Anda di halaman 1dari 29

Disusun oleh:

Mutiah

(11101042)

STIKes PERTAMEDIKA

PROGRAM STUDI S1 REGULER III

TAHUN AJARAN 2010/2011

BAB I

PENDAHULUAN
A. DEFINISI
Definisi menurut para ahli, sebagai berikut :
 Dyspepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak
enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan (Arif,
2000).
 Dyspepsia merupakan kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari nyeri ulu
hati, mual,kembung, muntah, rasa penuh, atau cepat kenyang, sendawa
(Dharmika, 2001).
 Dyspepsia merupakan kumpulan gejala yang sudahdikenal sejak lama, terdiri dari
rasa nyeri epigastrium, kembung, rasa penuh, serta mual-mual (Aziz 1997)

B. ETIOLOGI
Penyebab dyspepsia dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
a) Dyspepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik sebagai
penyebabnya (misalnya tukak peptic, gastritis, pankreastitis, kolesistitis dan
lainnya).
b) Dyspepsia non organik atau dyspepsia fungsional atau dyspepsia non ulkus
(DNU), bila tidak jelas penyebabnya

C. PATOFISIOLOGI

Kelainan yang terjadi pada sindrom nefrotik yang paling utama adalah proteinuria
sedangkan yang lain dianggap sebagai manifestasi sekunder. Kelainan ini disebabkan
oleh karena kenaikan permeabilitas dinding kapiler glomerulus yang sebabnya belum
diketahui yang terkait dengan hilannya muatan negative gliko protein dalam dinding
kapiler. Pada sindrom nefrotik keluarnya protein terdiri atas campuran albumin dan
protein yang sebelumnya terjadi filtrasi protein didalam tubulus terlalu banyak akibat dari
kebocoran glomerolus dan akhirnya diekskresikan dalam urin. (Husein A Latas, 2002 :
383).

Pada sindrom nefrotik protein hilang lebih dari 2 gram perhari yang terutama terdiri dari
albumin yang mengakibatkan hipoalbuminemia, pada umumnya edema muncul bila
kadar albumin serum turun dibawah 2,5 gram/dl. Mekanisme edema belum diketahui
secara fisiologi tetapi kemungkinan edema terjadi karena penurunan tekanan onkotik/
osmotic intravaskuler yang memungkinkan cairan menembus keruang intertisial, hal ini
disebabkan oleh karena hipoalbuminemia. Keluarnya cairan keruang intertisial
menyebabkan edema yang diakibatkan pergeseran cairan. (Silvia A Price, 1995: 833).

Akibat dari pergeseran cairan ini volume plasma total dan volume darah arteri menurun
dibandingkan dengan volume sirkulasi efektif, sehingga mengakibatkan penurunan
volume intravaskuler yang mengakibatkan menurunnya tekanan perfusi ginjal. Hal ini
mengaktifkan system rennin angiotensin yang akan meningkatkan konstriksi pembuluh
darah dan juga akan mengakibatkan rangsangan pada reseptor volume atrium yang akan
merangsang peningkatan aldosteron yang merangsang reabsorbsi natrium ditubulus distal
dan merangsang pelepasan hormone anti diuretic yang meningkatkan reabsorbsi air
dalam duktus kolektifus. Hal ini mengakibatkan peningkatan volume plasma tetapi
karena onkotik plasma berkurang natrium dan air yang direabsorbsi akan memperberat
edema. (Husein A Latas, 2002: 383).

Stimulasi renis angiotensin, aktivasi aldosteron dan anti diuretic hormone akan
mengaktifasi terjadinya hipertensi. Pada sindrom nefrotik kadar kolesterol, trigliserid, dan
lipoprotein serum meningkat yang disebabkan oleh hipoproteinemia yang merangsang
sintesis protein menyeluruh dalam hati, dan terjadinya katabolisme lemak yang menurun
karena penurunan kadar lipoprotein lipase plasma. Hal ini dapat menyebabkan
arteriosclerosis. (Husein A Latas, 2002: 383).

