Anda di halaman 1dari 4

ESTETIKA BENTUK II

Disusun Oleh :

Nama : Muhammad Daud

Nim : 142020024

Dosen : Akhmad Hamdi Asyauki, S.T

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

FAKUTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

PALEMBANG 2020/2021
BAB IX
“LAPISAN LANJAR”

Menumpuk lapisan lanjar


Pada bab sebelumnya kita melihat cara meragang rangka
lanjar. Bila semua batang rusuk dibuang, tinggallah bingkai
sutuh dan telapak. Keduanya dapat dianggap sebagai dua
lapisan, yakni lapisan sutuh dan lapisan telapak (gambar
319).
Di antara kedua lapisan itu dapat disisipkan sejumlah
lapisan lain sehingga terbentuk raut yang sama seperti
rangka lanjar asal. Misalnya, bila rangka semula beraut
kubus, keempat batang rusuknya dapat diganti dengan
lapisan bingkai bujur sangkar yang sama raut dan
ukurannya dengan bingkai sutuh dan telapak.
Hasilnya berupa raut lambung yang pejal, sedangkan sisi
sutuh dan telapaknya bolong (gambar 320).Bila
dikehendaki, kedudukan lapisan itu dapat digeser untuk
membuat prisma miring (gambar 321).
Setiap lapisan itu dapat juga diputar dengan berangsur
(gambar 332).

Keragaman dan berbagai kemungkinannya


Untuk memudahkan proses berpikir, kita menggunakan
batang kayu sebagai lapisan untuk melihat keragaman dan
berbagai kemungkinan yang dapat diperoleh.Pertama-tama,
kedua ujung batang kayu dapat diraut sesuka hati (gambar
323).
Untuk menambah jumlah lapisan, kita dapat
menggunakan batang yang panjangnya sama atau berbeda
(gambar 324).
Kita dapat menumpangkan batang yang satu tepat di atas
yang lain, tapi dapat juga menyusunnya dengan kedudukan
atau arah yang roncet (gambar 325).
Tubuh batang dapat diolah secara khusus (gambar 326).
Roncetan raut pada ragang lapisan
Kemungkinan untuk membangun sebuah roncetan raut
dapat dijajaki dengan menggunakan lebih dari satu batang
kayu pada setiap lapisan.
Sebagai contoh, kita menggunakan dua batang pada tiap
lapisan, yang panjangnya dapat sama atau berbeda
(gambar 327).
Pangkal keduanya dapat dipertemukan sehingga
terbentuk raut 'V', atau disilangkan sehingga terbentuk
raut 'X'. Sudut pada persambungan atau persilangan dapat
berbeda pada setiap lapisan (gambar 328).
Kedua batang itu dapat pula direkat sesamanya pada
ujungnya atau pada sisinya (gambar 329).
Mari kita perhatikan contoh ragang lapisan berikut.
Lapisan sutuhnya beraut 'V' dengan sudutnya menghadap
ke kiri. Mulai dari lapisan di bawahnya kedua batang itu
bertindihan dengan berangsur pada persambungan paruh-
tindih dan membentuk raut 'X'.
Lapisan tengah beraut 'X' dengan titik potongnya tepat
di tengah. Pada lapisan di bawahnya titik potong persilangan bergerak secara berangsur ke
kanan, dan akhirnya membentuk raut 'V' dengan sudutnya menghadap ke kanan. Ini adalah
lapisan telapak (gambar 330).
Dengan menggunakan batang yang lebih banyak pada tiap lapisan, dan dengan kedudukan
dan arah yang beragam, hasil yang lebih rumpil dapat diperoleh dengan mudah.
Contoh Karya :

Anda mungkin juga menyukai