN PEMBAHASAN
dari itu, penulis tertarik untuk mengadakan sebuah
penelitian yang berjudul “Pola Kaderisasi Organisasi Pola Kaderisasi HMI Komisariat FISIP UIN Syarif
Ekstra Kampus (Studi Kasus Himpunan Mahasiswa Is- Hidayatullah Cabang Ciputat
lam Komisariat FISIP UIN Syarif Hidayatullah Cabang
Ciputat)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Total kader Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat
bagaimana pola kaderisasi HMI Komisariat FISIP UIN FISIP UIN Syarif Hidayatullah terdiri dari kurang lebih 500
Syarif Hidayatullah. orang, dimana kader yang bertugas sebagai pengurus aktif
berjumlah 60 orang, 300 orang anggota biasa dan sisanya
METODE merupakan anggota yang sudah demisioner dari berbagai
tingkat kepengurusan HMI. Pada jumlah 300 orang ang-
Penelitiain ini menggunakan metode kualitatif. gota biasa tersebut tidak semuanya aktif, melainkan hanya
Menurut (Moelong, 2012) penelitian kualitatif merupa- kurang lebih 50-100 orang yang aktif dalam tiap kegiatan
kan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskrip- yang dilaksanakan oleh HMI Komisariat FISIP UIN Syarif
tif berupa kata tertulis atau lisan dari orang yang diamatai. Hidayatullah.
Dalam penelitian ini peneliti berusaha mendeskripsikan HMI Komisariat fisip UIN Syarif Hidayatullah me-
bagaimana pola kaderisasi yang terjadi di lingkungan HMI rupakan komisariat yang berusia cukup muda, karena di-
Komisariat FISIP UIN Syarif Hidayatullah. Kaderisasi disi- dirikan cukup baru dibanding dengan komisariat lain yang
ni berkaitan dengan kegiatan dan program kerja organisasi, ada di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah. Mengingat Fa-
budaya akademik dan bentuk perkaderan formal, non for- kultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang ada di UIN Syarif
mal dan informal. Hidayatullah juga masih berusia cukup muda dibanding
Lokasi penelitian berada di lingkungan komisari- fakultas lainya. Karena Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Po-
at FISIP UIN Syarif Hidayatullah, yang mana kegiatanya litik UIN Syarif Hidayatullah baru berdiri pada awal tahun
dominan berpusat di sekretariat HMI Komisariat FISIP 2010. Sedangkan HMI Komfisip baru dibentuk tahun 2013.
UIN Syarif Hidayatullah Cabang Ciputat. Terletak di Jl. Organisasi HMI dibangun atas dua unsur pokok yai-
Kertamukti No.3, Cirendeu, Kec. Ciputat, Kota Tangerang tu struktur organisasi yang kokoh ditopang oleh kultur atau
Selatan. HMI Komisariat FISIP UIN Syarif Hidayatullah budaya organisasi yang kondusif bagi perkembangan HMI
menaungi tiga jurusan, yaitu Jurusan Ilmu Politik, Jurusan dari waktu ke waktu (Alfian, 2013:124). Sehingga pola dan
Sosiologi dan Jurusan Hubungan Internasional. Fokus pen- kegiatan kaderisasinya sangat dipengaruhi oleh kultur dan
elitian ini adalah pola kaderisasi di HMI Komisariat FISIP budaya organisasi pada masing-masing lingkupnya. Fokus
UIN Syarif Hidayatullah Cabang Ciputat. utama kegiatan HMI yaitu sebagai organisasi perkaderan.
Sumber data penelitian terdiri dari sumber data pri- Sebagai salah satu organisasi perkaderan HMI pasti mem-
mer dan sumber data sekunder. Data primer dalam pene- punyai strategi tertentu untuk menjalankan kegiatan kade-
litian ini diambil dari observasi langsung dan wawancara. risasinya dan membina anggotanya. Basis perkaderan dan
Wawancara dengan informan digunakan untuk mendapat- dasar hukum yang digunakan HMI terkhusus HMI Komfi-
kan informasi secara mendalam dengan mengeksplorasi sip UIN Syarif Hidayatullah adalah konstitusi HMI dalam
pertanyaan-pertanyaan guna mendapat informasi dengan
45 Anggian Nurtanto & Moh. Aris Munandar, Pola Kaderisasi Organisasi Ekstra Kampus: Studi Kasus Himpunan...
hal ini AD/ART, pedoman perkaderan, mission HMI, Hasil untuk memberikan ilmu pengetahuan sebagai dasar, pen-
Musyawarah Pengurus Besar HMI dan lebih spesifik lagi galaman praksis sebagai refleksi dan nilai untuk diimple-
yaitu hasil Rapat Anggota Komisariat (RAK) HMI Komisa- mentasikan kedalam kehidupan.
