Anda di halaman 1dari 34

BAB IV

ANALISIS DESAIN BAJA RINGAN

4.1. ANALISIS DESAIN MANUAL


Analisis desain baja ringan pada elemen rangka atap dibagi dalam
dua kategori, yaitu analisis batang tekan dan analisis batang tarik. Analisis
ini didasarkan pada nilai gaya batang yang terjadi akibat beban luar.
Berikut ini adalah contoh analisis desain baja ringan pada sebuah
kasus rangka atap.
• Pembebanan

Gambar 4.1. Kasus Pembebanan

• Analisis Gaya Batang


Setelah dilakukan analisis dengan menggunakan SAP 2000 V.10,
maka diperoleh diperoleh hasil nilai gaya batang sebagai berikut :

Tarik 

Tekan 
Gambar 4.2. Gaya Batang

IV - 1
Tabel 4.1. Nilai Gaya Batang
Frame Station P
Text m N
1 1.523 -4489.15
2 1.523 -2622.01
3 1.523 -2622.01
4 1.523 1112.25
5 1.523 1112.25
6 1.400 2399.8
7 1.400 2399.8
8 1.523 1112.25
9 1.523 1112.25
10 1.523 -2622.01
11 1.523 -2622.01
12 1.523 -4489.15
13 1.414 2773.74
14 1.414 2773.74
15 1.414 -693.43
16 1.414 -693.43
17 1.414 -4160.61
18 1.400 2.225E-12
19 1.400 -2.225E-12
20 1.414 -4160.61
21 1.414 -693.43
22 1.414 -693.43
23 1.414 2773.74
24 1.414 2773.74
25 0.400 -1.784E-11
26 1.414 -1733.59
27 0.800 -980.67
28 0.000 2427.02
28 0.990 2427.02
28 1.980 2427.02
29 1.200 0
30 1.720 -2109
31 1.600 -980.67
32 2.608 3196.58
33 2.000 -4601.81
34 2.441 590.59
35 2.000 -975.98
36 2.441 590.59
37 2.000 -4601.81
38 2.608 3196.58
39 1.600 -980.67
40 1.720 -2109
41 1.200 0
42 1.980 2427.02
43 0.800 -980.67
44 1.414 -1733.59
45 0.400 0
Sumber : SAP 2000 V.10

IV - 2
Pada contoh kasus di atas, batang 32,33,37, dan 38 mengalami gaya
batang yang paling maksimal. Batang 32 dan 38 mengalami gaya tekan
sebesar -4601.81 N dan batang 33 dan 37 mengalami gaya tarik sebesar
3196.58 N. Nilai gaya batang tersebut, baik tekan maupun tarik ini akan

digunakan sebagai sampel analisis desain.

4.1.1. Desain Batang Tekan


Pada batang tekan, desain dihadapkan pada antisipasi tekuk
yang dapat terjadi pada tiap sumbu elemennya. Karena tekuk
tersebut berpengaruh pada nilai struktural batang yang bersangkutan.
Sehingga penampang yang dipilih adalah penampang dengan nilai
kapasitas yang dapat menahan tekuk yang akan terjadi.
Berikut ini adalah contoh desain batang tekan dari contoh
struktur kuda – kuda di atas :

a. Data Analisis
1. Gaya batang : 4601.81 N
2. Panjang batang : 2000 mm
3. Profil desain : Profil C 75 x 75 ( PT. Smartruss )

Gambar 4.3. Properti Dimensi Profil C

IV - 3
4. Data profil :
h = 74.14mm
b = 39.28mm
a = 10.38mm
t = 0.73mm
A = 124.494mm 2
Ix = 115618.946mm 4
Iy = 27791,423mm 4
FY = 500 MPa
E = 203000MPa
Stifner = 2 buah ( multipe stiffener )

b. Analisis Perhitungan
1. Efektifitas Elemen Pengaku (stiffener)
Elemen pengaku terdapat pada elemen badan,
Batasan Elemen Pengaku
⎛ h ⎞
Ia = ⎜ 4 − 26 ⎟t 4 ≥ 18t 4
⎝ t ⎠
⎛ 74.14 ⎞
Ia = ⎜ 4 x − 26 ⎟0.73 4 ≥ 18 x0.73 4
⎝ 0.73 ⎠
Ia = 107.98mm 4 ≥ 5.1mm 4

