PEMUDA
(IMIKI)
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat UAS
( Komunikasi Organisasi )
Dosen Pengampu :
Ichsan Adil Prayogi, M.I.Kom
Oleh :
Alim Suryadi 51119012
A1/Sans Komunikasi
A. IMIKI dari Masa Ke Masa Sejarah Singkat IMIKI Sejak tahun 1989 gagasan mendirikan sebuah
wadah bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi di Indonesia telah dirintis di Senat Mahasiswa
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran Bandung melalui kegiatan Temu Ilmiah
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia (TIMKI I). Kemudian berlanjut dengan
terselenggaranya TIMKI II di Ujung Pandang pada tahun 1992. Sedangkan untuk TIMKI III
mengalami perubahan nama menjadi Pertemuan Mahasiswa Ilmu Komunikasi se - Indonesia I
yang dilaksanakan pada tahun 1994 oleh Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi dari FISIP
Universitas Diponegoro, Semarang.
Ketiga rangkaian acara temu tersebut mengalami kebuntuan (deadlock) dalam merumuskan
sebuah wadah formal bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi di Indonesia. Adapun pada pertemuan
ketiga di Undip hanya terdeklarasikan sebuah forum informal FKMIKI (Forum Komunikasi
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia). Agenda pertemuan selanjutnya direncanakan di
Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia atau di Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP
Universitas Atmajaya Yogyakarta, akan tetapi pertemuan tersebut tidak terlaksana karena
FKMIKI memang tidak berdiri sebagai ikatan yang formal sebagai wadah organisasi. Terlepas
dari rangkaian pertemuan dua tahunan yang diselenggarakan pada tahun 1997, Jurusan Ilmu
Komunikasi FISIP Universitas Muhammadiyah Malang menggelar sebuah kegiatan,
"Communication Expo".
Pada ekspo komunikasi ini, delegasi mahasiswa yang mewakili jurusan ilmu komunikasi
dari berbagai kampus di Indonesia, sepakat meneruskan upaya penggagasan kembali pendirian
wadah bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi se-Indonesia. Saat itu pula Sema Fikom UNPAD
kemudian ditunjuk sebagai penyelenggara pertemuan lanjutan pada tahun 1989, akan tetapi
berbagai kendala menghadang terlebih karena kondisi politik dan ekonomi nasional yang
sedang mengalami krisis. Dilain pihak Korps Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisipol Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta menyelenggarakan Communication Expo pada Mei 1998. Pada
expo ini, utusan Sema Fikom UNPAD baru dapat mempresentasikan Proposal Pertemuan
Nasional Mahasiswa Ilmu Komunikasi se-Indonesia (Penamiki). Selain presentasi dan dialog,
ditempuh juga safari pada 5 perguruan tinggi yang memiliki kajian Ilmu Komunikasi se-
Yogjakarta. Dari hasil dialog dan safari disimpulkan pentingnya mengadakan lanjutan
pertemuan dalam hal ini para peserta ekspo mendukung rencana penyelenggaraan Penamiki
pada Juni 1998 di Fikom UNPAD Bandung.
Melihat dinamika IMIKI yang bisa dikatakan pasang surut, hal ini menjadi wajar
walaupun secara usia organisasi sudah mencapai 20 tahun namun belum bisa dikatakan sebagai
organisasi yang mapan dan melakukan hal-hal strategis yang sebenarnya bisa dilakukan oleh
IMIKI. Dari sejarah ini, sudah sepatutnya kita belajar dari sejarah. Apa yang menjadi faktor
IMIKI sedemikian rupa. Setelah ditinjau secara dalam, salah satu faktor penyebabnya adalah
tidak berjalannya proses pendidikan dan latihan (Kaderisasi) di internal IMIKI. Sehingga nilai
militansi, loyalitas dan kapasitas anggota secara perlahan mulai luntur. Pewarisan nilai-nilai
yang dipegang organisasi, proses regenerasi kepemimpinan, pengembangan potensi, jumlah
anggota dan kampus yang tergabung semakin terkikis. Padahal apapun sifat organisasinya,
kaderisasi menjadi harga mati bagi keberlangsungan organisasi itu sendiri. Oleh sebab itu,
Pengurus Pusat IMIKI periode 2018-2019 mencoba membangun sebuah sistem yang akan
menjadi pondasi bagi organisasi. Sistem dan pondasi yang dimaksud adalah sistem kaderisasi
yang diharapkan akan menjadi stimulus bagi berjalannya organisasi secara berkelanjutan dan
senantiasa lebih baik dari sebelumnya guna mewujudkan cita-cita organisasi itu sendiri sesuai
Anggaran Dasar.