D. MANIFESTASI KLINIK

Tanda dan gejala yang muncul pada anak yang mengalami Sindrom nefrotik adalah:

1. Oedem umum ( anasarka ), terutama jelas pada muka dan jaringan periorbital.
2. Proteinuria dan albuminemia.

3. Hipoproteinemi dan albuminemia.

4. Hiperlipidemi khususnya hipercholedterolemi.

5. Lipid uria.

6. Mual, anoreksia, diare.

7. Anemia, pasien mengalami edema paru.

E. PENATALAKSANAAN

1. Diperlukan tirah baring selama masa edema parah yang menimbulkan keadaan tidak
berdaya dan selama infeksi yang interkuten. Juga dianjurkan untuk mempertahankan
tirah baring selama diuresis jika terdapat kehilangan berat badan yang cepat.
2. Diit. Pada beberapa unit masukan cairan dikurangi menjadi 900 sampai 1200 ml/ hari
dan masukan natrium dibatasi menjadi 2 gram/ hari. Jika telah terjadi diuresis dan
edema menghilang, pembatasan ini dapat dihilangkan. Usahakan masukan protein
yang seimbang dalam usaha memperkecil keseimbangan negatif nitrogen yang
persisten dan kehabisan jaringan yang timbul akibat kehilangan protein. Diit harus
mengandung 2-3 gram protein/ kg berat badan/ hari. Anak yang mengalami anoreksia
akan memerlukan bujukan untuk menjamin masukan yang adekuat.
3. Perawatan kulit. Edema masif merupakan masalah dalam perawatan kulit. Trauma
terhadap kulit dengan pemakaian kantong urin yang sering, plester atau verban harus
dikurangi sampai minimum. Kantong urin dan plester harus diangkat dengan lembut,
menggunakan pelarut dan bukan dengan cara mengelupaskan. Daerah popok harus
dijaga tetap bersih dan kering dan scrotum harus disokong dengan popok yang tidak
menimbulkan kontriksi, hindarkan menggosok kulit.
4. Perawatan mata. Tidak jarang mata anak tertutup akibat edema kelopak mata dan
untuk mencegah alis mata yang melekat, mereka harus diswab dengan air hangat.
5. Kemoterapi:
 Prednisolon digunakan secra luas. Merupakan kortokisteroid yang mempunyai
efek samping minimal. Dosis dikurangi setiap 10 hari hingga dosis pemeliharaan
sebesar 5 mg diberikan dua kali sehari. Diuresis umumnya sering terjadi dengan
cepat dan obat dihentikan setelah 6-10 minggu. Jika obat dilanjutkan atau
diperpanjang, efek samping dapat terjadi meliputi terhentinya pertumbuhan,
osteoporosis, ulkus peptikum, diabeters mellitus, konvulsi dan hipertensi.
 Jika terjadi resisten steroid dapat diterapi dengan diuretika untuk mengangkat
cairan berlebihan, misalnya obat-abatan spironolakton dan sitotoksik
( imunosupresif ). Pemilihan obat-obatan ini didasarkan pada dugaan imunologis
dari keadaan penyakit. Ini termasuk obat-obatan seperti 6-merkaptopurin dan
siklofosfamid.