4
⎡ h ⎛ h ⎞⎤ ⎛ h ⎞
Is = 5ht ⎢
3
− 0.7⎜⎜ ⎟⎟⎥ ≥ ⎜ ⎟
⎣ astif ⎝ astif ⎠⎦ ⎝ 50 ⎠
Jarak elemen pengaku ( astif ) = 47.17mm

⎡ h ⎛ h ⎞⎤ ⎛ h ⎞
Is = 5ht 3 ⎢ − 0.7⎜⎜ ⎟⎟⎥ ≥ ⎜ ⎟
⎣ astif ⎝ astif ⎠⎦ ⎝ 50 ⎠
⎡ 74.14 ⎛ 74.14 ⎞⎤ ⎛ 74.14 ⎞
Is = 5 x74.14 x0.733 ⎢ − 0.7⎜ ⎟⎥ ≥ ⎜ ⎟
⎣ 47.17 ⎝ 47.17 ⎠⎦ ⎝ 50 ⎠
Is = 68mm 4 ≥ 1.48mm 4

IV - 4
Is < Ia..........(elemen pengaku berpengaruh pada ketebalan
elemen penampang)

Tebal Efektif Akibat Elemen Pengaku


Untuk profil C 75x75,
nilai wm = 59.14 mm

p = 60.68 mm
Isf = 19.6 mm4
1/ 3
⎡w 3I sf ⎤
ts = t ⎢ m + ⎥
⎢⎣ 2 p pt 3 ⎥⎦
1/ 3
⎡ 59.14 3 x19.6 ⎤
t s = 0.73⎢ + ⎥
⎣ 2 x60.68 60.68 x0.73 3 ⎦

t s = 0.93mm

Nilai tebal efektif penampang


elemen badan, teff = ts
elemen sayap, teff = t

2. Batas Kelangsingan Elemen Penampang.


k .E
Wlim = 0.644
f
4 x 203000
= 0.644
⎛ 4601.8 ⎞
⎜ ⎟
⎝ 124.494 ⎠
= 95.45
Syarat Batasan :
h h
ƒ Web, Ww = < 200, dan Ww = < Wlim
teff teff
74.14
Ww = = 79.72 < 200 , dan Ww < Wlim
0.93
Syarat, Ww < Wlim Maka : Ww = W

IV - 5
b b
ƒ Flange, Wf = < 200 , dan Wf = < Wlim
teff teff
39.28
Wf = = 53.808 < 200 , dan Wf < Wlim
0.73
Syarat, Wf < Wlim Maka : Wf = W

3. Luasan Efektif (A e)

Dari batasan penampang untuk :

ƒ Web
didapat Ww= 79.72
maka, he = Ww . ts
= 79.72 x 0.93
= 74.14 mm
ƒ Flange
didapat Wf = 53.808 mm
maka, be = Wf . t
= 53.808 x 0.73
= 39.28 mm
Maka nilai luas efektif penampang adalah :
Ae = [(74.14 − 2 x0.73 )x0.93] + [2 x(39.28 x0.73)] +
[2 x(10.38 − 0.73)x0.73]
Ae = 139.03mm 2

IV - 6
Gambar 4.4. Penampang Efektif Profil C 75x75

4. Buckling Arah y ( Non Simetri )

π 2 .E.I y
ƒ Pycr =
(Ky . Ly )2
10 x 203000 x 27791,423
=
(1 x 2000)2
= 14104.147 N

14104.147
ƒ Fey =
139.03
= 101.454 MPa

ƒ Fpy = 0.833 (Fey )


= 0.833 x (101.454 )
= 84.51 MPa

Syarat : Fpy ≤ Fy
2
84.51 ≤ 250
Maka : Fay = Fpy

IV - 7
ƒ Cry = φ . Ae . Fay
= 0.9 x 139.03 x 84.51
= 11748 .75 N

Cry > Pload


11748.75 N > 4601.81 N (…Aman)

5. Buckling Arah x ( Simetri )

π 2 .E.I x
ƒ Pxcr =
(Kx. Lx)2
10 x 203000x115618.946
=
(1 x 2000)2
= 58676.615N

58676.615
ƒ Fex =
139.03
= 422.073 MPa

ƒ Fpx = 0.833 (422.073 )


