Anda di halaman 1dari 6

PIMPINAN DARI SAYUR DAN GARAM

NAMA : ABDUL HAMID KADIR


UTUSAN : PC IMM ALOR
NO HP/WA : +62 812-3665-8623

PELATIHAN INSTRUKTUR DASAR (PID) / DARUL ARQAM MADYA (DAM)


REGIONAL NTT
PIMPINAN CABANG
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH KOTA
KUPANG
2023
“Ketika Saya masih muda, dan bebas berimajinasi, saya bermimpi mengubah dunia. Seiring
dengan bertambahnya usia dan kebijaksanaan, saya mendapatkan dunia yang tidak berubah,
sayapun menyederhanakan keinginan saya dan memutuskan hanya ingin mengubah negeri
saya. Usia pun kian senja, usaha terakhir saya adalah berusaha mengubah keluarga, orang-
orang terdekat. Akan tetapi, lagi-lagi mereka tetap sama, tak ada yang berubah.
Dan sekarang, saat saya terbaring sekarat diranjang kematian, tiba-tiba saya menyadari :
bahwa yang seharusnya pertama kali saya lakukan adalah mengubah diri sendir. Kemudian
dengan memberikan ketauladan, saya mengubah keluarga saya, Dorongan dan inspirasi
memungkinkan saya memperbaiki negeri dan siapa tahu, saya mungkin bisa mengubah
dunia. “Anonim” (I. Elfiky, 2007:1)
Itulah kalimat pembuka yang perlu kita cermati bersama karena menjadi seorang
pemimpin haruslah dimulai dari diri sendiri, mengubah diri sendiri, memberikan
ketauladanan, sampai pada menjadi inspirasi untuk regenerasi penerus dengan begitu kita bisa
mengubah DUNIA. Berbicara soal pemimpin, apa itu pemimpin ? Pemimpin adalah istilah
peran bagi seorang individu yang memiliki tanggung jawab terhadap suatu kelompok dalam
mengelola dan mengarahkan tujuan yang ingin dicapai secara bersama. (Wajdi et al., 2022).
Sehingga ketika menjadi seorang pemimpin maka perlu adanya fokus arah gerakan bersama
untuk mencapai tujuan bersama.
Menjadi seorang pemimpin dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah titik
puncak dari sebuah proses perkaderan karena akar dan landasan seseorang memulai karir
dalam kepemimpinan adalah sebuah perkaderan dan yang menjadi katalisator adalah Follow
Up. Bagaikan sayur dan garam, kedua sisi kehidupan IMM yang tidak boleh terpisahkan
yaitu Perkaderan dan Follow Up. Melaksanakan kegiatan perkaderan tentunya diiringi pula
dengan kegiatan follow up demi memantau perkembangan potensi setiap kader IMM setelah
dikaderkan. Melalui para instruktur tangguh yang siap bekerja 24 jam tanpa henti dengan
terus memperhatikan setiap kader yang sudah di baiat adalah sebuah keniscayaan. Tingkah
laku setiap para instruktur seyogyanya menjadi cerminan setiap kader yang baru dikaderkan,
karena lahirnya bibit-bibit para pemimpin IMM dimulai dari masa-masa Follow Up, maka
muncul premis Implikasi Jika dan Maka.

“JIKA Follow Up berjalan dengan Baik


MAKA Kepemimpinan Akan Baik”
Bagaimana mewujudkan Follow up yang baik demi melahirkan pemimpin Baik ?

Tindaklanjut proses perkaderan di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, yang lebih


dikenal dengan istilah "Follow Up," merupakan sebuah program atau kegiatan yang
diorganisir oleh Pimpinan Komisariat atau bidang terkait. Program ini bertujuan untuk
memantau dan mengevaluasi sejauh mana pelaksanaan Perkaderan Darul Arqam Dasar di
kalangan mahasiswa. Follow Up menjadi langkah krusial dalam memastikan bahwa nilai-
nilai dan prinsip-prinsip keorganisasian Muhammadiyah telah benar-benar tertanam dan
diterapkan secara optimal dalam diri setiap kader.
Pimpinan Komisariat atau bidang yang menginisiasi Follow Up biasanya memiliki
tanggung jawab untuk merancang dan melaksanakan kegiatan ini. Mereka melibatkan para
kader yang telah mengikuti Perkaderan Darul Arqam Dasar dalam berbagai interaksi dan
evaluasi yang bersifat formatif. Proses Follow Up tidak hanya sekadar mencari keberhasilan
dalam pemahaman konsep, melainkan juga mengamati implementasi nilai-nilai
Muhammadiyah dalam kehidupan sehari-hari dan aktivitas mahasiswa.
Kegiatan Follow Up melibatkan berbagai metode seperti diskusi kelompok, pelatihan
tambahan, konseling, atau bahkan kunjungan lapangan ke tempat-tempat yang relevan.
Pemantauan melibatkan aspek-aspek seperti keaktifan kader, partisipasi dalam kegiatan
organisasi, serta pengaplikasian nilai-nilai keislaman dan ke-Muhammadiyahan dalam
interaksi sosial dan akademis. Selain itu, pemantauan ini juga dapat mencakup evaluasi
terhadap keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan sosial kemasyarakatan dan kepedulian
terhadap lingkungan sekitar. (Mamala, 2018).
Follow Up dalam konteks perkaderan di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah tidak
hanya sekedar melihat sejauh mana perkembangan peserta, tetapi juga mencakup dimensi
lebih krusial dan terperinci. Seorang kader yang bertanggung jawab dalam bidang ini
diharapkan memiliki wawasan yang mendalam terkait dengan implementasi nilai-nilai
keorganisasian Muhammadiyah dalam kehidupan sehari-hari peserta Perkaderan Darul
Arqam Dasar.
Selain pemantauan terhadap perkembangan peserta, Follow Up juga melibatkan
analisis lebih dalam terkait dengan bagaimana nilai-nilai tersebut tercermin dalam sikap,
perilaku, dan tindakan peserta. Seorang kader yang memiliki tanggung jawab dalam Follow
Up perlu mampu membaca dengan cermat interaksi dan partisipasi peserta dalam kegiatan
organisasi, melihat sejauh mana mereka mampu mengaplikasikan konsep-konsep
keorganisasian dalam situasi dunia nyata.
Follow Up juga menjadi wadah untuk mendengarkan aspirasi, permasalahan, dan
kebutuhan peserta Perkaderan. Dengan pendekatan yang lebih terperinci, kader bertanggung
jawab dapat menciptakan ruang dialog dan refleksi bersama, membangun keterbukaan untuk
diskusi tentang tantangan dan peluang yang dihadapi peserta. Ini membantu membentuk
hubungan yang lebih erat antara kader pembina dan peserta, menciptakan lingkungan yang
kondusif untuk pertumbuhan pribadi dan keorganisasian.. maka hal yang perlu ditinjau dalam
follow up adalah :

1. Follow Up Pelaksanaan Perkaderan yang telah dilakukan


2. Follow Up Peserta setelah dikaderkan
3. Follow Up Pimpinan Komisariat atau tingkatan di atasnya yang saling terkait
4. Follow Up Indeks ketercapaian tiap kader menuju amanah menjadi seorang pemimpin

Perlu adanya strategi dalam melakukan Follow Up demi mencapai pemimpin yang baik

Strategi pertama, menindaklanjuti sejauh mana pelaksanaan perkaderan yang telah


dilakukan, dengan menindaklanjuti pelaksanaan perkaderan yang telah dilakukan misalnya
dimulai dari kepanitiaan, sejauh mana panitia sudah bekerja untuk menyukseskan kegiatan
tersebut dimulai dari pembentukan pantia, pembahasan kegiatan, dan pemantapan kegiatan.
Dalam pelaksanaan kegiatan perlu dilihat sejauh mana panitia bekerja dengan baik saling
terkoordinir secara hierarki antara penanggungjawab kegiatan dan kepanitiaan, kekompakkan
dalam melaksanakan kegiatan perlu digenggam dengan baik tidak boleh ada saling perintah
memerintah bagaikan bos besar atau sikut-menyikut selama kegiatan berlangsung, lakukan
keharmonisan menjadi panitia hingga selesai kegiatan (Annisa, 2021).

Strategi kedua, menjadi seorang instruktur memiliki tugas yang amat mulia, instruktur
yang baik akan melahirkan kader yang baik dan regenerasi kepemimpinan yang baik,
sehingga ketika menjadi seorang instruktur haruslah berwibawa, penuh keilmuan,
pengetahuan, berjiwa luwes, tidak menunjukkan sisi negatif di depan peserta tidak boleh
bermain-main atau guyon, serius membimbing dengan hati dan penuh keteladanan hingga
selesai kegiatan. (Musfah, 2018)

Strategi Ketiga, proses Follow up tidak boleh terbatas pada materi tok tetapi harus
luwes maka proses Follow Up perlu dilaksanakan setiap hari hingga 6 bulan berjalan baik
intra materi maupun ekstra materi, intra materi seperti kegiatan diskusi saling berbagi
informasi baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan. selanjutnya terkait dengan ekstra
materi yaitu sebuah peraktek atau Outbound seperti : kemah kader, jejak petualang kader dan
lain-lain untuk meningkatkan kedewasaan, mental peserta dan jiwa kepemimpinan (Malik,
2015).

Strategi Keempat, terus mengadakan evaluasi internal di dalam satu hierarki


kepemimpinan, belajar menjadi pemimpin yang baik pandai mengambil keputusan sehingga
tidak hilang arah dan dicap sebagai pimpinan asal nama dan tidak amanah, siapa pimpinan
yang tidak amanah itu ? pemimpin yang ketika menghadapi masalah bukan dibicarakan dan
dicari jalan keluarnya malah ditinggalkan dengan segudang tanda tanya (I Makkacici,
2021:112). Daya tarik yang sangat besar antara pimpinan dan kader baru adalah keteladanan
serta kedewasaan seorang pemimpin (Problem Solving Maker), kecacatan dalam
kepemimpinan dapat mempengaruhi ketiga strategi di atas sehingga jika terdapat masalah
rajin-rajin tabayyun mengambil keputusan dalam musyawarah mufakat.

KARENA PEMIMPIN YANG BAIK ADALAH PEMIMPIN YANG MENGAMBIL


SUATU KEPUTUSAN MELALUI MUSYAWARAH MUFAKAT

Daftar Pustaka

Annisa, T. (2021). Tips membangun kerja sama tim yang wajib diterapkan (1st ed., Issue
November). 1. https://www.ekrut.com/media/mudah-ini-7-tips-membangun-kerja-sama-
tim-yang-baik

Elfiky, ibrahim. (2007). Terapi NLP Neuro Linguistic Programming menciptakan master
komunikasi yang komunikatif. Jakarta selatan : Hikmah (PT Mizan Publika)

Jejen Musfah. (2018). Mendidik dengan Hati dan Keteladanan. In Hasil Riset Pendidikan Guru Anak
Usia Dini (1st ed., Vol. 1, Issue 1). https://www.uinjkt.ac.id/mendidik-dengan-hati-dan-
keteladanan/

Makkacici, I. (2021). Tuhan Itu Pemilih menata diri dalam berjuang. bertahan dan
meikhlaskan. Banyuwangi : CV Rex Media

Mamala, T. S. D. (2018). Tips Follow Up IMM Alor (1st ed., p. 2018).


https://www.infomenarikmukmin.com/2018/01/follow-up-imm-alor.html

Wajdi, F., Tundreng, S., & Putra, Z. (2022). Implementasi Peran Dan Kontribusi Pemimpin
Dalam Kebijakan Pendidikan Indonesia Bagi Mahasiswa Di Era Pandemi. J. A. I :
Jurnal Abdimas Indonesia, 2797–2887. https://dmi-journals.org/jai/
Malik, A. (2015). FOLLOW UP MASTA ( KEMAH KADER ) (1st ed., Vol. 1, p. 2015). 1.
https://adammalikfki.wordpress.com/2015/10/28/follow-up-masta-kemah-kader/

Anda mungkin juga menyukai