6. Penatalaksanaan krisis hipovolemik. Anak akan mengeluh nyeri abdomen dan


mungkin juga muntah dan pingsan. Terapinya dengan memberikan infus plasma
intravena. Monitor nadi dan tekanan darah.
7. Pencegahan infeksi. Anak yang mengalami sindrom nefrotik cenderung mengalami
infeksi dengan pneumokokus kendatipun infeksi virus juga merupakan hal yang
menganggu pada anak dengan steroid dan siklofosfamid.
8. Perawatan spesifik meliputi: mempertahankan grafik cairan yang tepat, penimbnagan
harian, pencatatan tekanan darah dan pencegahan dekubitus.
9. Dukungan bagi orang tua dan anak. Orang tua dan anak sering kali tergangu dengan
penampilan anak. Pengertian akan perasan ini merupakan hal yang penting. Penyakit
ini menimbulkan tegangan yang berta pada keluarga dengan masa remisi, eksaserbasi
dan masuk rumah sakit secara periodik. Kondisi ini harus diterangkan pada orang tua
sehingga mereka mereka dapat mengerti perjalanan penyakit ini. Keadaan depresi dan
frustasi akan timbul pada mereka karena mengalami relaps yang memaksa perawatan
di rumahn sakit.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a) Laboratorium: lebih banyak di tekankan untuk menyingkirkan penyebab organik
lainnya seperti pankreatitis kronis, diabetes mellitus, dan lainnya. Pada dyspepsia
hasil laboratorium biasanya dalam batas normal
b) Pemeriksaan radiologi, yaitu: OMG dengan kontras ganda, serologi helicobacter
bakteri, urea breath test (belum tersedia di Indonesia)
c) Endoskopi merupakan pemeriksaan buku emas selain sebagai diagnostik sekaligus
terapeutik. Pemeriksaan yang dapat di lakukan dengan endoskopi, yaitu:
o CLO (Rapid Urea test)
o Patologi Anatomi
o Kultur Mikroorganisme (MO) jaringan
o PCR (Polymerase Chain Reaction) hanya dalam rangka penelitian saja

BAB II
PEMBAHASAN

Tanggal Pengkajian : 07 Februari 2012

Tanggal masuk : 05 Februari 2012

Ruang kelas : Asy-Syifa/I

Nomer Register : 05.70.23

Diagnosa Medis : Dispepsia

1. IDENTITAS KLIEN
Nama Klien : Tn. Ngatiman
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 58 tahun
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Pendidikian : Kuliah Sarjana (pendidikan terakhir)
Pekerjaan : Wirausaha
Alamat : Reni jaya blok Y rt 004/011 Pamulang
Sumber biaya : Pribadi
Sumber Informasi : Klien
2. RIWAYAT KEPERAWATAN
a. Riwayat kesehatan sekarang.
1) Alasan masuk rumah sakit : mual dan nyeri pada abdomen kiri atas
2) Keluhan utama : mual, muntah, sakit perut, pusing
3) Kronologis keluhan
 Faktor pencetus : Klien belum makan
 Timbulnya keluhan : Bertahap
 Lamanya : Seminggu
 Upaya mengatasi : Dirawat
b. Riwayat kesehatan masa lalu.
1) Riwayat alergi ( obat , makanan, binatang, lingkungan) : Tidak ada
2) Riwayat Kecelakaan : Tidak ada
3) Riwayat dirawat di Rumah Sakit (kapan,alasan,berapa lama): Baru pertama kali
4) Riwayat pemakaian obat : Tidak ada

c. Riwayat kesehatan keluarga(genogram)

Keterangan gambar:

= laki-laki

= perempuan

= meninggal

= garis keturunan

= klien

d. Riwayat Psikologis dan Spiritual


1) Adakah orang terdekat dengan klien : Istri
2) Interaksi dalam keluarga
 Pola komunikasi : Baik
 Pembuatan Keputusan : Musyawarah
 Kegiatan Kemasyarakatan : Karang Taruna
3) Dampak penyakit klien terhadap keluarga : Tidak ada
4) Masalah yang mempengaruhi klien : Biaya
5) Mekanisme koping terhadap stress : Tidur
6) Persepsi klien terhadap penyakitnya
 Hal yang sangat dipikirkan saat ini : Tidak ada
 Harapan setelah menjalani perawatan : Sembuh
 Perubahan yang dirasakan setelah jatuh sakit : Pusing dan mual
7) Sistem nilai kepercayaan
 Nilai-nilai yang bertentangan dengan kesehatan : Tidak ada
 Aktivitas agama/ kepercayaan yang dilakukan : Sholat dan berdoa
e. Kondisi lingkungan rumah
(lingkungan rumah yang mempengaruhi kesehatan saat ini): Bersih
f. Pola kebiasaan