= 351.59 Mpa

Syarat : Fpx ≥ Fy
2
351.59 ≥ 250
Maka :
⎛ Fy 2 ⎞
Fax = Fy − ⎜⎜ ⎟⎟
⎝ 4. Fpx ⎠
⎛ (500 )2 ⎞
= 500 − ⎜⎜ ⎟

⎝ 4 x 351 .59 ⎠
= 322.23 Mpa

IV - 8
ƒ Crx = φ . Ae . Fa x
= 0.9 x139.02 x322.23
= 40317 .35 N

Crx > Pload


40317.35 N > 4601.81 N (….Aman)

6. Lateral Torsional Buckling

E
• G=
2(1 + Ω)
203000
G= = 78076.923Mpa
2(1 + 0.3)

1
ƒ J = ∑ ( bi.hi 3 )
3
⎛ 1 ⎞ ⎛1 ⎞ ⎛1 ⎞
J = 2⎜ x39.28 x0.733 ⎟ + ⎜ x 74.14 x 0.73 3 ⎟ + 2⎜ x10.38 x 0.733 ⎟
⎝ 3 ⎠ ⎝ 3 ⎠ ⎝ 3 ⎠
J = 10.19 + 9.614 + 2.69
J = 22.493mm 4

Ix
ƒ rx = A
115618.946
rx =
124.494
rx = 30.474mm

h 2 xo
ƒ ex =
4 rx 2
74.14 2 13.6
ex =
4 30.474 2
ex = 20.124mm

IV - 9
ƒ x = ex + xo
= 20.124 + 13.6
= 33.724 mm 2

ƒ Iw = 27791,423 + 124.494.x13.6 2
Iw = 50817.833mm 4

h2
ƒ Cw = ( Iw − xo.ex. A)
4
74.14 2
Cw = (50817.833 − 13.6 x 20.124 x124.494)
4
Cw = 23011438 .75mm 6

ƒ Ips = I x + I y + A . x 2
(
= (115618.946 + 27791,423) + 124.494 x 33.724 2 )
= 284998.413 mm 4

Ips
ƒ ro =
A
284998.413
=
124.494
ro = 47.846 mm

xo 2
ƒ β = 1− 2
ro

= 1−
(33.724 )2

(47.846 ) 2

= 0.503

1 ⎡⎛ π 2 . E . Cw ⎞ ⎤
ƒ Pz = x ⎢⎜⎜ ⎟ + (G . J )⎥

⎢⎣⎝ (k . L ) ⎠
2 2
ro ⎥⎦
⎡⎛ 10 x 203000 x 23011438.75 ⎞
1 ⎤
= x ⎢ ⎜ ⎟ + (78076.92 x 22.493)⎥
(47.846)2 ⎢⎣⎜⎝ (1 x 2000)2 ⎟
⎠ ⎦⎥
= 5868.435N

IV - 10
5868 .435
ƒ Fz =
139.03
= 42.213 Mpa

1
ƒ Fst = x ⎡(Fex + Fz ) − (Fex + Fz )2 − 4.β .Fex .Fz ⎤⎥
2.β ⎢⎣ ⎦

1 ⎡(471.320 + 42.213) − ⎤
= x⎢ ⎥
2 x (0.503) ⎢⎣ (471.320 + 42.213)2 − 4.(0.503)(471.320 )(42.213 )⎥⎦
= 40.579 Mpa

ƒ Fpz = 0.833 (Fst )


