Anda di halaman 1dari 13

Proposal Bisnis

Unit Fetal Therapy RSUD Kota Bogor

Latar Belakang
Janin memiliki hak untuk hidup dan perlu diperiksa kesehatannya secara
periodik untuk memastikan tumbuh kembangnya berjalan sesuai harapan.1 Sains dan
teknologi fetomaternal menitikberatkan pada kesehatan maternal juga berorientasi
pada kesejahteraan janin. Kehamilan risiko tinggi merupakan keadaan yang
memerlukan kewaspadaan dari dokter dan kesadaran pasien dalam melewati fase
kehamilannya. Insidensinya berkisar 6-8% dari total kehamilan. Sebanyak 2-3%
jumlah kehamilan risiko tinggi tersebut berkaitan dengan kelainan kongenital/cacat
bawaan.2
Kondisi cacat bawaan memang merupakan suatu hal yang sangat tidak
diharapkan bagi pasangan suami istri. Terlepas dari berat ringannya cacat, biasanya
pasangan tersebut memiliki setidaknya niat untuk menghentikan episode
kehamilannya karena informasi yang tidak akurat. Upaya maksimal dalam membantu
pasangan menyelamatkan janin yang sedang sakit harus dilakukan baik metode terapi
noninvasif maupun invasif.
Berbagai prosedur tindakan minimal invasif yang dilakukan, sebagian
merupakan hal yang baru di Indonesia. Beberapa rumah sakit pendidikan senantiasa
melakukan berbagai cara untuk dapat menambah pengalaman di bidang fetomaternal.
Tercatat akhir tahun 2019 jumlah konsultan fetomaternal di Indonesia 213 orang, dan
2 di antaranya berpraktek di wilayah Bogor.3 Masyarakat perlu mendapatkan
informasi yang benar dan baik mengenai layanan fetomaternal dan apa saja
keuntungan yang akan didapatkan. Mengenalkan kepada petugas kesehatan lainnya
(dokter maupun paramedis) tentang informasi lengkap tentang layanan fetomaternal
RSUD Kota Bogor dengan diferensiasi fetal therapy patut dilakukan dengan
mempertimbangkan etika kedokteran.

1
Pengobatan yang berorientasi langsung terhadap janin baru di Indonesia mulai
tahun 2012 dan hal tersebut berada di RS Harapan Kita Jakarta. Di Bogor, rumah
sakit yang memiliki unit fetal therapy belum ada, padahal kebutuhan hal tersebut
dibutuhkan. Dalam beberapa kasus, keterlambatan dalam mengenali diagnosis dini
penyakit janin akan berdampak terhadap terlambatnya penanganan yang bisa
berakibat kematian janin dalam rahim.
Diagnosis yang dibuat oleh dokter pada janin dalam kandungan ibu harus
akurat. Ini merupakan bagian dari fetomaternal yang dikenal sebagai diagnosis
prenatal. Dengan terbukanya informasi yang luas, maka masyarakat dapat
membandingkan kemajuan teknologi dan keterampilan dokter dalam menangani
kasus sehingga mereka dapat memutuskan untuk memilih terapi apa dan dimana yang
mereka anggap baik.

Mengapa unit fetal therapy ini penting?


Unit ini akan bekerja mengawal kehamilan seorang pasien mulai skrining di
trimester I (11-13 minggu), II (20-22 minggu) dan III (30-32 minggu). 2 Jika dicurigai
adanya masalah pada janin, maka pilihan terapi bergantung dari berat ringannya
penyakit yang diderita janin, tersedianya SDM beserta alat penunjang dalam
membantu janin yang kurang beruntung tersebut.
Harapan pembentukan unit ini adalah mampu melakukan tindakan intervensi
berupa prosedur minimal invasif saat janin dicurigai berpeluang cacat bawaan atau
sakit. Membangun unit fetal therapy membutuhkan fondasi kerja sama yang baik
beberapa bidang spesialis yakni obsgin, anak, bedah dan anestesi.
Citra rumah sakit dengan sendirinya akan memiliki kesan progresif maju di
mata pasien dan dapat merupakan ciri pembeda dari rumah sakit yang lain se-
Bocimipok. Magnet tersendiri bagi rumah sakit lain untuk merujuk ke RSUD Kota
Bogor karena memiliki layanan yang berbeda dan perdana di wilayah Bocimipok.

2
Menjadi RS pertama yang memulai unit fetal therapy tentu membutuhkan
dukungan dari berbagai pihak, kerja sama tim, promosi yang hebat dan terus
menerus, penelitian dan pelatihan juga evaluasi tiap sesi waktu.