riat FISIP UIN Syarif Hidayatullah Cabang Ciputat Tahun Pada tahap pembentukan ini juga seorang kader di-
2020 bantu untuk mengembangkan diri agar terbiasa mengana-
Bentuk dari proses kegiatan kaderisasi di HMI seca- lisa, merancang, memformulasikan, mentransformasikan
ra umum dapat dikelompokan ke dalam tiga kategori yaitu: dan mengimplementasikan ke dalam kehidupan sehari-
a) Latihan kader (training) sebagai pendidikan formal HMI hari hingga menciptakan sebuah perubahan sosial yang
yang materi utamanya berisi 5 materi wajib, b) Kegiatan dilandasi nilai-nilai ke Illahian demi terwujudnya perada-
aktviisme HMI dalam forum internal maupun eksternal ban ideal yang dicita-citakan melalui terbentuknya kader
dan forum perjuangan yang sifatnya luas, c) kegiatan in- Muslim Intelegensia (Insan Cita). Hal ini sesuai dengan
dividu masing-masing kader dalam kehidupan sehari-hari. tujuan perkaderan HMI untuk membentuk kader dengan
Syarat mutlak untuk menjadi bagian dari kader atau berkepribadian Insan Cita yang terdiri dari 5 karakter yaitu
anggota HMI adalah mengikuti basic training atau biasa di- insan akademis, insan pencipta, insan pengabdi, insan yang
kenal sebagai Latihader Kader tingkat 1 (LK 1). Seseorang bernafaskan Islam dan insan yang bertanggung jawab atas
individu terhitung sebagai kader HMI dimulai dari setelah terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah
mengikuti LK 1 sampai dengan lulus dan tidak menyan- swt.
dang status mahasiswa lagi terhitung 2 tahun setelah lulus. Dalam lingkungan HMI Komisariat FISIP UIN Sy-
Setelah itu seorang kader akan tergabung bersama Korps arif Hidayatullah biasanya akan ditegaskan sedari awal tu-
Alumni HMI (KAHMI) dimana KAHMI merupakan bagi- juan untuk menjadi anggota dan bergabung dengan ling-
an dari HMI yang berisi alumni tokoh-tokoh atau individu kungan HMI. Karena ini merupakan bagian dari proses
yang pernah menjadi kader HMI. pembentukan kaderisasi. Secara lembaga HMI Komisariat
Pola kaderisasi HMI Komisariat FISIP UIN Syarif FISIP UIN Syarif Hidayatullah ingin membentuk kader mi-
Hidayatullah terbagi menjadi tiga tahapan. Tahapan perta- litan dan melakukan kaderisasi selaras dengan tujuan per-
ma adalah pengenalan. Tahapan pengenalan adalah tahap sonal yang dimiliki oleh kader. Maka dari itu biasanya pada
pertama HMI dalam melaksanakan kegiatan perkaderan. tahap ini, pengurus aktif HMI Komisariat FISIP UIN Syarif
Pada tataran ini aktivitas HMI biasanya berisi pengenalan Hidayatullah akan sangat intens untuk melakukan pende-
mengenai identitas ke-HMI-an dan memperkenalkan ide- katan kepada calon kader, utamanya mahasiswa baru. Tu-
ologi HMI kepada calon kader. Aktivitas ini merupakan juan dan niat awal bergabung HMI dianggap penting dan
investasi HMI untuk mendepatkan kader dalam jangka menjadi landasan untuk kesadaran anggota ketika perkade-
waktu panjang. ran sedang dijalankan.
