(GBHPKO)
I. PENDAHULUAN
Lembaga Organisasi Mahasiswa dalam keberadaannya tidak terlepas dari dinamika yang
ada di seluruh lembaga organisasi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Sultan Agung
berfungsi sebagai laboratorium pembangunan yang ada di masyarakat sebagai konsekuensi
logis dari Tri Dharma Perguruan Tinggi.
A. DASAR PEMIKIRAN
1. GBHPKO merupakan Garis-Garis Besar Haluan Program Kerja Organisasi yang
ditetapkan oleh Kongres nasional dan merupakan pedoman umum dalam menyusun
program kerja untuk lebih lanjut terpadu, berkesinambungan, dan sistematik selama
satu periode kepengurusan.
2. GBHPKO adalah implementasi dari Anggaran Dasar dan Anggaran Dasar Rumah
Tangga Lembaga Organisasi Mahasiswa dalam mewujudkan tujuan Lembaga
Organisasi Mahasiswa.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
1
Maksud dan tujuan GBHPKO adalah sebagai landasan arah dalam menetapkan
kebijaksanaan Program Kerja Lembaga Organisasi Mahasiswa yang akan dilaksanakan
dalam satu periode berikutnya sehingga akan ada kesinambungan program.
STRATEGI
1. Konsolidasi dan Pengembangan Wawasan Organisasi
Upaya meningkatkan integritas anggota terhadap organisasi melalui :
a. Pemahaman, penguatan dan pelaksanaan visi, misi, tujuan strategi dan program kerja
organisasi.
b. Menumbuhkan dan mengembangkan rasa memiliki dan rasa kebersamaan.
c. Penataan dan pengembangan organisasi dalam bidang administrasi keanggotaan dan
finansial serta akses kegiatan-kegiatan lainnya.
2
2. Konsolidasi dan Pengembangan Wawasan Keilmuan dan Profesionalisme
Upaya meneguhkan kesadaran dalam meningktakan mutu diantara anggota melalui
keahlian, tanggungjawab dan kesejawatan dalam ekonomi sebagai profesi dimasa-masa
mendatang.
3
Diupayakan pada kemampuan memahami makna keahlian, tanggungjawab dan
kesejawatan dalam rangka pengembangan profesi di dalam bidangnya.
c. Wawasan Kemahasiswaan
Diupayakan pada pemahaman dan kesadaran akan peran dan fungsi serta
tanggungjawab mahasiswa pada lingkungannya baik secara individual maupun
secara kolektif sebagai satu kesatuan organisasi.
d. Wawasan Kelembagaan
Diupayakan pada pemahaman dan kesadaran anggota akan arti penting keberadaan
dan peran Lembaga Organisasi Mahasiswa FE untuk anggota dan masyarakat luas.
e. Wawasan Kemasyarakatan
Diupayakan pada kemampuan menganalisa dampak yang timbul akibat dari
pembangunan bagi masyarakat dan lingkungan serta mampu memberikan alternatif
perbaikan pembangunan pada tingkat strategi, taktis dan operasional.
f. Wawasan Global
Diupayakan pada penguatan kajian global atau memasukkan variabel fenomena
dalam kajian dan partisipasi pemikiran pada isu global yang ada.
B. BIDANG KERJA
a. Bidang Keilmuan dan Profesi
b. Bidang Peran serta Kemasyarakatan
c. Bidang Informasi dan Komunikasi
d. Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia
V. PENUTUP
Garis-Garis Besar Haluan Program Kerja Organisasi (GBHPKO) memuat pedoman dasar
yang bersifat konseptual. Penjabaran GBHPKO lebih lanjut dituangkan dalam Program
Kerja Lembaga Organisasi Mahasiswa FE.
4
PROGRAM KERJA LOMFE
LEMBAGA ORGANISASI MAHASISWA FE
I. PENDAHULUAN
Pada dasarnya Program Kerja LOMFE merupakan penjabaran Anggaran Dasar dan
GBHPKO LOMFE untuk jangka waktu satu periode (satu tahun) dalam rangka mencapai
tujuan LOMFE. Oleh karena itu periode 2018-2019 bertujuan mewujudkan keadaan yang
diharapkan selama satu periode dengan penuh kesadaran, terencana dan teratur serta
berkesinambungan dalam rangka mengembangkan pola pikir, sikap dan tindakan
mahasiswa ekonomi Unissula.