Hal yang dikaji Sebelum sakit Di rumah sakit


1. Pola nutrisi
 Frekuensi makan Makan 2 kali Makan 3 kali
 Nafsu makan Baik Tidak baik

 Porsi makan yang 1 porsi ½ porsi

dihabiskan
 Makanan yang tidak Tidak ada Tidak ada

disukai
 Makanan yang membuat Tidak ada Tidak ada

alergi
 Makanan pantangan
Tidak ada Tidak ada
 Makanan diet
Tidak ada Tidak ada
 Penggunaan obat sebelum Tidak ada Tidak ada
makan
 Penggunaan alat bantu Tidak ada Tidak ada
(NGT dll)
2. Pola Eliminasi
a) B.A.K
 Frekuensi 4 x/hari 3 x/hari

 Warna Kuning jernih Kuning pekat

 Keluhan Tidak ada Tidak ada


Tidak ada Tidak ada
 Penggunaan alat
bantu(kateter,dll)
b) B.A.B
1x/hari 3hari/sekali
 Frekuensi
Siang Tidak menentu
 Waktu
Kuning Kuning
 Warna
Padat Padat
 Konsistensi
Tidak ada Tidak ada
 Keluhan
Tidak ada Tidak ada
 Penggunaan laxatif
3. Pola Personal Hygine
a. Mandi
 Frekuensi 2x/hari 1x/hari
 Waktu Pagi, sore Pagi
b. Oral Hygine 2x/hari 1x/hari
 Frekuensi Pagi, sore Pagi
 Waktu 2x/hari
c. Cuci rambut Pagi, sore Belum pernah cuci
 Frekuensi rambut
4. Pola Istirahat dan Tidur 3x/minggu
 Lama tidur siang 2jam/hari 4jam/hari
 Lama tidur malam 7jam/hari Tidak menentu
 Kebiasaan sebelum tidur Nonton tv Tidak menentu
Tidak ada

5. Pola Aktivitas dan Latihan Tidak ada


 Waktu bekerja Tidak bekerja Tidak ada

 Olah raga Tidak ada Tidak ada

 Jenis olah raga Tidak ada Tidak ada


Tidak ada
 Frekuensi olahraga
 Keluhan dalam beraktifitas
6. Kebiasaan yang mempengaruhi
kesehatan
Iya Tidak ada
a. Merokok
Setiap hari Tidak ada
 Frekuensi
3-4batang/hari Tidak ada
 Jumlah
1 tahun
 Lama pemakaian
b. Minuman keras/NABZA
Tidak ada Tidak ada
 Frekuensi
Tidak ada Tidak ada
 Jumlah
Tidak ada Tidak ada
 Lama pemakaian

3. PENGKAJIAN FISIK
a. Pemeriksaan Fisik Umum
1. Berat Badan : 53 kg (sebelum sakit: 57 kg)
2. Tinggi Badan : 168 cm
3. Tekanan Darah : 140/90 mmHg
4. Nadi : 80x/menit
5. Frekuensi Napas : 20x/menit
6. Suhu Tubuh : 36,2oC
7. Keadaan Umum : Sedang (Compos Metis)
8. Pembesaran Kelenjar Getah Bening: Tidak ada

b. Sistem Penglihatan
1. Posisi Mata : Simetri
2. Kelopak Mata : Normal
3. Pergerakan bola mata : Normal
4. Konjungtiva : merah muda
5. Kornea : Keruh/berkerut
6. Sklera : Ikterik
7. Pupil : Anisokor
8. Otot-otot mata : Tidak ada kelainan
9. Fungsi penglihatan : Baik
10. Tanda-tanda radang : Tidak ada
11. Pemakaian kacamata : Tidak
12. Pemakaian lensa kontak : Tidak
13. Reaksi Terhadap cahaya : Normal