Pada tahapan pengenalan juga biasanya terjadi pro- Fase pembentukan ini dilakukan selama seorang
ses rekrutmen. Waktu pelaksanaan rekrutmen bersifat kon- kader berproses di HMI. Ada banyak sekali kegiatan pada
disional sesuai dengan keterbutuhan kader HMI di tingkat masa pembentukan ini, baik kegiatan formal maupun non
komisariat. Biasanya dilakukan pada saat masa penerimaan formal. Sebelum mengikuti latihan kader, langkah pertama
mahasiswa baru. Waktu-waktu tersebut adalah waktu pa- yang perlu dilakukan calon kader adalah dengan mengikuti
ling efektif untuk menjaring kader yang potensial untuk maperca (masa perkenalan calon anggotan). Beberapa ke-
bergabung bersama HMI. Pada tahapan ini biasanya sete- giatan pada tahap ini yaitu:
lah mendapatkan calon kader, HMI Komisariat FISIP UIN
Syarif Hidayatullah akan melaksanakan LK 1 (Basic Trai- a) Masa Perkenalan Calon Anggota (Maperca)
ning). Dalam tahap ini beberapa kegiatan yang dilakukan
Maperca diselenggarakan oleh pengurus HMI di
HMI dalam usahanya merekrut kader adalah:
tingkat komisariat, agenda ini dilakukan sebagai proses in-
a. Penyambutan mahasiswa baru dalam rangka
teraksi pertama dengan HMI bagi calon kader. Calon kader
pemenuhan keterbutuhan informasi dan sarana
yang hendak mengikuti latihan kader 1 juga wajib untuk
perkuliahan lain seperti prosedur verifikasi ulang
mengikuti kegiatan ini. Maperca HMI Komisariat FISIP
mahasiswa baru, informasi kos-kosan, perkenalan
UIN Syarif Hidayatullah ini biasanya dilakukan di Aula
organisasi kampus dan advokasi masalah kemaha-
Insan Cipta Cabang Ciputat atau menyesuaikan hasil rapat
siswaan.
pengurus.
b. Pendataan calon mahasiswa baru FISIP UIN Syarif
Secara sederhana maperca seperti sebuah forum
Hidayatullah lewat jalur SNMPTN, SBMPTN dan
perkenalan antara calon kader dengan ideologi HMI. Da-
seleksi mandiri.
lam forum ini calon kader akan diberikan materi-materi
c. Peringatan hari-hari besar nasional dan islam
perkenalan mengenai identitas HMI yang dijeaskan oleh
d. Diskusi dan kajian keilmuan.
Badan Pengelola Latihan (BPL) atau tokoh-tokoh alumni
Tahap kedua adalah tahap pembentukan. Tahap ini
HMI yang dianggap berpengaruh dan kompeten dalam
dimulai ketika calon kader sudah mengenal HMI dan me-
lingkungan komisariat. Ada proses pemahaman mendalam
mutuskan untuk bergabung dengan HMI. Tahap ini dimu-
mengenai HMI bagi calon anggota muda. Badan Pengelola
lai ketika kader telah mengikuti kegiatan maperca kemu-
Latihan (BPL) biasanya terdiri dari senior-senior HMI yang
dian dilanjutkan untuk mengikuti Latihan Kader 1 (Basic
telah mengikuti jenjang perkaderan yang lebih tinggi ting-
Training) sampai dengan habis masa keanggotaanya (lulus
katanya seperti LK 2 dan LK 3 serta telah lulus mengikuti
sebagai mahasiswa). Pembentukan yang dimaksud dalam
pelatihan Senior Course (SC) sebagai syarat menjadi seo-
konteks kaderisasi di HMI adalah suatu proses integratif
Unnes Political Science Journal 5(2) (2021) 1-47 46

rang instruktur di dalam perkaderan HMI. materi yang telah dia ketuahui.
Maperca dilakukan dengan membentuk forum keil- Follow up merupakan suatu kegiatan yang dilaksa-
muan dan bersifat 2 arah. Ada pemateri yang memberikan nakan guna memantapkan pemahaman kader mengenai
materi-materi dasar identitas keHMIan dan ada peserta HMI pasca LK 1 dijalankan. Biasanya diiringi dengan pe-
yang dapat melakukan tanya jawab sebagai bentuk meya- mahaman 5 materi wajib HMI. Karena sesi waktu yang
kinkan diri untuk lebih mengenal HMI dan bergabung terbatas pada saat dilaksanakan nya LK 1. Maka follow up
dengan HMI. Maperca juga biasa dilaksanakan waktunya menjadi kegiatan wajib yang perlu diikuti kader.