5
IV. PROGRAM KERJA LOMFE
1. Program Kerja Bidang Keilmuan dan Profesi
a. Membentuk kelompok-kelompok studi kerja dan pengembangan profesi
dikalangan anggota diantaranya dengan mengoptimalkan peran aktifitas Divisi
divisi dan kerjasama dengan alumni organisasi KMFE.
b. Identitas masalah dan kebutuhan Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas
Islam Sultan Agung dalam bidang keilmuan guna meningkatkan kualitas
Mahasiswa Fakultas Ekonomi untuk menghadapi tantangan dimasa depan.
VI. PENUTUP
Program kerja LOMFE yang disusun merupakan dasar serta pedoman dalam
rangka penyelenggaraan kegiatan LOMFE. Program kerja ini merupakan garis-
garis besar pedoman selama satu kurun waktu kepengurusan yang penjabarannya
secara terperinci sesuai dengan potensi dan kondisi obyektif yang ada.
7
REKOMENDASI
Internal
1. Mengadakan RAKER, 1 bulan setelah penetapan berita acara.
2. Penentuan tempat-tempat kegiatan LOMFE dilakukan pada kegiatan pertama
yang dilakukan koordinasi lembaga.
3. Mengadakan rapat koordinasi lembaga dan membentuk petunjuk pelaksanaan
4. Meningkatkan kinerja terutama divisi kajian strategis, divisi data dan informasi
serta divisi humas
5. Mengadakan Latihan Kepemimpinan pada lembaga organisasi di Fakultas
Ekonomi.
6. Mengadakan mubes, 1 bulan sebelum jabatan berakhir.
Eksternal
I. Penyelesaian Masalah Hutang Negara
1. Arah Penyikapan
a. Rasionalisasi pengeluaran pemerintah yang diperioritaskan untuk kegiatan-
kegiatan ekonomi yang produktif dan menghindari perilaku anggaran
konsumtif sebagai konsekuensi kebijakan pembebanan pencicilan hutang pada
setiap tahun anggaran APBN.
b. Peningkatan kualitas pengelolaan hutang yang efisien dan efektif dengan
menekankan kebocoran dan penggunaan menurut skala prioritas.
c. Mendukung kebijakan pemerintah yang progresif, dan tidak konservatif dan
klasik terhadap penangan masalah hutang, khususnya menyangkut jangka
waktu dan rasionalitas kemampuan pelunasan hutang.
d. Penyelesaian masalah hutang dalam negeri melalui penegakan hukum yang
tegas kepada para pengempalan dan BLBI yang nakal serta penyitaan asset
yang diikuti dengan mempublikasikan para pelakunya dalam Daftar Orang
Tercela (DOT).
e. Mendukung kebijakan penghentian pinjaman dan hutang dalam bentuk apapun
demi menghindari keterpurukan fiskal yang lebih parah.
8
2. Program
a. Seminar optimalisasi potensi sumberdaya dalam negeri dalam rangka
penggalangan dana talangan pengganti hutang sebagai solusi pemenuhan
defisit APBN.
b. Penggalangan kerjasama dengan stakeholders terkait guna mencari solusi
terhadap penyelesaian hutang negara secara komprehensif.
c. Hearing dan audiensi dengan stakeholders terkait terutama
Menkoperekonomian dan MenKeu.
d. Analisis media seputar perkembangan penyelesaian hutang negara.
e. Kampanye dan gerakan massa.
3. Agenda Aksi
a. Berbagai forum ilmiah yang konstruktif berupa dialog interaktif, seminar
maupun lokakarya.
b. Workshop penanganan hutang dan solusi alternatif.
c. Penerbitan buku.
4. Indikator Capaian
a. Tercapainya penyadaran publik dan keprihatinan nasional melalui penguatan
isu kebangkrutan ekonomi negara dan bangsa yang diakibatkan oleh
penumpukan hutang.
b. Terciptanya perangkat aturan yang baku tentang kebijakan penanganan
hutang.
c. Meningkatnya pengelolaan hutang yang efisien dan efektif.
d. Menurunnya rasio hutang pemerintah terhadap PDB baik hutang dalam negeri
maupun hutang luar negeri.
e. Dihukumnya para pelaku pengemplang dana BLBI yang masih bisa
menghirup udara bebas sekaligus penyitaan asset mereka serta pencantuman
dalam Daftar Orang Tercela.
