Jenis Manhole
Berdasarkan kedalamannya, bangunan manhole dapat dikategorikan menjadi tiga, yakni:
a. Manhole dangkal: kedalaman 0,75-0,9 m, dengan cover kedap;
b. Manhole normal: kedalaman 1,5 m, dengan cover berat; dan
c. Manhole dalam: kedalaman di atas 1,5 m, dengan cover berat.
Selain itu, terdapat beberapa jenis manhole khusus, yakni:
a. Junction chamber;
b. Drop manhole;
c. Flushing manhole; dan
d. Pumping manhole.
Beberapa ilustrasi bentuk dan tipe manhole dapat dilihat pada Gambar 4-2 dan Gambar 4-3.
14 Buku A: Panduan Perencanaan Teknik Terinci Sub-sistem Pelayanan dan Sub-sistem Pengumpulan
b. Bentuk manhole
Pada umumnya manhole berbentuk empat persegi panjang, kubus, atau bulat.
c. Dimensi manhole
1) Ukuran dimensi horizontal manhole harus cukup bagi operator dan peralatan untuk masuk ke dalam saluran
serta melakukan pemeriksaan dan pembersihan, sedangkan untuk ukuran dimensi vertikal tergantung pada
kedalamannya.
2) Lubang masuk (acces shaft), berukuran minimal 50 cm x 50 cm atau diameter 60 cm.
3) Dimensi minimal di sebelah bawah lubang masuk:
a) Untuk kedalaman sampai 0,8 m: berukuran 75 cm x 75 cm;
b) Untuk kedalaman 0,8-2,1 m: berukuran 120 cm x 90 cm atau diameter 1,2 m; dan
c) Untuk kedalaman > 2,1 m: berukuran 120 cm x 90 cm atau diameter 140 cm.
Manhole D 80 cm digunakan untuk dimensi pipa kurang dari 800 mm dan dipasang di setiap 100 m pipa lurus
atau di belokan dan pertemuan pipa.
d. Tangga lubang kontrol (manhole step atau ladder ring), merupakan sebuah tangga besi yang dipasang menempel
di dinding manhole sebelah dalam untuk keperluan operasional. Manhole step dipasang vertikal dan zig zag 20
cm dengan jarak vertikal masing-masing 30-40 cm.
e. Dasar bagian dalam lubang kontrol (bottom invert)
Dasar manhole pada jalur pipa dilengkapi saluran terbuka dari beton berbentuk U (cetak di tempat) dengan konstruksi
dasar setengah bundar, yang menghubungkan invert pipa masuk dan ke luar. Ketinggian saluran U dibuat sama
dengan diameter saluran terbesar dan diberi benching ke kanan/kiri dengan kemiringan 1 : 6 hingga mencapai
dinding manhole.
f. Notasi
1) Manhole yang ada, dengan nomor urut 9
MH 9
(a) (b)
Gambar 4-4. Tipe stasiun pompa:
(a) pompa pada sumur kering (Dry Well Pump)
(b) pompa sumur basah (Wet Well Pump)
(sumber: Qasim, 1994)
Aspek lain yang harus diperhatikan yakni volume bak atau sumur pengumpul pada rumah pompa. Bak atau sumur
pengumpul bertujuan untuk mengumpulkan air limbah domestik hingga memenuhi volume tertentu untuk selanjutnya
dipompakan secara otomatis berdasarkan elevasi muka air. Volume air harus didisain pada volume optimal sehingga
tidak mengakibatkan operasional pompa yang terlalu cepat dan lama.
Penentuan volume bak atau sumur pengumpul untuk pemompaan ditentukan berdasarkan siklus pemompaan dan jumlah
pompa . Berdasarkan Peraturan Menteri PUPR No 4 Tahun 2017 tentang Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik,
siklus pemompaan harus direncanakan >4 menit sehingga dalam satu jam terdapat <15 kali pompa bekerja. Waktu
pemompaan juga harus direncanakan pada rentang 15-20 menit. Berdasarkan kriteria tersebut, maka volume sumur
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 4.1 berikut ini.
900 Qp
PF = ................................... Persamaan 4.1
S
di mana:
V= volume antara level switch-on dan switch-off (m3)
S = Waktu Siklus, dengan kriteria sebagai berikut:
a. ≤ 6 kali untuk dry pit motor ( ≤20 kW)
b. 4 kali untuk dry pit motor (25-75 kW)
c. 2 kali untuk dry pit motor (100-200 kW)
d. 10 kali untuk pompa selam
Qp = Debit Pompa (m3/detik), merupakan debit puncak
16 Buku A: Panduan Perencanaan Teknik Terinci Sub-sistem Pelayanan dan Sub-sistem Pengumpulan
Untuk perhitungan daya dan kebutuhan head pompa dapat dilihat pada Buku D.
18 Buku A: Panduan Perencanaan Teknik Terinci Sub-sistem Pelayanan dan Sub-sistem Pengumpulan