Anda di halaman 1dari 9

PELATIHAN KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN ORGANISASI

UNTUK PENGUATAN FUNGSI REMAJA MASJID DI DESA PANTAI


GADING KABUPATEN LANGKAT
1
Agus Purwanto, 2Aldi Billyan, 3Ikhsan Fahmi Nasution
1,2,3
(STAI) Syekh H. Abdul Halim Hasan Al-Ishlahiyah Binjai,
guspur_to@yahoo.com

ABSTRAK
Remaja masjid merupakan salah satu komponen masyarakat yang memiliki potensi
untuk memakmurkan masjid. Untuk memakmurkan masjid remaja perlu diberdayakan
dan dibina agar memiliki pengetahuan, keterampilan serta keahlian tentang
kepemimpina dan manajemen dakwah. Pendampingan Remaja masjid bertujuan agar
mereka memiliki Kecerdasan emosional dan spiritual menjadi generasi muda yang
berakhlak mulia yaitu remaja yang shalih, beriman dan berilmu tentunya dapat
mengasah keterampilan. Pembinaan remaja intelektual muslim bisa dilakukan dalam
berbagai pendekatan, diantaranya melalui aktivitas remaja masjid. Pelaksanaannya
dapat dilakukan dengan mitra remaja masjid. Dengan memberikan remaja masjid
tentang pemahaman kepemimpinan, manajemen dakwah, dan organisasi. Harapannya
agar remaja masjid memiliki kemampuan menyelesaikan permasalahan – permasalahan
yang ada di tengah masyarakat.

Kata kunci: Pelatihan, Remaja Masjid, Kepemimpinan, Manajemen Organisasi

ABSTRACT
The mosque youth is a component of society that has the potential for the mosque to
thrive. To thrive, youth mosques need to be empowered and nurtured so that they have
knowledge, skills, and expertise in leadership and da'wah management. Mosque youth
mentoring aims to give them an emotional and spiritual intelligence to become a young
generation of noble character, namely teenagers who are pious, loyal and
knowledgeable, of course they can improve their skills. The development of Muslim
intellectual youth can be done in a number of ways, including through youth activities in
mosques. The implementation can take place with the youth partners of the mosque. By
giving mosque youth an understanding of leadership, da'wah management and
organization. The hope is that the youth of the mosque will have the ability to solve
problems that exist in the community.