9
II. Pembangunan Ekonomi Tanpa Korupsi
1. Arah Penyikapan
a. Mendesak pemerintah untuk bersikap non-intervensionis terhadap langkah
pemberantasan korupsi.
b. Mendukung pelaksanaan penegakan hukum dengan prosesn peradilan yang
cepat, mudah dan terbuka serta bebas tekanan demi tercapainya kepastian
hukum penindakan kasus korupsi yang tegas dan berwibawa.
c. Mendukung penegasan dan penguatan posisi KPK (Komisi Pemberantasan
Korupsi) sebagai lembaga independent dalam memberantas kejahatan tindak
pidana korupsi.
d. Perlunya penciptaan terapi kejut (shock terapi) yang ampuh dalam
penanganan ksus korupsi oleh KPK.
e. Perlunya publikas DOT (Daftar Orang Tercela) terhadap perilaku korupsi dari
golongan manapun baik pejabat pemerintahan, politisi, pejabat BUMN,
pengusaha, dll tanpa pengecualian sebagai bentuk pengenaan sanksi moral
seberat-beratnya.
2. Program
a. Pengalangan opini dan tekanan untuk menseriusi perkembangan penyidikan
kasus pidana korupsi yang telah dimulai dan menginventarisir kasus-kasus
pidana korupsi yang belum terpantau.
b. Penyitaan asset-asset hasil korupsi bagi kepentingan keuangan negara.
c. Pendataan kasus-kasus korupsi bekerjasama dengan NGO.
d. Hearing atau audiensi dengan KPK dan stakeholders terkait lainnya.
e. Membangun gerakan bersama elemen masyarakat terutama NGO yang terkait
dengan isu pemberantasan korupsi.
f. Konsolidasi pembentukan gerakan anti korupsi berbasiskan kampus.
g. Analisis media seputar perkembangan korupsi dan penanganannya.
3. Agenda
a. Student Summit ; Pelatihan Pembangunan Budaya Anti Korupsi.
b. Pembentukan jaringan aksi anti korupsi berbasis kampus
10
c. Berbagai forum ilmiah yang konstruktif berupa dialog interaktif, seminar
maupun lokakarya.
d. Talkshow
4 Indikator Capaian
a. Terciptanya kesadaran nasional bahwa korupsi adalah musuh bersama yang
harus diberantas secara perpentif maupun legal- represif.
b. Menurunnya rating Indonesia sebagai negara dengan peringkat korupsi yang
sudah memprihatinkan.
c. Tercapainya konsensus bersama elemen kampus (mahasiswa) terhadap
pemberantasan kasus korupsi.
d. Tercapainya suatu kesepahaman dan kepentingan positif terhadap upaya
pembentukan Jaringan Aksi Anti Korupsi berbasis Kampus (JAAKK).
e. Berfungsinya JAAKK sebagai salah satu moral force berbasis kampus dalam
rangka pemberantasan korupsi yang mejunjung sikap independen, konsisten,
konsekuen, dalam upaya menggalang gerakan anti korupsi.
2. Program
11
a. Hearing/audiensi dengan kementrian UKM dan Koperasi sebagai wahana
interaksi dengan produk-produk kebijakan pemerintah soal pengelolaan sector
UKM dan Koperasi.
b. Pendataan potensi UKM di seluruh Indonesia dan sumbangannya terhadap
perekonomian nasional.
c. Mengadakan komunikasi langsung dengan pengusaha UKM.
d. Bekerjasama dengan mengajak bank Perkreditan rakyat dalam menumbuhkan
kepekaan sosial berupa peranan intermediasi bank yang aktif bagi dunia
UKMK.
e. Mendorong adanya penyuluhan / pembinaan yang aktif dari instansi
pemerintah, dan pihak-pihak lain yang terkait dalam kerjasama.
3. Agenda Aksi
a. Pelatihan manajemen wirausaha UKM bagi Pemuda (Prioritas Kelompok
Pengangguran).
b. Workshop tentang pengelolaan UKM dan Koperasi.
c. Penerbitan buku panduan manajemen wirausaha UKM yang bermuatan
komprehensif tentang keberadaan potensi UKM dan kendala serta upaya
menciptakannya sebagai salah satu kekuatan ekonomi nasional.
d. Seminar maupun dialog interaktif tentang Pentingnya peranan intermediasi
perbankan.