Potensial market
Peningkatan jumlah penduduk di wilayah Bogor berkisar 2.4%, jika digabung
jumlah penduduk Kota dan Kabupaten Bogor berkisar 7 juta jiwa. Data
memperlihatkan era pandemi covid memberikan dampak terhadap peningkatan angka
kehamilan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk wilayah Bogor. Segmentasi usia
produktif di daerah penyangga Ibu kota sangat pesat.

Visi dan Misi


Visi: unit fetal therapy dapat membantu semua pasangan memperoleh janin yang
sehat

Misi:
- Melakukan diagnosis prenatal secara detil dan sedini mungkin
- Melakukan intervensi terapi noninvasif maupun invasif
- Melakukan prosedur minimal invasif pada kasus tertentu

Produk/Layanan Program
Bisnis produk kesehatan berhubungan dengan jasa dan di dalamnya
terkandung azas kepercayaan antara dokter – pasien. Memastikan komunikasi dua
arah dan menuntun pasien mendapatkan yang terbaik dalam melewati fase
kehamilannya merupakan bagian dari komitmen dokter membangun hubungan
tersebut. Tingkat pendidikan, pendapatan dan pengalaman yang baik berpengaruh
terhadap pandangan seseorang dalam melihat optimisme luaran hasil.

3
Layanan Unit Fetal Therapy
1. Diagnosis prenatal
a. Skrining trimester I (11-13 minggu)
b. Skrining trimester II (20-22 minggu)
c. Skrining trimester III (30-32 minggu)
2. Prosedur minimal invasif
a. Tindakan CVS (chorionic villous sampling)
b. Tindakan amniocentesis (pengambilan cairan ketuban untuk tujuan
pemeriksaan)
c. Tindakan amnioreduksi (pengambilan cairan ketuban untuk tujuan
dekompresi/mengurangi tekanan)
d. Tindakan amnioinfusion (pemberian cairan ke dalam kantong ketuban
untuk tujuan penambahan cairan ketuban)
e. Tindakan torakocentesis (pengambilan cairan di rongga dada janin
intrauterine dengan tujuan memastikan berkembangnya paru-paru janin
secara baik)
f. Tindakan paracentesis (pengambilan cairan asites dalam rongga perut
janin intrauterin)
g. Tindakan pericardiocentesis (pengambilan cairan di selaput pembungkus
jantung)
h. Tindakan kordocentesis (pengambilan darah janin dengan tujuan
pemeriksaan hemoglobin, trombosit atau genetika janin)
i. Tindakan transfusi intrauterine (melakukan tranfusi terhadap janin
intrauterine)
j. Terapi injeksi intrauterine (menyuntikkan obat intrauterine dengan tujuan
terapi)
k. Tindakan fetoskopi-laser (melakukan penglihatan langsung intrauterine
dengan tujuan diagnosis dan terapi)

4
Sumber Daya
Sumber daya dikelompokkan menjadi:
1. Tenaga profesional dan kompeten
Konsultan fetomaternal adalah seorang SpOG yang melanjutkan pendidikan
trainee dengan berbagai kompetensinya. Kompetensi akan senantiasa
fluktuatif sejalan dengan bidang minat yang akan dikembangkannya.
Kompetensi minimal invasif bidang fetomaternal masih terbuka untuk dapat
dimulai dan dikembangkan di RSUD Kota Bogor dengan pertimbangan masih
belum banyak rumah sakit yang melakukan tindakan-tindakan minimal invasif
tersebut.
Operator akan didampingi oleh perawat yang akan membantu dalam
melakukan tindakan-tindakan invasif tersebut. Pelatihan dan pembinaan
secara bertahap diperlukan untuk menunjang kegiatan tindakan. Diperlukan 2
orang sebagai asisten yang mendampingi operator dan 1 perawat sirkuler yang
senantiasa siap berada di sekitar ruang tindakan.
2. Alat-alat penunjang fetomaternal mutakhir
Kegiatan prosedur minimal invasif fetomaternal berkaitan dengan beberapa
sarana (ruangan dan alat-alat):

Ruang Penunjang Unit Fetomaternal


No Ruangan Keterangan
1. Ruang Poli Kehamilan 1 kamar standar dengan ukuran 5x5 m
Risiko Tinggi/Ruang didalamnya terdiri atas :
tindakan prosedur - Meja konsultasi
minimal invasif - 1 Tempat tidur pasien obstetric dan
ginekologi
- 1unit USG GE Voluson S8
- 1unit Printer merk Epson L220 atau L360