berdekatan dengan Latihan Kader 1 (Basic Training). Pada tingkat komisariat follow up sering sekali dila-
Pada pasal 5 ayat 1 Anggaran Rumah Tangga (ART) kukan utamanya terkait dengan materi wajib HMI. Karena
HMI Bab I bagian keanggotaan disebutkan bahwa calon ini merupakan pondasi pemahaman mengapa HMI ada
kader yang mengikuti dan telah lulus maperca dianggap se- dan bergerak sebagai sebuah organisasi perkaderan dan
bagai anggota muda dan status anggota muda ditetapkkan perjuangan. Pada lingkungan HMI Komisariat FISIP UIN
selama 6 bulan sebelum mengikuti latihan kader. Syarif Hidayatullah follow up biasa dilakukan dengan me-
tode formal maupun informal tergantung kebutuhan dan
b) Latihan Kader 1 (Basic Training) kenyaman kader.
Latihan Kader 1 (LK 1) adalah latihan dasar bagi Follow up dilaksanakan dengan durasi biasanya 3-4
anggota muda HMI untuk mendapatkan status keanggo- jam dengan pembahasan satu materi sesuai dengan per-
taan HMInya. LK 1 biasanya dilaksanakan oleh pengurus mintaan kader ataupun tema yang hendak diusung oleh
HMI tingkat komisariat. Pada HMI Komisariat FISIP UIN pengurus HMI Komfisip UIN Syarif Hidayatullah. Pani-
Syarif Hidayatullah biasanya akan dilaksanakan di Puncak tia biasanya akan mengundang senior atau KAHMI untuk
Bogor, Depok, Aula Insan Cipta, Sekretariat HMI Komfisip menjadi narasumber diskusi terkait materi HMI. Selain
UIN Syarif Hidayatullah atau tempat lain yang sesuai den- KAHMI kader biasa yang sehari-hari berproses di ling-
gan rapat koordinasi pengurus tingkat komisariat. Umum- kungan komisariat juga berhak untuk memantik jalanya
nya LK 1 dilaksanakan selama 3-4 hari, untuk mempelajari diskusi atau menjadi pihak yang memberi materi pada saat
5 materi wajib HMI yang terdiri dari Sejarah, Konstitusi, follow up dilakukan. Proses diskusi ini merupakan budaya
ideologi, Nilai Dasar Perjuangan (NDP) dan Kepemudaan yang selalu dipertahankan oleh HMI Komfisip UIN Syarif
dan Manajemen Organisasi (KMO). Hidayatullah agar para kader yang baru lulus LK 1 tidak
Proses pemberian materi pada saat LK 1 juga dilak- cepat berpuas hati dengan pemahaman yang baru didapat.
sanakan oleh Badan Pengelola Latihan (BPL). BPL pada Follow up menjadi tanggung jawab kader yang ter-
forum ini biasanya akan ditentukan oleh panitia acara di- gabung dalam kepengurusan HMI. Hal ini wajib dilakukan
mana mempertimbangkan kompetensi masing-masing in- agar upaya penanamman nilai tidak berhenti sampai pada
dividu yang akan memberikan materi sesuai dengan bidang LK 1 saja. Model follow up yang paling umum digunakan
kajian keahlianya. Proses pemberian materi nanti akan san- adalah misalnya melalui forum diskusi atau study club ke-
gat bergantung pada gaya penyampaian dan teknik menga- lompok yang dipantik oleh pengisi materi. Bidang PPPA
jar BPL. Diskusi banyak arah dan melakukan dekontruksi (Penelitian, Pengembangan dan Pembinaan Anggota) ada-
pemikiran adalah gaya paling umum penyampaian materi lah pihak yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
wajib HMI. Selebihnya biasanya diserahkan antara kontrak follow up dilingkungan HMI Komisariat FISIP UIN Syarif
belajar BPL dengan calon kader yang menjadi peserta LK 1. Hidayatullah. Pengurus biasanya akan memberikan him-
Tujuan dari pelaksanaan kaderisasi LK 1 sesuai den- bauan kepada kader-kader untuk mengikuti bidang-bidang
gan pedoman perkaderan adalah terbinanya kepribadian yang sesuai dengan minat bakat kader dan mewajibkan ka-
Muslim yang berkualitas akademis, sadar akan fungsi dan der baru untuk mengikuti follow up
peranannya dalam berorganisasi serta menjalankan hak
dan kewajibanya sebagai kader umat dan kader bangsa. d) Upgrading
Pedoman perkaderan adalah guidebook dan aturan umum Pola kaderisasi yang dilakukan HMI berikutnya
yang perlu dilaksanakan dalam menjalankan seriap kegia- adalah upgrading. Upgrading merupakan forum yang sen-
tan proses perkaderan. gaja dibentuk untuk menciptakan pengembangan nalar
dan pemikiran kritis kader. Biasanya upgrading juga dilak-
c) Follow Up sanakan dalam rangka persiapan menuju jenjang perkade-
Setelah calon kader selesai mengikuti LK 1 maka ran yang lebih tinggi. Misalnya LK2 atau Senior Course. Ke-
sudah dianggap bukan sebagai anggota muda atau calon giatan upgrading dilaksanakan sesuai dengan keterbutuhan
kader lagi, melainkan sudah menjadi kader HMI. Karena kader dalam mengembangkan softskill berorganisasinya.
