Anda di halaman 1dari 14

JIPIS

PISSN 0216-2830
EISSN 2686-0147

POLA PENDIDIKAN DEMOKRASI PANCASILA MELALUI ORGANISASI


KEMAHASISWAAN
1Febri Saefulloh, 2Kokom Komalasari, 3Prayoga Bestari

1Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung


1Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung
1Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Email: febri@student.upi.edu

Abstrak

Secara filosofis founding father berpandangan bahwa demokrasi yang dibangun


Indonesia berbeda dengan demokrasi Barat. Sistem musyawarah/mufakat adalah
nilai asli demokrasi Pancasila yang menghasilkan nilai-nilai tertentu berdasarkan
prinsip musyawarah dan mufakat, serta gotong-royong dalam memajukan
kehidupan bersama. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana
pola pendidikan demokrasi Pancasila yang dilakukan oleh BEM, HMI, GMNI.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif
komparatif. Berbagai teknik pengumpulan data digunakan dalam menghimpun
data yang dibutuhkan, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun
subjek dalam penelitian ini terdiri atas para ketua organisasi, anggota pengurus
organisasi, dan alumni organisasi dari berbagai organisasi BEM, HMI, GMNI di
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pola
Pendidikan Demokrasi Pancasila merupakan salah satu cara yang digunakan untuk
membentuk jiwa kepemimpinan dalam mengelola organisasi mahasiswa. Bentuk
pola pendidikan demokrasi Pancasila yang diterapkan adalah bentuk pendidikan
kaderisasi sebagai bagian dari menyiapkan kader bagi perkembangan dan
keberlangsungan organisasi mahasiswa BEM, HMI, GMNI demi membentuk
kepemimpinan yang berbasis pada nilai-nilai karakter pancasila melalui program
yang dilakukan di organisasi dengan ciri khas masing-masing.

Kata kunci: Pedidikan, Demokrasi Pancasila, Organisasi Kemahasiswaan.

Abstract

Philosophically, the founding father view that democracy which is built by Indonesia
is different from Western democracy. The deliberation / consensus system is the
original value of Pancasila democracy which produces certain values based on the
principles of deliberation and consensus, as well as mutual cooperation in advancing
shared life. This study examined how the Pancasila democracy education pattern is
carried out by BEM, HMI, GMNI. This study uses a qualitative approach with
comparative descriptive methods. Various data collection techniques are used in
gathering the required data, namely observation, interviews, and documentation.

16
JIPIS Volume 29, No. 1, Januari-Juni 2020

The subjects in this study consisted of the chairpersons of the organization, members
of the organization's organizers, and alumni of the organization from various BEM,
HMI, GMNI organizations at Sultan Ageng Tirtayasa University. The results
showed that the Pancasila Democracy Education Pattern was one of the methods
used to shape leadership in managing student organizations. The form of Pancasila
democracy education pattern applied is a form of cadre education as part of
preparing cadres for the development and sustainability of BEM, HMI, GMNI
student organizations in order to form leadership based on the values of Pancasila
characters through programs conducted in organizations with their respective
characteristic.

Keywords: Education, Pancasila Democracy, Student Organizations

1. Pendahuluan dalam dunia kampus pun mahasiswa


Cara terbaik dalam membangun mengadopsi sistem yang dinilai paling
demokrasi suatu bangsa adalah dengan baik itu. Para aktivis mahasiswa
membangun keterdidikan dan mengagung-agungkan sistem
pemahaman tentang Demokrasi demokrasi yang dilakukan dalam suatu
Pancasila di warga negara. Proses wadah organisasi baik itu
demokratisasi akan senantiasa intrauniversiter maupun ekstrauniversiter.
menuntut peran serta warga negara Mahasiswa merupakan cendekiawan
dalam proses penanaman nilai-nilai masa depan yang nantinya akan terjun
good citizent. Bila keterdidikan ke dalam dunia nyata (masyarakat).
merupakan syarat mutlak Oleh karenanya, mahasiswa
pembangunan kualitas demokrasi, berorganisasi dengan membentuk
maka pendidikan Demokrasi Pancasila student government dalam rangka
adalah cara terbaik membangun pengembangan dirinya. Seperti yang
keterdidikan dan pemahaman warga disampaikan oleh M. Rusli Karim (1985,
Negara yang bertanggung jawab. hlm. 318) bahwa berorganisasi
Dengan pendidikan Demokrasi akan mahasiswa adalah proses dalam
tercipta proses menanamkan dan menyiapkan diri untuk memasuki
mentransfer nilai-nilai dan pengetahuan organisasi yang lebih besar setelah
nilai-nilai demokrasi. Lebih dari itu keluar dari perguruan tinggi. Jika saat
dengan pendidikan akan terbangun berorganisasi mahasiswa telah tertanam
wawasan-pengetahuan, sikap- kebiasaaan disiplin dan patuh terhadap
kesadaran, serta perilaku yang segala tata karma didalam organisasi
mendukung terbentuknya budaya diharapkan tumbuh pula kesadaran
demokrasi sebagai penopang proses semacam itu kelak setelah terjun ke
demokratisasi. masyarakat.
Pembicaraan dan penerapan sistem Keikutsertaan mahasiswa dalam
demokrasi tidak hanya dalam konteks sebuah perkumpulan/ organisasi
pemerintahan negara saja, akan tetapi kemahasisaan (Ormawa) merupakan

