Anda di halaman 1dari 7

DISAIN IV : SISTEM PERMESINAN DAN LE;ISTRIKAN KAPAL

JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPLAN


FTK-ITS

SISTEM BILGA

Mahsiswa Pembimping
Rev. Tanggal Keterangan Nama Nama
Ttd. Ttd.
Tri Adi Sisawanto Ir. Hari Prastowo, M.Sc.
Project DISAIN IV
Doc. No. 05 - 4211001 - BG
SISTEM BILGA Rev. No.
Page

1. Sistem bilga
Sistem bilga merupakan salah satu system di kapal yang digunakan untuk menjaga
keselamatan kapal. Fungsi utama sistem bilga adalah penguras (drainase) bila terjadi
keborocan pada kapal yang disebabkan oleh kandasnya kapal (grounded) atau tabrakan,
sistem pengurasan harus dapat dilakukan secepat mungkin dari dalam keluar kapal.
Fungsi lain dari sistem bilga adalah nenguras air yang jumlahnya relatif sedikit yang
ditampung di dalam sumur bilga (bilge well).
Cara kerja sistem bilga yaitu menampung air di dalam sebuah sumur yang disebut sumur
bilga (bilge well), kemudian air tersebut dihisap oleh pompa bilga dan dibuang melaui
keluar kapal melaui overboard. Sementara air yang mengandung minyak di tampung di
sebuah tangki, kemudian air yang mengandung minyak tersebut di treatment di dalam
sebuah sebuah peralatan yang disebut oil water separator untuk mengurangi kandungan
minyak di dalam air sebelum dibuang keluar kapal melalui overboard.
Air didalam kapal yang dikuras oleh sisitem bilga dapat berasal dari :
- Terjadinya tabrakan yang menyebabkan robeknya pelat.
- Pengembunan air laut pada pelat.
- Rembesan pada sambungan pelat yang disebabkan oleh penyambuangan yang
kurang baik (karena reatakan).
- Terjadinya kebocoran pada sistem perpipaan.

2. Peraturan Mengenai Sistem Bilga Berdasarkan Class dan Statutory


- Berdasarkan LR section 11/ part 5/ chapter 12, pipa baja yang di galvanis (galvanising
steel pipe) merupakan perlindungan terhadap korosi yang umum dilakukukan,
direkomendasikan sebagai perlindungan umum untuk sistem perpipaan air laut, termasuk
untuk sistem bilga dan sistem ballast.
- Berdasakan LR section 4/ part 5/ chapter 13, emergency bilge suction harus disediakan
disetiap kamar mesin utama. Sisi hisap harus mengarah ke pompa pendingin utama dari
level yang lebih rendah di kamar mesin dan harus dilengkapi dengan SDNRV (screw-down
non-return valve) yang memiliki spindle yang diperpanjang tidak kurang dari 460 mm di
atas platform bawah.
- Berdasakan LR section 4/ part 5/ chapter 13, jika terdapat dua atau lebih pompa pendingin,
masing-masing harus mampu menyediakan air pendingin untuk daya normal, hanya satu
yang perlu dihubungkan dengan emergency bilge suction.
- Berdasakan LR section 4/ part 5/ chapter 13, jika pompa air pendingin tidak memenuhi
untuk digunakan pada sistem bilga, emrgency bilge suction harus dihubungkan dengan
pompa yang memiliki daya terbesar. Pompa ini memiliki kapasitas tidak kurang dari
kapasitas yang dibutuhkan sistem bilga dan sisi hisap sistem bilga memiliki diameter yang
sama dengan pipa cabang sistem bilga.
- Berdasarkan LR section4/part5/chapter 13, jika pelat double bottom sepanjang dan
selebar kamar mesin maka harus disediakan satu bilge suction dan satu direct bilge
suction, terletak di sisi kapal.
- Berdasarkan LR section5/part5/chapter 13, diameter pipa utama sistem bilga tidak boleh
kurang dari rumus berikut, tetapi diameter pipa utama sistem bilga tidak boleh kurang dari
diameter pipa cabang system bilga.