c. Sistem Pendengaran
1. Daun Telinga : Normal
2. Karakteristik Serumen : Kuning, Cair, Khas
3. Kondisi telinga tengah : Normal
4. Cairan dari telinga : Tidak ada
5. Perasaan penuh di telinga: Tidak
6. Tinitus : Tidak
7. Fungsi pendengaran : Normal
8. Gangguan keseimbangan : Tidak
9. Pemakaian alat bantu : Tidak ada
d. Sistem Pernapasan
1. Jalan napas : Bersih
2. Pernapasan : Tidak sesak
3. Menggunakan otot bantu pernapasan: Tidak
4. Frekuensi : 20x/menit
5. Irama : Teratur
6. Jenis pernapasan : Spontan
7. Batuk : Tidak produktif
8. Sputum : Tidak
9. Palpasi dan Perkusi dada : Normal
10. Suara napas : Vesikuler
11. Nyeri saat bernapas : Tidak ada
12. Penggunaan alat bantu napas: Tidak ada

e. Sistem Kardiovaskuler
1. Sirkulasi Perifer
- Nadi : 86x/menit ; Irama: Normal
- Tekanan darah: 140/90 mmHg
- Distensi vena jugularis: Tidak ada
- Temperatur kulit : Hangat
- Warna kulit : Kemerahan
- Pengisian kapiler : 2 detik
- Edema : Tidak ada

2. Sirkulasi Jantung
- Irama : Tidak Teratur
- Bunyi jantung : Murmur
- Sakit dada : Tidak ada

f. Sistem Hematologi
Gangguan hematologi:
- Pucat : Iya
- Perdarahan : Tidak ada

g. Sistem saraf Pusat


- Keluhan sakit kepala : Vertigo
- Tingkat kesadaran : Compos Metis
- Tanda-tanda peningkatan TIK : Ya, sakit kepala sedang
- Pemeriksaan reflex
a. Reflek fisiologis : Normal
b. Refleks patologi : Ya

h. Sistem Pencernaan
1. Keadaan mulut
- Gigi : Tidak
- Penggunaan gigi palsu : Tidak
- Stomatitis : Tidak
- Lidah kotor : Tidak
- Saliva : Abnormal
2. Muntah : Ya
-Isi : Cairan
-Warna : Kuning
-Frekuensi : 2x/hari
-Jumlah : 100ml
3. Nyeri daerah perut : Ya
4. Skala nyeri :3
5. Karakter nnyeri :Kiri atas
6. Bising usus : 10x/menit
7. Diare : Tidak ada
8. Warna feses : kuning
9. Konsistensi feses : Setengah padat
i. Sistem Endokrin
1. Pembesaran kelenjar tiroid : tidak ada
2. Nafas berbau keton : Ya
3. Luka ganggren : tidak ada

j. Sistem Urogenital
1. Balance cairan : Intake 1000ml; Output 900ml
2. B.A.K : kuning jernih
3. Distensi kandung kemih : tidak ada

k. Sistem Integumen
1. Turgor kulit : Baik
2. Temperatur kulit : Hangat
3. Warna kulit : Kemerahan
4. Keadaan kulit : Baik
5. Kelainan kulit : Tidak ada
6. Keadaan rambut : -Tekstur: Baik
-Kebersihan: Baik

l. Sistem Muskuloskeletal
1. Kesulitan dalam pergerakan : Tidak ada
2. Sakit pada tulang/sendi : Ya
3. Fraktur : Tidak ada
4. Keadaan tonus otot : Baik
5. Kekuatan otot :5555 5555
5555 5555

Data Tambahan (Pemahaman tentang penyakit)


Klien mengatakan mual, muntah dan nyeri pada abdomen bagian kiri atas. Awalnya klien
hanya mengira sakit biasa saja.