syarat pokok untuk bergabung dengan HMI adalah lulus Kemudian dikaitkan dengan materi-materi HMI. Kegia-
mengikuti basic training atau LK 1. Pemahaman kader- tan upgrading berupa upgrading kepengurusan, upgrading
kader baru ini terkait materi HMI biasanya relatif belum kepemimpinan dan manajemen organisasi dan upgrading
matang dan belum sempurna, karena banyaknya bobot dan materi Nilai Dasar Perjuangan (NDP).
substansi yang perlu dicerna untuk memahami dasar-dasar Selain training atau kegiatan formal berupa latihan
keHMIan lewat 5 materi wajib. Maka dari itu HMI menye- kader, follow up dan upgrading. Pada HMI Komisariat FI-
diakan kegiatan follow up bagi kader baru. Kegiatan ini juga SIP UIN Syarif Hidayatullah juga terdapat kegiatan non
fleksibel bukan hanya untuk kader baru, melainkan kader formal yang merupakan bagian yang tak terpisahkan juga
lama juga boleh bergabung dalam forum guna mendalami dari upaya perkaderan. Tujuan kegiatan-kegiatan nonfor-
47 Anggian Nurtanto & Moh. Aris Munandar, Pola Kaderisasi Organisasi Ekstra Kampus: Studi Kasus Himpunan...
mal ini adalah untuk menjalin silaturahmi dan kedekatan menulis, sekolah kepemimpinan, pelatihan debat, rekreasi
personal antar anggota. Selain itu untuk mewadahi minat- dan olahraga, diskusi dan study club serta akademi insan
bakat kader serta membina keahlian kader dalam bidang cita. Sedangkan kaderisasi informal adalah seluruh kegia-
tertentu. HMI komfisip berusaha sebaik mungkin untuk tan yang berkaitan dengan manajemen organisasi namun
mewadahi minat bikat kadernya sebagai jalan perkaderan dibalut dengan rasa kekeluargaan, kegiatan konkretnya se-
yang menyenangkan ketika seorang kader bergabung den- perti sambang senior. Kemudian tahapan terakhir adalah
gan HMI. Kegiatan perkaderan non formal HMI Komi- tahapan pengabdian yang dikhususkan bagi kader HMI
sariat FISIP UIN Syarif Hidayatullah adalah: 1) Pelatihan yang dianggap telah matang sebagai kader dan terhitung
menulis, 2) Sekolah Kepemimpinan, 3) Pelatihan debat, 4) telah menjadi alumni HMI. Status alumni tersebut didapat
Rekreasi dan Olahraga, 5) Diskusi dan Study Club serta 6) terhitung setelah 2 tahun kader tlulus sebagai mahasiswa.
Akademi Insan Cita. Kegiatan pengabdian yang dilakukan oleh alumni HMI
Tahapan ketiga dan terakhir adalah tahap pengabdi- akan masuk dalam wadah baru bernama Korps Alumni
an, pada tahap ini kader dianggap telah matang dan purna HMI (KAHMI).
dalam berproses dalam lingkungan HMI. pada spesifika-
sinya biasanya alumni-alumni HMI akan masuk kedalam DAFTAR PUSTAKA
Korps Alumni HMI (KAHMI). Jangka waktu pengabdian
Adjiwicaksana. (2015). Sistem Kaderisasi Organisasi. Jakarta: UI
di HMI tidak terbatas dan memiliki sifat seumur hidup.