TRI ADI SISWANTO 4211106001


Project DISAIN IV
Doc. No. 05 - 4211001 - BG
SISTEM BILGA Rev. No.
Page

dm = 1,6 L(B  D)  25 mm
Keterangan :
dm = Diameter dalam pipa utama sistem bilga, dalam mm
L = Panjamg yang diukur tidak kurang dari 96% LWL dan tidak lebih dari 97%
LWL
B = Lebar kapal, dalam meter
D = Tinggi kapal, dalam meter
- Berdasarkan LR section5/part5/chapter 13, diameter pipa cabang sistem bilga tidak boleh
kurang dari rumus berikut, tetapi diameter pipa cabang sistem bilga tidak boleh kurang
dari 50 mm.
db = 2,5 C(B  D)  25 mm
Keterangan :
db = Diameter dalam pipa cabang sistem bilga, dalam mm
C = Panjang kompartmen, dalam meter
B = Lebar kapal, dalam meter
D = Tinggi kapal, dalam meter
- Berdasarkan LR section5/part5/chapter 13, diameter pipa direct bilge suctions tidak
kurang dari diameter pipa utama yang dibutuhkan sistem bilga.
- Berdasarkan LR section6/part5/chapter 13, kapasitas pompa bilga tidak boleh kurang dari
yang kebutuhan berdasarkan rumus berikut :
5,75
Q = dm 2
10 3
Keterangan :
Q = Kpasitas, dalam m3/jam
dm = Diameter dalam pipa utama sistem bilga, dalam mm
- Berdasarkan LR section7/part5/chapter 13, sumur bilga terbuat dari pelat baja dan dengan
kapasitas tidak kurang dari 0,15 m3. Pada kompatement yang kecil, kapasitas sumur bilga
dengan ukuran yang masuk akal dapat dipasang.
- Beradasarkan SOLAS 2009 II-2/C, Reg. 10, pompa sanitary, pompa ballast, atau pompa
pelayan umum dapat digunakan sebagai pompa kebakaran, asalkan pompa tersebut tidak
digunakan untuk memompa minyak.
- Beradasarkan SOLAS 2009 II-2/C, Reg. 19, jika kapal mengangkut bahan cairan mudah
terbakar atau beracun, saluran bilga yang menuju kamar mesin harus dilengkapi dengan
sebuah katup yang dapat dikunci.
- Beradasarkan SOLAS 2009 II-2/C, Reg. 12, jika pipa digunakan untuk tangki atau bilga
yang menembus sekat tabrakan, dapat menggunakan katup yang dilengkapi dengan
aktuator yang dapat dioperasikan jarak jauh.
- Beradasarkan SOLAS 2009 II-1/C, Reg. 35-1, seluruh pipa bilga yang digunakan di dalam
atau dibawah bunker batubara atau tangki penimpanan bahan bakar atau ruangan boiler
atau kamar mesin, termasuk ruang dimana tangki pengendapan minyak atau pompa
bahan bakar terletak, harus terbuat dari baja atau bahan lainnya yang sesuai.

TRI ADI SISWANTO 4211106001


Project DISAIN IV
Doc. No. 05 - 4211001 - BG
SISTEM BILGA Rev. No.
Page

- Beradasarkan SOLAS 2009 II-1/C, Reg. 35-1, sistem bilga dan pompa ballast harus ditata
sedemikian rupa sehingga air dari laut dan air dari tangki ballast tidak masuk ke dalam
ruang muat dan kamar mesin, atau dari kompartemen satu ke kompartemen yang lain.
- Beradasarkan SOLAS 2009 II-1/C, Reg. 35-1, untuk kapal kargo minimal harus terdapat
dua pompa yang terhubung ke sistem bilga.

3. Perhitungan Sistem Bilga


a. Perhitungan diameter pipa utama sistem bilga
dm = 1,6 L(B  D)  25
= 1,6 79,428(12, 9  7,45)  25
= 92,543 mm
Keterangan :
L = 97% LWL (kareana nilai LPP lebih nesar dari 97% LWL)
= 79,428 m
B = 12,9 m
D = 7,45 m

Spesifikasi pipa yang digunakan:


Diameter luar = 114,3 mm
Ketebalan = 4,5 mm
Diameter dalam = 105,3 mm
Diameter nominal pipa = 100 A
Material pipa = Cast Iron
Satandart = JIS G 3452-SGP-E
b. Perhitungan diameter pipa cabang sistem bilga
db = 2,5 C(B  D)  25
= 2,5 9,1(12,9  7,45)  25
= 54,258 m
Keterangan :
C = 9,1 m
B = 12,9 m
D = 7,45 m

Spesifikasi pipa yang digunakan:


Diameter luar = 76,3 mm
Ketebalan = 4,2 mm
Diameter dalam = 67,9 mm
Diameter nominal pipa = 65 A
Material pipa = Cast Iron
Satandart = JIS G 3452-SGP-E

c. Perhitungan kapasitas pompa bilga

TRI ADI SISWANTO 4211106001


Project DISAIN IV
Doc. No. 05 - 4211001 - BG
SISTEM BILGA Rev. No.
Page

5,75
Q = dm 2
10 3

5,75 2
= 10 3 105,3

= 49,244 m3/jam

d. Perhitungan head sistem bilga


 Head statis pompa ( ha ) = 6,4 m
 Head perbedaan tekanan (Δhp) = 0 m
 Head perbedaan kecepatan =0 m
 Head losses ( hl )
- Head losses suction ( hls )
Untuk menghitung besarnya head losses pada saluran hisap (suction) terlebih dahulu
harus diketahui jenis aliran dengan menghitung besarnya nilai Reynolds (Reynolds
Number).
v D
Rn =
μ
2  0,1143
=
0,822  10 6
= 320255
Karena Rn > 4000 maka aliran bersifat turbulance.
Mayor losses (head karena gesekan di sepanjang instalasi sistem perpipaan), panjang
pipa pada sisi hisap (suction) 70 m, sehingga didapatkan mayor losses-nya adalah:
L v2
hlps = λ 
D 2g
70 22
= 0,075  
0,1143 2  9,8
= 5,246 m
Keterangan:
λ = 0,075 (Berdasarkan diagram Moody)
L = 70 m
g = 9,8 m/s2
Minor losses (head karena aksesoris yang terdapat di sepanjang pipa) perhitungan
head-nya adalah sebagai berikut:

Tabel II.1 Aksesoris yang Terpasang pada Pipa Suction

TRI ADI SISWANTO 4211106001


Project DISAIN IV
Doc. No. 05 - 4211001 - BG
SISTEM BILGA Rev. No.
Page

Aksesoris Jumlah k Jumlah x k


Elbow 900 2 0,75 1,5
Sambungan T 9 1,8 16,2
Butterfly Valve 3 0,6 1,8
SDNRV 1 2 2
Filter 1 0,58 0,58
Jumlah 22,08
Sehingga dari jumlah k tersebut didapatkan minor losses sebagai berikut:
 v2 
hlfs = k  
 2g 
 22 
= 22,08   
 2  9,8 
= 7,041 m
- Head losses discharge ( hld )
Mayor losses (head karena aksesoris yang terdapat di sepanjang pipa), panjang pipa
pada sisi tekan (discharge) 15 m, sehingga didapatkan mayor losses-nya:
L v2
hlpd = λ 
D 2g
15 22
= 0,075  
0,1143 2  9,8
= 1,124 m
Keterangan:
λ = 0,075 (Berdasarkan diagram Moody)
L = 15 m
g = 9,8 m/s2
Minor losses (head karena aksesoris yang terdapat di sepanjang pipa) perhitungan
head-nya adalah sebagai berikut:
Tabel II.2 Aksesoris yang Terpasang pada Pipa Discharge
Aksesoris Jumlah k Jumlah x k
Elbow 900 2 0,75 1,5
Sambungan T 1 1,8 1,8
Butterfly Valve 1 0,6 0,6
SDNRV 2 2 4
Jumlah 7,9
Sehingga dari jumlah k tersebut didapatkan minor losses sebagai berikut:

TRI ADI SISWANTO 4211106001


Project DISAIN IV
Doc. No. 05 - 4211001 - BG
SISTEM BILGA Rev. No.
Page

 v2 
hlfd = k  
 2g 
 22 
= 7,9   
 2  9,8 
= 2,519 m
Perhitungan head total pompa
v2
H = ha  h p  hl  
2g
= 6,4 + 0 + 15,930 + 0
= 22,330 m

e. Pemilihan pompa bilga


Dari hasil perhitungan sistem perpipaan sistem bilga dapat diketahui spesifikasi minimal
pompa yang diperlukan dalam sistem bilga sebagai berikut :
Q = 49,244 m3/jam
H = 22,330 m
Spesifikasi pompa yang digunakan :
Merk = Iron Pump
Tipe = Pompa Sentrifugal
Q = 50 m3/jam
H = 25 m
Casing = Cast Iron atau perunggu
Impeller = Perunggu
Poros = Baja stainless
Tipe seal = Mekanikal seal
Spesifikasi motor penggerakl pompa :
Putaran = 1500 rpm
Frekwensi = 50 Hz
Daya = … kW
Tegangan = 380 volt
Phase =3 phase

TRI ADI SISWANTO 4211106001

Anda mungkin juga menyukai