Anda di halaman 1dari 20

Pengajuan Standar Prosedur Operasional (SPO)

Subspesialis Fetomaternal RSUD Kota Bogor

Latar Belakang

Subspesialis fetomaternal merupakan bagian dari obstetri dan ginekologi yang


secara lebih detil mempelajari dan melakukan pelayanan pada kehamilan dengan
risiko tinggi. Kebutuhan kerja sama yang baik antar rumah sakit di Bogor patut
diupayakan. Menjaring kasus-kasus dan penegakkan diagnosis dengan presisi yang
akurat menuntut kepastian prosedur yang jelas. Atas alasan tersebut sudah seharusnya
perlu suatu standar prosedur operasional yang baku yang bisa diterapkan di rumah
sakit ini sehingga menjadi pedoman dokter dalam bekerja.

Berikut ini disampaikan beberapa pengajuan standar prosedur operasional


yang telah disesuaikan dengan kemampuan rumah sakit.

Standar Prosedur Operasional Subspesialis Fetomaternal

I. Ultrasonografi detail scanning

Definisi
Pemeriksaan USG yang dilakukan oleh seorang subspesialis fetomaternal
yang memiliki surat tanda registrasi kompetensi tambahan (STR-KT) atau surat tanda
registrasi dengan sertifikat kompetensi yang telah disahkan dan ditanda tangani oleh
kolegium.

1
Tujuan
Melakukan skrining dan diagnosis terhadap kasus-kasus obstetri (terutama
kasus kehamilan risiko tinggi) dan kasus-kasus ginekologi yang berkaitan dengan
kehamilan, intrapartum dan paska salin.

Referensi

Callen’s Ultrasonography in Obstetric and Gynecology. Sixth Edition, 2017

Alat dan Bahan

1. Mesin USG GE Voluson atau yang sejenisnya + printer Sony + printer 4D dan
printer Epson L306
2. Tempat tidur periksa pasien obstetric 1unit dan tempat tidur ginekologi 1 unit
3. Meja tromol yang didalamnya mencakup Jelly 100 gram/ hari, tisu 1 pak,

Langkah-langkah

1. Setelah dilakukan anamnesis, mempersilahkan pasien untuk menaiki tempat


tidur pemeriksaan dalam posisi terlentang. Posisi dapat berubah sesuai
kebutuhan operator
2. Memastikan tidak terdapat benda yang menghalangi daerah operasional dan
memberikan jelly secukupnya pada daerah yang akan diperiksa
3. Pemeriksaan meliputi USG dasar yang terdiri atas:
- Memastikan ada tidaknya kehamilan
- Memastikan kehamilan intrauterine atau ekstrauterine
- Memastikan jumlah janin

2
- Melakukan pemeriksaan secara sistematis terhadap janin, plasenta dan tali
pusat, cairan ketuban
- Usia kehamilan 11-13 minggu 6 hari dilakukan atau panjang janin 45-84
mm diperiksa nuchal translucency (tebal lapisan kulit di belakang leher)
dan dicatat.
- Jaringan sekitar uterus dinilai apakah terdapat massa atau kelainan
4. Pemeriksaan USG lanjutan (terutama usia 18 – 22 minggu) yang terdiri atas:
- Pemeriksaan dasar ditambah dengan pemeriksaan detail scanning janin
mulai kepala, batang tubuh beserta organ di dalamnya dan kedua
ekstrimitas janin.
- Fetal echocardiografi
5. Pemeriksaan Doppler
- Pemeriksaan Arteri Cerebri Media, Arteri Umbilikalis dan Ductus venosus
(jika memungkinkan)

II. Tindakan Chorionic Villous Sampling (CVS)

Definisi
Tindakan pengambilan jaringan chorion yang dilakukan pada usia kehamilan
10-13 minggu 6 hari melalui transabdominal/transcervical yang dilakukan oleh
seorang subspesialis fetomaternal yang memiliki surat tanda registrasi kompetensi
tambahan (STR-KT) atau surat tanda registrasi dengan sertifikat kompetensi yang
telah disahkan dan ditanda tangani oleh kolegium.

Tujuan
Mengambil jaringan chorion dengan cara invasif yakni menginsersikan jarum
amniocentesis atau yang sejenisnya ke dalam intrauterine, baik melalui
transabdominal ataupun transcervical kemudian dilanjutkan dengan mengisap

3
jaringan chorion melalui jarum tersebut dengan menggunakan anestesi lokal atau
dengan anestesi regional yang dilakukan oleh bagian Anestesi.

Referensi
Operative Obstetrics. 2nd edition. 2008

Alat dan Bahan


1. Jarum CVS 22, masing-masing 1 unit
2. Spuit 5 cc, masing-masing 2 unit
3. Lidocain 2%: 4 ampul
4. Kassa dan betadine secukupnya
5. Gaun steril 3 unit: 1 buat operator dan 2 buat asisten
6. Doek steril: 1 unit
7. Apron: 3 unit
8. Handschoen no 7: 3 unit
9. Cawan petri dengan cairan pertumbuhan untuk pembiakkan
10. Surat pengantar ke lab genetic Jakarta
11. Informed consent

Langkah-langkah
1. Ibu dalam posisi terlentang
2. Dilakukan tindakan a dan antiseptic pada daerah abdominal dan sekitarnya
3. Dilakukan pemeriksaan USG transabominal untuk menentukan letak chorion
(plasenta)
4. Dilakukan anestesi lokal pada daerah yang akan dilakukan insersi jarum
5. Dengan bantuan USG, dilakukan insersi jarum amniocentesis pada kulit
abdominal, lapisan subkutan, fascia dan otot, melewati perimetrium dan
myometrium masuk intrauterine dan berakhir pada chorion basalis.
6. Dilakukan pengambilan jaringan chorion
7. Jaringan diletakkan pada cawan petri yang di dalamnya terdapat media biak
8. Cawan petri tersebut diberi label dan dikirim ke laboratorium genetika dengan
membawa surat pengantar

4
III. Amniocentesis

Definisi

Suatu tindakan invasif dengan memasukkan jarum amniocentesis atau yang


sejenisnya ke dalam intrauterine melalui transabdominal pada usia kehamilan 15-20
minggu atau lebih dengan tujuan karyotyping yang dilakukan oleh seorang
subspesialis fetomaternal yang memiliki surat tanda registrasi kompetensi tambahan
(STR-KT) atau surat tanda registrasi dengan sertifikat kompetensi yang telah
disahkan dan ditanda tangani oleh kolegium.

Tujuan

Mengambil cairan amnion untuk tujuan karyotyping

Referensi

Operative Obstetrics. 2nd edition. 2008

Alat dan bahan

1. Jarum amniosentesis no 20 dan 22, masing-masing 1 unit


2. Spuit 5 cc, masing-masing 2 unit
3. Lidocain 2%: 4 ampul
4. Kassa dan betadine secukupnya
5. Gaun steril 3 unit: 1 buat operator dan 2 buat asisten
6. Doek steril: 1 unit
7. Apron: 3 unit
8. Handschoen no 7: 3 unit
9. Tabung tamping steril untuk cairan amnion
10. Surat pengantar ke lab genetic Jakarta
11. Informed consent

5
Langkah-langkah

1. Ibu dalam posisi terlentang


2. Dilakukan tindakan a dan antiseptic pada daerah abdominal dan sekitarnya
3. Dilakukan pemeriksaan USG transabominal untuk menentukan letak plasenta
dan letak janin
4. Dilakukan anestesi lokal pada daerah yang akan dilakukan insersi jarum
5. Dengan bantuan USG, dilakukan insersi jarum spinocath atau jarun infus
abocath pada kulit abdominal, lapisan subkutan, fascia dan otot, melewati
perimetrium, myometrium dan endometrium masuk intrauterine dan berakhir
pada intraamnion.
6. Dilakukan pengisapan cairan amnion sebanyak 30-50 cc atau 1 cc/usia
kehamilan
7. Cairan amnion tersebut ditampung pada botol penampung sampel yang telah
diberi label dan dikirim ke laboratorium genetika dengan membawa surat
pengantar

IV. Amnioreduksi

Definisi
Suatu tindakan invasif dengan memasukkan jarum amniocentesis atau yang
sejenisnya ke dalam intrauterine melalui transabdominal pada wanita hamil untuk
mengurangi cairan amnion yang dilakukan oleh seorang subspesialis fetomaternal
yang memiliki surat tanda registrasi kompetensi tambahan (STR-KT) atau surat tanda
registrasi dengan sertifikat kompetensi yang telah disahkan dan ditanda tangani oleh
kolegium.

6
Tujuan
Mengurangi tekanan intraabdominal dengan cara mengambil sejumlah cairan
amnion.

Referensi
Operative Obstetrics. 2nd edition. 2008

Alat dan bahan

1. Jarum abocath no 14 dan 16: 1 unit


2. Spuit 5 cc : 2 unit
3. Lidocain 2%: 4 ampul
4. Transfusi set: 1 unit
5. Urin Bag: 1 unit
6. Kassa dan betadine secukupnya
7. Gaun steril 3 unit: 1 buat operator dan 2 buat asisten
8. Doek steril: 1 unit
9. Apron: 3 unit
10. Handschoen no 7: 3 unit
11. Tabung tamping steril untuk cairan amnion
12. Informed consent

Langkah-langkah

1. Ibu dalam posisi terlentang


2. Dilakukan tindakan a dan antiseptic pada daerah abdominal dan sekitarnya
3. Dilakukan pemeriksaan USG transabominal untuk menentukan letak plasenta
dan letak janin
4. Dilakukan anestesi lokal pada daerah yang akan dilakukan insersi jarum
5. Dengan bantuan USG, dilakukan insersi jarum amniocentesis pada kulit
abdominal, lapisan subkutan, fascia dan otot, melewati perimetrium,

7
myometrium dan endometrium masuk intrauterine dan berakhir pada
intraamnion.
6. Dilakukan pengisapan cairan amnion dengan kecepatan 25 ml/menit sampai
dengan gejala sesak mekanik berkurang atau target single deepest pocket 2-8
cm dengan bantuan USG
7. Cairan amnion tersebut ditampung pada urin bag
8. Pemberian tokolitik hanya dengan indikasi

V. Amnioinfusion

Definisi

Suatu tindakan mini invasif dengan cara memasukan cairan fisiologis melalui
jarum yang diinsersikan transabdominal yang dilakukan oleh seorang subspesialis
fetomaternal yang memiliki surat tanda registrasi kompetensi tambahan (STR-KT)
atau surat tanda registrasi dengan sertifikat kompetensi yang telah disahkan dan
ditanda tangani oleh kolegium.

Tujuan

Meningkatkan jumlah cairan intraamnion

Referensi
Operative Obstetrics. 2nd edition. 2008

Alat dan bahan


1. Abocath no 18 dan 20, masing-masing 1 unit
2. Three-way 1 unit
3. Spuit 5 cc, spuit 10 cc, spuit 50 cc, masing-masing 1 unit
4. Lidocain 2%: 4 ampul
5. Infus set/transfusi set: 1 unit
6. Ringer laktat atau NaCl 0,9%, 2 fls

8
7. Kassa dan betadine secukupnya
8. Gaun steril 3 unit: 1 buat operator dan 2 buat asisten
9. Doek steril: 1 unit
10. Apron: 3 unit
11. Handschoen no 7: 3 unit
12. Informed consent

Langkah-langkah

1. Ibu dalam posisi terlentang


2. Dilakukan tindakan a dan antiseptic pada daerah abdominal dan sekitarnya
3. Dilakukan pemeriksaan USG transabominal untuk menentukan letak plasenta
dan letak janin
4. Dilakukan anestesi lokal pada daerah yang akan dilakukan insersi jarum
5. Dengan bantuan USG, dilakukan insersi jarum spinocath atau jarum infus
abocath pada kulit abdominal, lapisan subkutan, fascia dan otot, melewati
perimetrium, myometrium dan endometrium masuk intrauterine dan berakhir
pada intraamnion.
6. Dilakukan insersi cairan fisiologis intraamnion dengan kecepatan 25 ml/menit
sampai target single deepest pocket 2-8 cm dengan bantuan USG
7. Pemberian tokolitik dapat menggunakan terbutaline sulfat
8. Pemberian antibiotik dapat dipertimbangkan sebagai profilaksis

VI. Kordosintesis

Definsi

Suatu tindakan mini invasif dengan cara mengambil darah janin melalui jarum
yang diinsersikan transabdominal ke dalam vena umbilicalis intrauterine yang
dilakukan oleh seorang subspesialis fetomaternal yang memiliki surat tanda registrasi

9
kompetensi tambahan (STR-KT) atau surat tanda registrasi dengan sertifikat
kompetensi yang telah disahkan dan ditanda tangani oleh kolegium.

Tujuan
Mengambil darah janin melalui vena umbilikalis pada kasus-kasus dengan
kecurigaan anemia, kelainan darah janin, atau tujuan karyotyping yang tidak
dilakukan melalui pemeriksaan CVS atau amniocentesis.

Referensi
Operative Obstetrics. 2nd edition. 2008

Alat dan bahan


1. Jarum amniosentesis no 20 dan 22 atau jarum spinal dengan ukuran yang
sama , masing-masing 1 unit
2. Spuit 3 cc, spuit 5 cc, masing-masing 2 unit
3. Lidocain 2%: 4 ampul
4. Kassa dan betadine secukupnya
5. Gaun steril 3 unit: 1 buat operator dan 2 buat asisten
6. Doek steril: 1 unit
7. Apron: 3 unit
8. Handschoen no 7: 3 unit
9. Tabung EDTA untuk menampung darah janin
10. Surat pengantar ke labarotarium  pemeriksaan Hb, Lekosit, Hematokrit dan
Trombosit. Golongan darah dan rhesus janin jika memungkinkan
11. Informed consent
Langkah-langkah

1. Ibu dalam posisi terlentang


2. Dilakukan tindakan a dan antiseptic pada daerah abdominal dan sekitarnya
3. Dilakukan pemeriksaan USG transabominal untuk menentukan letak plasenta
dan letak janin

10
4. Dilakukan anestesi lokal pada daerah yang akan dilakukan insersi jarum
5. Dengan bantuan USG, dilakukan insersi jarum amniocentesis atau spinocath
pada kulit abdominal, lapisan subkutan, fascia dan otot, melewati
perimetrium, myometrium dan endometrium masuk intrauterine dan berakhir
vena umbilikalis
6. Dilakukan pengambilan darah vena umbilikalis sebanyak 5-10 cc dengan
bantuan USG
7. Pemberian tokolitik dapat menggunakan terbutaline sulfat
8. Pemberian antibiotik dapat dipertimbangkan sebagai profilaksis

VII. Tranfusi intrauterine (TUI)

Definisi

Suatu tindakan mini invasive dengan memasukkan tranfusi darah pada vena
umbilikalis secara intrauterine melalui transabdominal yang dilakukan oleh seorang
subspesialis fetomaternal yang memiliki surat tanda registrasi kompetensi tambahan
(STR-KT) atau surat tanda registrasi dengan sertifikat kompetensi yang telah
disahkan dan ditanda tangani oleh kolegium.

Tujuan
Melakukan tranfusi intrauterine dengan harapan terjadi peningkatan hemoglobin

Referensi
Operative Obstetrics. 2nd edition. 2008

Alat dan bahan


1. Jarum amniosintesis no 20 dan 22 atau jarum spinal dengan ukuran yang
sama, masing-masing 1 unit

11
2. Spuit 3 cc, spuit 5 cc, masing-masing 2 unit
3. Lidocain 2%: 4 ampul
4. Three-way infus: 1 unit
5. Ringer laktat: 1 fls
6. Kassa dan betadine secukupnya
7. Gaun steril 3 unit: 1 buat operator dan 2 buat asisten
8. Doek steril: 1 unit
9. Apron: 3 unit
10. Handschoen no 7: 3 unit
11. Informed consent
12. Darah fresh leukodepleted (didapatkan dalam 1 hari) pack red cell dengan
nilai hematokrit 75% gol O rhesus negative, irradiated, bebas infection agent
(CMV, bebas hepatitis B dan C, HIV)
13. Set tranfusi standar dengan clamp dan filter makroagregat dengan puuran
saring 170-230 µm
14. Syringe infusion pump dapat mencapai kecepatan rata-rata 0.1 – 200
mL/jam.
15. Spuit/syringe 50 cc
16. Three-way infus: 1 unit
17. Selang jarum amniosintesis
18. Informed consent

Langkah-langkah

1. Ibu dalam posisi terlentang


2. Dilakukan tindakan a dan antiseptic pada daerah abdominal dan sekitarnya
3. Dilakukan pemeriksaan USG transabominal untuk menentukan letak plasenta
dan letak janin
4. Dilakukan anestesi lokal pada daerah yang akan dilakukan insersi jarum
5. Dengan bantuan USG, dilakukan insersi jarum amniocentesis atau spinocath
pada kulit abdominal, lapisan subkutan, fascia dan otot, melewati
perimetrium, myometrium dan endometrium masuk intrauterine dan berakhir
vena umbilikalis
6. Dilakukan tranfusi intrauterine pada vena umbilikalis dengan jumlah darah
sesuai dengan perhitungan

12
7. Dilakukan pemeriksaan Doppler pada arteri cerebri media dan arteri
umbilikalis sesudah tindakan selesai untuk menilai kesejahteraan janin

VIII. Fetal Pericardiosentesis

Definisi
Suatu tindakan mini invasif yang dilakukan dengan mengambil cairan di
rongga pericardial janin intrauterine secara perkutaneus menggunakan jarum yang
dilakukan oleh seorang subspesialis fetomaternal yang memiliki surat tanda registrasi
kompetensi tambahan (STR-KT) atau surat tanda registrasi dengan sertifikat
kompetensi yang telah disahkan dan ditanda tangani oleh kolegium.

Tujuan
Melakukan kompresi rongga dada janin dengan cara mengurangi tekanan
sistem vena janin sehingga menghindari risiko terjadinya hypoplasia paru dan
hydrops fetalis.

Referensi
Fetal Pericardiocentesis. Raquel Gracia Rodriguez. 2017

Alat dan bahan


1. Jarum amniosentesis no 20 dan 22 atau jarum spinal dengan ukuran yang
sama, masing-masing 1 unit
2. Spuit 5 cc, masing-masing 2 unit
3. Lidocain 2%: 4 ampul
4. Kassa dan betadine secukupnya
5. Gaun steril 3 unit: 1 buat operator dan 2 buat asisten
6. Doek steril: 1 unit
7. Apron: 3 unit
8. Handschoen no 7: 3 unit
9. Tabung tamping steril untuk menampung cairan yang diaspirasi

13
10. Informed consent

Langkah-langkah
1. Ibu dalam posisi terlentang
2. Dilakukan tindakan a dan antiseptic pada daerah abdominal dan sekitarnya
3. Dilakukan pemeriksaan USG transabominal untuk menentukan tempat lokasi
insersi jarum
4. Dilakukan anestesi lokal pada daerah yang akan dilakukan insersi jarum
5. Dengan bantuan USG, dilakukan insersi jarum amniocentesis atau spinocath
pada kulit abdominal, lapisan subkutan, fascia dan otot, melewati
perimetrium, myometrium dan endometrium masuk intrauterine dengan target
dada janin daerah perikardial
6. Setelah berhasil mencapai target, dilakukan aspirasi cairan pericardial.
7. Setelah berhasil keluar dan selesai tindakan, jarum dikeluarkan dari dada janin
di bawah visual USG
8. Pemberian tokolitik dan antibiotic sesuai protokol

IX. Torakosentesis

Definisi
Suatu tindakan mini invasif yang dilakukan dengan mengambil cairan di
cavum pleura janin intrauterine secara perkutaneus menggunakan jarum yang
dilakukan oleh seorang subspesialis fetomaternal yang memiliki surat tanda registrasi
kompetensi tambahan (STR-KT) atau surat tanda registrasi dengan sertifikat
kompetensi yang telah disahkan dan ditanda tangani oleh kolegium.

Tujuan
Melakukan kompresi rongga dada janin dengan cara melakukan aspirasi
cairan dicavum pleura janin sehingga menghindari risiko terjadinya hipoplasia paru.

14
Referensi
Primary fetal hydrothorax. Maria Dolores Fresneda. 2012

Alat dan bahan


1. Jarum amniosintesis no 20 dan 22 atau jarum spinal dengan ukuran yang
sama, masing-masing 1 unit
2. Spuit 5 cc, masing-masing 2 unit
3. Lidocain 2%: 4 ampul
4. Kassa dan betadine secukupnya
5. Gaun steril 3 unit: 1 buat operator dan 2 buat asisten
6. Doek steril: 1 unit
7. Apron: 3 unit
8. Handschoen no 7: 3 unit
9. Tabung tamping steril untuk menampung cairan yang diaspirasi
10. Surat pengantar ke lab
11. Informed consent

Langkah-langkah
1. Ibu dalam posisi terlentang
2. Dilakukan tindakan a dan antiseptic pada daerah abdominal dan sekitarnya
3. Dilakukan pemeriksaan USG transabominal untuk menentukan tempat lokasi
insersi jarum
4. Dilakukan anestesi lokal pada daerah yang akan dilakukan insersi jarum
5. Dengan bantuan USG, dilakukan insersi jarum amniocentesis atau spinocath
pada kulit abdominal, lapisan subkutan, fascia dan otot, melewati
perimetrium, miometrium dan endometrium masuk intrauterine dengan target
dada janin yakni cavum pleura
6. Setelah berhasil mencapai target, dilakukan aspirasi cairan di cavum pleura
7. Setelah berhasil keluar dan selesai tindakan, jarum dikeluarkan dari dada janin
di bawah visual USG
8. Pemberian tokolitik dan antibiotic sesuai protokol

15
X. Parasentesis Intrauterine

Definisi
Suatu tindakan mini invasif yang dilakukan dengan mengambil cairan asites
di cavum abdomen janin intrauterine secara perkutaneus menggunakan jarum yang
dilakukan oleh seorang subspesialis fetomaternal yang memiliki surat tanda registrasi
kompetensi tambahan (STR-KT) atau surat tanda registrasi dengan sertifikat
kompetensi yang telah disahkan dan ditanda tangani oleh kolegium.

Tujuan
Melakukan kompresi rongga abdomen janin dengan cara melakukan aspirasi
cairan di cavum abdomen.

Referensi
Repeated Paracentesis in Fetus. Okawa T. 2008

Alat dan bahan


1. Jarum amniosintesis no 20 dan 22 atau jarum spinal dengan ukuran yang
sama, masing-masing 1 unit
2. Spuit 5 cc, masing-masing 2 unit
3. Lidocain 2%: 4 ampul
4. Kassa dan betadine secukupnya
5. Gaun steril 3 unit: 1 buat operator dan 2 buat asisten
6. Doek steril: 1 unit
7. Apron: 3 unit
8. Handschoen no 7: 3 unit
9. Tabung tamping steril untuk menampung cairan yang diaspirasi
10. Surat pengantar ke lab
11. Informed consent

Langkah-langkah
1. Ibu dalam posisi terlentang

16
2. Dilakukan tindakan a dan antiseptic pada daerah abdominal dan sekitarnya
3. Dilakukan pemeriksaan USG transabominal untuk menentukan tempat lokasi
insersi jarum
4. Dilakukan anestesi lokal pada daerah yang akan dilakukan insersi jarum.
Jika diperlukan dapat dilakukan pembiusan oleh dokter spesialis anestesi
5. Dengan bantuan USG, dilakukan insersi jarum amniocentesis atau spinocath
pada kulit abdominal, lapisan subkutan, fascia dan otot, melewati
perimetrium, myometrium dan endometrium masuk intrauterine dengan target
cavum abdomen
6. Setelah berhasil keluar dan selesai tindakan, jarum dikeluarkan dari abdomen
di bawah visual USG
7. Pemberian tokolitik dan antibiotic sesuai protocol

XI. Terapi Injeksi Intrauterine

Definisi
Suatu tindakan mini invasif dengan melakukan injeksi intrauterine yang dapat
disuntikan secara intramuskuler janin atau intraumbilikus atau intraperitoneal atau
intraamnion oleh seorang subspesialis fetomaternal yang memiliki surat tanda
registrasi kompetensi tambahan (STR-KT) atau surat tanda registrasi dengan sertifikat
kompetensi yang telah disahkan dan ditanda tangani oleh kolegium.

Tujuan
Memberikan pemberian obat langsung terhadap janin dengan tujuan terapi.

Referensi
Saad F Antonio dkk. Digoxin fetal therapy of fetal superior ventricular tachycardia.
2017

17
Alat dan bahan

1. Jarum amniosintesis no 20 dan 22 atau jarum spinal dengan ukuran yang


sama, masing-masing 1 unit
2. Spuit 5 cc, masing-masing 2 unit
3. Lidocain 2%: 4 ampul
4. Kassa dan betadine secukupnya
5. Gaun steril 3 unit: 1 buat operator dan 2 buat asisten
6. Doek steril: 1 unit
7. Apron: 3 unit
8. Handschoen no 7: 3 unit
9. Informed consent
10. Obat aktif, contoh : digoxin

Langkah-langkah
1. Ibu dalam posisi terlentang
2. Dilakukan tindakan a dan antiseptic pada daerah abdominal dan sekitarnya
3. Dilakukan pemeriksaan USG transabominal untuk menentukan tempat lokasi
insersi jarum
4. Dilakukan anestesi lokal pada daerah yang akan dilakukan insersi jarum
5. Dengan bantuan USG, dilakukan insersi jarum amniocentesis atau spinocath
pada kulit abdominal, lapisan subkutan, fascia dan otot, melewati
perimetrium, myometrium dan endometrium masuk intrauterine dengan target
cavum abdomen
6. Setelah berhasil mencapai target, dilakukan aspirasi dan dilanjutkan dengan
penyuntikan secara intramuskuler janin atau intraumbilikalis atau
intraperitoneal atau intraamnion. Setelah selesai tindakan, jarum dikeluarkan
dari abdomen di bawah visual USG
8. Pemberian tokolitik dan antibiotic sesuai protocol

18
XII. Cerclage

Definisi
Suatu tindakan pengikatan mulut rahim yang dilakukan karena alasan
ancaman persalinan premature yang dilakukan oleh seorang subspesialis fetomaternal
yang memiliki surat tanda registrasi kompetensi tambahan (STR-KT) atau surat tanda
registrasi dengan sertifikat kompetensi yang telah disahkan dan ditanda tangani oleh
kolegium.

Tujuan
Mempertahankan kehamilan intrauterine atas indikasi ancaman persalinan premature.

Referensi
William Obstetrics 24th ed. 2014

Alat dan bahan


1. Benang silk no. 0 atau T bone
2. Set hecting 1 unit
3. Kassa dan betadine 60 cc
4. Spekulum Sims atas 2 unit, Sims bawah 1 unit
5. Fensterklem 3 unit

Langkah-langkah
1. Pasien dalam posisi litotomi
2. Dilakukan tindakan a dan antiseptic pada daerah vulva vagina cervix dan
sekitarnya
3. Spekulum bawah dan atas di pasang
4. Dilakukan anestesi infiltrasi pada porsio jam 8,10,14 dan16 (jika narkose
umum maka tindakan dilakukan di kamar operasi)

19
5. Porsio dijepit dengan menggunakan fensterklem jam 12 dan jam 6
6. Dilakukan penjahitan dengan menggunakan silk no. 0 mengelilingi cervix
jelujur dengan simpul di tengah
7. Pemberian antiobiotik dan tokolitik

=============================================================

20

Anda mungkin juga menyukai