= 0.833 x ( 40.579 )
= 33.8 Mpa

Syarat : Fpz ≤ Fy
2
37.541 ≤ 250
Maka :
Faz = Fpz

ƒ Crz = φ . Ae . Faz
= 0.9 x 139.02s x 33.8
= 4103.87 N

Crz < Pload


4103.87 N < 4601.81 N (…tidak aman)

IV - 11
Dari contoh desain batang tekan di atas dapat dilihat bahwa
nilai kapasitas penampang dipengaruhi oleh :
1. Gaya Batang
Gaya batang berpengaruh dengan nilai batasan yaitu nilai
rasio lebar elemen penampang. Jika rasio lebar elemen
penampang lebih besar dari nilai batasannya, maka penampang
efektif akan lebih kecil dari nilai penampang yang
sesungguhnya. Sehingga semakin kecil nilai penampang maka
kapasitasnya juga semakin kecil.
2. Panjang Batang
Kapasitas tekuk adalah sebuah fungsi yang berbanding
terbalik dengan nilai panjang batang, sehingga semakin panjang
sebuah batang, maka kapasitas tekuknya menjadi lebih kecil,
begitu pula sebaliknya.
3. Mutu Bahan
Mutu bahan semakin tinggi maka kapasitas tekannya makin
tinggi, namun perlu diperhatikan bahwa bahan dengan mutu
tinggi mempunyai sifat yang getas.
4. Bentuk Profil Desain
Bentuk profil akan mempengaruhi besarnya parameter
desain dan perilakunya. Bentuk profil yang paling baik adalah
profil yang memiliki keseimbangan kekuatan baik dari sumbu
lokal maupun lateralnya dan memiliki titik pusat penampang
yang berimpit dengan shear center – nya.
5. Elemen Pengaku (Stiffener)
Akibat adanya elemen pengaku, maka nilai tebal efektif
pada elemen penampang yang diperkuat akan menjadi lebih
besar, sehingga kekuatan penampang juga akan menjadi
semakin besar.

IV - 12
6. Pelaksanaan Sambungan
Adanya eksenterisitas pada pelaksanaan sambungan, maka
transfer gaya aksial menjadi eksentris pula, hal ini akan
menyebabkan terjadinya momen yang menyebabkan gaya yang
diderita oleh penampang menjadi semakin besar pula.
Untuk memperbesar kapasitas terhadap tekuk euler ( local
dan lateral buckling ) tranfer gaya yang paling baik terdapat
pada titik pusat penampangnya. Untuk memperbesar nilai
kapasitas tekuk torsi, maka transfer gaya yang paling baik
adalah pada shear center – nya.

Apabila pada suatu desain batang tekan terjadi sebuah kasus


dimana gaya batang yang terjadi lebih besar dari kapasitas nominal
salah satu tekuk, maka batang tersebut dapat ditambah elemen
perkuatan untuk meningkatkan nilai kapasitasnya.
Elemen perkuatan dapat berupa :
1. Trekstang
Pemasangan trekstang secara tegak lurus terhadap sumbu
lemah penampang akan meningkatkan nilai kapasitas tekuk pada
sumbu tersebut, karena akan mengurangi panjang tekuknya.
2. Pengaku Arah Longitudinal
Penggunaan pengaku arah longitudinal pada kedua ujung
batang maupun tiap jarak tertentu akan meningkatkan nilai
kapasitas torsi penampang sebesar 10 – 40 %, karena
pemasangan elemen ini akan memperkecil nilai warping
terutama pada ujung batang.
3. Pemasangan Profil Ganda
Untuk profil single simetric, pemasangan profil secara ganda
dimana kedua ujung sayapnya saling bertemu, posisi shear
center akan berubah menjadi berhimpit dengan pusat

IV - 13
penampangnya. Sehingga kemampuannya dalam menahan
tekuk euler maupun tekuk torsi menjadi jauh lebih baik.
Namun perlu diperhatikan bahwa efektifitas dan efisiensi dari
penggunaan elemen perkuatan tersebut harus tetap dijaga. Sehingga
nilai safety, servirceability dan ekonomis struktur masih dapat
dipertahankan.

4.1.2. Desain Batang Tarik


Pada batang tarik, desain dihadapkan pada pemilihan
penampang yang luasannya mampu menahan gaya tarik yang terjadi,
sehingga nilai kapasitas penampang murni ditentukan oleh luasan
penampang. Hal yang juga harus diperhatikan pada desain batang
tarik adalah perlemahan yang terjadi pada sambungan. Hal ini terjadi
akibat adanya lubang akibat sambungan baut. Namun sesuai dengan
batasan masalah, maka perhitungan sambungan tidak dibahas dalam
Tugas Akhir ini, sehingga jumlah baut pada sambungan adalah nilai
asumsi, bukan berasal pada analisis perhitungan.
a. Data Analisis
1. Gaya batang : 3916.58 N
2. Panjang batang : 2608 mm
3. Profil desain : Profil C 75 x 75 ( PT. Smartruss )
4. Data profil :
h = 74.14mm
b = 39.28mm
a = 10.38mm
t = 0.73mm
A = 124.494mm 2
Ix = 115618.946mm 4
Iy = 27791.423mm 4
FY = 500MPa
Fu = 660MPa
E = 203000MPa