PEMBAHASAN
4. Argumentasi Administratif (Mandat Organisasi) Setiap organisasi memiliki tujuan dan aturan.
Apapun tujuan dan bagaimanapun aturannya setiap organisasi menghendaki adanya proses
keberlanjutan, keberlangsungan generasi dari satu periode kepengurusan kepada periode
kepengurusan berikutnya. Hal itu adalah mutlak bagi organisasi. Berhentinya generasi
kepemimpinan di organisasi adalah awal dari matinya organisasi. Maka jawaban untuk
keberlangsungan pergantian kepemimpinan di organisasi sebagaimana yang sudah diatur dalam
AD/ART IMIKI, bahwa kepemimpinan dan kepengurusan harus senantiasa berlanjut, berganti
dan semakin lebih baik, proses kaderisasi adalah jawaban satu-satunya untuk persoalan ini.
Generasi yang akan terlahir kemudian adalah mereka yang sudah melalui proses pendidikan di
IMIKI. Sehingga ke depan mereka siap mengemban amanah kepemimpinan di IMIKI,
menjalankan tugas dan kewajibannya, tidak lantas balik kanan dan bubar barisan. Namun teguh
berdiri menerima kelebihan dan kekurangan organisasi, bertekad untuk merawat dan terus
berupaya mengembangkan IMIKI.
A. Strategi Kaderisasi Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia (IMIKI) perlu merumuskan
strategi dan rekayasa proses pengkaderan. Proses kaderisasi di IMIKI perlu dirumuskan sejak
sekarang untuk kemapanan organisasi. Langkah-langkah dalam strategi kaderisasi yang perlu
dilakukan IMIKI sejak perekrutan anggota aktif, pelatihan-pelatihan, diskusi dan kajian,
regenerasi kepengurusan, sampai pada ruang distribusi anggota untuk mengisi ruang strategis
profesi komunikasi di semua sektor pasca struktural di IMIKI.
Secara umum, strategi kaderisasi di IMIKI dari aspek orientasi dirumuskan menjadi dua
jenis. Pertama, kaderisasi formal. Dan kedua, kaderisasi informal. Kaderisasi formal ini adalah
suatu proses yang sangat penting dan menjadi suatu keharusan bagi mereka yang akan menjadi
pengurus di IMIKI pada setiap jenjangnya, baik itu di PPT, PC, PW terlebih PP. Kaderisasi
formal IMIKI selanjutnya dinamakan dengan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat). Kaderisasi
formal ini diorientasikan sebagai sarana untuk penguatan organisasi pada aspek internal
organisasi dengan membangun militansi, loyalitas anggota kepada organisasi dan kapasitas
pengetahuan tentang IMIKI yang berlandaskan dari argumentasi yang sudah disebutkan di
awal. Selanjutnya, mengingat kebutuhan di setiap jenjang kepengurusan yang berbeda, karena
menghadapi realitas, tangan, tanggung jaab dan masalah yang lebih kompleks dari jenjang
sebelumnya, hal ini mempengaruhi kapasitas yang kemudian harus dimiliki oleh anggota.
Berangkat dari pembacaan tersebut, maka proses kaderisasi formal di IMIKI perlu direkayasa
dengan beberapa jenjang. Melihat perangkat organisasi dan aturan yang ada masih lemah,
kepengurusan pusat IMIKI periode ini merumuskan kaderisasi formal IMIKI dengan dua
jenjang, yaitu DIKLAT I, dan DIKLAT II.
a. Pendidikan Formal IMIKI 1. Diklat I (Pendidikan dan Latihan Satu) Diklat I ini
merupakan fase awal bagi mahasiswa komunikasi untuk menjadi anggota aktif di IMIKI. Pada
fase ini orientasi mendasarnya adalah dalam rangka mengenalkan IMIKI dari aspek historis dan
juga keorganisasian yang meliputi hukum dan struktur. Output utama dari fase ini adalah :
Penyelenggaraan Diklat I ini dilaksanakan oleh Pengurus Perguruan Tinggi atau Oleh
Pengurus Cabang melalui Bidang Keorganisasian. Bagi Pengurus Cabang IMIKI yang basis
kampus di bawah naungannya belum atau tidak memiliki PPT, maka pelaksanaan Diklat I ini
menjadi tanggung jawab bagi Pengurus Cabang. Namun jika kondisi di suatu cabang sudah
memiliki basis pengurus di perguruan tinggi, maka, pelaksanaan Diklat I dapat dilakukan oleh
PPT untuk lingkup kampus bersangkutan. Jika kampus yang lainnya belum memiliki PPT maka
Pengurus Cabang tetap harus melaksanakan Diklat I dengan kepesertaan seluruh kampus yang
ada dibawah kordinasinya. Penyelenggaraan Diklat I ini dimulai dengan pembukaan pendaftaran
peserta Diklat. Sebelum mengikuti Diklat I, calon peserta diwajibkan untuk memenuhi syarat-
syarat tertentu. Persyaratan pokok yang harus dipenuhi adalah :
▪ Mahasiswa dari program studi rumpun ilmu komunikasi ▪ Mengisi formulir pendaftaran
yang sudah disiapkan oleh panitia ▪ Membuat motivatioan letter terkait keinginan mengikuti
Diklat I IMIKI ▪ Membuat esai tentang isu-isu komunikasi yang sedang berkembang
(ketentuan tema dan sistematika penulisan diatur lebih lanjut oleh kepanitiaan)
Dalam pelaksanaan Diklat I materi-materi yang diberikan dibagi menjadi dua jenis, ada
materi yang bersifat wajib, dalam artian materi pokok yang harus disampaikan kepada
peserta dan ada materi yang bersifat penunjang, sebagai materi tambahan. Selain dari pada
itu dalam proses Diklat I ini juga harus diberikan ruang untuk kegiatan Focus Group
Discussion (FGD) bagi peserta yang dipandu oleh unsur kepannitiaan.