5
- Wastafel dengan sumber air baik dan
cukup
- Toilet
- Lemari tempat alkes
- AC 2 pk
2. Ruangan Fetoskopi Terdiri atas
-laser 20-30 watt - Ruangan dokter dan staf untuk ganti
Bipolar koagulasi pakaian: ukuran 3x3 m  AC 1 pk, 1 unit
lemari, tempat cuci tangan (3 unit) dan
hibiscrub.
- Ruangan utama ukuran 6x5 m yang di
dalamnya memuat 1 tower endokopi +
fetoskopi, 1 unit lampu meja operasi
terfiksasi, 1 unit mesin lab merk sysmec,
AC 2 pk
- Ruang pemulihan ukuran 3x3 m terdiri
atas 1 unit tempat tidur pasien, alat
monitor, O2

Alat Habis Pakai Untuk Prosedur Tindakan Minimal Invasif


No Jenis Jumlah Keterangan
(Ketersediaa
n tiap kali
tindakan )
1. Jarum abocath
No.16 2
No.18 2
2. Jarum amniocentesis 1
3. Infus set 1

6
4. Urin Bag 1
5. Spuit
- 3 cc 1
- 5 cc 1
- 10 cc 1

- 20 cc 1

- 50 cc 1
6. Botol steril ukuran 15-20 cc 2 Untuk menyimpan
specimen cairan amnion
7. Tabung steril simpan darah 5 cc 2 Untuk menampung darah
hasil kordosintesis

3. Strategi Pemasaran dan komunikasi


a. Segmen pasar: ditujukan untuk pasien obstetric mulai trimester ke I, II,
dan III yang cara pembayarannya status umum atau asuransi profit
b. Target pasar, dibagi menjadi 2 kelompok
- risiko rendah: kehamilan usia 21-35 tahun, tanpa penyakit
penyerta, tidak terdapat riwayat kelainan bawaan
- risiko tinggi: usia > 35 tahun, riwayat penyakit penyerta (contoh
hipertensi tidak terkontrol, diabetes mellitus, kelainan hormone tiroid,
riwayat autoimun, dsb), riwayat kelainan bawaan.
c. Posisi layanan (positioning product)
- Segi atribut: Unit fetal therapy di RSUD Kota Bogor merupakan pusat
terapi janin perdana di Bogor
- Segi manfaat: mengetahui secara dini penyakit di janin dan melakukan
terapi
- Segi pengguna: dibutuhkan bagi pasangan dengan kehamilan risiko
tinggi
- Segi kompetitor: di wilayah Bogor belum ada

7
- Segi biaya: jasa layanan kompetitif dibanding RS luar Bogor

Berikut ini disajikan usul tarif operator (di luar investasi alat dan bahan):
Jenis Jasa Keterangan
Operator
1. Poliklinik Fetomaternal 750.000,- Dilakukan di Poliklinik
USG Rutin (disarankan
menggunakan USG GE
Voluson S8 atau dengan
spektrum yang setara)
2. Cerclage (pengikatan mulut 2.000.000 Dilakukan di kamar operasi.
rahim) Perawatan 1 hari post operasi

3. Tindakan CVS pada janin 3.000.000 Dilakukan di kamar bersalin


dan guidance USG dengan
anestesi lokal dengan
perawatan 1 hari (tidak ada
komplikasi)
4. Tindakan 3.000.000 Dilakukan di kamar bersalin
Amnioreduksi/amniocentesis dan guidance USG dengan
anestesi lokal dengan
perawatan 1 hari (tidak ada
komplikasi).
Pengiriman sampel ke Lab
genetika dan biaya
pemeriksaan karyotyping tidak
termasuk dalam layanan.
5. Amnioinfusion (Suntik 3.000.000,- Dilakukan di kamar bersalin
ketuban) dan guidance USG dengan
anestesi lokal dengan

8
perawatan 1 hari (tidak ada
komplikasi)
6. Kordocentesis (Tindakan 3.000.000,- Dilakukan di kamar bersalin
pengambilan darah janin dan guidance USG dengan
intrauterine) anestesi lokal dengan
perawatan 1 hari (tidak ada
komplikasi)
7 Paracentesis intrauterine 3.000.000 Dilakukan di kamar
(pengambilan cairan asites bersalin/poli dan guidance
janin) USG dengan anestesi lokal
dengan perawatan 1 hari (tidak
ada komplikasi)
7. Tranfusi intrauterine 3.000.000,-
Dilakukan di kamar bersalin
dan guidance USG dengan
anestesi lokal dengan
perawatan 1 hari (tidak ada
komplikasi
8. Torakocentesis intrauterine 3.000.000,- Dilakukan di kamar bersalin
dan guidance USG dengan
anestesi lokal dengan
perawatan 1 hari (tidak ada
komplikasi
9. Terapi injeksi janin 3.000.000,- Dilakukan di kamar bersalin
dan guidance USG dengan
anestesi lokal dengan
perawatan 1 hari (tidak ada
komplikasi
10 Fetoskopi (dengan tindakan 5.000.000,- Dilakukan di kamar operasi
. ablasi vaskuler plasenta) dan guidance USG dengan

9
anestesi regional

- Memanfaatkan jaringan RSUD Kota Bogor dengan RS lain di


seluruh Bocimipok

4. Integrasi: unit fetal therapy RSUD Kota Bogor perlu dibentuk tim yang
didalamnya memuat bidang spesialis/Subspesialis fetomaternal, perinatology,
bedah (anak), dan anestesi.