IV - 14
5. Jumlah baut : 4 buah
6. Diameter baut : 6 mm

b. Analisis Perhitungan
1. Luasan netto penampang
A = 124.494 mm 2
An = A − (Diameter )x(tebal plat )x(nBaut )
= 124.494 − (6 )x(0.73)x(4 )
= 106.974 mm 2
2. Kapasitas penampang non eksentris
• Kondisi leleh
Tr1 = φt y . Ag .FY
= 0.9 x124.494 x500
= 56022.3 N

Tr1 〉 Pload = 3916.58 N

• Kondisi ultimate
Tr2 = φtu . An .Fu
= 0.75 x124.494 x660
= 61624.53 N

Tr2 〉 Pload = 3916.58 N

3. Kapasitas penampang eksentris


• Kondisi leleh
Iy
St =
x
27791.423
St =
13.600
S t = 2043.486mm 3

IV - 15
Misal sambungan berpusat pada posisi badan, maka
e = xo = 13.6mm
ΦFy
Tr1 =
1 e
+
Ag S t
0.9 x500
Tr1 =
1 13.600
+
124.494 2043.486
Tr1 = 30653.95 N

Tr1 〉 Pload = 3916.58 N

• Kondisi ultimate
I yn = I y − n.d .t.x 2
I yn = 27791.423 − 4 x6 x0.73 x13.600
I yn = 27553.151

27553.151
St n =
13.600
St n = 2025.966mm 3

(Φ u )Fu
Tr 2 =
1 e
+
An S tn
0.75 x660
Tr 2 =
1 13.600
+
124.494 2025.966
Tr 2 = 31789.858 N

Tr 2 〉 Pload = 3916.58 N

IV - 16
4. Kelangsingan Batang Tarik
Batas Kelangsingan
λ ≤ 300
sumbu lemah profil c merupakan sumbu y, maka
Iy
ry =
A
27791.423
ry =
124.494
ry = 14.941

K .L
λ=
r
1 x 2608
=
14.941
= 174.553 ≤ 300 (.... Aman)

Dari contoh desain batang tarik di atas dapat dilihat bahwa


nilai kapasitas penampang dipengaruhi oleh :
1. Luas Penampang Profil
Besar kecilnya nilai kapasitas tarik suatu penampang murni
dipengaruhi oleh luasan penampangnya. Kedua parameter
tersebut memiliki hubungan yang berbanding lurus.
2. Mutu Bahan
Semakin tinggi mutu bahan maka tegangan lelehnya akan
semakin tinggi, nilai kapasitas tarik berbandiang lurus dengan
nilai tegangan leleh, sehingga semakin tinggi mutu bahan suatu
profil, maka kapasitas tariknya semakin tinggi.
3. Eksentrisitas
Pelaksanaan sambungan yang tidak berada pada pusat
penampang akan menyebabkan transfer gaya aksial menjadi
eksentris, dari contoh perhitungan di atas dapat dilihat bahwa

IV - 17
pengaruh eksentrisitas menyebabkan kapasitas tarik penampang
menjadi jauh lebih kecil.
4. Kelangsingan Batang Tarik
Kelangsingan batang tarik sebenarnya tidak berpengaruh
secara struktural. Hanya saja batang yang nilai kelangsingannya
>300 akan mengalami lendutan, tetapi secara struktural batang
tersebut aman dan kuat. Batasan ini agar struktur tetap memenuhi
syarat serviceability.
5. Kekuatan Sambungan
Nilai kapasitas tarik suatu batang pada daerah sambungan
akan jauh lebih kecil dibandingkan bagian lainnya. Untuk itu
pemilihan elemen sambungan harus benar – benar diperhatikan.
Jenis baut yang digunakan bukan baut biasa, melainkan jenis
screw. Kekuatan sambungan harus seimbang dengan kekuatan
profil, karena sambungan yang terlalu kuat hanya akan
menyebabkan kegagalan pada profil akibat pengaruh kekuatan
sambungan itu sendiri.
Apabila dalam suatu desain nilai kapasitas tarik penampang
lebih kecil dari nilai gaya batang yang terjadi, maka profil harus
diganti dengan profil lain yang nilai luas penampangnya dapat
mengakomodasi gaya tarik yang terjadi.

