Anda di halaman 1dari 5

PEMERIKSAAN FISIK GINEKOLOGI WANITA

No. Dokumen : 440 / …… / SOP / UKP / 2017


No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

Puskesmas Pragaan Hudi Kuswoyo, S.Kep.Ns.


NIP. 19670609 198803 1 011

1. Pengertian Pemeriksaan ginekologi adalah suatu prosedur klinik yang dilakukan secara
bimanual untuk menentukan atau mengetahui kondisi organ genetalia wanita,
berkaitan dengan upaya atau penentuan ada tidaknya kelainan pada bagian
tersebut. Pemeriksaan ini merupakan rangkaian dari suatu prosedur
pemeriksaan yang lengkap sehingga hasil pemeriksaan terfokus pada
tampilan genitalia eksterna dan upaya untuk mengetahui arah, besar,
konsistensi uterus dan servik, kondisi adneksa, para metrium dan organ orang
di sekitar genitalia interna(rongga pelvik)

2. Tujuan Melakukan pemeriksaan fisik ginekologi wanita.

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas no……………………. / 2016 tentang


layanan klinis yang menjamin kesinambungan layanan.

4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Indonesia No.514 tahun 2015 tentang panduan
praktik klinis bagi dokter di fasilitas Kesehatan tingkat pertama halaman 989-
991

5. Alat dan Bahan 1. Tabung O2 lengkap dengan manometer


2. Pengukur aliran (flowmeter)
3. Botol pelembab berisi air steril/aquadest
4. Selang O2
5. Plester
6. Kapas alcohol

6. Langkah-langkah 1. Informed consent: petugas menjelaskan kepada pasien jenis


pemeriksaan, tujuan dan prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan.
Informasikan bahwa pemeriksaan yang akan dilakukan tidak
menyebabkan nyeri namun pasien mungkin akan merasa tidak nyaman.
2. Pertugas mempersiapkan alat dan bahan
3. Petugas meminta pasien untuk mengosongkan kandung kencingnya
terlebih dahulu
4. Petugas meminta pasien melepaskan celana dan berbaring di meja
periksa dengan posisi litotomi
5. Petugas meyalakan lampu dan di arahkan ke arah genitalia
6. Petugas pemeriksa mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan
7. Petugas menyentuh paha sebelah dalam terlebih dahulu, sebelum

1/3
menyentuh daerah genital ibu
8. Petugas memperhatikan labia, klitoris dan perenium, apakah terdapat
lesi, inflamasi atau retakan kulit
9. Petugas memisahkan labia mayora dengan dua jari, memeriksa labia
minora, klitoris, mulut uretra dan mulut vagina
10. Petugas melakukan palpasi labia minora. Apakah terdapat benjolan,
cairan, ulkus dan fistula. Rasakan apakah ada ketidakberaturan atau
benjolan dan apakah ada bagian yang terasa nyeri
11. Petugas memeriksa kalenjar skene untuk melihat adanya keputihan dan
nyeri. Dengan telapak tangan menghadap ke atas masukan jari telunjuk
kedalam vagina lalu dengan lembut mendorong ke atas mengenai uretra
dan menekan kalenjar pada ke dua sisi kemudian langsung ke uretra
12. Petugas memeriksa kalenjar bartolin untuk melihat apakah ada cairan
dan nyeri. Memasukakn jari telunjuk ke dalam vagina di sisi bawah
mulut vagina dan meraba dasar masing-masing labia mayora. Dengan
menggunakan jari telunjuk dan ibu jari, mempalpasi setiap sisi untuk
mencari apakah ada benjolan atau nyeri.
13. Petugas meminta ibu untuk mengejan ketika menahan labia dalam posisi
terbuka. Periksa apakah terdapat benjolan pada dinding anterior atau
posterior vagina
14. Petugas memasang spekulum cocor bebek dan sesuaikan sehingga
seluruh leher rahim dapat terlihat
15. Spekulum cocor bebek di fiksasi pada posisi terbuka sehingga
pandangan di leher rahim dapat terjaga selama periksaan
16. Petugas membersihkan lendir dan getah vagina apabila menghalangi
pandangan keleher rahim
17. Petugas memeriksa leher rahim apakah ada kecurigaan kangker leher
rahim, atau terdapat servisitis, ektopion, tumor, ovula naboti atau luka
18. Petugas melepaskan spekulum dan letakkan kedalam wadah berisi
larutan klorin0,5%
19. Petugas pemeriksa dalam posisi berdiri
20. Tangan kiri di letakakan di atas abdomen. Kemudian masukan jari
telunjuk dan jari tengah tangan kanan pemeriksa yang sudah di beri gel
lubrikan kedalam vagina
21. Petugas menilai dinding vagina. Apakah teraba massa, atau ada infiltrasi
massa
22. Petugas menilai porsio: konsistensi, ukuran, besar, ektopi, adanya
massa, adanya nyeri goyang porsio
23. Petugas menilai corpus uteri: konsistensi ukuran, posisi(antefleksi/retro

2/3
fleksi), adanya benjolan atau massa
24. Petugas menilai adneksa: adanya nyeri tekan, massa/benjolan,
tegang/kaku(pada penyakit radang panggul atau PRP, perdarahan intra
abdomen)
25. Petugas menilai cavum dauglasi: menenjol atau tidak (adanya massa,
cairan)
26. Kemudian, petugas mengeluarkan jari tangan pemeriksa secara perlahan
27. Petugas membersihkan kembaliarea vulva dengan kasa kering atau yang
diberi anti septik
28. Petugas memeriksa colok dhubur (rektal touche) dapat dilakukan pada
pasien anak atau wanita yang belum menikah
29. Setelah selesai melakukan pemeriksaan, lepas sarung tangan di dalam
larutan klorin
30. Petugas meminta pasien mengenakan kembali pakain dalamnya dan
komunikasikan temuan klinis yang di dapatkan saat pemeriksaan
31. Petugas mencatat hasil pemeriksaan dalam rekam medis pasien dan jika
di perlukan lakukan pemeriksaan penunjang atau rujukan
32. Petugas memberitahukan pasien apabila di perlukan kunjungan
selanjutnya

7. Bagan Alir
Pasien Daftar Anamnesa

Pemeriksaan fisik :
- Inspeksi Persiapan alat
- Palpasi untuk
- Perkusi pemeriksaan
- Auskultasi fisik

Diagnosa

Terapi Px pulang

8. Unit Terkait 1. Poli ibu


2. Polindes
3. Ponkesdes

9. Dokumen Terkait Rekam Medik

10. Rekaman Historis


Perubahan Tanggal
No Yang Diubah Isi Perubahan Mulai
Diberlakukan

3/3
4/3
DAFTAR TILIK
…………………………………………………………………

No. ……………………………………………… Ya Tidak


1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

5/3

Anda mungkin juga menyukai