Rencana Anggaran/Pembiayaan
Alat-biaya tetap (fixed cost) Investasi
1. USG Voluson S8 16.000.00 dollar US4
2. Printer L220 atau L360 Rp. 2.500.000,-5
3. Fetoskopi + laser (dengan tower) Rp. 6.200.000.000,-6

Alat habis pakai (variable cost) per tindakan Investasi


1. Jarum amniocentesis Rp. 650.000,-5
2. Abocath per unit Rp. 170.000,-7
3. Infus set/tranfusi set Rp. 100.000,-
4. Spuit per unit Rp. 10.000,-
5. Lidocain per ampul Rp. 5.000,-
6. Urin Bag Rp. 50.000,-
7. Handschoen per unit Rp. 45.000,-
8. Tabung steril per unit Rp. 100.000,-
9. Kassa dan Betadine Rp. 100.000,-

Sumber Anggaran
Modal pribadi : -
Investor : Seluruh biaya (corporate)

Struktur organisasi: sudah jelas

Rencana Eksekusi

10
1. Persiapan: memastikan bahan habis pakai selalu tersedia tiap kali tindakan
2. Strategi pemasaran:
- Direct Promo/Publikasi: Media cetak, radio
- Webinar promo:
1. Target utama: SpOG
2. Target esensial: dokter (umum dan spesialis) dan bidan

Simulasi Kasus
Wanita, 27 tahun hamil ke-3, dirujuk oleh SpOG RS Ummi dengan keterangan hamil
16 minggu dengan kelainan irama jantung lambat pada janin. Pasien diberikan obat
untuk menaikkan irama jantung (noninvasive treatment). Pasien lepas kontrol berobat
ke SpOG lain kemudian datang kembali disarankan menemui fetomaternal karena
seluruh badan janin telah bengkak. Oleh karena alasan tersebut, maka perlu dilakukan
tindakan minimal invasif.
Tindakan yang akan dilakukan:
1. Diagnosis prenatal : USG detail scanning
2. Tindakan paracentesis : mengambil cairan di tubuh janin
3. Tindakan kordocentesis : mengambil darah janin
Pembiayaan:
Layanan Lokasi Tarif
1. Diagnosis prenatal Poli Kehamilan risti Rp……………
2. Tindakan paracentesis Ruang Fetal therapy Rp ………….
3. Tindakan kordocentesis Ruang Fetal therapy Rp……………
4. Lama perawatan 1-2 hari Ruangan Rp…………….
Total yang dibayarkan Kasir Rp…………….
untuk 1 kali tindakan

Ketentuan Umum
No Istilah Definisi

11
1. Tarif Sebagian atau seluruh biaya penyelenggaraan kegiatan
pelayanan di unit fetomaternal
2. Jasa Pelayanan Imbalan yang diterima oleh pelayanan atas jasa yang
fetomaternal diberikan kepada pasien dalam rangka observasi,
skrining, penegakkan diagnosis, terapi dan konsultasi
di unit fetomaternal.
Jasa ini terdiri atas :
- jasa medis
- jasa keperawatan
- jasa tenaga kesehatan lain
- jasa tenaga lainnya
3. Jasa medis Jasa tenaga medis konsultan fetomaternal yang
fetomaternal melakukan observasi, skrining, penegakkan diagnosis,
terapi dan konsultasi

Kesimpulan
Unit fetomaternal memiliki keuntungan medis dalam penyelamatan ibu dan
anak. Wilayah Bogor dan sekitarnya belum memiliki suatu pusat pengembangan
studi dan terapi fetomaternal sehingga diharapkan RSUD Kota Bogor dapat
mengambil kesempatan ini sebagai pusat terapi janin di Bogor.
==============================JNB===========================
Bogor, 19 Oktober 2020

(dr. Jonas Nara Baringbing, SpOG(K))

12
Referensi
1. Kurjak A. The fetus as a patient. Springerlink. 1991.
2. Buku Ajar Creasy and Resnik’s. Maternal Fetal Medicine. 2016
3. Pertemuan Ilmiah Tahunan XIX. Himpunan Kedokteran Fetomaternal
(HKFM). 2019
4. www.ultrasoundsupply.com
5. www.tokopedia.com
6. Advance Medicare Corpora.2019
7. PT. Inapro Instrumen Indo

13

Anda mungkin juga menyukai