Keywords: Training, mosque youth, leadership, management organization


PENDAHULUAN
Kepemimpinan merupakan faktor penting dalam memberikan pengarahan kepada
setiap orang. Apalagi pada saat-saat sekarang ini di mana semua serba terbuka, maka
kepemimpinan yang dibutuhkan adalah kepemimpinan yang mampu mengajak,
merangkul, dan mengkonsolidasikan semua kepentingan orang-orang. Pemimpin yang
mampu menumbuhkan motivasi untuk bergerak dan bekerja kepemimpinan yang bisa
menumbuhkan rasa percaya diri para anggotanya dalam menjalankan tugasnya masing-
masing.
Pemimpin adalah individu yang memiliki kewenangan untuk memerintah orang
lain di dalam pekerjaannya untuk mencapai tujuan organisasi. Peran aktif pemimpin
dibutuhkan untuk menyelesaikan segala masalah dan pemenuhan kebutuhan anggota
kelompoknya. Pemimpin ikut merasakan kebutuhan-kebutuhan itu dan dapat
membantu menstimulir para anggotanya dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan
(Anoraga, 2003). Handoko (2003) mengungkapkan bahwa sumber daya manusia
merupakan hal terpenting yang dimiliki suatu organisasi, salah satu implikasinya adalah
bahwa investasi terpenting yang dilakukan oleh suatu organisasi adalah di bidang
sumber daya manusia. Oleh karena itu, agar sebuah organisasi dapat mencapai kinerja
yang maksimal diperlukan perlakuan yang adil dan memuaskan pada sumber daya
manusia yang bekerja pada organisasi tersebut. Setiap organisasi dituntut mampu
berkompetisi agar dapat tetap bertahan dalam persaingan global. Strategi cara
memperkuat kapasitas organisasi dan sumber daya manusia adalah membangun
kompetisi yang sehat (Sudarmanto, 2009).
Tantangan sumber daya manusia adalah keberhasilan mengatur manajemen untuk
menunjang kualitas sumber daya manusia. Indikator keberhasilan dalam perusahaan
dapat berjalan efektif adalah penilaian sumber daya manusia yang mampu
melaksanakan kelangsungan hidup perusahaan dari kinerja karyawan. Menurut
Handoko (2003) bahwa sumber daya manusia merupakan elemen penting dalam
organisasi karena memberikan tenaga, bakat, kreativitas dan usaha mereka kepada
organisasi. Remaja masjid adalah organisasi yang mewadahi generasi muda muslim
untuk beraktivitas dalam memakmurkan masjid. Organisasi remaja masjid dibutuhkan
untuk membina generasi muda muslim sehingga dapat membantu kebutuhan umat.
Peran remaja masjid adalah mengembangkan diri setiap generasi muda muslim sesuai
bakat dan kreativitas dalam pembinaan takmir masjid serta berorientasi pada aktivitas
kemasjidan, keislaman, keilmuan, keremajaan dan keterampilan. Saat ini remaja masjid
atau dengan sebutan lain telah menjadi wadah lembaga kegiatan yang dilakukan para
remaja muslim di lingkungan masjid. Di kota-kota maupun di desa-desa.
Remaja merupakan salah satu komponen yang berpotensi untuk memakmurkan
masyarakat. Remaja perlu dibina dan diberdayakan agar mempunyai keterampilan dan
keahlian untuk memakmurkan masjid dalam bentuk pengetahuan tentang dakwah,
kepemimpinan dan manajemen organisasi maupun kecerdasan emosional dan spiritual.
Dengan diberdayakan dan pendampingan terhadap remaja bertujuan agar mereka
menjadi generasi muda yang baik; yaitu remaja yang shalih, beriman, berilmu,
berketerampilan dan berakhlak mulia. Pendekatan persuasif perlu dilakukan untuk
membina dan membentuk pola aktivitas remaja masjid. Pranarka dan Vidyandika
mengemukakan proses pemberdayaan mengandung dua arti: pertama, pemberdayaan
yang menekankan pada proses memberi atau mengalihkan sebagian kemampuan
kepada masyarakat agar individu menjadi lebih berdaya. Proses pertama disebutnya
sebagai kecenderungan primer. Kedua, proses menstimuli, dengan cara dialog intensif
maka setiap individu diberi motivasi dan dibekali kemampuan untuk keberdayaan guna
menentukan pilihan hidupnya. Proses yang kedua ini disebut dengan kecenderungan
sekunder (Pranarka dan Vidhyianduka, 1996). Dalam perkembangannya, proses kedua
tersebut banyak diwarnai pemikiran Freire dengan konsepnya conscientiousness
(kemampuan individu untuk mengontrol lingkungannya). Konsep ini mencerminkan
paradigma baru pembangunan yakni yang bersifat people centered, participatory,
empowering dan sustainable (Freire, 2008). Terkait dengan upaya pemberdayaan pada
level komunitas, dikemukan oleh Rothman dan Tropman (1995) dalam Adi (2008) bahwa
proses pemberdayaan masyarakat melalui intervensi komunitas ini dapat dilakukan
melalui beberapa model (pendekatan) intervensi, seperti aksi sosial, perencanaan dan
kebijakan sosial, dan pengembangan masyarakat lokal.
Fenomena para remaja muslim dalam mengkaji dan mendakwahkan Islam di
Indonesia muncul. Gerakan remaja masjid secara kultural diterima masyarakat karena
turut partisipasi dalam memakmurkan Masjid. Disadari bahwa untuk memakmurkan
masjid diperlukan organisasi yang mampu beraktivitas dengan baik. Diperlukan para
aktivis muslim yang mumpuni dan professional guna mengelola organisasi remaja
masjid. Diharapkan kontribusi mereka dapat membantu sistem pengkaderan di
organisasi remaja masjid secara terencana dan terarah melalui pelatihan-pelatihan yang
mendukung. Mempertimbangkan pentingnya hal tersebut, maka diperlukan sebuah
pelatihan kepemimpinan, manajemen dakwah, dan cara berorganisasi bagi remaja
masjid. Nantinya para remaja mempunyai sikap yang sigap, tegas dan bertanggung
jawab dalam menyelesaikan masalah-masalah yang ada di wilayahnya.