17
JIPIS Volume 29, No. 1, Januari-Juni 2020

hak yang melekat dalam diri mahasiswa besar dilaksanakan oleh mahasiswa,
yang diatur dalam dalam Peraturan maka landasan hukum
Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 penyelenggaraannya pun merupakan
Tentang Perguruan Tinggi pasal 109 hasil dari kesepakatan anggota yang
ayat 1 point (h) dan (i). berhimpun dalam organisasi tersebut
dengan tidak bersinggungan dengan
(h) Memanfaatkan sumberdaya
aturan dari lembaga (universitas).
perguruan tinggi melalui
Lembaga kemahasiswaan atau
perwakilan/organisasi
kemahasiswaan untuk organisasi kemahasiswaan (ormawa)
mengurus dan mengatur adalah wadah pelaksanaan kegiatan
kesejahteraan, minat dan tata mahasiswa di kampus. Organisasi
kehidupan bermasyarakat. kemahasiswaan merupakan salah satu
(i) Ikut serta dalam kegiatan elemen yang sangat penting dalam
organisasi mahasiswa
proses pendidikan di perguruan tinggi.
perguruan tinggi yang
bersangkutan. Keberadaan ormawa merupakan
Keberadaan organisasi wahana dan sarana pengembangan diri
kemahasiswaan (Ormawa) di mahasiswa ke arah perluasan wawasan,
perguruan tinggi merupakan hal peningkatan kecendekiawan, integritas
penting dalam rangka pengembangan kepribadian. Dengan kesadaran yang
diri mahasiswa terutama dalam hal tumbuh dari pengetahuan dan
kepemimpinan. Sebagaimana yang wawasan politik maka akan terbangun
tertuang dalam Peraturan Pemerintah peran positif warga negara dalam
Nomor 60 Tahun 1999 tentang proses demokratisasi yang menuju ke
Perguruan Tinggi tepatnya pasal 111 arah lebih baik. Indonesia sebagai salah
yang menyatakan bahwa: satu negara demokrasi terbesar di dunia
yang terus berkembang ke arah
(1) Untuk melaksanakan pembangunan proses demokrasi yang
peningkatan kepemimpinan, lebih baik tentu harus memulai
penalaran, minat, kegemaran
pembangunan demokrasi dari
dan kesejahteraan mahasiswa
dalam kehidupan bagaimana membentuk keterdidikan
kemahasiswaan pada perguruan dan pengetahuan warga negaranya.
tinggi dibentuk organisasi Melalui organisasi mahasiswa,
kemahasiswaan. mahasiswa akan berdialektika dengan
(2) Organisasi kemahasiswaan di berbagai masalah sosial politik yang
perguruan tinggi akan membangun pemahaman
diselenggarakan dari, oleh dan
demokrasi mereka secara luas. Menurut
untuk mahasiswa.
Pendapat Chau-kiu Cheung (2010)
Mengacu kepada peraturan dalam artikelnya bahwa “Character
tersebut, penyelenggaraan organisasi education is supposed to meet early
kemahasiswaan (Ormawa) sebesar- adolescents’ need (i.e., eighth and ninth
graders) for strengthening social

18
JIPIS Volume 29, No. 1, Januari-Juni 2020

competence. Moreover, adolescents’ “Sokoguru demokrasi, yaitu:


engagement in character education is kedaulatan rakyat,
integral to their learning from the pemerintahan berdasarkan
education”. (Cheung & Lee, 2010). persetujuan dari yang
diperintah, kekuasaan
Sebagaimana yang dikatakan
mayoritas, hak-hak minoritas,
diatas, Untuk membentuk karakter jaminan hak asasi manusia,
individu ada beberapa faktor salah pemilihan yang bebas dan jujur,
satunya yaitu melalui organisasi. persamaan didepan hukum,
Organisasi Kepemudaan yang lebih proses hukum yang wajar,
mengenl secara praksis dalam konsep pembatasan pemerintahan
good citizenship dan membentuk secara konstitusional Pluralisme
sosial, ekonomi, dan politik serta
karakter pancasila dengan
nilai-nilai toleransi,
mengamalkan konsep nilai sistem pragmatisme, kerjasama dan
demokrasi pancasila yang tekandung mufakat”.
didalam sebuah organisasi Dari pendapat yang dikemukaknn
kepemudaan. oleh Almadudi (2002) di atas. Maka
Selain sebagai miniature state yang sangat nampak bahwa sistem
menerapkan trias politika, organisasi pemerintahan mahasiswa mengacu
kemahasiswaan memiliki nilai yang pada konsep pemerintahan yang
amat strategis terutama dalam hal demokratis. Selain implementasi
kebebasan mengeluarkan pendapat dan konsep demokrasi dalam tubuh
menerima pendapat orang lain. Hal organisasi kemahasiswaan, yang
tersebut dapat dilihat dalam menjadi ciri khas dalam sebuah negara
pelaksanaan forum tertinggi organisasi demokratis ialah adanya pembagian
kemahasiswaan yaitu musyawarah kekuasaan, pemilihan secara langsung,
mahasiswa atau sidang umum. Hal ini kebebasan mengemukakan pendapat.
sesuai dengan prinsip demokrasi Maka dari itu salah satu organisasi
“pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat kepemudaan juga merupakan salah satu
dan untuk rakyat”, yang mana dalam penyokong pembentukan tingkat
konteks penelitian ini terkait Demokrasi partisipasi politik generasi muda
yang di laknaskan di Organisasi melalui bentuk-bentuk penyenggaran
Mahasiswa Intra taupun Ekstra sudah pendidikan demokrasi yang dilakukan.
mengaalami pergeseran menjadi Sebagai organisasi mahasiswa
demokrasi langsung, tidak merupakan agen kontrol sosial tidak
menggunakan Konsep Demokrasi terlibat secara langsung dalam kegiatan
Perwakilan. Sebagaimana yang politik praktis. Kegiatan-kegiatan
dikemukakan oleh Aimadudi (2002) kemahasiswaan akan lebih menarik
dalam Nurmalina, N. dan Syaifullah untuk dselengarakan sebagai bagian
(2008) bahwa: dari menarik minat mahasiswa ikut
menjadi bagian dari organisasi BEM,
HMI, GMNI. Pembicaraan dan

19
JIPIS Volume 29, No. 1, Januari-Juni 2020

penerapan sistem demokrasi tidak garis besarnya dengan maksud agar


hanya dalam konteks pemerintahan informan memperbaiki bila ada
negara saja, akan tetapi dalam dunia kekeliruan, atau menambahkan apa
kampuspun mahasiswa mengadopsi yang masih kurang. (Sugiyono, 2012).
sistem yang dinilai paling baik itu. Para
aktivis mahasiswa mengagung- 3. Hasil
agungkan sistem demokrasi yang Pendidikan merupakan
dilakukan dalam suatu wadah insrtrumen unutk menuju proses
organisasi baik itu intrauniversiter mengapai suat tujuan dalam
maupun ekstrauniversiter. pendidikan demokrasi yang sangat
penting, baik aspek konseptual,
2. Metode Penelitian maupun penerapan. Tujuan pendidikan
Untuk memperoleh data demokrasi menurut Manan (2003, hlm.
digunakan pendekatan penelitian 146) adalah menumbuhkan kesadaran
kualitatif dengan metode penelitian demokrasi, pengetahuan mengenai
studi komparatif karena berkaitan mekanisme demokrasi seperti democrtic
dengan peristiwa-peristiwa yang responsibility, fairness, transparaency,
sedang berlangsung dan berkenaan facefui, modarate dan lain-lain. Dan
dengan kondisi masa sekarang. menurut pendapat Sadiyo (2013, Hlm.
Sedangkan teknik pengumpulan data 02) Tujuan pendidikan demokratis
dalam menggunakan teknik adalah mempersiapkan warga
wawancara, observasi, studi masyarakat Berpikir kritis dan
dokumentasi dan studi literature. Untuk berperilaku demokratis.). Maka dari
mendapatkan data yang kredibel, maka pendapat di atas dapat menunjukan
ada beberapa proses yang dilakukan, bahwa tujuan pendidikan demokrasi ini
yakni proses triangulasi dan member sangat penting untuk dicermati, agar
check. Pada proses triangulasi, jenis tidak terjebak dalam pengetahuan
triangulasi yang digunakan yaitu tentang demokrasi semata. Untuk itu
triangulasi teknik yang meliputi perlu pendidikan demokrasi di ikuti
wawancara, observasi, dan studi oleh latihan berdemokrasi.
dokumentasi. Kemudian triangulasi Sistem demokrasi merupakan
sumber data yang meliputi Ketua, sebuah sistem yang digunakan dalam
Anggota, dan Alumni dari Organisasi penyelenggaraan pemerintahan yang
Kemahasiswaan BEM, HMI, GMNI, di saat ini dinilai oleh sebagian negara
kampus Universitas Sultan khususnya penganut faham demokrasi
AgengTirtayasa. Kemudian proses sebagai satu-satunya sistem
selanjutnya guna mendapatkan data pemerintahan yang paling baik.
yang kredibel yaitu proses member check. Menurut Robert A. Dahl, (1992, hlm.
Pada tahap member check ini dilakukan XXXVIII) bahawa Demokrasi adalah
konfirmasi kepada setiap informan di suatu sistem politik dimana para
akhir wawancara dengan menyebutkan anggotanya saling memandang antara

20
JIPIS Volume 29, No. 1, Januari-Juni 2020

yang satu dengan yang lainnya sebagai organisasi kemahasiswaan pun


oang-orang yang sama dipandang dari menerapkan sistem tersebut dalam
segi ilmu politik dan mereka itu secara organisasinya (Ormawa). Pola
bersama-sama adalah berdaulat, dan pendidikan demokrasi di organisai
memiliki segala kemampuan, sumber BEM, HMI, GMNI di UNTIRTA sudah
daya, dan lembaga-lembaga yang diterapkan dengan baik. Hal inilah yang
mereka perlukan demi untuk mendasari BEM, HMI, GMNI, sebagai
memerintah diri mereka sendiri. salah satu organisasi mahasiswa untuk
Dengan adanya faham tersebut ikut membangun kesadaran dengan
mahasiswa sebagai kaum menengah nilai-nilai demokrasi pancasila sebagai
tercerahkan yang senantiasa berserikat bagian dari peran serta ikut memajukan
dan berkumpul dalam suatu wadah bangsa.