4.2. ANALISIS PROGRAM BAJA RINGAN


Analisis program merupakan suatu bentuk usaha agar analisis dapat
dilakukan secara cepat dan akurat, sehingga efektifitas dan efisiensi analisis
desain dapat tercapai.
Adapun pelaksanaan pemrograman dalam tugas akhir ini
menggunakan Visual Basic 6.0. dengan alasan kemudahan fitur – fitur yang
tersaji di dalamnya dan compatible terhadap sitem windows yang banyak
digunakan masyarakat Indonesia. Untuk rangkaian formulasi perhitungan
kapasitas, program analisis ini juga mengacu pada CSA – S136 – M89.

IV - 18
Secara umum logika pelaksanaan analisis pemrograman adalah sama
dengan pelaksanaan analisis desain manual, hanya dalam pelaksanaannya
terdapat tambahan fitur yang dapat mengakomodir pelaksanaan desain
dalam kondisi eksentris sesuai dengan kebanyakan pelaksanaan struktur atap
baja ringan. Hal tersebut perlu diantisipasi karena pelaksanaan desain akan
lebih akurat bila terjalin koordinasi antar keduanya. Dengan adanya
pemahaman tersebut diharapkan angka kegagalan struktur dapat direduksi.
Program analisis desain baja ringan ini terdapat dua pilihan analisis,
yaitu analisis batang tekan dan batang tarik. Dimana di dalamnya terdapat
dua pilihan profil desain yaitu profil C dan profil Z sesuai apa yang tertera
dalam batasan masalah. Kedua pilihan profil tersebut dibagi lagi menjadi
profil berpengaku dan profil tanpa pengaku.
Kelemahan dari program analisis ini adalah belum tersedia fitur
kapasitas sambungan maupun model sambungan, karena sesuai dengan
batasan masalah dalam Tugas Akhir ini, yaitu tidak ada tinjauan pada
elemen sambungan.

4.2.1. Algoritma Pemrograman


Algoritma digunakan sebagai panduan dalam logika
berfikir saat pelaksanaan pemrograman. Algoritma berisi alur
langkah yang telah disusun secara urut dari awal pelaksanaan input
properti data, urutan penggunaan formulasi pendukung, dan terakhir
adalah hasil out put data yang akan disajikan.

IV - 19
1. Algoritma Analisis Desain Batang Tekan

START

MAIN INPUT
Pload,Lx,Ly,Lz

MATERIAL PROPERTIES
E,Fy,Fu,k

SECTION PROPERTIES
Section Design, b,h,a,t

DESIGN PROPERTIES
øc,K,Ω

CALCULATION
Ix,Iy,A,yo,xo
of section

tdk
STIFFENED

ya

STIFFENER DESIGN
p,Wm,a stiff, Isf

⎛ h ⎞
Ia = ⎜⎜ 4 − 26 ⎟⎟ t 4 ≥ 18 t 4
⎜ t ⎟
⎝ ⎠

4
⎡ h ⎛ h ⎞⎤ ⎛ h ⎞
Is = 5 ht 3 ⎢ − 0.7 ⎜⎜ ⎟⎟ ⎥ ≥ ⎜ ⎟
⎣ a stiff ⎝ a stiff ⎠ ⎦ ⎝ 50 ⎠

IV - 20
tdk
Is<Ia teff = t

ya
1/ 3
⎡w 3 I sf ⎤
ts = t⎢ m + ⎥
⎣ 2p pt 3 ⎦

teff = ts

f = Pload/A

kE
W lim = 0.644
f

Ww = h/teff

Wf = b/teff

tdk
Ww > Wlim he = Ww . teff

ya

⎡ 0,208 ⎤
Wwe = 0,95 kE/f ⎢1 − kE/f ⎥
⎣ W w ⎦

he = Wwe . teff

tdk
Wf > Wlim be = Wf . teff

ya

⎡ 0,208 ⎤
Wfe = 0,95 kE/f ⎢1 − kE/f ⎥
⎣ Wf ⎦

be = Wfe . teff

IV - 21
CALCULATION
Ae
of section

BUCKLING Y AKSIS

π 2 EI y
Pycr =
(KL )2

Pycr
Fey =
Ae

Fpy = 0.833 Fey

Fy tdk
Fpy > Fay = Fpy
2
ya

Fy
Fay = Fy −
4 Fpy

Cry = Φ c. Ae . Fay

IV - 22
BUCKLING X AKSIS

π 2 EI x
Pxcr =
(KL )2

Pxcr
Fex =
Ae

Fpx = 0.833 Fex

Fy
Fpx > Fax = Fpx
2

Fy
Fax = Fy−
4 Fpx

Crx = Φ c. Ae .Fax

IV - 23
LATERAL TORSIONAL BUCKLING

E
G=
2(1 + Ω)

