Anda di halaman 1dari 10

Nama : Melya Rosiana

NIM : 1886206275
KELAS : 7 E

RESUME MATERI MANAJEMEN PENDIDIKAN


Pengertian Manajemen
Terry dan Muhamad Mustari menyatakan Manajemen adalah suatu proses atau kerangka
kerja yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok ke arah tujuan
organisasional atau maksud-maksud nyata .
Riky W. Griffin dalam Muhamad Mustari berpendapat bahwa Manajemen sebagai proses
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk
mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efisien
Pengertian Pendidikan
 Menurut Husaini usman: “Manajemen Pendidikan yaitu sebagai proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya Pendidikan untuk
mencapai tujuan Pendidikan secara efektif, efisien, mandiri dan akuntabel.”
 Menurut Suharmisi Arikunto: “Manajemen Pendidikan adalah suatu kegiatan atau
rangkaian kegiatan berupa proses pengelolaan usaha Kerjasama sekelompok manusia
dalam organisasi Pendidikan untuk mencapai tujuan Pendidikan yang telah ditetapkan
sebelumnya agar lebih efektif dan efisien
Jadi, Manajemen Pendidikan merupakan penerapan fungsi-fungsi manajemen berupa
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan dalam mengelola sumber daya
yang terdapat dalam organisasi Pendidikan guna mencapai tujuan Pendidikan secara efektif
dan efisien.
FUNGSI MANAJEMEN PENDIDIKAN
 Bateman & Zeithaml mengemukakan: bahwa kata kunci fungsi manajemen meliputi
perencanaan, pengorganisasian dan penyusunan staf, memimpin dan mengendalikan.
ASAS MANAJEMEN PENDIDIKAN
Malayu S.P. Hasibuan mengutip pandangan Henry Fayol, asas-asas umum dalam manajemen
, sebagai berikut:
 Division of Work (asas pembagian kerja)
 Authority and responsibility (asas wewenang dan tanggung jawab)
 Disiplin
 Prinsip efisiensi dan efektivitas

RESUME MATERI MANAJEMEN PENGEMBANGAN ESKUL SD


Kegiatan Ekstrakurikuler adalah program pendidikan yang alokasi waktunya tidak ditetapkan
dalam kurikulum. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan perangkat operasional (supplement
dan complements) kurikulum, yang perlu disusun dan dituangkan dalamkerja
tahunan/kalender pendidikan satuan pendidikan.
Kegiatan ekstrakurikuler menjembatani kebutuhan perkembangan peserta didik
yang bebeda, seperti :
 Nilai Moral dan Sikap
 Kemampuan
 Kreativitas
Dalam Kurikulum 2013, pendidikan Kepramukaan ditetapkan sebagai kegiatan
ekstrakurikuler wajib. Dengan demikian pencapaian Kompetensi Inti Sikap Spiritual (KI 1),
Sikap Sosial (KI 2), dan Keterampilan (K3) memperoleh penguatan bermakna (meaningfull
learning) melalui fasilitasi sistemik-adaptif pendidikan Kepramukaan di lingkungan satuan
pendidikan. Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan kegiatan-kegiatan di lingkungan
sekolah (intramural) dan di luar sekolah (ekstramural) sebagai upaya memperkuat proses
pembentukan karakter bangsa yang berbudi perkerti luhur sesuai
dengan nilai dan moral Pancasila