Tabel 1. Pola Pendidikan Demokrasi Pancasila yang Dilakukan oleh BEM


KETUA ANGGOTA ALUMNI
Demokrasi sangat diterapkan Demokrasi pancasila di Bem Pola pendidikan demokrasi di Bem
dengan baik. Polanya adalah selalu menekankan asas universitas itu dari pola pendidikan
dalam setiap kegiatan selalu mufakat dan musyawarah kaderisasinya itu berjenjang dari
ada musyawarah dalam dalam program yang tingkatan hmj, bem fakultas dan
forum, bebas berpendapat, latihan kepemimpinan tingkat 3 bem universitas, banyak program
dan hasil yang disepakati di Bem universitas agar kader- kerja seperti seminar kebangsaan,
dalam forum musyawarah kader mempunyai jiwa-jiwa seminar kewirausahaan, dialog
diikuti oleh semua anggota pancasilais dan keintelektualan publicdengan.
kepemimpinan

Berdasarakn table di atas bentuk publik, dengan ditambahkanya adanya


pendidikan pola Demokrasi di budanya musyawarah dan mufakat
organisasi kemahasiswaan BEM adalah dalam setiap mengambil keputusan.
dimulai kaderisasi program pelatihan Konstruksi pendiddikan demokrasi
kepemimpinan tingkat III, kajian dan pancasila sudah cukup terstruktur
diskusi terkait isu-isu kontemporer dimana muatan dan materi serta
dengan seminar kebangsaan, serta metode cukup berkorelasi dengan
berbagai macam training baik tentang pemahamhan pendidikan demokrasi.
organisasi dan lain-lain, serta Setelah melalui proses pendidikan
pemebelajaran politik dalam bentuk demokrasi di organisasi diharapkan
diskusi public dan berpartisipasi dalam muncul kesadaran budaya demokrasi
pemilihan umum mahasiswa tingkatan pada anggota BEM. Seperti bisa
HMJ sampai Tingkatan Bem memberikan pandangan terhadap
Universitas, audiensi dengan lembaga sistem demokrasi yang sudah
eksekutif dan legislatif serta kunjungan dijalankan dikampus serta ikut
tokoh. Metode yang digunakan adalah berperan dalam proses pendidikan
pelatihan, belajar mandiri, kajian materi, politik dengan menggunakan hak pilih
serta diskusi internal maupun diskusi kewajiabanya dalam berpoltik. Menurut

21
JIPIS Volume 29, No. 1, Januari-Juni 2020

idrus Affandi dalam pengantar buku berpegang teguh pada falsafah dan
political education dari Brownhill (Sadeli kepribadian bangsa Indonesia. Secara
dkk 2009, hlm V) bahwa pendidikan tidak langsung pendidikan politik
politik adalah merupkan sarana untuk merupakan bagian integral dari
meningkatan kesadaran berbangsa dan keseluruhan pembangunan bangsa
bernegara yang dilaksanakan secara yang dilaksanakan sesuai dengan
berkesimnambungan dan terencana. landasan yang telah mendasari
Pelaksanaan pendidikan poltitik harus kehidupan bangsa Indonesia.

Tabel 2. Pola Pendidikan Demokrasi Pancasila Yang Dilakukan Oleh HMI

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM


KETUA ANGGOTA ALUMNI
HMI sudah terbiasa HMI kita diberi kebebasan dalam HMI pola pendidikan demokrasi
menggunakan budaya berfikir, membaca buku yang yang ada di HMI sudah tertuang ke
demokrasi Pancasila, salah bagaimana asal dari membaca dalam program kerja di HMI itu
satunya bebas berpikir dan bisa menambah wawasan para kajian dan diskusi, dari kajian dan
berpendapat, serta kader. program kerja yang diskusi tersebut, dan latihan
mengkritik apabila melibatkan semua pihak untuk kepemimpinan tingkat 2 dan 3.
organisasi itu keluar dari berpartisipasi dan menerapkan
nilai marwah hmmi nilai-nilai demokrasi.

Selanjutnyaterkait pemaparan dalam melakukan, berpendapat. Maka


diatas dari organisasi HMI di kampus pada hakikatnya seluruh aktivitas HMI
universitas sultan ageng tirtayasa pola merupakan proses pembinaan terhadap
pendidikan organisasi HMI dalam kader HMI agar setiap individu kader
bentuk dimulai dari pola kaderisasi memiliki kualitas insan cita. insan cita
dasar program pelatihan tingkatkat 1, HMI adalah gambaran masa depan
kajian tentang materi (Negara, HMI. Suksesnya anggota HMI dalam
keislaman, ekonomi, hukum) dan membina dirinya untuk mencapai Insan
diskusi tentang isu-isu terkini dari isu Cita HMI berarti dia telah mencapai
kampus, regional, dan nasional, serta tujuan HMI. Untuk terwujudnya
berbagai macam training baik tentang individu yang memiliki kualitas insan
organisasi dan lain-lain, serta cita itu salah satunya melalui pelatihan
pemebelajaran politik dalam bentuk perkaderan yaitu Latihan Kader.
pelatihan penanaman wawasan Agar para kader memahami betul
berpolitik.budanya yang terbentuk di ideologi HMI agar terbentuk manusia
HMI itu alami dalam artian boleh yang memahami demokrasi dengan
berbeda pendapat dengan jalur masing- nilai-nilai pancasila. Menurut pendapat
masing, contoh dalam pemilu kampus, Kaelan (2013, hlm. 61) mengemukakan
daerah ataupun nasional, dan bahwa ideologi mencakup pengertian
keberamana di HMI itu menjadi rahmat tentang ide-ide, pengertian dasar,
yang sudah ada sendiri, karena ada gagasan dan cita-cita. Ideologi
faktor independensi di setiap kader merupakan suatu sistem pemikiran.

22
JIPIS Volume 29, No. 1, Januari-Juni 2020

Ibrahim (2010, hlm. 137) cita kebangsaan suatu negara. Aprizon


mengemukakan bahwa ideologi adalah (2013, hlm. 5) pengertian ideologi telah
merupakan sebuah gagasan yang mengalami pergeseran begitu rupa
berorientasi futuristik, dan berisi sehingga bukan lagi sebagai Science of ide
keyakinan yang jelas yang membawa as. Ideologi berkembang menjadi
komitmen untuk diwujudkan atau pengertian yang mengandung arti
berorientasi pada tindakan. Dengan sebagai gagasan, ide-ide yang semula
demikian, ideologi berbeda dengan merupakan sasaran pengkajian dalam
“pandangan hidup” maupun “filsafat”. Science of ideas tersebut. Lebih lanjut,
Ideologi merupakan sistem pemikiran ideologi mengandung arti bukan h anya
ini di gali dan di rumuskan ke dalam gagasan atau pemikiran, melainkan
gagasan yang memuat perwujudan cita- sebagai keyakinan.

Tabel 3. Pola Pendidikan Demokrasi Pancasila Yang Dilakukan Oleh GMNI

GERAKAN MAHASISWA NASIONAL INDONESIA


KETUA ANGGOTA ALUMNI
Terkait demokrasi pancasila Mengamalkan nilai-nilai Para kader wajib memahami
yang di jalankan di internal pancasila dan marhaenisme idelogi GMNI dengan membaca
GMNI sendiri pendapat anggota di ruang- ruang diskusi atau buku pemikiran soekarno,
tidak di batasai, namun dalam kajian setiap minggu, agar pancasila 1 juni, dan mengikuti
menjalankan proker GMNI disini dapat melatih publick kegiatan program kerja dan
musyarawah mufakat, dan speaking tingkatan kaderisai dari komisariat,
diskusi isu-isu kontemporer cabang, sampai gmni pusat
nasional.

Selanjutnya dalam pola dalam anggota kader gmni untirta


pendidikan demokrasi pancasila sangat bermacam-macam contohnya
menurut tabel diatas di organisasi saja adalah dalam hal keyakinan agama,
kemahasiswaan GMNI universitas organisassi gmni sangat bervariasi
sultan ageng tirtayasa dapat kita dalam hal keyakinan beragama, itulah
simpulkan bahwa bentuk pendidikan salah satu organisasi GMNI menjalan
demokrasi GMNI dimulai dari program nilai-nilai pancasila, dan dalam
kaderisasi pelatihan kaderisasi tingkat I, mengambil keputusan organisasi
bentuk kajian tentang Marhaenisme, menggunakan musyawarah dan
Pancasila 1 juni 1945, serta berazaskan mufakat dalam setiap program yang
ketuhanan yang maha esa, dan diskusi harus didiskusikan dengan para kader
isu-isu yang kontemporer untuk GMNI. Karena Marhaenisme bertujuan
pengutan pemahaman para kader, serta untuk mengangkat derajat golongan
pelatihan dalam bidang-bidang atau kecil yang dalam istilah Soekarno
program yang lain. Budaya organisasi disebut kaum Marhaen dengan tiga
GMNI dengan semangat gotong royong konsep dasar diatas; sosio nasionalisme,
melalui usaha-usaha tidak bertentangan sosio demokrasi, dan ketuhanan yang
dengan azas perjuangan GMNI, serta maha esa.

23
JIPIS Volume 29, No. 1, Januari-Juni 2020

Sosio Nasionalisme adalah satu HMJ sampai Tingkatan Bem


asas kehidupan rakyat Indonesia yang Universitas, audiensi dengan lembaga
berdasarkan pada nilai-nilai semangat eksekutif dan legislatif serta kunjungan
kebangsaan Indonesia. Nasionalisme tokoh. Metode yang digunakan adalah
Indonesia muncul dan tumbuh dalam pelatihan, belajar mandiri, kajian materi,
sejarah ketertindasan bangsa oleh serta diskusi internal maupun diskusi
kapitalisme dan imperialisme. Oleh publik, dengan ditambahkanya adanya
karena itu nilai-nilai yang dianut oleh budanya musyawarah dan mufakat
nasionalisme Indonesia adalah nilai- dalam setiap mengambil keputusan.
nilai kebangsaan yang menginginkan Konstruksi pendiddikan demokrasi
penegakan nilai-nilai kemanusiaan yang pancasila sudah cukup terstruktur
beradab, zonder exploitation de lhomme par dimana muatan dan materi serta
lhomme dan zonder exploitation de nation metode cukup berkorelasi dengan
par nation, dan bersifat melindungi pemahamhan pendidikan demokrasi,
serta menyelamatkan kehidupan Serta menumbuh kembangkan nilai-
seluruh Rakyat Indonesia. Sosio- nilai Demokrasi Pancasila dalam
Nasionalisme adalah ide yang dijadikan bingkai organisasi yang dilakukan
sebagai asas pergaulan hidup bangsa disetiap kegiatan dan tingkah laku
yang dilandasi oleh semangat cinta untuk para kader BEM UNTIRTA.
terhadap manusia dan kemanusiaan, Setelah melalui proses
sebuah susunan masyarakat yang tidak pendidikan demokrasi di organisasi
chauvist melainkan humanis, tegas dan diharapkan muncul kesadaran budaya
revolusioner terhadap segala bentuk demokrasi pada anggota BEM. Seperti
penindasan yang dilakukan oleh bisa memberikan pandangan terhadap
feodalisme, kapitalisme, kolonialisme sistem demokrasi yang sudah
dan imperialisme sebagai sebuah dijalankan dikampus serta ikut
kesadaran dan keharusan sejarah berperan dalam proses pendidikan
(historische notwendeigheit). politik dengan menggunakan hak pilih
kewajiabanya dalam berpoltik. Menurut
4. Pembahasan
idrus Affandi dalam pengantar buku
pendidikan pola demokrasi di
political education dari Brownhill (Sadeli
organisasi kemahasiswaan BEM adalah
dkk 2009, hlm V) bahwa pendidikan
dimulai kaderisasi program pelatihan
politik adalah merupkan sarana untuk
kepemimpinan tingkat III, kajian dan
meningkatan kesadaran berbangsa dan
diskusi terkait isu-isu kontemporer
bernegara yang dilaksanakan secara
dengan seminar kebangsaan, serta
berkesimnambungan dan terencana.
berbagai macam training baik tentang
Pelaksanaan pendidikan poltitik harus
organisasi dan lain-lain, serta
berpegang teguh pada falsafah dan
pemebelajaran politik dalam bentuk
kepribadian bangsa Indonesia. Secara
diskusi public dan berpartisipasi dalam
tidak langsung pendidikan politik
pemilihan umum mahasiswa tingkatan
merupakan bagian integral dari

17
JIPIS Volume 29, No. 1, Januari-Juni 2020

keseluruhan pembangunan bangsa 1) Berpendidikan Tinggi,


yang dilaksanakan sesuai dengan berpengetahuan luas, berfikir
landasan yang telah mendasari rasional, obyektif, dan kritis.
kehidupan bangsa Indonesia. 2) Memiliki kemampuan teoritis,
Organisasi HMI di kampus mampu memformulasikan apa
universitas sultan ageng tirtayasa pola yang diketahui dan
pendidikan organisasi HMI dalam dirahasiakan. Dia selalu berlaku
bentuk dimulai dari pola kaderisasi dan menghadapi suasana
dasar program pelatihan tingkatkat 1, sekelilingnya dengan kesadaran.
kajian tentang materi (Negara, 3) Sanggup berdiri sendiri dengan
keislaman, ekonomi, hukum) dan lapangan ilmu pengetahuan
diskusi tentang isu-isu terkini dari isu sesuai dengan ilmu pilihannya,
kampus, regional, dan nasional, serta baik secara teoritis maupun
berbagai macam training baik tentang tekhnis dan sanggup bekerja
organisasi dan lain-lain, serta secara ilmiah yaitu secara
pemebelajaran politik dalam bentuk bertahap, teratur, mengarah
pelatihan penanaman wawasan pada tujuan sesuai dengan
berpolitik.budanya yang terbentuk di prinsip-prinsip perkembangan.
HMI itu alami dalam artian boleh b. Kualitas Insan Pencipta : Insan
berbeda pendapat dengan jalur masing- Akademis, Pencipta
masing, contoh dalam pemilu kampus, 1) Sanggup melihat kemungkinan-
daerah ataupun nasional, dan kemungkinan lain yang lebih
keberamana di HMI itu menjadi rahmat dari sekedar yang ada dan
yang sudah ada sendiri, karena ada bergairah besar untuk
faktor independensi di setiap kader menciptakan bentuk-bentuk
dalam melakukan, berpendapat. Maka baru yang lebih baik dan
pada hakikatnya seluruh aktivitas HMI bersikap dengan bertolak dari
merupakan proses pembinaan terhadap apa yang ada (yaitu Allah).
kader HMI agar setiap individu kader Berjiwa penuh dengan gagasan-
memiliki kualitas insan cita. gagasan kemajuan, selalu
Kualitas Insan Cita HMI adalah mencari perbaikan dan
merupakan dunia cita yang terwujud pembaharuan.
oleh HMI di dalam pribadi seorang 2) Bersifat independen, terbuka,
manusia yang beriman dan berilmu tidak isolatif, insan yang
pengetahuan serta mampu menyadari dengan sikap
melaksanakan tugas kerja kemanusiaan. demikian potensi, sehingga
Kualitas tersebut sebagaimana dalam dengan demikian kreatifnya
pasal tujuan (pasal 5 AD HMI) adalah dapat berkembang dan
sebagai berikut: menentukan bentuk yang indah-
a. Kualitas Insan Akademis indah.

