Anda di halaman 1dari 8

Perancangan Sistem Penyediaan Air Bersih 42

2.4. PERANCANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH

2.4.4. Penentuan Ukuran Pipa


Ukuran pipa ditentukan berdasarkan laju aliran puncak sebagaimana
dijelaskan dalam pembahasan di atas. Di samping itu ada tambahan pertimbangan-
pertimbangan lain yang didasarkan pada pengalaman di lapangan.
Misalnya, menurut perhitungan diperoleh ukuran pipa yang makin kecil
untuk setiap cabang. Tetapi karena dalam pelaksanaannya akan menimbulkan
kesulitan dengan setiap kali memasang reduser, maka biasanya ukuran pipa dibuat
sama setelah mencapai diameter terkecil yang diinginkan. Dengan demikian pada
beberapa bagian dari sistim pipa tersebut akan diperoleh diameter yang lebih
besar dari pada yang ditentukan berdasar perhitungan.
Dalam menentukan ukuran pipa perlu juga dipertimbangkan batas kerugian
gesek atau gradien hidraulik yang diizinkan, demikian pula batas kecepatan
tertinggi, yang biasanya 2 m/detik atau kurang.
Terdapat dua metoda untuk menentukan ukuran pipa, yaitu metoda
menggunakan kerugian gesek yang diizinkan dan metoda menggunakan ekivalensi
tekanan pipa.
Dari hasil perhitungan dari Noerbambang,et al., 2005, yang
membandingkan hasil perhitungan kedua metoda tersebut di atas, ukuran pipa
hasil perhitungan mempunyai kecenderungan yang sama. Metoda kedua
(menggunakan ekivalensi tekanan pipa) nyata lebih praktis terutama untuk pipa-
pipa cabang yang tidak menuntut tekanan terlalu tinggi.
Maka dalam buku ajar ini akan dibahas secara detail, metoda kedua
menggunakan ekivalensi tekanan pipa.

Metoda menggunakan ekivalensi tekanan pipa


Metoda ini didasarkan pada konsep sirkuit tertutup pipa-pipa cabang yang
bermula dari suatu pipa pengumpul (header) dan kembali lagi, yang berarti
kerugian gesek dalam masing-masing pipa cabang tersebut sama. Sistem pipa
penyediaan air dalam gedung biasanya tidak merupakan sirkuit tertutup kembali
lagi ke pipa pengumpul, kerugian gesek dalam pipa-pipa cabang tidaklah harus
sama.
Walaupun demikian, metoda ini sangat praktis digunakan untuk menghitung
secara kasar ukuran pipa yang melayani jumlah alat plambing yang relatif sedikit.
Sebagai contoh, lihat diagram pipa penyediaan air untuk kloset dalam suatu
gedung bertingkat lima (Gambar 2.5)
Perancangan Sistem Penyediaan Air Bersih 43

Ukuran dalam meter

Gambar 2.5. Contoh Diagram Skematik Pipa Penyediaan Air Dingin


(Noerbambang,et al., 2005)
Perancangan Sistem Penyediaan Air Bersih 42

Tabel 2.16. Menentukan ukuran pipa berdasarkan tabel ekivalen (Noerbambang,et al., 2005)
I II III IV V VI VII VIII IX
Ukuran pipa air masuk Nilai ekivalen Faktor
Ukuran pipa
Jumlah alat plambing pipa 15 mm Jumlah nilai ekivalen pemakaian
Alat plambing Daerah VI x VII koreksi
baris (mm) pipa 15 mm (%)
(mm)
Tabel 2.10 Tabel 2.16 Tabel 2.13
Sistem 1 :
1 A katup kloset 32 8,1 c5-d5 8,1 100 8,1 32
2 B katup kloset 32 8,1 b5-c5 8,1 + 8,1 = 16,2 50 8,1 32
3 C katup kloset 32 8,1 a5-b5 16,2 + 8,1 = 24,3 50 12,15 50
Sistem 2 :
4 D tangki gelontor 20 2,2 g5-h5 2,2 100 2,2 20
otomatis peturasan
5 E bak cuci tangan 20 2,2 f5-g5 2,2 + 2,2 = 4,4 100 4,4 25
6 F bak cuci tangan 20 2,2 e5-f5 4,4 + 2,2 = 6,6 97,5 6,24 25
7 G bak cuci tangan 20 2,2 d5-e6 6,6 + 2,2 = 8,8 75 6,45 25
Sistem 1 + Sistem 2
Pipa penyediaan air
8 B-a5 24,3 + 8,8 = 33,1 60 19,74 50
untuk lantai 5
1) 2)
9 Pipa air utama E-F 33,1 60(42,5) 19,74(13,98) 50
10 Pipa air utama D-E 66.2 45,75 30,1 50
11 Pipa air utama C-D 99.3 43,125 42,56 65
12 Pipa air utama B-C 132,4 41 53,95 65
13 Pipa air utama A-B 165,5 39,625 65,18 80

Catatan : 1),2) Angka-angka dalam tanda kurung adalah kalau digunakan faktor pemakaian untuk katup gelontor.