Sejarah Kepanduan Dunia


1. Riwayat Hidup Boden Vowell
Sejarah pendidikan kepramukaan tidak dapat dilepaskan dari riwayat hidup pendiri
gerakan kepramukaan sedunia, yaitu “Lord Robert Baden-Powell of Gilwell”.
Pengalaman beliaulah yang mendasari pembinaan remaja di negara Inggris, yang
kemudian tumbuh berkembang menjadi gerakan kepramukaan.
Pengalaman Baden-Powell yng berpengaruh pada kegiatan banyak sekali dan menarik, antara
lain :
 Karena ditinggal ayahnya sejak kecil, maka mendapatkan pembinaan watak ibunya.
 Dari kakaknya mendapatkan latihan ketrampilan berlayar, berenang, berkemah, olah
raga, dan lain-lain.
 Pengalaman mengalahkan kerajaan Zulu di Afrika dan mengambil kalung manik kayu
milik Raja Dinizulu.
Pengalaman ini ditulis dalam buku Aids to Scouting yang merupakan petunjuk bagi
tentara muda Inggris agar dapat melaksanakan tigas penytidik dengan baik
. Sejarah Kepanduan Sedunia
Awal tahun 1908, Baden-Powell menulis pengalamnnya untuk acara latihan kepramukaan
yang dirintisnya. Kumpulan tulisannya ini dibuat di buku dengan judul Scouting for Boy.
Buku ini cepat tersebar di Inggris dan negara-negara lain yang bkemudian berdiri organisasi
kepramukaan yang semula hanya untuk laki-laki dengan nama “Boys Scout ”.
Tahun 1912, atas bantuan adik perempuannya, Agnes. Didirikan organisai kepramukaan
untuk wanita dengan nama “Girl Guides ”yang kemudian diteruskan oleh istri beliau.
Tahun 1916, berdiri kelompok pramuka usia siaga dengan nama CUB (anak serigala)
dengan buku The Jugle Book karangan Rudyard Kipling sebagai pedoman kegiatannya. Buku
ini bercerita tentang Mowgli si anak rimba yang dipelihara di hutan oleh induk serigala.

RESUME MATERI PRAMUKA


RESUME MATERI PMR
Pengertian Palang Merah Remaja ( PMR )
Palang Merah Remaja (PMR) adalah wadah pembinaan dan pengembangan anggota remaja
PMI, yang selanjutnya disebut PMR. Terdapat di PMI kota atau kabupaten di
seluruh Indonesia, dengan anggota lebih dari 5 juta orang, anggota PMR merupakan salah
satu kekuatan PMI dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan kemanusiaan dibidang kesehatan
dan siaga bencana, mempromosikan prinsip-prinsip dasar gerakan palang merah dan bulan
sabit merah internasional, serta mengembangkan kapasitas organisasi PMI.
Jenjang PMR
1. PMR Mula adalah PMR dengan tingkatan setara pelajar Sekolah Dasar (10-12
tahun). Warna slayer hijau muda.
2. PMR Madya adalah PMR dengan tingkatan setara pelajar Sekolah Menengah
Pertama (12-15 tahun). Warna slayer biru langit.
3. PMR Wira adalah PMR dengan tingkatan setara pelajar Sekolah Menengah Atas (15-
17 tahun). Warna slayer kuning cerah.
Hak PMR
( Palang Merah Remaja )
1. Dapatkan kartu anggota.
2. Dapatkan pembinaan dan pengembangan PMI.
3. Ekspresi dalam forum rapat atau pertemuan PMI melalui PMI.
4. Memperoleh pengakuan serta penghargaan sesuai dengan prestasi.
Kewajiban PMR
( Palang Merah Remaja )
1. Membayar iuran keanggotaan.
2. Melaksanakan Tri Bakti PMR.
3. Menjalankan dan membantu mensosialisakan prinsip-prinsip dasar gerakan PMR dan
bulan sabit merah internasional.
4. Mematuhi AD/ART PMI menjaga nama baik dan kehormatan PMI
PERAN & TUGAS PMR ( Palang Merah Remaja )
1. Pembinaan PMR
Wakil Kepala Sekolah bidang Kawasan atau guru yang ditunjik oleh sekolah untik
melakukan pembinaandan pengembangan unit dan anggota PMR disekolah yang
bersangkutan. Yang memiliki tigas yaitu sebagai berikut :
a. Melakukan pembinaan dan pengembangan PMR di Unit PMR masing-masing.
b. Mengembangkan kegiatan kepalang merahan antara lain melakukan sosialisasi dan
advokasi ke sekolah.
c. Memfasilitasi pemberukan Unit PMR baru, Meningkatkan jaringan PMR baru,
Meningkatkan jaringan komunikasi dan koordinasi antar Pembina PMR maupun
sekolah/Lembaga,
d. Menjadi fasilitator dalam proses perencanaan dan pelaksanaan kegiatan PMR.
2. Pengurus Unit PMR
Berasal dari anggota PMR kelompok tersebut, terdiri dari ketua, wakil ketua, sekertaris,
bendahara dan seksi-seksi sebagaimana tercantum dalam struktur, yang memiliki tugas
sebagai berikut :
a. Memberikian usulan rencana kegiatan melalui FORPIS.
b. Mengkordinir anggota untuk melakukan program kerja PMR Unit PMR dan hasil
kesepakatan FORPIS dengan pendekatan youth center
c. Melakukan evaluasi kegiatan dan memberikan laporan kepada Pembina PMR.
3. PMR Mula
PMR Mula berfungsi sebagai Peersupport, yaitu memberikan dukungan, bantuan, semangat
kepada teman sebaya agar meningkatkan keterampilan hidup sehat. PMR Wira berfungsi
sebagai Peereducatior, yaitu Pendidikan sebaya keterampilan hidup sehat.
4. PMR Madya dan Wira
PMR Madya berfungsi sebagai Peersupport, yaitu memberikan dukungan, dukungan,
semangat kepada teman sebaya agar meningkatkan keterampilan hidup sehat. PMR Wira
berfungsi sebagai Peereducator, yaitu pendidik sebaya keterampilan hidup sehat.