Press
Fase ini dikhususkan bagi kader HMI yang telah selesai Aqil, L. Hasan. (2020). Kaderisasi PMII Cabang Kota Semarang
menempuh kuliah dan lulus sebagai mahasiswa dan telah dalam Meningkatkan Kapasitas Kepemimpinan Anggota.
demisioner dari kepengurusan HMI di berbagai tingkatan. Skripsi FIS Universitas Negeri Semarang
Pada lebih khususnya akan dianggap lepas status kadernya BPL PB HMI. (2015). Pedoman Perkaderan Dari Masa Ke Masa.
dan dianggap sebagai alumni terhitung dari jangka waktu 2 Jakarta: BPL.
tahun setelah mahasiswa tersebut lulus. Budiardjo, Miriam. 2005. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta:
Gramedia Pustaka
SIMPULAN Lebe, C. (2018). Selayang Pandang Organisasi Mahasiswa Ekstra
Kampus. Jakarta: Le Citoyen
Pola kaderisasi HMI terbagi menjadi tiga fase yaitu Miles & Huberman. 1992. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakar-
fase pengenalan, fase pembentukan dan fase pengabdian. ta: Sinar Media
Pada fase pengenalan merupakan salah satu upaya yang Moleong, L. J. 2012. Metodologi penelitian kualitatif (Cet. Ke-
dilakukan HMI untuk memperkenalkan nilai-nilai dasar, 30.).Bandung: Remaja Rosdakarya
ideologi dan arah gerakannya. Dalam proses ini juga ter- Mukhtar, S. (2016). HMI dan Kekuasaan: Kaderisasi HMI Dalam
jadi kegiatan rekrutmen yang berorientasi untuk mencari Mengisi Struktur Kekuasaan. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Pipin. (2018). Dinamika Organisasi Mahasiswa Ekstra Kampus
anggota baru. Kegiatan yang dilakukan antara lain: Penda-
IAIN Sunan Ampel Surabaya Studi Pada: PMII, HMI,
taan calon mahasiswa baru lewat jalur SNMPTN, SBMPT IMM, KAMMI 1965-2013. Surabaya. Skripsi Universitas
dan Ujian Mandiri. Penyambutan mahasiswa baru seper- Islam Negeri Surabaya.
ti masalah administrasi dan verifikasi ulang mahasiswa Rahmawati, R. F. (2016). Kaderisasi Dakwah Melalui Lembaga
baru, pengelan UKM dan layanan advokasi mahasiswa, Pendidikan Islam. Jurnal Manajemen Dakwah Vol. 1 No.
peringatan hari besar Islam dan nasional, serta diskusi dan 1. STAIN Kudus Jawa Tengah.
kajian keilmuan. Tahapan kedua adalah pembentukan, da- Rush, Michael dan Althoff, Philip. 2008. Pengantar Sosiologi Poli-
lam tahapan ini terjadi bentuk-bentuk kaderisasi formal, tik. Jakarta: Rajawali Press
nonformal dan informal. Kaderisasi formal di lingkungan Saputra, R. T. (2014). Sistem Kaderisasi dan Penetapan Calon
HMI komisariat FISIP berlangsung ketika kader mengiku- Anggota Legislatif Dalam Pemilu 2009 (Studi Kasus Par-
tai Golkar Kabupaten Penajam Paser Utara). Jurnal Ilmu
ti MAPERCA dan dinyatakan lulus Latihan Kader 1 sam-
Pemerintahan Fisip Universitas Mulawarman.
pai habis masa keanggotanya. Bentuk kegiatan kaderisasi
Sobiri, A. (2015). Kaderisasi Organisasi. Bandung: Alumni.
formal diawali dengan MAPERCA kemudian dilanjutkan Sopiah. (2018). Perilaku Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.
dengan mengikuti Latihan Kader 1, selain itu terdapat ke- Siami. (2020). Gerakan Organisasi Mahasiswa Ekstra Kampus
giatan lain seperti upgrading dan follow up. Dalam kaderi- (OMEK) Dalam Meneguhkan Identitas Kewarganegara-
sasi HMI juga terdapat kaderisasi non formal dan informal. an. Jurnal Edupedia Universitas Muhammadiyah Ponoro-
Kaderisasinon formal memiliki kegiatan seperti pelatihan go.

Anda mungkin juga menyukai