Adapun materi pokok yang menjadi kurikulum pada jenjang kaderisasi formal di Diklat I ini
adalah sebagai berikut :
DURASI UNSUR
NO MATERI POKOK
WAKTU NARASUMBER
1 Sejarah IMIKI 90 Menit Pengurus/Alumni
(Nasional dan Lokal)
2 Ke-Organisasian IMIKI 90 Menit Pengurus IMIKI dari
(Tujuan, AD/ART, dan PPT/PC/PW
Struktur Kepengurusan)
b. Pendidikan Informal IMIKI Pendidikan informal adalah berbagai bentuk kegiatan organisasi
yang bersifat sebagai penunjang penguatan dan pengembangan organisasi supaya bisa semakain
maju dan mapan. Pada dasarnya, pendidikan informal merupakan bentuk kegiatan organisasi
yang bertujuan bukan sekadar untuk mencapai tujuan kegiatan itu sendiri. Tetapi juga perlu
dilakukan untuk membangun loyalitas, mentalitas dan pengembangan potensi diri anggota. Pada
proses pendidikan informal, tidak memiliki kurikulum baku sebagaimana pendidikan formal.
Kurikulum yang ada hanya menjadi panduan dan rujukan bagi pengurus, yang selebihnya bisa
dikolaborasikan dengan kebutuhan di setiap lokal masing-masing.
Ragam aktifitas pendidikan informal yang bisa dilakukan oleh pengurus diantaranya adalah
sebagai berikut :
NO KEGIATAN KET.
1 Kajian Komunikasi Rutin (mingguan / dwi mingguan /
bulanan)
2 Kajian Isu-Isu Komunikasi
SURAT KEPUTUSAN
Nomor : 47/SK/PC BANTEN/04/2021
Tentang
Pengurus Cabang Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia Provinsi Banten setelah :
Menimbang :
1. Bahwa untuk mewujudkan ketertiban, kelancaran, dan
kesinambungan pelaksanaan mekanisme organisasi, maka dianggap
perlu adanya penetapan Susunan Kepengurusan PPT IMIKI
Universitas Serang Raya Periode 2021-2022.
2. Bahwa untuk memberikan Kepastian Hukum, maka dianggap perlu
untuk menetapkan Surat Keputusan Kepengurusan PPT IMIKI
Universitas Serang Raya periode 2021-2022 .
Mengingat :
1. Anggaran Dasar IMIKI.
2. Anggaran Rumah Tangga IMIKI.
3. Hasil-Hasil Keputusan Muspeti IMIKI UIN SMH Banten Ke-IV di
Kecamatan Baros, Kabupaten Serang.
Memperhatikan :
1. Hasil Koordinasi PPT IMIKI Universitas Serang Raya dengan
Pengurus Cabang IMIKI Banten.
2. Permohonan SK Kepengurusan PPT IMIKI Universitas Serang
Raya Periode 2021-2022.
3. Rekomendasi Demisioner PPT IMIKI Universitas Serang Raya.
Menetapkan :
1. Kepengurusan PPT IMIKI Universitas Serang Raya Periode 2021-
2022 sebagaimana terlampir.
2. Surat Keputusan ini berlaku selama periode kepengurusan dan
semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya. Jika terdapat
kekeliruan, akan ditinjau kembali di kemudian hari
BIDANG PENELITIAN
DAN PENGEMBANGAN BIDANG KEWIRAUSAHAAN
Ketua Bidang : Aditya Ketua Bidang : Megalin
Yuda Anggota : Faresa Anggota :
1. Vina Nurhida 1. Mutiara Salma
2. Andini Dwi Rizkyawati 2. Nisa Husniaty
3. Tia Fatimah 3. Alim Suryadi
Ditetapkan di : Serang
Pada Tanggal : 29 April 2021
KETUA
WILLY ADRIAN
SEKERTARIS
DZIKRI GUNAWAN
BENDAHARA
ALIFVIA NURUL
BIDANG