1
J = ∑ ( bi . hi 3 )
3

tdk
PROFIL C

ya
Ix PROFIL Z
rx =
A
Ix
2 rx =
h xo A
ex =
4 rx 2
ex = 0
x = ex + xo
x = ex + xo
Iw = Iy+ Ae . x 2
Iy .h 2
Cw =
h2 4
Cw = (Iw − xo . ex . A)
4

Ips = Ix + Iy + A . x 2

Ips
ro =
A

2
⎛x ⎞
β = 1 − ⎜⎜ ⎟⎟
⎝ ro ⎠

IV - 24
1 ⎡⎛ π 2 . E . Cw ⎞ ⎤
Pz = x ⎢⎜⎜ ⎟ + (G . J )⎥
2 ⎟
ro ⎣⎢⎝ (k . L z ) ⎠
2
⎦⎥

Pz
Fz =
Ae

1 ⎡
Fst = Fz + Fex − (Fz + Fex )2 − 4 βFz . Fex ⎤⎥
2 β ⎢⎣ ⎦

Fpz = 0.833 Fst

tdk
Fy
Fp z > Faz = Fp z
2
ya

Fy
Faz = Fy−
4 Fpz

C rz = Φc . A e . Faz

CHECKING

tdk
Cry > Pload SECTION UN SAFE

ya

SECTION IS SAFE

IV - 25
tdk
Crx > Pload SECTION UN SAFE

ya

SECTION IS SAFE

tdk
Crz > Pload SECTION UN SAFE

ya

SECTION IS SAFE

OUTPUT DESIGN
Cry,Crx,Crz

FINISH

Gambar 4.5. Algoritma Batang Tekan

IV - 26
2. Algoritma Analisis Desain Batang Tarik

START

MAIN INPUT
Pload, L, n baut, db

MATERIAL PROPERTIES
E, Fy, Fu

SECTION PROPERTIES
Section Design, b, h, a, t

DESIGN PROPERTIES
øty, øtu, K ,e

CALCULATION
Ix, Iy, A, yo, xo
of section

A n = A − n (db )(t )

YIELD CONDITIONS

Iy
St =
xo

Φ t y .Fy
Tr1 =
1 e
+
A St

IV - 27
ULTIMATE CONDITIONS

I yn = I y − n . d . t . xo 2

I yn
St n =
xo

Tr 2 =
(Φ tu ) Fu
1 e
+
A n S tn

KELANGSINGAN BATANG

tdk
Iy < Ix

ya
I = Ix
I = Iy

Ix
Iy r=
r= A
A

KL
λ=
r

CHECKING

tdk
Tr1 > Pload SECTION UN SAFE

ya

SECTION IS SAFE

IV - 28
tdk
Tr2 > Pload SECTION UN SAFE

ya

SECTION IS SAFE

tdk
λ > 300 SECTION UN SAFE

ya

SECTION IS SAFE

OUTPUT DESIGN
Tr1, Tr2, λ

FINISH

Gambar 4.6. Algoritma Batang Tarik

IV - 29
4.2.2. Aplikasi Program
¾ Properti Material

o E : Modulus elastisitas baja ringan (MPa)


o Fy : Tegangan leleh penampang (MPa)
o Fu : Tegangan batas penampang ( MPa )
o Phi : Koefisien tegangan leleh pada desain batang tarik
o Phi u : Koefisien tegangan batas pada desain batang tarik
o Cc : Koefisien dalam desain kapasitas batang tekan

Gambar 4.7. Form Input Material Data

¾ Tipe Pilihan Analisis Desain

Analisis desain baja ringan pada elemen rangka atap dibagi


dalam dua kategori, yaitu analisis batang tekan dan analisis
batang tarik. Analisis ini didasarkan pada nilai gaya batang yang
terjadi akibat beban luar.