PENDIDIKAN & PELATIHAN PMR


( Palang Merah Remaja )
Proses pelatihan dapat dilakukan oleh PMI Kota/Kabupaten dan satuan PMR, Kurikulum
yang sesuai yang telah ditetapkan. Waktu menyesuaikan diri dengan kalender Pendidikan,
terintergrasi dengan kegiatan tertentu, serta yang telah disepakati antara PMI
Kota/Kabupaten, fasilitator/pelatih dan anggota PMR. Materi pokok pelatihan PMR yaitu:
1. Gerakan Kepalangmerahan, Cakupan materinya antara lain sejarah, lambing, kegiatan
kepalangmerahan, penyebarluasan prinsip-prinsip dasar Gerakan palang merah dan
bulan sabit merah internasional.
2. Kepemimpinan, Cakupan materinya antara lain bekerjasama, berkomunikasi,
bersahabat, menjadi pendidik sebaya,
3. Pertolongan Pertama, Cakupan materinya antara lain Menghubungi dokter/rumah
sakit, melakukan pertolonganpertama di sekolah dan rumah, menolong diri sendiri.
RESUME MATERI LDKS
LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN SISWA
Yaitu kegiatan untuk mendalami dan memahami dasar organisasi. Tujuan diadakannya
LDKS yaitu :
- menumbuhkan jiwa kepemimpinan
- Memiliki keterampilan dan pemahaman tentang organisasi yang lebih baik
- dapat lebih berani dan bermain peran aktif dengan tampil
Manfaat ldks :
- mengetahui bahwa setiap diri harus mampu memimpin diri
- mampu berpikir positif
- Membangun kepercayaan diri,
Pelaksanaan Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS) ini bersifat terbuka, mereka diberi
pembekalan terlebih dahulu.
metode dalam LDKS sangat beragam tergantung Pembina ingin menggunakan metode yang
seperti apa dan menyesuaikan kebutuhan siswa, dan lingkungan. Tetapi yang sering
digunakan yaitu metode experiental learning atau learning by doing. Dimana peserta diajak
melakukan suatu pengalaman tertentu dalam bentuk simulasi atau games
Dampak Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa Terhadap Pembentukan Personal Leadership
Siswa
- Siswa atau siswi diharapkan dapat memiliki karakteristik seorang pemimpin
- Siswa atau siswi diharapkan dapat lebih berani dan bermain peran aktif