METODE
Khalayak Sasaran
Khalayak sasaran pengabdian masyarakat ini tentunya adalah Anggota Remaja masjid
Al-Istiqomah Desa pantai Gading Kabupaten Langkat. Peserta diutamakan yang aktif
mengikuti kegiatan remaja masjid yang berjumlah 20 orang. Melalui kegiatan ini
diharapkan peserta memiliki kemampuan memimpin, termotivasi untuk menjadi
seorang pemimpin, cara menerapkan gaya-gaya kepemimpinan, dan mengelolah
organisasi.
Metode Kegiatan
Mentoring dalam bentuk coaching dan penjelasan teori serta praktek. Praktek
memimpin sebuah musyawarah, Praktek menyampaikan pendapat, praktek publik
speaking. Pembelajaran dengan Andragogik dengan meminta peserta untuk aktif
bertanya dan merespon. Pembelajaran berbasis video dengan menunjukan Video-video
para tokoh yang sukses merubah dunia dan game – game yang berhubungan dengan
kepemimpinan. Pembelajaran ini diharapkan meningkatkan motivasi dan jiwa
kepemimpinan organisasi. Tahapan dalam pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat
dilakukan dengan tiga tahapan, dimana tahap pertama merupakan tahapan persiapan.
Pada tahap ini kelompok pengabdian masyarakat melakukan survey pendahuluan atau
social maping untuk melihat kondisi di lapangan mengenai kebutuhan real masyarakat
sekitar, tahap kedua tahapan pelaksanaan kegiatan program. Dalam tahap ini tim akan
melakukan kegiatan pelatihan berdasarkan materi yang sudah ditentukan. Narasumber
menyampaikan materi ajar yang sudah disiapkan sebelumnya dengan sebuah laptop.
Tahap ketiga adalah tahap evaluasi. Pada tahap ini dilakukan evaluasi atas hasil yang
telah dicapai oleh peserta, masukan dan perbaikan lebih lanjut dapat dilakukan pada
tahap ini. Evaluasi diberikan dengan melihat praktek-praktek yang sudah dilakukan.
Indikator ketercapaian tujuan program kemitraan ini adalah bahwa 70% peserta berani
mengungkapkan pendapatnya di depan umum. Adapun langkah-langkah kegiatan ini
dapat dijelaskan sebagai berikut:

Langkah 1
Peserta diberikan materi tentang pengetahuan dan pemahaman kepemimpinan,
manajemen organisasi dikaitkan dengan fungsi sebagai pengurus remaja masjid
Langkah 2
Peserta kemudian diberikan kesempatan untuk mendiskusikan materi yang telah
diberikan. Memberikan kesempatan juga untuk tanya jawab.
Langkah 3
Peserta berlatih untuk berbicara mengungkapkan pendapat dan dibuat kelompok
masing-masing memimpin musyawarah dengan diberikan topic pembahasan
sebelumnya.
Langkah 4
Peserta dilatih untuk menemukan solusi dari masalah-masalah yang diberikan.
Langkah 5
Peserta yang diwakilkan ketua kelompok melakukan presentasi dari topic yang sudah
diberikan.
Langkah 6
Evaluasi dilakukan untuk diberikan masukan dan perbaikan lebih lanjut.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelatihan Kader
Pelatihan adalah proses transformasi pengetahuan, keahlian tertentu dan sikap
bertujuan untuk semakin terampil dan mampu melaksanakan tanggung jawabnya
dengan semakin baik, sesuai dengan standar (Mangku Prawira, 2003). Sedangkan
menurut Menurut Maulana, kader adalah orang yang di didik untuk menjadi pelanjut
tongkat estafet suatu partai atau organisasi (Maulana, 2004). Kader adalah anggota
yang telah mengikuti pelatihan kader dasar dan berhak untuk masuk dalam ruang
kompetisi kader di berbagai tingkat kepengurusan di Gerakan Pemuda Ansor (Pedoman
Pengkaderan, 2004). Sedangkan dakwah adalah mengajak umat manusia dengan hikmat
kebijaksanaan untuk mengikuti petunjuk Allah dan Rasul-Nya (Syukir, 1983). Seperti
yang terjadi pada setiap organisasi baik yang berskala besar atau tidak pelatihan
merupakan faktor penting bagi kesuksesan sumber daya manusia guna meningkatkan
kualitas dakwah Islam. Menurut Manpower Services Commission (MSC), pengertian
efektivitas pelatihan adalah istilah untuk memastikan kegiatan pelatihan mencapai
target sasaran yang telah ditentukan mencakup evaluasi dan validasi. Dari pemaparan di
atas penulis menyimpulkan efektivitas pelatihan kader dakwah adalah ketepatan dalam
mencapai tujuan dalam hal ini menentukan pelatih yang berkompeten, peserta yang
memahami materi, materi yang sesuai, metode dan media edukasi yang tepat dapat
digunakan oleh peserta, serta evaluasi pasca pelatihan dilaksanakan.