4. Indikator Capaian
a. Timbulnya spirit yang kokoh dalam upaya mengembangkan UKM sebagai
tulang punggung perekonomian nasional.
b. Terciptanya tatanan usaha berbasis UKM dan Koperasi yang profesional dan
berdaya saing.
c. Tersedianya database yang memadai tentang keberadaan potensi UKM di
Indonesia.
d. Terjadinya arus transfer dari kelompok pengangguran ke sektor UKM yang
dengan sendirinya dapat berfungsi sebagai lapangan kerja yang prospektif.
e. Berkembangnya peran aktif intermediasi dari dunia perbankan kepada sektor
UKM dan Koperasi secara signifikan.
12
IV. Penguatan Pembangunan Ekonomi berbasis Kerakyatan
1. Arah Penyikapan
a. Mendesak dilakukan reformasi kebijakan terutama menyangkut tentang
kendali birokrasi yang tidak efisien bagi upaya menggenjot arah masuk
investasi.
b. Penciptaan regulasi investasi secara tertib, transparan, konsekuen dan
konsisten sebagai prasyarat terbentuknya iklim investasi yang kondusif.
c. Penyempurnaan perangkat hukum yang lebih kondusif terhadap peningkatan
investasi melalui deregulasi peraturan, termasuk mengenai desentralisasi
kewenangan perizinan investasi.
d. Mendukung terciptanya efisiensi komponen biaya investasi yang kompatitif,
sekurang-kurangnya dalam kerangka regional Asia Tenggara.
e. Mendorong pemulihan faktor eksternal yang searah, dengan terciptanya iklim
investasi yang kondusif khususnya yang menyangkut faktor keamanan dan
stabilitas politik.
2. Program
a. Perumusan / pemetaan masalah seputar kebijakan system pelayanan investasi
dan kendala-kendala birokrasi.
b. Diseminasi informasi tentang Pentingnya birokrasi yang efisien dan efektif
bagi investasi.
c. Hearing/audiensi dengan para pengambil kebijakan.
d. Temu ramah dengan pengusaha.
e. Pemulihan faktor eksternal seperti keamanan dan stabilitas politik dalam
rangka kerja yang kolektif, koordinatif dan komprehensif dengan instansi,
aparatur, atau organisasi terkait.
3. Agenda Aksi
a. Seminar
b. Workshop tentang Kebijakan investasi yang berdaya saing.
13
c. Workshop tentang percepatan pengembangan kawasan Zona Perdagangan
Bebas (FTZ) di Indonesia sebagai salah satu model kebijakan pengembangan
kawasan pertumbuhan yang sarat peluang investasi.
d. Forum-forum ilmiah berupa talkshow, dialog interaktif dan lain-lain yang
dianggap perlu untuk membahas permasalahan actual seputar investasi di
Indonesia.
e. Memprakarsai pertemuan nasional BKMPD seluruuh Indonesia guna
membahas pelaksanaan desentralisasi kewenangan perizinan investasi di
daerah di era otonomi daerah.
4. Indikator Capaian
a. Didesaknya perubahan kebijakan yang reformis, dan efektif serta cepat
terutama menyangkut rentang kendali birokrasi.
b. Tercapainya komponen biaya investasi seperti prosedur, waktu dan biaya yang
lebh efisien atau menjadi terendah diantara lima negara ASEAN sebagaimana
Indonesia tercatat sebagai negara ASEAN dengan tingkat komponen biaya
investasi yang tinggi.
c. Terciptanya kerjasama instansi, aparatur, atau organisasi yang efektif dalam
pemulihan faktor eksternal seperti keamanan dan instabilitas politik.
d. Terciptanya perangkat hukum yang lebih kondusif yang mampu
menghadirkan regulasi kebijakan yang ramah investasi baik daerah maupun
pusat.
e. Menetapkan dan Mengesahkan Peraturan Fakultair
V. Penutup
GBHPKO berlaku pada tanggal yang ditetapkan.
Ditetapkan di : Semarang
Pada tanggal : 22 September
2018
Pukul : 17.42 WIB
14
Presidium I Presidium II Presidium III
15