Tabel 2.16 di atas, adalah contoh perhitungan untuk menentukan ukuran pipa air bersih dingin, menggunakan metoda ekivalensi tekanan pipa.
Untuk perancangan plambing, sesuai pengalaman di lapangan, untuk pipa cabang yang terlalu kecil diameternya, untuk mengurangi reducer kita
seragamkan. Untuk menyeragamkan diameter tersebut, diperlukan verivikasi kecepatan aliran minimal. Untuk itu, pada Tabel 2.20, adalah
penyempurnaan dari Tabel 2.16 untuk keseragaman diameter cabang dan verifikasi kecepatan aliran.
Perancangan Sistem Penyediaan Air Bersih 42

Tabel 2.20. Menentukan ukuran pipa berdasarkan tabel ekivalen


I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII XIII XIV XV XVI
Jmlh. Q V
Ukuran pipa Nilai Eklvalen Faktor Ukuran Pipa (D) Q
(m/dtk) D V
Jml Alat Air Masuk Pipa Jml. Nilai Pemakaian (lt/mnt)
Daerah VI X VII =Q/(0.25πD2) Koreksi Koreksi Keterangan
Baris Plambing (mm) (mm) Ekivalen Pipa (%)
(Lt/mnt) (m3/dt) (m) (m/dtk)
Tabel 2.10 Tabel 2.16 Tabel 2.13 (mm) (m) Tabel 2.10
(0.3 – 2.5 m/dt)
1 Katup 32 8.1 C5-d5 8.1 100 8.1 32 0.032 110 110 6.6 2.4 32 2.4 4 elbow
kloset

Keterangan :
Kolom I : Jumlah baris alat plambing
Kolom II : Alat plambing yang digunakan
Kolom III : Ukuran pipa air masuk (mm) (Tabel 3.13 morimura)
Kolom IV : Nilai ekivalen pipa (mm( (table 3.20 morimura)
Kolom V : Daerah antar alat plambing
Kolom VI : Jumlah nilai ekivalen pipa
Jumlah nilai ekivalen pipa = nilai ekivalen pipa penam ditambah
nilai ekivalen pipa kedua
Kolom VII : Faktor pemakaian (%) (table 3.15 morimura)

Interpolasi factor pemakaian = b  y  z a  b 


 y  x 
kolom VIII : Perkalian jumlah nilai ekuivalen pipa dengan faktor pemakaian
Kolom IX : Diameter ukuran pipa (m)
Kolom X : Debit tiap alat plambing (liter/menit) (tabel morimura 3.13)
Perancangan Sistem Penyediaan Air Bersih 43

Kolom XI : Jumlah debit tiap alat plambing (trr/mnt)


Kolom XII : Debit jumlah debit tiap alat-alat plambing (m3/dtk)
Kolom XIII : Kecepatan (m/dtk) range 0,3 - 2,5
Q 1
v dengan A  .D2
A 4
Dengan : V = Kecepatan (m/dtk)
Q = debit jumlah tiap alat plambing (m3/dtk)
A = Luas penampang pipa (m2)
D = Alameter pipa (m)
Kolom XIV : Koreksi alameter pipa (mm)
Kolom ini digunakan bila perhitungan kecepatan tidak masuk dalam batas yang telah ditentukan
Kolom XV : Kecepatan koreksi (m/dtk)
Digunakan untuk menghitung kecepatan yang diameter pipanya telah dikoreksi dengan batas kecepatan 0,3 – 2,5 m/dtk
Q 1
v dimana A  no 2
A 4
Keterangan :
V = kecepatan koreksi (m/dtk)
Q = Debit air (m3/dtk)
A = Luas Penampang pipa (m2)
D = Diameter pipa koreksi (m)
Kolom XVI : Keterangan
Pada kolom keterangan berisi antara lain :
 Accesoris : sambungan pipa tee, sambungan pipa ribow 90° reaucer, increacer dan valve
 Jenis sambungan yang digunakan yaitu dengan cara sambungan pipa
Perancangan Sistem Penyediaan Air Bersih 42

Di bawah ini adalah contoh gambar untuk mengerjakan tugas perancangan plambing

Gambar 2.6. Contoh Denah Pipa Penyediaan Air Dingin

Gambar 2.7. Contoh Isometri Pipa Penyediaan Air Dingin Untuk 1 Lantai
Perancangan Sistem Penyediaan Air Bersih 43

Gambar 2.8. Contoh Isometri Pipa Penyediaan Air Dingin Untuk 3 Lantai
Perancangan Sistem Penyediaan Air Bersih 42

Anda mungkin juga menyukai