Kepemimpinan dan Manajemen Organisasi


Salah satu caranya dengan memasukkan materi manajemen dalam kegiatan pelatihan-
pelatihan dan sosialisasi untuk kader dakwah atau remaja-remaja masjid. Sehingga
diharapkan ketika remaja menghadapi masalah mampu menyelesaikannya. Manajemen
pada dasarnya adalah alat untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Manajemen yang
baik akan memudahkan terwujudnya suatu tujuan yang diinginkan, dan dalam hal ini
khususnya pada pesantren, santri dan masyarakat. Dengan manajemen daya guna dan
hasil guna unsur-unsur manajemen akan dapat ditingkatkan. Adapun unsur-unsur
manajemen itu terdiri dari; man, money, method, machines, materials, dan market,
disingkat 6 M. Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Timbul
pertanyaan tentang: apa yang diatur, apa tujuan diatur, mengapa harus diatur, siapa
yang mengatur, dan bagaimana mengaturnya. Yang diatur adalah semua unsur
manajemen, yakni 6 M. Tujuannya diatur adalah agar 6 M lebih berdaya guna dan
berhasil guna dalam mewujudkan tujuan. Harus diatur supaya 6 M itu bermanfaat
optimal, terkoordinasi dan terintegrasi dengan baik dalam menunjang terwujudnya
tujuan organisasi. Yang mengatur adalah pimpinan dengan kepemimpinannya, yaitu
pimpinan puncak, manajer madya, dan super visi. Mengaturnya adalah dengan
melakukan kegiatan urut-urutan fungsi manajemen tersebut, sedangkan definisi
manajemen sendiri adalah ilmu atau seni mengatur proses pemanfaatan Sumber Daya
Manusia dan sumber daya lainnya secara efektif dan efisien, untuk mencapai suatu
tujuan tertentu (Hasibuan, 2003). Dari definisi manajemen diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa fungsi pokok atau tahapan-tahapan dalam manajemen merupakan
suatu proses yang meliputi fungsi manajemen. Fungsi manajemen adalah elemen-
elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan
dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan
diantaranya adalah: Pertama, perencanaan dakwah (Takhthith). Rencana adalah suatu
arah tindakan yang sudah ditentukan terlebih dahulu. Dari perencanaan ini akan
mengungkapkan tujuan-tujuan keorganisasian dan kegiatan-kegiatan yang diperlukan
guna mencapai tujuan. Kedua, perencanaan merupakan starting point dari aktivitas
manajerial. Perencanaan dibutuhkan guna manajemen setiap aktivitas dengan baik dan
terukur dari hasil buah pikiran yang terkait agar memperoleh hasil yang optimal. Kedua,
pengorganisasian dakwah (Thanzim). Pengorganisasian adalah seluruh proses
pengelompokan orang- orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggung jawab, wewenang
sedemikian rupa sehingga tercipta suatu kesatuan dalam rangka mencapai suatu tujuan
yang telah ditentukan. Pengorganisasian atau al-Thanzhim dalam pandangan Islam
bukan semata-mata merupakan wadah, akan tetapi lebih menekankan bagaimana
pekerjaan dapat dilakukan secara rapi, teratur, dan sistematis. Ketiga, penggerakan
dakwah (tawjih). Penggerakan adalah seluruh proses pemberian motivasi kerja kepada
para bawahan sedemikian rupa, sehingga mereka mampu bekerja dengan ikhlas demi
tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis. Motiving secara implisit
berarti, bahwa pimpinan organisasi di tengah bawahannya dapat memberikan sebuah
bimbingan, instruksi, nasihat dan koreksi jika diperlukan. Untuk itu peranan dakwah
akan sangat menentukan warna dari kegiatankegiatan tersebut. Karena pemimpin
dakwah harus mampu memberikan sebuah motivasi, bimbingan, mengkoordinasi serta
menciptakan sebuah iklim yang membentuk sebuah kepercayaan diri yang pada
akhirnya dapat mengoptimalkan semua anggotanya. Keempat, pengendalian dan
evaluasi dakwah (riqabah). Pada organisasi dakwah, penggunaan prosedur
pengendalian ini diterapkan untuk memastikan langkah kemajuan yang telah dicapai
sesuai dengan sarana dan penggunaan Sumber Daya Manusia secara efisien.
Pengendalian juga dapat dimaksudkan sebagai sebuah kegiatan mengukur
penyimpangan dari prestasi yang direncanakan dan menggerakkan tindakan korektif
(Munir, 2006).
Dalam manajemen juga dikenal adanya prinsip-prinsip manajemen. Prinsip dapat
didefinisikan sebagai suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum yang
merupakan sebuah pedoman untuk berpikir atau bertindak. Prinsip merupakan dasar,
namun tidak bersifat mutlak karena prinsip bukanlah umum. Dalam hubungannya
dengan manajemen prinsip-prinsip bersifat fleksibel dalam arti bahwa perlu
dipertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang
berubah. Prinsip-prinsip umum manajemen (general prinsiple of management) terdiri
dari: Pertama, pembagian kerja (Devision of Work). Pembagian kerja harus disesuaikan
dengan kemampuan dan keahlian sehingga pelaksana kerja berjalan efektif. Oleh karena
itu, dalam penempatan karyawan harus menggunakan prinsip the right man in the right
place. Pembagian kerja harus rasional dan objektif, bukan emosional subjektif yang
didasarkan atas like and dislike (Wikipedia Indonesia, ensiklopedia Indonesia bebas
berbahasa Indonesia “Prinsip-prinsip Manajemen”, http://www.globe.com.hlm.04).
Dengan adanya prinsip the man in the right place akan memberikan jaminan terhadap
kestabilan, kelancaran dan efisiensi kerja. Pembagian kerja akan berpengaruh kurang
baik dan mungkin menimbulkan kegagalan dalam penyelenggaraan pekerjaan, oleh
karena itu, seorang manajer yang berpengalaman akan menempatkan pembagian kerja
sebagai prinsip utama yang akan menjadi titik tolak bagi prinsip-prinsip lainnya. Kedua,
wewenang dan tanggung jawab (authority and responsibility). Setiap karyawan
dilengkapi dengan wewenang untuk melakukan pekerjaan dan setiap wewenang
melekat atau diikuti pertanggungjawaban. Wewenang dan tanggung jawab harus
seimbang. Tanggung jawab terbesar terletak pada manajer puncak. Kegagalan suatu
usaha bukan terletak pada karyawan tetapi terletak pada puncak pimpinannya karena
yang mempunyai wewenang terbesar adalah manajer puncak. Manajer puncak yang
tidak memiliki keahlian dan kepemimpinan maka wewenang yang ada padanya
merupakan bumerang. Ketiga, disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap
pekerjaan yang menjadi tanggung jawab. Disiplin ini berhubungan erat dengan
wewenang. Apabila ini tidak berjalan dengan semestinya, maka disiplin akan hilang.
Berkaitan dengan hal tersebut bahwa Islam harus diartikan sebagai komitmen yang
kuat terhadap kualitas hidup, karena kualitas hiduplah yang mengantarkan manusia
pada keselamatan, kesenjangan dan kedamaian. Komitmen terhadap kualitas hidup
sebagai pancaran iman. Pengertian standar kualitas melalui dakwah Islam yaitu kualitas
hidup yang seimbang, tidak hanya bersifat meterial saja, tetapi nilai spiritual yang telah
ada sejak manusia dilahirkan. Perumusan asas-asas dakwah agar kegiatan dakwah dapat
mencapai sasaran, sebagai berikut: a) Asas filosofi, asas ini erat hubungannya dengan
perumusan tujuan-tujuan yang hendak dicapai dalam proses atau aktivitas dakwah, b)
Asas kemampuan dan keahlian da’i, c) Asas sosiologis, asas ini membahas tentang
persoalan-persoalan yang berhubungan dengan situasi dan kondisi masyarakat objek
dakwah, d) Asas psikologis, merupakan asas yang membahas tentang aspek kejiwaan
manusia. e) Asas efektif dan efeisien hai ini merupakan prinsip ekonomi dalam dakwah,
yaitu pengeluaran sedikit untuk mendapatkan penghasilan yang semaksimal mungkin
(Pimay, 2006).

Penguatan Fungsi Remaja Masjid


Kita bisa mengadakan pelatihan dan sosialisasi kepada remaja-remaja di masjid.
Pemilihan masjid sebagai tempat pelatihan dikarenakan beberapa fungsi masjid yang
komplek. Berikut penyampaian materi di masjid oleh narasumber,
Gambar 1. Dosen Narasumber memberikan materi Pelatihan Kepemimpinan dan
Manajemen Organisasi Untuk Penguatan fungsi Remaja Masjid
Beberapa ahli yang mengemukakan pendapat di antaranya: Ayub dalam bukunya
“Manajemen Masjid” berpendapat bahwa fungsi masjid diantaranya: 1) merupakan
tempat kaum muslimin beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah, 2) tempat kaum
muslimin beri’tikaf membersihkan diri, sehingga selalu terpelihara keseimbangan jiwa
dan raga serta keutuhan kepribadian, 3) tempat bermusyawarah kaum muslimin guna
memecahkan persoalan-persoalan yang timbul dalam masyarakat, 4) tempat kaum
muslimin berkonsultasi mengajukan kesulitan-kesulitan, meminta bantuan dan
pertolongan, 5) tempat membina keutuhan ikatan jamaah dan kegotong royongan
dalam mewujudkan kesejahteraan bersama, 6) merupakan wahana untuk meningkatkan
kecerdasan dan ilmu pengetahuan, 7) Masjid adalah tempat pembinaan dan
pengembangan kader-kader pimpinan umat, 8) Masjid sebagai tempat menghimpun
dana, menyimpan dan membagikannya. Berikut gambar suasana pelatihan remaja
masjid,

Gambar.1.2. Peserta Pelatihan dari Remaja masjid


Bentuk kegiatan untuk pendampingan para remaja dapat dilakukan dengan cara
diantaranya: sosialisasi kegiatan (silaturrohim ke remaja masjid dan takmir), pelatihan
manajemen dakwah, organisasi, dan kepemimpinan serta, follow up kegiatan lanjutan.
Dari kegiatan-kegiatan ini, remaja nantinya akan merasa sangat dihargai dan
diperdulikan oleh masyarakat, dan cara seperti menjadi salah satu alternatif untuk
mengantisipasi pergaulan dan kenakalan remaja saat ini.

KESIMPULAN
Kegiatan Pendampingan kepada remaja-remaja masjid sebagai salah satu kader dakwah
nantinya sangat diperlukan agar remaja masjid dapat menyelesaikan permasalahan-
permasalahan yang ada masyarakat. Oleh karena itu, remaja masjid perlu diberikan
bekal pemahaman tentang ilmu kepemimpinan, manajemen, organisasi. Peran remaja
masjid sebagai kader dakwah harus memiliki pemahaman tentang beban dan tanggung
jawab, sehingga dapat menjadi pemimpin yang lebih baik untuk memimpin organisasi
dakwah dan membimbing masyarakat ke arah yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Isbandi R. 2008. Intervensi komunitas pengembangan masyarakat sebagai upaya


pemberdayaan masyarakat. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
A.M.W. Pranarka dan Vidhandika Moeljarto, Pemberdayaan (Empowerment): Konsep,
Kebijakan dan Implementasi. Jakarta: CSIS.
Anoraga, Pandji. 2003. Psikologi Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta.
Freire, Paulo. 2008. Pendidikan Masyarakat Kota. Yogyakarta: LKis.
Handoko T. Hani. 2003. Manajemen. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Hasibuan, Lukman Hakim. 2005. Pemberdayaan Masjid di Masa Depan. Jakarta: Bina.
Mangku, Prawira, Syafri. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik. Jakarta:
Glalia Indonesia.
Maulana, Ahmad. 2004. Kamus Ilmiah Populer. Yogyakarta: Absolut.
Munir. M. 2006. Manajemen Dakwah. Jakarta: Rahmat Semesta. Rena Pariwara.
Pimay, Awaluddin. 2005. Paradigma Dakwah Humanis. Semarang: RaSAIL. Syukir,
Asmuni. 1982. Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya: Al Ikhlas.
[PBNU] Pengurus Besar Nahdatul Ulama. 2004. Pedoman Pengkaderan. Jakarta: Gedung
PBNU.
Sudarmanto. 2009. Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Wikipedia Indonesia. Prinsip – Prinsip Manajemen. Ensiklopedia Indonesia bebas
berbahasa Indonesia. http://www.globe.com. Diakses 01/092021 pukul 20.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai