Anda di halaman 1dari 5

ESSAY LID

Nama : Sopia Sapitri

NIA : 13.23.17000

Delegasi : PK IMM AVICENNA

“Problem Yang Dihadapi Komisariat Di Komisariat Dan Tawaran Solusi”

IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) merupakan sebuah Organisasi Gerakan


Mahasiswa Islam, sekaligus Organisasi Otonom Muhammadiyah yang bergerak di bidang
Keagamaan, Kemahasiswaan, dan Kemasyarakata. Selain itu, IMM juga merupakan
organisasi gerakan dakwah ditengah – tengah masyarakat khususnya dikalangan
mahasiswa. Organisasi ini merupakan salah satu sayap dari organisasi Muhammadiyah dan
memiliki tujuan untuk menciptakan akademisi Islam yang berakhlak muliah dalam rangka
mencapai tujuan Muhammadiyah. Berdasarkan tujuan IMM tersebut selain menjadi
organisasi kader, IMM juga menjadi organisasi islam dan organisasi pergerakan. Yang
bertugas untuk pemberdayaan yang ditekankan pada pencerdasan dibidang keilmuan, hal
ini disdasarkan pada perkaderan IMM yaitu mengembangkan nilai-nilai uswah, paedagogi
– kritis dan hikmah, untuk mewujudkan gerakan kader yang berintelektual.

Untuk mencapai tujuan Muhammadiyah sesuai dengan tujuan IMM peranan


Mahasiswa sebagai kader IMM sangatlah penting. Dan bagaimanakah Kader dapat
membantu untuk mewujutkan tujuan dari IMM tersebut? Tentunya bukan dari proses yang
instan melainkan dengan proses kaderisasi yang baik dan sesuai. Sehingga dapat
memberikan bekal kepada kader untuk berproses secara terintegrasi di dalam IMM.

Apa yang dimaksud dengan Kader? Kader adalah orang yang diharapkan dapat
memegang peranan penting dalam sebuah Organisasi. Setiap kader yang terpilih dalam
sebuah organisasi memiliki tanggung jawab untuk dapat menjalankan peran mereka sebagai
subjek yang bertugas untuk mewujudkan visi dan dan misi dalam organisasi tersebut.
Untuk menciptakan Kader yang kompeten dan berintelektual tinggi maka perlu adanya
proses kaderisasi. Apa itu kaderisasi? Kederisasi adalah proses atau upaya yang dilakukan
untuk menciptakan beberapa kader yang mendukung sesuai dengan yang diingikan dan
bukan hanya dengan paksaan semata. Hal ini berarti bahwa proses kaderisasi yang
diberikan kepada kader memiliki peranan penting untuk menentukan karakter kader seperti
apa yang ingin kita bentuk. dalam sebuah organisasi. Sehingga, menentukan system dan
konsep kaderisasi yang tepat dan sesuai untuk kebutuhan kader dan organisasi adalah point
penting yang wajib dilakukan untuk terlahirkannya kader yang diinginkan. Dalam hal ini,
untuk menciptakan system dan konsep kaderisasi yang sesuai maka peranan seorang
Instruktur sangatlah diperukan.

Saat ini proses kaderisasi banya yang terhambat karena adanya pandemic COVID-
19 (Corona Virus Disease -19) yang merupakan virus yang secara cepat dapat menular
melalu droplet/carian tubuh, kontak fisik, dan bahkan juga dapat menyebar melalui udara
(airbone disease). Adanya pendemic ini membuat seluruh proses pengkaderan di institusi
perkaderan sudah pasti terhambat. Hal ini dikarenakan karena keterbatasan untuk dapat
bertemu secara langsung atau face to face untuk melaksanakan proses kaderisasi. Oleh
karena itu, untuk menginisiati permasalahan ini, sementara komponen pengkaderan
pendukung telah dilakukan sekedar untuk tetap menjalin silahturahmi antar kader. Ini
merupakan problematika yang sangat serius dan sedang dialami oleh komisariat kami.
Karena, adanya kesulitan dalam penanaman Ideologi jika dilakukan secara online, dan
sejatinya penanaman Ideologi akan efektif jika dilakukan secara offline. Problematika
lainnya adalah terhambatnya pelaksanaan system pengkaderan utama yaitu DAD (Darul
Arqam Dasar) dalam komisariat kami. Dan hal ini dapat menimbulkan dampak serius
terhadap komisariat yaitu menurunya kuaiitas kader komisariat dan juga terhambatnya
regenerasi kepemimpinan yang ada di komisariat kami.

Lalu, bagaimana bisa untuk menciptakan kader yang berintelektual, sedangkan


proses kaderisasinya saja terhambat? disinilah peranan seorang Instruktur dibutuhkan. Hal
ini menyebbakan munculnya permasalah kedua yakni, kurangnya jumlah instruktur dalam
komisariat kami. Sehingga sulit untuk menemukan solusi yang pas dari permasalah yang
dihadapi komisariat kami dimasa pandemic ini. Hal ini juga akan menjadi sangat fatal jika
dibiarkan karena instruktur memiliki peran yang sangan penting dalam menemukan solusi
dalam hal pengkaderan agar dalam situasi dan kondisi apapun, proses kaderisasi dapat terus
berjalan sesuar dengan arah pengkaderan serta peran instruktur juga sangat penting dalam
menentukan pola perkaderan agar dapat terbentuk pola pikir kader yang terintegritas dan
dapat menanamkan nilai – nilai trilogi IMM agar dapat terbentuknya kader yang mampuh
mewujudkan tujuan IMM.

Berdasarkan Sitem Pengkaderan Ikatan (SPI) Instruktur adalah orang yang memiliki
tugas sebagai pengonsep, pelaksana dan penentu jalannya suatu sistem pengkaderan dasar
yang utama atau yang biasa dikenal dengan sebutan Darul Arqam Dasar (DAD). Selain itu,
Menanamkan nilai-nilai Trilogi IMM dan Tri Kompentensi Dasar IMM, Menciptakan
regenerasi kader yang berintelektual dan juga regenerasi tenaga Instruktur yang terintegrsi
dan berintelektual serta memastikan bahwa proses pengkaderan dalam sebuah ikatan.tetap
berjalan sesuai arah perkaderan, juga merupakan tugas dari instruktur.

Aktualisasi trilogi dan trikompetensi dalam ikatan akan mencerminkan siapa kader
ikatan, untuk apa, serta bagaimana melakukan perubahan social. Oleh karena itu Intruktur
bertanggung jawab untuk setiap kader IMM mulai dari kegiatan pra pengkaderan hingga
menjadi kader agara memberikan pemahaman tentang trilogi IMM yang merupakan
simbolik ikatan dalam melakukan transformasi. trilogi IMM yaitu :

a. Religiulitas
b. Interlektualitas
c. Humanitas

Ketiga hal ini harus bisa ditamkan kepada kader agar akder dan menjalankan
fungsinya yaitu untuk terwujudnya tujuan IMM dan instruktur harus siap dalam
memberikan pemahaman dari trilogi itu sendiri atau bisa juga disebut sebagai pondasi dasar
dalam organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah itu sendiri.

Pandemic COVID-19 ini belum dapat dipastikan kapan akan berakhir sehingga
dalam pelaksana peroses pengkaderan yang dilakukan secara online saat ini, walaupun
tidak dapat dilakukan secara maksimal. Namun seorang intruktur harus mampuh menjadi
kreatif untuk menciptakan solusi agar kaderisasi tetap bisa terlaksanakan. Baik itu dengan
melakukan kaderisasi melalui zoom conference, google meet, atau media video conference
lainnya agar proses pengkaderan dapat terlaksana. Yang dimaksud disini bukan proses
pengkaderan utama seperti DAD melainkan pengkaderan dengan menamkan dan memupuk
dini kader dalam ikatan terutama kader yang baru masuk pada tahun 2020 ini agar dapat
mengarahkan pola pikir kader yang berintelektual dan terintegrasi sesuai dengan trilogi
IMM dan tri kompetensi dasar IMM. Namun, yang penting disini bukanlah media yang
digunakan melainkan konsep yang disiapkan dalam proses kaderisasinya sehingga bukan
persiapan yang singkat yang dilakukan melainkan persiapan yang matang dan terstruktur.
Selain itu, dapat juga dilakukan proses pengkaderan secara domisili, hal ini sudah
dilakukan oleh beberapa komisariat akan tetapi belum bisa dipastikan bahwa system
tersebut adalah metode yang efektif dalam proses pengkadera. Karena seperti yang kita
ketahui bahwa kader IMM berasal dari seluru penjuru kota di Indonesia. Sehingga
kemungkinan metode cukup sulit untuk di aplikasikan diseluruh komisariat. Yang terakhir
adalah dengan melakukan komunikasi secara intens untuk bahan dasar pendekatan dengan
kader baru baik secara offline per domisili maupun secara online melalui video conference
dan dilakukan oleh tiap 1 pengurus ke 2-3 kader. Yaitu dengan melakukan pendekatan
secara persuasive dan progresif. Tujuannya adalah untuk menciptakan rasa nyaman antara
kader dan instruktur maupun pengurus agar proses penanaman ideologi IMM dapat dengan
mudah dilakukan.

Oleh karena itu instruktur bisa disebut juga sebagai nyawa dari perkaderan IMM
yang tidak hanya mengandalkan perkaderan formal atau DAD sebagai alat pembentuk
kader tetapi juga memasifkan pendampingan ataupun diskusi-diskusi informal dalam
rangka melahirkan kader-kader yang cerdas, cakap dan berwawasan luas. Terutama dalam
masa pandemic seperti saat ini yang menyebab proses kaderisasi terhambat. Sehingga
instruktur harus mampuh mengatasi masalah ini dan memastikan bahwa proses
pengkaderan tetap terlaksanakan.
Referensi :

IMM, D. (2011). Sistem Perkaderan IMM.

Marpaung, A.P (2015). Regenerasi Kepemimpinan IMM.di akses di:


https://berembunilmu.blogspot.com/2015/05/regenerasi-kepemimpina-imm.html

Dinda, 2019. Peranan instruktur yang berintegritas pada gerakan kader yang berintelektual.
Di akses di: https://dindaums.blogspot.com/?m=1

Anda mungkin juga menyukai