4. Data Penunjang
Hasil Pemeriksaan laboratorium tanggal 03 februari 2012
Hemoglobin : 14,1 gr/dl (normal 14,0-17,0 gr/dl)
Hematokrit : 43% (normal 42-52%)
Leucosit : 13.700 ribu/ul (normal 5-10 ribu/ul)
Trombosit : 341.000ribu/ul (normal 150-400 ribu/ul)

5. Penatalaksanaan
- Terapi cairan : Terpasang infus asering 8 jam/kolf
- Terapi oral : Mogtal 3x1cc ; Ventolin 3x1cc
- Terapi injeksi : Acran 2x1ml; Cefotaxim 2x1ml
- Diet : Makan lunak.

6. Resume

Tn. N datang ke UGD RS. Bhineka Bakti Husada pada tanggal 5 februari 2012.
Dengan Keluhan mual, muntah dan nyeri pada abdomen bagian kiri atas. Setelah di
diagnosa, klien terkena penyakit Dispepsia. Klien mengatakan nyeri di bagian abdomen
kiri atas, mual, dan lemas. Klien di rawat di ruang Asy-Syifa kamar 43 kelas I. Setelah di
observasi skala nyeri 3, keadaan umum sedang, dengan hasil TTV sebagai berikut:

TD : 140/90 mmHg

N : 86x/menit

Rr : 20x/menit

S : 36,2oC

7. Data Fokus
No. Data Subyektif Data Obyektif

1. Klien mengatakan tidak  Klien tampak lemas dan pucat


nafsu makan dan merasa  Klien mual 2x/hari
mual, muntah  Mukosa bibir klien tampak kering
 KU: Sedang
 TTV:
TD:130/90 mmHg
N: 88x/menit
RR: 20x/menit
S : 37 oC
2. Klien mengatakan nyeri o klien tampak meringis kesakitan
abdomen bagian kiri atas o KU: Sedang
o TTV
TD: 140/90 mmHg
N: 86x/menit
Rr: 24x/menit
S: 36,5 oC
3. Klien mengatakan takut - Pasien tampak cemas (skala 3)
akan penyakitnya - KU : Sedang
- TTV
TD: 110/80 mmHg
N: 84x/menit
Rr: 22x/menit
S: 36,6 oC

8. Analisa Data

No Data Masalah Etiologi


.
1. DS : Klien mengatakan erosi mukosa
tidak nafsu makan dan lambung
merasa mual, muntah
menurunnya tonus
DO : dan peristaltik
lambung
 Klien tampak lemas
dan pucat refluksi isi
Gangguan nutrisi
 Klien mual 2x/hari kuran dari duodenum ke
 Mukosa bibir klien kebutuhan tubuh lambung
tampak kering
 KU: Sedang perubahan nutrisi
 TTV: kurang dari
TD:130/90 mmHg kebutuhan
N: 88x/menit
RR: 20x/menit

S : 37 oC

2. DS: Klien mengatakan inflamasi


nyeri abdomen bagian
nyeri epigastrium
kiri atas

Gangguan rasa gangguan rasa


DO:
nyaman nyeri nyaman nyeri
o klien tampak
meringis kesakitan
o KU: Sedang
o TTV
TD: 140/90 mmHg
N: 86x/menit
Rr: 24x/menit

S: 36,5 oC

3. DS: Klien mengatakan Kurangnya


takut akan penyakitnya pengetahuan dan
informasi
DO:
iritasi jaringan paru
- Pasien tampak cemas
(skala 3) cemas
- KU : Sedang Resiko koping yang
- TTV berlebihan
TD: 110/80 mmHg
N: 84x/menit
Rr: 22x/menit

S: 36,6 oC

DIAGNOSA KEPERAWATAN
No. Diagnosa keperawatan (P&E) Tanggal di Tanggal teratasi Nama
temukan Jelas
1. Gangguan nutrisi kurang dari 5/2/2012 8/2/2012 Mutiah
kebutuhan tubuh b.d intake
yang tidak adekuat
2. Gangguan rasa nyaman nyeri 5/2/2012 6/2/2012 Mutiah
b.d distensi abdomen
3. Resiko koping yang berlebihan 5/2/2012 6/2/2012 Mutiah
b.d kurangnya pengetahuan

PERENCANAAN

Tgl. Diagnosa Tujuan dan Rencana Tindakkan Paraf dan


Keperawatan (PES) Kriteria Hasil Nama Jelas
5/2/2012 Gangguan nutrisi Setelah di 1. Kaji status nutrisi
kurang dari lakuakn klien
kebutuhan tubuh tindakkan
2. Berikan makanan
b.d intake yang keperawatan
Mutiah
porsi kecil tapi
tidak adekuat selama 3x24 jam.
sering
Gangguan nutrisi
kurang
3. Observasi TTV
darikebutuhan
tubuh dapat 4. Beri penkes tentang
teratasi/ Tidak pentingnya nutrisi
terjadi
5. Libatkan keluarga
dalam pemenuhan
kebutuhan nutrisi
8/2/2012 Gangguan rasa Setelah di 1. Anjurkan teknik
nyaman nyeri b.d lakukan relaksasi (teknik
distensi abdomen tindakkan nafas dalam)
keperawatan
2. Observasi TTV
selama 1x24 jam.
Nyeri berkurang/ Mutiah
3. Beri posisi nyaman
hilang
sesuai kebutuhan
klien

6/2/2012 Resiko koping yang Setelah di 1. Observasi dan catat


berlebihan b.d lakukan TTV
kurangnya tindakkan
2. Kaji Rasa cemas
pengetahuan keperawatan
Mutiah
klien (1-5)
selama 1x24 jam.
Cemas dapat
3. Berikan Penkes
teratasi
tentang perjalanan
penyakit dan
prosedur
pengobatan klien
IMPLEMENTASI

Tgl/waktu No. Tindakkan Keperawatan dan Hasil Paraf dan nama


DK jelas
5/2/2012 1. 1. Mengkaji status nutrisi klien

2. Memberikan makanan porsi kecil tapi sering

3. Mengobservasi TTV

Hasil :
Mutiah
KU: Sedang

TD; 110/70 mmHg


N: 81x/menit
Rr: 24x/menit

S: 36,5 oC

4. Memberikan penkes tentang pentingnya nutrisi

5. Melibatkan keluarga alam pemenuhan


kebutuhan nutrisi

1. Menganjurkan teknik relaksasi (teknik nafas


dalam)

2. Mengobservasi TTV dan KU


Hasil :

TD:120/80 mmHg
N: 84x/menit
RR: 22x/menit

S : 37 oC

3. Memberikan posisi nyaman sesuai kebutuhan


klien

4. Menganjurkan klien melakukan teknik relaksasi


(tarik nafas dalam)

8/2/2012 1 1. Menganjurkan teknik relaksasi (teknik nafas


dalam)

2. Mengobservasi TTV dan KU

Hasil :
Mutiah
TD:120/80 mmHg
N: 84x/menit
RR: 22x/menit

S : 37 oC

3. Memberikan posisi nyaman sesuai kebutuhan


klien

4. Menganjurkan klien melakukan teknik relaksasi


(tarik nafas dalam)
6/2/2012 1. 1. Mengobservasi dan catat TTV

Hasil:

KU: Sedang
Mutiah
TD: 120/80 mmHg
N: 87x/menit
Rr: 22x/menit

S: 37 oC edang

2. Mengkaji rasa cemas klien (1-5)

3. Memberikan pendkes tentang perjalanan


penyakit dan prosedur pengobatan klien

EVALUASI

Hari/tgl/jam No. Evaluasi Hasil (SOAP) Paraf dan nama


DK (Mengacu pada tujuan) jelas
Minggu,5/2/201 1. S: Klien mengatakan tidak mual dan muntah
2 lagi
, 23.00 O: Klien sudah tidak terlihat lemas dan pucat
A: tujuan tercapai dan masalah sudah teratasi Mutiah
P: Tindakan di hentikan
2. S: Klien mengatakan sedikit tidak nyeri
abdomen lagi, tetpi kadang masih suka
kambuh Mutiah
O: Klien tampak segar dan lebih membaik
A: Tujuan tercapai masalah sudah teratasi
P: Tindakkan di hentikan
3.
S: Klien mengatakan sudah tidak merasa
cemas
O: Klien tidak terlihat cemas
A: Tujuan tercapai, masalah teratasi
P: Tindakkan di hentikan

PELAKSANAAN DAN INTERVENSI

Tgl Dx.kep Pelaksanaan Evaluasi(SOAP Tanda tangan Ket


)
5/2/2012 Gangguan 1. Mengkaji S:Klien
nutrisi status nutrisi mengatakan
kurang dari klien tidak mual dan
kebutuhan muntah lagi
2. Memberikan
tubuh b.d O: Klien sudah
porsi makan
intake yang tidak terlihat
kecil tetapi
tidak adekuat lemas dan pucat
sering
A:Tujuan
Melibatkan
tercapai Mutiah
keluarga alam
masalah sudah
pemenuhan
teratasi
kebutuhan
P: Tindakkan di
nutrisi
hentikan

3. Melibatkan
keluarga dalam
pemenuham
kebutuhan
nutrisi

4. Memberikan
pendkes
tentang
pentingnya
kebutuhan
nutrisi

5. Mengobservasi
TTV dan KU

Hasil :

TD:120/80
mmHg
N: 84x/menit
RR: 22x/menit

S : 37 oC

6. Memberikan
posisi nyaman
sesuai
kebutuhan
klien

7. Menganjurkan
klien
melakukan
teknik
relaksasi (tarik
nafas dalam)

5/2/2012 Gangguan 1. Memberikan S: Klien


rasa nyaman posisi nyaman mengatakan
nyeri b.d sesuai nyeri abdomen
distensi kebutuhan sedikit hilang,
abdomen klien tetapi kadang
masih suka
2. Mengobservas
kambuh.
i TTV
O: Klien
tampak lebih
Hasil :
segar dan Mutiah
KU: Sedang membaik
A: Tujuan
TD:
tercapai,
140/90mmHg
masalah belum
teratasi
RR: 22x/menit
P:Tindakkan di
S: 36,5 oC lanjutkan

5/2/2012 Cemas 4. Mengobservasi S:Pasien


berhubungan dan catat TTV mengatakan
dengan sudah tidak
Hasil:
Kurangnya cemas
pengetahuan O: Pasien tidak
KU: Sedang
dan terlihat cemas Mutiah
TD: 120/80
informasi A:Tujuan
mmHg
tercapai,
N: 87x/menit
masalah sudah
Rr: 22x/menit
teratasi
S: 37 oC edang P: Tindakkan di
hentikan
5. Mengkaji rasa
cemas klien (1-
5)
6. Memberikan
pendkes
tentang
perjalanan
penyakit dan
prosedur
pengobatan
klien.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2003. Medical Surgical Nursing (Perawatan Medikal Bedah), alih bahasa:
Monica Ester. Jakarta : EGC.
Carpenito, L. J.1999. Hand Book of Nursing (Buku Saku Diagnosa Keperawatan), alih bahasa:
Monica Ester. Jakarta: EGC.

Doengoes, Marilyinn E, Mary Frances Moorhouse. 2000. Nursing Care Plan: Guidelines for
Planning and Documenting Patient Care (Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman
Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien), alih bahasa: I Made
Kariasa. Jakarta: EGC.

Donna L, Wong. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Anak, alih bahasa: Monica Ester. Jakarta:
EGC.

Husein A Latas. 2002. Buku Ajar Nefrologi. Jakarta: EGC.

Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.

Price A & Wilson L. 1995. Pathofisiology Clinical Concept of Disease Process (Patofisiologi
konsep klinis proses-proses penyakit), alih bahasa: Dr. Peter Anugrah. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai