Anda di halaman 1dari 8

Analisis Sistem Penghemat Pemakaian Daya Listrik Lampu dan AC Menggunakan

Sensor PIR dan Sensor LDR Berbasis Mikrokontroler


System Analysis of Electricity Power Consumption Saver and AC Using Sensor Based on
Microcontroller ATMega 2560

Gortani Ardoviro Purba1, Endro Ariyanto, S.T., M.T.2, Aji Gautama Putrada Satwiko, S.T., M.T.3
1,3
Prodi S1 Teknik Informatika, Fakultas Informatika, Universitas Telkom
2
Prodi S1 Teknologi Informasi, Fakultas Informatika, Universitas Telkom
1
ardoviro@gmail.com, 2endroa@telkomuniversity.ac.id, 3ajigps@telkomuniversity.ac.id

Abstrak
Banyak perilaku yang menyebabkan pemborosan pemakaian listrik seperti menghidupkan lampu pada
saat yang tidak tepat, menyalakan peralatan listrik yang sebenarnya tidak dibutuhkan, lalai mematikan AC ketika
hendak keluar rumah dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, dibuat sistem yang dapat menyalakan dan
mematikan lampu dan AC secara otomatis. Cara kerja sistem ini yaitu ketika ada orang yang masuk ke ruangan
maka sistem ini akan menyalakan AC dan lampu sesuai kebutuhan dan begitu pula sebaliknya. Sistem ini
memakai mikrokontroler ATMega 2560 sebagai pusat pengolahan datanya, sensor PIR sebagai pendeteksi
pergerakan manusia, sensor suhu sebagai penentu hidup atau tidaknya AC, dan sensor LDR sebagai penentu
hidup atau tidaknya lampu dan juga sebagai penentu Mode Terang dan Mode Gelap. Dengan pemakaian sistem
ini maka dapat mengurangi energi listrik yang dipakai sehingga dapat mengurangi biaya listrik yang harus
dibayar. Perkiraan pemakaian daya listrik dengan sistem ini sebesar 7% atau 203,688 kWh dan perkiraan biaya
pembayaran listrik selama 23 hari sebesar Rp 283.533.

Kata kunci: ATMega 2560, penghematan listrik, mikrokontroler, air conditioner, lampu.

1. Pendahuluan

Banyak sekali perilaku pemborosan listrik yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia, seperti
menghidupkan lampu pada saat siang hari, menyalakan peralatan listrik yang sebenarnya tidak dibutuhkan, lalai
mematikan peralatan listrik saat keluar rumah dan masih banyak lagi. Melihat dari realita tersebut diperlukan
adanya sistem yang dapat mengurangi pemakaian energi listrik. Oleh karena itu, dibuatlah sistem yang dapat
membantu terlaksananya keinginan tersebut khususnya dalam hal penggunaan energi listrik pada lampu dan AC.
Sistem yang dibangun ini harus dapat menghidupkan atau mematikan peralatan listrik tersebut secara otomatis
sesuai kebutuhan. Sistem ini menggunakan mikrokontroler ATMega 2560 dan beberapa sensor di antaranya
sebuah sensor Light Dependent Resistor (LDR), sensor suhu DS18B20, 4 buah sensor Passive Infra Red (PIR),
remote AC universal dan sebuah Liquid Crystal Display (LCD) lalu disatukan sehingga menjadi suatu alat yang
dapat melaksanakan tujuan tersebut.

2. Dasar Teori
Penelitian tentang sistem penghematan energi listrik dari peralatan listrik sudah pernah dibuat dan
dipakai, berikut ini adalah tiga penelitian yang sudah pernah dipakai tersebut.

2.1 Rancang Bangun Mini Weather Station Menggunakan Web Berbasis Arduino ATMega 2560

Gambar 1 : Rancangan Sistem Mini Weather Station [3]

1
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan cuaca di suatu daerah tanpa perlu datang ke daerah
tersebut. Parameter cuaca yang diukur meliputi suhu dan kelembaban udara menggunakan sensor SHT11, kadar
CO2 menggunakan sensor MQ135, kadar CO menggunakan sensor MQ7, tekanan udara menggunakan sensor
BMP180, curah hujan menggunakan tipping bucket, dan ATMega 2560 sebagai pusat pengendalian dan
pemrosesan data.
Penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan pengujian terhadap parameter-parameter di atas pada
tanggal 27 November 2015 dari pukul 07:00 hingga pukul 16:00. Hasil yang didapat pada penelitian ini yaitu
suhu tertinggi dan terendah yang terukur sebesar 32,4 oC dan 29,3oC. Kelembaban tertinggi dan terendah yang
terukur sebesar 71% dan 63,3%. Tekanan udara tertinggi dan terendah yang terukur sebesar 1011,4 hPa dan 1007
hPa. [3].

2.2 Model Kontrol Lampu Ruangan Menggunakan Sensor PIR dan Sensor Cahaya
Penelitian ini bertujuan untuk membuat sebuah sistem yang dapat menjadi saklar otomatis pada lampu
ruangan. Komponen-komponen yang digunakan pada penelitian ini adalah sensor PIR, Arduino UNO, sensor
LDR, lampu, dan relay.

Gambar 2 : Arsitektur Sistem Kontrol Lampu Ruangan [1]

Penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan pengujian terhadap sensor PIR, dan sensor LDR. Hasil
yang didapatkan dari penelitian ini adalah ketika LDR mendeteksi cahaya, maka lampu tidak akan aktif dan
begitu juga sebaliknya. Sedangkan sensor PIR hanya dapat mendeteksi gerakan sampai pada jarak lima meter.
[1].

2.3 Pemutus Daya pada Motor Pompa Air Menggunakan Sensor Suhu dan Sensor Limit Berbasis
Mikrokontroler
Penelitian ini bertujuan untuk membuat alat switching otomatis berbasis mikrokontroler pada motor
pompa air meggunakan sensor suhu dan sensor limit air dan untuk melindungi motor dari kerusakan akibat panas
berlebih yang dapat menyebabkan kerusakan isolasi lilitan stator motor.

Gambar 3 : Rangkaian Sistem Pemutus Daya pada Motor Pompa Air [2]

2
Cara kerja sistem ini yaitu dengan menghubungkan sistem yang dibuat dengan pompa air. Ketika suhu
yang terukur oleh sensor suhu sudah mencapai 60 oC atau ketinggian air sudah mencapai 150 cm, maka sistem
akan mematikan pompa air secara otomatis. Hasil yang didapat pada penelitian ini adalah ketika sensor suhu
diberikan panas hingga 35,18oC, maka arus pada pompa air terputus. [2].

3. Perancangan Sistem

3.1 Perancangan Perangkat Keras

Gambar 4 : Rancangan Perangkat Keras

Pada gambar di atas dijelaskan bahwa ATMega 2560 menjadi inti pemrosesan dari sistem yang
dibangun. Switch berfungsi sebagai penentu mode yang akan dipakai. Keempat buah sensor PIR dan sebuah
sensor LDR dihubungkan ke ATMega 2560 untuk mendapatkan sumber daya dan memberikan hasil deteksi dari
tiap masing-masing sensor. Masing-masing PIR hanya berpengaruh terhadap masing-masing salah satu lampu.
Sensor PIR ditempelkan di atap menghadap ke lantai ruangan untuk mendeteksi ketika ada manusia yang
memasuki ruangan. Setelah itu PIR mengirim data deteksi ke ATMega 2560 dan ATMega 2560 mengirim
perintah menyala pada lampu dan mengirim perintah pada remote AC universal untuk menyalakan AC

Untuk sensor LDR berpengaruh saat Mode Terang dipilih. LDR memiliki fungsi untuk tetap mematikan
lampu pada saat Mode Terang dan kondisi siang hari meskipun PIR mendeteksi gerakan manusia, tetapi tetap
menyalakan AC dalam kondisi apapun ketika PIR mendeteksi gerakan manusia. LDR tidak akan berpengaruh
jika Mode Malam dipilih.

3.2 Perancangan Perangkat Lunak


Pada perangkat yg akan dibuat dipasang saklar dengan tujuan agar pengguna dapat memilih mode yang
ada berdasarkan kondisi ruangan yang ingin dipasangi alat ini. Mode yang ada alat ini, yaitu :

3.2.1 Mode Terang

Mode ini dipakai untuk ruangan yang dapat dimasuki cahaya matahari dan tidak memerlukan
pencahayaan dari lampu pada siang hari.

3
Gambar 5 : Flowchart Mode Terang

Jika LDR mendeteksi cahaya, maka akan mengarah ke kondisi ketika PIR 1 mendeteksi gerakan
dan sensor suhu mendeteksi suhu lalu ATMega 2560 akan menyalakan AC melalui remote AC universal jika
suhu yang diukur oleh sensor suhu berada di atas rentang suhu yang sudah ditentukan. Ketika PIR 1 tidak
mendeteksi adanya gerakan manusia selama 3 menit, maka ATMega 2560 akan mematikan AC melalui remote
AC universal. Kondisi tersebut juga berlaku untuk PIR 2 – lampu 2, PIR 3 – lampu 3, PIR 4 – lampu 4.

3.2.2 Mode Gelap

Mode ini dipakai untuk ruangan yang tidak dapat dimasuki cahaya matahari pada siang hari dan
selalu memerlukan pencahayaan dari lampu baik siang hari ataupun malam hari.

Gambar 6 : Flowchart Mode Gelap

4
Ketika PIR 1 mendeteksi gerakan, maka akan mengarah ke kondisi ketika PIR 1 mendeteksi
gerakan dan sensor suhu mendeteksi suhu lalu ATMega 2560 akan menyalakan lampu 1 melalui kabel jumper
dan untuk menyalakan AC melalui remote AC universal juga, suhu yang diukur oleh sensor suhu harus berada di
atas rentang suhu yang sudah ditentukan. Ketika PIR 1 tidak mendeteksi adanya gerakan manusia selama 3
menit, maka ATMega 2560 akan mematikan AC melalui remote AC universal dan juga mematikan lampu 1
melalui kabel jumper. Kondisi tersebut juga berlaku untuk PIR 2 – lampu 2, PIR 3 – lampu 3, PIR 4 – lampu 4.

4. Pengujian dan Perhitungan Total Penghematan

4.1 Pengujian Coverage Area Sensor

Berikut ini adalah hasil pengujian pada kedua variasi pengujian pada skenario ini, yaitu :

4.1.1 Coverage Sensor PIR di Luar Area

Berikut ini adalah kondisi awal dari sensor PIR pada skenario ini sebelum dimodifikasi. Lalu
dicoba sesuai skenario pengujian di luar area coverage dan mendapatkan hasil pengujian seperti pada tabel di
bawah ini.
Tabel 1 : Sebelum Modifikasi pada Pengujian Coverage Sensor PIR di Luar Area

Komponen Kondisi Status


Sensor PIR Terdeteksi Gerakan Tidak Sesuai
Lampu Menyala Tidak Sesuai
Berdasarkan hasil akhir tersebut, maka dapat disimpulkan sensor PIR masih dapat mendeteksi
gerakan di luar coverage areanya. Dikarenakan hal itu, maka dilakukan pemodifikasian pada sensor PIR seperti
pada gambar di bawah ini.

Gambar 7 : Modifikasi Sensor PIR

Setelah modifikasi, sensor PIR diuji lagi sesuai skenario dan mendapatkan hasil seperti pada tabel
di bawah ini.
Tabel 2 : Setelah Modifikasi pada Pengujian Coverage Sensor PIR di Luar Area

Komponen Kondisi Status


Sensor PIR Tidak Terdeteksi Gerakan Sesuai
Lampu Mati Sesuai

4.1.2 Coverage Sensor PIR di Batas Area

Skenario ini dilakukan menggunakan satu coverage area saja. Lalu penguji akan bergerak di dalam
area dengan jarak 10 cm dari batas area.

5
Tabel 3 : Hasil Pengujian Coverage di Batas Area

Komponen Kondisi Status


Sensor PIR Tidak Terdeteksi Gerakan Sesuai
Lampu Mati Sesuai
Berdasarkan hasil akhir tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa sensor PIR sudah tidak dapat
mendeteksi pergerakan pada jarak 10 cm dari batas area.

4.2 Pengujian Pengaruh Sensor LDR


Skenario pengujian ini dilakukan pada pagi hari dan sore hari. Nilai vldr yang tertampil di layar LCD
untuk menghidupkan lampu adalah vldr ≥ 4 dan mematikan lampu jika nilai vldr < 4. Jika nilai vldr ≥ 4 berarti
cahaya yang masuk ke ruangan tidak cukup dan jika nilai vldr < 4 berarti cahaya yang masuk ke ruangan sudah
cukup. Hasil waktu yang didapat dari skenario ini adalah sensor LDR mempengaruhi lampu tetap mati ketika
sensor PIR mendeteksi gerakan pada pagi hari adalah pukul 06.00 WIB. Sementara hasil waktu yang didapat dari
skenario ini adalah sensor LDR mempengaruhi lampu menyala ketika sensor PIR mendeteksi gerakan pada sore
hari adalah pukul 18.00 WIB.

4.3 Pengujian Mode Terang


Tabel di bawah ini memperlihatkan skenario pengujian ini.
Tabel 4 : Pengujian Mode Terang

Aktifitas/Kondisi
Komponen Kondisi Komponen Status
Ruangan
Sensor PIR Tidak Terdeteksi Gerakan Sesuai
Ruangan Kosong AC Mati Sesuai
Lampu Mati Sesuai
Sensor PIR Terdeteksi Gerakan Sesuai
Penguji Masuk ke
AC Menyala Sesuai
Ruangan
Lampu Mati Sesuai
Penguji Keluar Sensor PIR Tidak Terdeteksi Gerakan Sesuai
Ruangan Lebih dari AC Mati (Setelah 3 Menit) Sesuai
3 Menit Lampu Mati Sesuai

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel di atas, ketika sensor PIR mendeteksi gerakan maka AC akan
menyala dan lampu tetap akan mati. Lalu setelah tiga menit sensor PIR tidak mendeteksi gerakan dikarenakan
penguji keluar ruangan maka AC akan mati secara otomatis.

4.4 Pengujian Mode Gelap


Pada pengujian ini menggunakan skenario uji fungsi yang sudah ditentukan sebelumnya. Adapun hasil
yang didapat adalah sebagai berikut :

4.4.1 Pengujian Satu Orang

Tabel di bawah ini memperlihatkan skenario pengujian ini.


Tabel 5 : Pengujian Mode Gelap Satu Orang

6
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel di atas, lampu akan menyala otomatis ketika penguji
bergerak ke areanya dan AC akan menyala otomatis bersamaan dengan lampu yang menyala. Setelah tiga menit
kemudian, maka satu per satu lampu mulai mati dan AC juga mati setelah tiga menit.

4.4.2 Pengujian Dua Orang

Tabel di bawah ini memperlihatkan skenario pengujian ini.


Tabel 6 : Pengujian Mode Gelap Dua Orang

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel di atas didapatkan bahwa lampu yang menyala hanya yang
areanya didekati oleh masing-masing penguji. AC akan menyala bersamaan dengan lampu yang menyala. Ketika
menit ketiga lampu A dan Lampu B mati secara otomatis sementara AC tetap menyala. Ketika menit keempat
lampu B, lampu D, dan AC mati secara otomatis

4.5 Perhitungan Total Penghematan


Analisis yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar penghematan daya listrik yang didapat dalam
kurs Rupiah. Total perkiraan pemborosan daya listrik adalah ± 50 menit setiap harinya dan pada satu hari (12
jam) terdapat 720 menit. Adapun harga tarif listrik per kWh pada bulan Februrari 2016 adalah Rp 1.392/kWh
[4].

Besar daya yang dipakai lampu (30 buah) dan AC (2 buah) dalam satu hari (12 jam) selama 23 hari tanpa
menggunakan alat ini adalah sebagai berikut.
𝐵𝑒𝑠𝑎𝑟 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑇𝑎𝑛𝑝𝑎 𝐴𝑙𝑎𝑡 𝑆𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 23 𝐻𝑎𝑟𝑖 = (𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝐴𝐶 + 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝐿𝑎𝑚𝑝𝑢) × 12 𝑗𝑎𝑚
× 23 ℎ𝑎𝑟𝑖
= (9,8 + 1,092) × 12 𝑗𝑎𝑚 × 23 ℎ𝑎𝑟𝑖
= 10,892 𝑘𝑊ℎ × 12 𝑗𝑎𝑚 × 23 ℎ𝑎𝑟𝑖
= 130,704 𝑘𝑊ℎ × 23 ℎ𝑎𝑟𝑖
= 3.006,192 𝑘𝑊ℎ

Sementara besar daya yang dipakai oleh lampu (30 buah) dan AC (2 buah) jika menggunakan alat ini adalah
sebagai berikut
𝐵𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑘𝑖𝑟𝑎𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑔ℎ𝑒𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝐿𝑎𝑚𝑝𝑢 𝑑𝑎𝑛 𝐴𝐶 𝑝𝑒𝑟 𝐻𝑎𝑟𝑖 = (𝑃𝑒𝑛𝑔ℎ𝑒𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐴𝐶 + 𝑃𝑒𝑛𝑔ℎ𝑒𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐿𝑎𝑚𝑝𝑢) × 12 𝑗𝑎𝑚
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑜𝑟𝑜𝑠𝑎𝑛 𝐴𝐶 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑜𝑟𝑜𝑠𝑎𝑛 𝐿𝑎𝑚𝑝𝑢
= (( × 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝐴𝐶 × 2) + ( × 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝐿𝑎𝑚𝑝𝑢 × 30)) × 12 𝑗𝑎𝑚
720 720

= ((50⁄720 × 9,8) + (50⁄720 × 1,092)) × 12 𝑗𝑎𝑚

= (0,68 + 0,075) × 12 𝑗𝑎𝑚


= 0,755 𝑘𝑊ℎ × 12 𝑗𝑎𝑚 = ± 9,06 𝑘𝑊ℎ

Jumlah pemakaian daya listrik yang dipakai oleh alat yaitu sebesar 17 W atau 0,017 kWh.
𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑎𝑟𝑖 = 0,017 𝑘𝑊ℎ × 12 𝑗𝑎𝑚
= 0,204 𝑘𝑊ℎ

Besar perkiraan penghematan daya lampu dan AC per harinya adalah sebagai berikut.
𝐵𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑘𝑖𝑟𝑎𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑔ℎ𝑒𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝐻𝑎𝑟𝑖
= 𝐵𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑃𝑒𝑛𝑔ℎ𝑒𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝐿𝑎𝑚𝑝𝑢 𝑑𝑎𝑛 𝐴𝐶 𝑝𝑒𝑟 𝐻𝑎𝑟𝑖
−𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 𝐴𝑙𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑟 𝐻𝑎𝑟𝑖
= 9,06 − 0,204 𝑘𝑊ℎ = 8,856 𝑘𝑊ℎ

Besar perkiraan biaya yang dihemat per harinya adalah sebagai berikut.
𝐵𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑘𝑖𝑟𝑎𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑔ℎ𝑒𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝐻𝑎𝑟𝑖 = 𝐵𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑘𝑖𝑟𝑎𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑔ℎ𝑒𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝐻𝑎𝑟𝑖
× 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑇𝑎𝑟𝑖𝑓
= 8,856 × 𝑅𝑝 1.392 = ± 𝑅𝑝 12.327

7
Perkiraan penghematan daya lampu dan AC selama 23 hari adalah sebagai berikut.
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑟𝑘𝑖𝑟𝑎𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑔ℎ𝑒𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑆𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 23 𝐻𝑎𝑟𝑖
= 𝐵𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑘𝑖𝑟𝑎𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑔ℎ𝑒𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝐻𝑎𝑟𝑖 × 23 ℎ𝑎𝑟𝑖
= 8,856 × 23 ℎ𝑎𝑟𝑖 = ± 203,688 𝑘𝑊ℎ

Perkiraan daya yang dipakai ketika menggunakan alat ini selama 23 hari adalah sebagai berikut.

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑟𝑘𝑖𝑟𝑎𝑎𝑛 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑘𝑎 𝑀𝑒𝑛𝑔𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 𝐴𝑙𝑎𝑡 𝑖𝑛𝑖


= 𝐵𝑒𝑠𝑎𝑟 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑇𝑎𝑛𝑝𝑎 𝐴𝑙𝑎𝑡 𝑆𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 23 𝐻𝑎𝑟𝑖 − 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑟𝑘𝑖𝑟𝑎𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑔ℎ𝑒𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑆𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 23
= 3.006,192 − 203,688 = ± 2.802,504

Maka, biaya yang dapat dihemat selama 23 hari yang didapat dari penghematan daya listrik AC dan lampu
adalah
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑘𝑖𝑟𝑎𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑔ℎ𝑒𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎
= 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑟𝑘𝑖𝑟𝑎𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑔ℎ𝑒𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑆𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 23 𝐻𝑎𝑟𝑖 × 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑇𝑎𝑟𝑖𝑓
= 203,688 × 𝑅𝑝 1.392
= ±𝑅𝑝 283.533

Total perbandingan daya pada saat sebelum pemakaian alat ini dengan setelah pemakaian alat ini adalah sebagai
berikut.
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑟𝑘𝑖𝑟𝑎𝑎𝑛 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑘𝑎 𝑀𝑒𝑛𝑔𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 𝐴𝑙𝑎𝑡 𝑖𝑛𝑖
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑟𝑏𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 = ( )
𝐵𝑒𝑠𝑎𝑟 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑇𝑎𝑛𝑝𝑎 𝐴𝑙𝑎𝑡 𝑆𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 23 𝐻𝑎𝑟𝑖
× 100%
2.802,504
=( ) × 100% = 0,93 × 100% = 93%
3.006,192

Maka dengan pemakaian alat ini dapat menghemat pemakaian daya listrik pada lampu dan AC sebesar : 100% −
93% = 7%

5. Kesimpulan
Berdasarkan perancangan yang telah dilakukan, alat ini memakai mikrokontroler ATMega 2560 sebagai
pusat pengolahan datanya, sensor PIR sebagai pendeteksi pergerakan manusia, sensor suhu sebagai penentu
hidup atau tidaknya AC, dan sensor LDR sebagai penentu hidup atau tidaknya lampu dan juga sebagai penentu
Mode Terang dan Mode Gelap. Sistem ini dapat menghidupkan dan mematikan lampu dan AC secara otomatis.
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, alat ini dapat menghemat perkiraan pemakaian daya
listrik yang dipakai oleh lampu dan AC sebesar 7% atau 203,688 kWh dan dapat menghemat perkiraan biaya
selama 23 hari sebesar Rp 283.533.

6. Saran
Berdasarkan penelitian dan pengujian yang sudah dilakukan dan didapat beberapa saran untuk
penelitian yang akan dilakukan selanjutnya, yaitu penambahan pertimbangan jumlah orang, luas ruangan, dan
suhu luar ruangan terhadap perubahan suhu di dalam ruangan. Saran berikutnya adalah penambahan LDR di
masing-masing PIR untuk mengukur seberapa besar intensitas di dalam ruangan.
Daftar Pustaka

[1] Syafaat Achmad. Model Kontrol Lampu Ruangan Menggunakan Sensor PIR dan Sensor Cahaya.
[Online]. Available at : http://perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnal%20achmad%20s%20065111342.pdf
[Accessed 18 Oktober 2017].

[2] Rulyansyah Mip Deka. Pemutus Daya pada Motor Pompa Air Menggunakan Sensor Suhu dan Sensor
Limit Berbasis Mikrokontroler. [Online]. Available at:
http://digilib.unila.ac.id/21382/2/SKRIPSI%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN.pdf [Accessed 18
Oktober 2017].

[3] Salindri Zeta Hanif, Darjat, A.R. Munawar. Rancang Bangun Mini Weather Station Menggunakan Web
Berbasis Arduino ATMega 2560. [Online]. Avalaible at : http://www.elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-
content/uploads/2012/05/21060111130044_MTA.pdf [Accessed 18 Oktober 2017].

[4] Anonim. 2017. Daftar Tarif Dasar Listrik PLN 2017 dan Cek Tagihan Listrik Online [Online].
Available at : http://obengplus.com/articles/4518/1/Daftar-tarif-dasar-listrik-PLN-2017-dan-Cek-Tagihan-
Listrik-Online.html [Accessed 20 Juli 2017].
8

Anda mungkin juga menyukai