RESUME MATERI PASKIBRA


Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (PASKIBRAKA) lahir bersamaan dengan Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia yang dikumandangkan di Jalan Pegangsaan Timur No. 56,
Jakarta, 17 Agustus 1945. Setelah pernyataan kemerdekaan Indonesia, untuk pertama kali
secara resmi didengarkan, bendera kebangsaan merah putih dikibarkan oleh dua orang muda
mudi yang dipimpin oleh Latief Hendradiningrat. Bendera yang dijahit tangan oleh
Fatmawati Soekarno inilah yang kemudian disebut "Bendera Pusaka". Bendera pusaka
berkibar pada siang dan malam di tengah perjuangan melawan agresi Belanda
Sejarah Bendera Pusaka dan Paskibraka
Gagasan Paskibraka lahir pada tahun 1946, pada saat ibu kota Indonesia dipindahkan ke
Yogyakarta. Memperingati HUT Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-1, Presiden Soekarno
memerintahkan salah satu ajudannya, Mayor (Laut) Husein Mutahar, untuk menyiapkan
pengibaran bendera pusaka di halaman Istana Gedung Agung Yogyakarta. Pada saat itulah, di
benak Mutahar terlintas suatu gagasan bahwa sebaiknya pengibaran bendera pusaka
dilakukan oleh para pemuda dari seluruh penjuru Tanah Air, karena mereka adalah generasi
penerus perjuangan bangsa yang bertugas.
Tetapi, karena gagasan itu tidak mungkin terlaksana, maka Mutahar hanya bisa
menghadirkan lima orang pemuda (3 putra dan 2 putri) yang berasal dari berbagai daerah dan
kebetulan sedang berada di Yogyakarta, salah satunya Siti Dewi Sutan Assin. Lima orang
tersebut melambangkan Pancasila. Sejak itu, sampai tahun 1949, pengibaran bendera di
Yogyakarta tetap dilaksanakan dengan cara yang sama.
Ketika Ibu kota dikembalikan ke Jakarta pada tahun 1950, Mutahar tidak lagi menangani
pengibaran bendera pusaka. Pengibaran bendera pusaka pada setiap 17 Agustus di Istana
Merdeka dilaksanakan oleh Rumah Tangga Kepresidenan sampai tahun 1966. Selama
periode itu, para pengibar bendera diambil dari para pelajar dan mahasiswa yang ada di
Jakarta. Pada tahun 1967, Husein Mutahar dipanggil Presiden Soeharto untuk menangani lagi
masalah pengibaran bendera pusaka. Dengan ide dasar dari pelaksanaan tahun 1946 di
Yogyakarta, dia kemudian mengembangkan lagi formasi pengibaran menjadi 3 kelompok
yang dinamai sesuai jumlah anggotanya, yaitu:
Pasukan 17 / pengiring (pemandu),
Pasukan 8 / pembawa bendera (inti),
Pasukan 45 / pengawal
Jumlah tersebut merupakan simbol dari tanggal Proklamasi Kemerdekaan RI, 17 Agustus
1945 (17-8-45).

Rekrutmen dan seleksi terhadap seseorang yang akan menjadi calon PASKIBRAKA
dialakukan secara berjenjang dan bertahap. Seleksi anggota PASKIBRAKA dilakukan
disetiap tingkatan, yaitu :
1. Tingkat Kabupaten/Kota Seorang calon, akan diseleksi di Tingkat Kabupaten/Kota dengan
materi seleksi meliputi tes tertulis, wawancara, baris-berbaris, kesegaran
jasmani/olahraga, kesenian, dan lain-lain
2. Tingkat Provinsi Seleksi di Tingkat Provinsi adalah gabungan peserta hasil seleksi tingkat
Kabupaten/Kota. Materi seleksi hampir sama dengan tingkat Kabupaten/Kota, tetapi dengan
bobot yang lebih tinggi. Selama di asrama peserta seleksi juga akan diamati perilakunya
dalam kehidupan sehari-hari, sehingga akan didapat data kemampuan setiap peserta, baik
kemampuan akademis maupun kemampuan non-akademis.Selanjutnya peserta yang lulus
hasil seleksi ditingkat Provinsi dipilih dua pasang (2 putra dan 2 putri) terbaik untuk
mengikuti seleksi di tingkat nasional.
3. Tingkat Nasional Dua pasang calon peserta Paskibraka terbaik utusan Provinsi yang
terpilih selanjutnya mengikuti seleksi di Tingkat Nasional. Dari dua pasang utusan Provinsi
akan dipilih satu pasang yang terbaik untuk bertugas sekaligus menjadi anggota Paskibraka di
Tingkat Nasional. Seleksi ditingkat Nasional akan dilakukan sebelum pelaksanaan pemusatan
latihan. Bagi calon peserta Paskibraka yang lulus seleksi akan dididik dan mengikuti
pemusatan latihan Paskibraka untuk melaksanakan tugas di Istana Merdeka, sedangkan yang
tidak lulus seleksi akan ditugaskan di Provinsi dan menjadi anggota Paskibraka Tingkat
Provinsi

. Bentuk Kegiatan :
 Rekrutmen dan Seleksi
Rekrutmen dan Seleksi calon peserta Paskibraka dilaksanakan berjenjang dan
bertahap.

Pemusatan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) ;


Pemusatan Diklat Paskibraka dapat dilaksanakan di wilayah Kota,Ibukota
Kabupaten,Provinsi, dan Pusat Kedudukan/Ibukota Negara

Pelaksanaan Pengibaran dan Penurunan Bendera Pusaka ;


Pelaksanaan pengibaran dan penurunan Bendera Pusaka oleh Paskibraka dilaksanakan
di masing-masing Kabupaten/Kota,Provinsi,dan di Istana Merdeka sesuai
penugasannya.

RESUME MATERI PERMAINAN TRADISIONAL


Permainan Congklak
Congklak merupakan salah satu jenis permainan tradisional yang populer pada zaman dahulu.
Permainan ini menggunakan papan kayu yang memiliki 14 hingga 16 lubang dengan dua
lubang di ujung papan. Permainan ini dimainkan biji-bijian atau batu kecil yang dipindahkan
dari satu lubang ke lubang lainnya memutar secara berurutan. Permainan tradisional ini pun
populer dan banyak dimainkan oleh masyarakat Jawa pada zaman dulu. Biasanya permainan
ini dimainkan oleh dua orang pemain
Alat yang di gunakan : 1. Papan congklak
2. Biji Congklak (Kulit kerang-kerangan, bantu hias, kelereng dll.
Tempat bermain : Di dalam rumah, di teras rumah, pos bermain.
Jumlah pemain : 2 orang
Cara bermain :
1. Isi setiap lubang papan congklak (kecuali lobang induk) dengan biji congklak.
2. Menentukan siapa yang bermain terlebih dahulu dan menjalankan permainannya.
3. Kemudian sebarkan masing-masing biji congklak ke lubang papan congklak tersebut
sesuai jarum jam.
Permainan Lompat tali karet adalah permainan yang dimainkan menggunakan tali karet
sebagai alat permainannya. Jenis permainan ini termasuk ke dalam permainan tradisional
yang memanfaatkan kekuatan dan kerja sama para pemainnya. Tali karet yang digunakan
dalam permainan lompat tali karet dianyam memanjang. Cara menganyamnya, yaitu
menyambungkan sua karet pertama dengan dua karet selanjutnya, sehingga bentuknya
memanjang 3 sampai 4 meter. Sebagai permainan tradisional, permainan lompat tali karet
tersebar di beberapa daerah di Indonesia dengan nama yang berbeda-beda. Nama lain
untuk permainan lompat tali karet adalah Yeye (Lampung), Tali Merdeka (Riau),
Lompatan, dan sebagainya.
Manfaat bermian lompat tali :
1. Meningkatkan keseimbangan
2. Meningkatkan kekuatan otot
3. Menurunkan berat badan
4. Meningkatkan kesehatan jantung
5. Meningkatkan suasana hati

Permainan kelereng adalah permainan yang sangat disukai oleh anak-anak bahkan orang
dewasa-pun kadang ikut “nimbrung” dalam permainan,sebatas untuk nostalgia atau
hiburan. Permainan kelereng termasuk salah satu permainan rakyat yang sangat populer.
Kelereng tersebut terbuat dari adonan semen dan kapur berbentuk bulat sebesar ibu jari,
atau terbuat dari batu wali yang permainan ini sangat membutuhkan keahlian.
Bermain kelereng dapat melatih kemampuan motorik halus anak.kemampuan jari dalam
permainan kelereng sangat penting,terutama untuk mengatur kekuatan dan kecepatan
kelereng. Selain itu permainan ini juga melatih anak untuk fokus. Jika ia tidak fokus
berati ia tidak akan menggerakan kelereng sesuai dengan yang diinginkan.

Benteng adalah permaianan yang dimainkan oleh 2 grup, masing- masing terdiri dari 4
sampai 8 anak. Masing- masing grup memilih suatu tempat sebagai markas, biasanya
sebuah tiang,batu atau pilar yang disebut “benteng”.
Manfaat permainan benteng
Permainan bentengan melatih keterampilan motorik anak. Anak berlari kesana
kemari,menghindari kejaran musuh atau mengejar dan lainya adalah aktivitas untuk
melatih keterampilan motorik kasar .
Selain itu permainan bisa menjadi media anak untuk bersosialisasi karena berkelompok
dapat berpeluang mengembangkan emosi dan sosial anak.

Anda mungkin juga menyukai