18
JIPIS Volume 29, No. 1, Januari-Juni 2020

3) Dengan memiliki kemampuan warga negara dan dirinya


akademis dan mampu sebagai muslim.Kualitas insan
melaksanakan kerja ini telah mengintegrasikan
kemanusiaan yang disemangati masalah suksesnya
ajaran Islam. pembangunan nasional bangsa
c. Kualitas Insan Pengabdi : Insan kedalam suksesnya perjuangan
Akdemis, Pencipta, Pengabdi umat islam Indonesia dan
1) Ikhlas dan sanggup berkarya sebaliknya.
demi kepentingan umat dan e. Kualitas Insan bertanggung jawab
bangsa. atas terwujudnya masyarakat adil
2) Sadar membawa tugas insan makmur yang diridhoi oleh Allah
pengabdi, bukan hanya sanggup SWT
membuat dirinya baik tetapi 1) Insan akademis, pencipta dan
juga membuat kondisi pengabdi yang bernafaskan
sekelilingnya menjadi baik. Islam dan bertanggungjawab
3) Insan akdemis, pencipta dan atas terwujudnya masyarakat
pengabdi adalah insan yang adil makmur yang diridhoi oleh
bersungguh-sungguh Allah SWT.
mewujudkan cita-cita dan ikhlas 2) Berwatak, sanggup memikul
mengamalkan ilmunya untuk akibat-akibat dari perbuatannya
kepentingan umat dan bangsa. dan sadar dalam menempuh
d. Kualiatas Insan yang bernafaskan jalan yang benar diperlukan
Islam : Insan Akademis, pencipta adanya keberanian moral.
dan pengabdi yang bernafaskan 3) Spontan dalam menghadapi
Islam. tugas, responsif dalam
1) Islam yang telah menjiwai dan menghadapi persoalan-
memberi pedoman pola fikir dan persoalan dan jauh dari sikap
pola lakunya tanpa memakai apatis.
merk Islam. Islam akan menajdi 4) Rasa tanggung jawab, taqwa
pedoman dalam berkarya dan kepada Allah SWT, yang
mencipta sejalan dengan nilai- menggugah untuk mengambil
nilai universal Islam. Dengan peran aktif dalam suatu bidang
demikian Islam telah menafasi dalam mewujudkan masyarakat
dan menjiwai karyanya. adil dan makmur yang diridhoi
2) Ajaran Islam telah berhasil Allah SWT.
membentuk “unity personality” 5) Evaluatif dan selektif terhadap
dalam dirinya. Nafas Islam telah setiap langkah yang berlawanan
membentuk pribadinya yang dengan usaha
utuh tercegah dari split mewujudkan masyarakat yang
personality tidak pernah ada adil dan makmur.
dilema pada dirinya sebagai

19
JIPIS Volume 29, No. 1, Januari-Juni 2020

6) Percaya pada diri sendiri dan merupakan sasaran pengkajian dalam


sadar akan kedudukannya Science of ideas tersebut. Lebih lanjut,
sebagai “khallifah fil ard” yang ideologi mengandung arti bukan hanya
harus melaksanakan tugas-tugas gagasan atau pemikiran, melainkan
kemanusiaan. sebagai keyakinan.
Insan cita HMI adalah gambaran Pendidikan demokrasi pancasila
masa depan HMI. Suksesnya anggota organisasi kemahasiswaan GMNI
HMI dalam membina dirinya untuk universitas sultan ageng tirtayasa dapat
mencapai Insan Cita HMI berarti dia kita simpulkan bahwa bentuk
telah mencapai tujuan HMI. Untuk pendidikan demokrasi GMNI dimulai
terwujudnya individu yang memiliki dari program kaderisasi pelatihan
kualitas insan cita itu salah satunya kaderisasi tingkat I, bentuk kajian
melalui pelatihan perkaderan yaitu tentang Marhaenisme, Pancasila 1 juni
Latihan Kader. Agar para kader 1945, serta berazaskan ketuhanan yang
memahami betul ideologi HMI agar maha esa, dan diskusi isu-isu yang
terbentuk manusia yang memahami kontemporer untuk pengutan
demokrasi dengan nilai-nilai pancasila. pemahaman para kader, serta pelatihan
Menurut pendapat Kaelan (2013, hlm. dalam bidang-bidang atau program
61) mengemukakan bahwa ideologi yang lain. Budaya organisasi GMNI
mencakup pengertian tentang ide-ide, dengan semangat gotong royong
pengertian dasar, gagasan dan cita-cita. melalui usaha-usaha tidak bertentangan
Ideologi merupakan suatu sistem dengan azas perjuangan GMNI, serta
pemikiran. Ibrahim (2010, hlm. 137) dalam anggota kader gmni untirta
mengemukakan bahwa ideologi adalah sangat bermacam-macam contohnya
merupakan sebuah gagasan yang saja adalah dalam hal keyakinan agama,
berorientasi futuristik, dan berisi organisassi gmni sangat bervariasi
keyakinan yang jelas yang membawa dalam hal keyakinan beragama, itulah
komitmen untuk diwujudkan atau salah satu organisasi GMNI menjalan
berorientasi pada tindakan. Dengan nilai-nilai pancasila, dan dalam
demikian, ideologi berbeda dengan mengambil keputusan organisasi
“pandangan hidup” maupun “filsafat”. menggunakan musyawarah dan
Ideologi merupakan sistem pemikiran mufakat dalam setiap program yang
ini di gali dan di rumuskan ke dalam harus didiskusikan dengan para kader
gagasan yang memuat perwujudan cita- GMNI. Karena Marhaenisme bertujuan
cita kebangsaan suatu negara. Aprizon untuk mengangkat derajat golongan
(hlm. 5) pengertian ideologi telah kecil yang dalam istilah Soekarno
mengalami pergeseran begitu rupa disebut kaum Marhaen dengan tiga
sehingga bukan lagi sebagai Science of ide konsep dasar diatas; sosio nasionalisme,
as. Ideologi berkembang menjadi sosio demokrasi, dan ketuhanan yang
pengertian yang mengandung arti maha esa.
sebagai gagasan, ide-ide yang semula

20
JIPIS Volume 29, No. 1, Januari-Juni 2020

Sosio Nasionalisme adalah satu 5. Kesimpulan


asas kehidupan rakyat Indonesia yang Gender dan status sosial ekonomi
berdasarkan pada nilai-nilai semangat berdasarkan pendidikan, pekerjaan dan
kebangsaan Indonesia. Nasionalisme jabatan orang tua tidak berkontribusi
Indonesia muncul dan tumbuh dalam secara signifikan dengan presatsi belajar
sejarah ketertindasan bangsa oleh di Fakultas Keguruan dan Ilmu
kapitalisme dan imperialisme. Oleh Pendidikan Universitas Islam Syekh
karena itu nilai-nilai yang dianut oleh Yusuf Tangerang.
nasionalisme Indonesia adalah nilai- Kehadiran kuliah memiliki hasil
nilai kebangsaan yang menginginkan yang signifikan namun tidak
penegakan nilai-nilai kemanusiaan yang berkontribusi dengan prestasi belajar.
beradab, zonder exploitation de lhomme par Sedangkan ststua sosial ekonomi
lhomme dan zonder exploitation de nation berdasarkan jabatan orang tua
par nation, dan bersifat melindungi berkontribusi secara signifikan dengan
serta menyelamatkan kehidupan prestasi belajar di Fakultas Keguruan
seluruh Rakyat Indonesia. Sosio- dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam
Nasionalisme adalah ide yang dijadikan Syekh Yusuf Tangerang. Dengan
sebagai asas pergaulan hidup bangsa adanya penelitian ini diharapkan dapat
yang dilandasi oleh semangat cinta menimbulkan motivasi belajar
terhadap manusia dan kemanusiaan, mahasiswa tanpa membedakan
sebuah susunan masyarakat yang tidak kehadiran kuliah, gender dan status
chauvist melainkan humanis, tegas dan sosial ekonomi orang tua sehingga
revolusioner terhadap segala bentuk dapat menghasilkan prestasi belajar
penindasan yang dilakukan oleh yang baik.
feodalisme, kapitalisme, kolonialisme Adapun saran bagi penelitian
dan imperialisme sebagai sebuah selanjutnya yaitu diharapkan
kesadaran dan keharusan sejarah menggunakan model logistik dan
(historische notwendeigheit). adanya penambahan variabel
personaliti.

6. Referensi
Aprizon, R. (2013). Analisis Sikap Organisasi Islam Hizbut Tahrir Indonesia Terhadap
Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa. Jurnal Kultur Demokrasi Vol. 1, No. 6.
Cheung, C, & L, T. (2010) Improving social competence through character education.
Evaluation and Program Planning, 33(3), 255-263.
Ibrahim. Anis. (2010). Perspektif Futuristik Pancasila Sebagai Asas/Ideologi Dalam UU
Keormasan. Jurnal Konstitusi, Vol. III. No. 2.
Kaelan. (2013). Negara Paripurna. Yogyakarta: Paradigma.
Karim, M. Rusli. (1985). Mahasiswa Cendekiawan Dan Masa Depan. Bandung: Alumni.
Manan. B. (2003). DPR, DPD dan MPR dalam UUD 1945 FH. Yogyakarta: UII Press.

21
JIPIS Volume 29, No. 1, Januari-Juni 2020

Nurmalina K. Dkk. (2008). Memahami Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung:


Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia.
Sadeli, Ely H, dkk. (2009). Bedah Buku Political Education dari Robert Brownhill dan Patricia
Smart. Bandung: Kencana Utama.
Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sumber Peraturan dan Perundang-undangan


Inpres Nomor 12 Tahun 1982 tentang Pendidikan Politik Generasi Muda.
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tentang Perguruan Tinggi.
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 155/U/1998 tentang Pedoman
Umum Organisasi Kemahasiswaan.

22

Anda mungkin juga menyukai