Gambar 4.8. Tipe Pilihan Analisis Desain

IV - 30
¾ Input Analisis Desain
Setelah dilakukan analisis dengan menggunakan SAP 2000 V.10,
maka diperoleh hasil nilai gaya batang. Input gaya yang dipilih
adalah pada batang yang mempunyai gaya paling maksimal.
Nilai gaya batang tersebut, baik tekan maupun tarik ini akan
digunakan sebagai input dalam analisis desain.
Force : Gaya batang (N)
k : Faktor tekuk, tergantung dari perletakan ujung batang
L : Panjang batang yang akan dianalisis (m)
ecx : Eksentrisitas sumbu x-x
ecy : Eksentrisitas sumbu y-y
n Baut : Jumlah baut untuk sambungan batang
d : Diameter baut (mm)

Gambar 4.9. Form Input Parameter Tebal Efektif(ts)

¾ Pilihan Elemen Pengaku


Pengaku yang diperhitungkan secara efektif akan mempengaruhi
asumsi tebal elemen profil yang memiliki elemen pengaku
tersebut.

Gambar 4.10. Form Input Elemen Pengaku

IV - 31
¾ Parameter Elemen Pengaku

Gambar 4.11. Input Parameter Tebal Efektif(ts)

p : panjang perimeter dari elemen beberapa pengaku, antar


badan atau dari badan sampai sisi pengaku (mm).
wm : lebar antar badan atau dari badan sampai sisi pengaku
(mm).
Isf : momen inersia dari bagian luasan pengaku (mm4)
ts : asumsi tebal efektif elemen penampang akibat adanya
elemen pengaku (mm)

IV - 32
¾ Hasil Output
Setelah program dijalankan (analyze-Run) akan didapatkan nilai kapasitas
yang sesuai dengan tipe analisis desain yang dipilih sebagai berikut :

Gambar 4.12. Hasil Output Desain Batang Tekan

Gambar 4.13. Hasil Output Desain Batang Tarik

IV - 33
4.2.3. Perbandingan Hasil Analisis Desain Manual Dengan Aplikasi
Program
Desain Batang Tekan:

Hasil Perhitungan Manual Hasil Perhitungan Aplikasi Program

KAPASITAS TEKUK SUMBU Y KAPASITAS TEKUK SUMBU Y


Cry = cc * Ae * Fay Cry = cc * Ae * Fay
Cry = 10444,403 > 4601,81 .....OK !!! Cry = 11748.75 > 4601,81 .....OK !!!

KAPASITAS TEKUK SUMBU X KAPASITAS TEKUK SUMBU X


Crx = cc * Ae * Fax Crx = cc * Ae * Fax
Crx = 40042,911 > 4601,81 .....OK !!! Crx = 40317.35 > 4601,81 .....OK !!!

KAPASITAS TEKUK SUMBU Z KAPASITAS TEKUK SUMBU Z


Crz = cc * Ae * Faz Crz = cc * Ae * Faz
Crz = 4103,870 < 4601,81 .....FAIL !!! Crz = 4107,551 < 4601,81 .....FAIL !!!

Tabel 4.2. Perbandingan hasil analisis desain manual dengan


aplikasi program untuk batang tekan.

Desain Batang Tarik:

Hasil Perhitungan Manual Hasil Perhitungan Aplikasi Program

KAPASITAS KONDISI LELEH KAPASITAS KONDISI LELEH


Tr1 = (phi * fy) / (1 / Atotal) Tr1 = (phi * fy) / (1 / Atotal)
Tr1 = 30653.95>3916,58 .....OK !!! Tr1 = 30630,731 >3916,58 .....OK !!!

KAPASITAS KONDISI ULTIMATE KAPASITAS KONDISI ULTIMATE


Tr2 = (phiu * fu) / (1 / An) Tr2 = (phiu * fu) / (1 / An)
Tr2 = 31789.858 >3916,58 .....OK !!! Tr2 = 29315,003 >3916,58 .....OK !!!

KELANGSINGAN BATANG KELANGSINGAN BATANG


lambda = k.L / r lambda = k.L / r
lambda = 174,553 < 300 ......OK !!! lambda = 174,553 < 300 ......OK !!!

Tabel 4.3. Perbandingan hasil analisis desain manual dengan


aplikasi parogram untuk batang tarik.

IV - 34

Anda mungkin juga menyukai