Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendahuluan / Anatomi pada regio pedis

2.2 Definisi

Tinea pedis atau sering disebut athelete foot adalah dermatofitosis pada kaki, terutama
pada sela-sela jari dan telapak kaki. Prevalensi dari tinea pedis sekitar 10%, terutama
disebabkan oleh penggunaan alas kaki tertutup, meskipun perjalanan jauh juga merupakan
faktor predisposisi. Dalam hal ini lebih umum di masyarakat seperti pemukiman, pesantren
serta pada kaki yang sering tertutup oleh sepatu. Kejadian infeksi ini sering terjadi pada iklim
hangat lembab dimana dapat meningkatkan pertumbuhan jamur.[1,2,3,4]

2.3 Etiologi dan Patogenesis

Tinea pedis disebabkan oleh Trichophyton rubrum (umumnya), Trichophyton


mentagrophytes, Epidermophyton floccosum. Telah diketahui bahwa 9% dari kasus tinea
pedis diakibatkan oleh agen infeksi selain dermatofit. Individu dengan imun yang rendah
mudah terkena infeksi, HIV/AIDS, transplantasi organ, kemoterapi,dan steroid diakui dapat
menurunkan resistensi pasien terhadap infeksi dermatofitosis. Faktor seperti umur, obesitas
dan diabetes mellitus mempunyai dampak negatif terhadap kesehatan pasien secara
keseluruhan dan dapat menurunkan imunitas dan meningkatkan terjadinya tinea pedis.
Dengan menggunakan enzim keratinase, jamur ini menginvasi keratin superfisialis dari kulit
dan infeksi akan terbatas pada lapisan kulit ini. Dinding dermatofit memiliki mannans, yang
akan menghambat respon imun tubuh. Trichophyton rubrum umumnya memiliki mannans
yang akan menghambat proliferasi keratinosit, mengakibatkan berkurangnya kecepatan
pergantian kulit dan berujung pada infeksi kronis. Suhu dan faktor serum seperti beta
globulin dan ferritin nampaknya memiliki efek menghambat dermatofit ; akan tetapi
patofisiologinya belum jelas.[2,3,5]

2.4 Epidemiologi

Tinea pedis adalah infeksi yang relatif baru di dunia Barat, T. rubrum, yang
merupakan penyebab paling umum dari tinea pedis, adalah jamur endemik Asia Tenggara,
Afrika Barat, dan bagian dari Australia (Dismukes WE, et al,. 2003.)
Penelitian yang dilakukan oleh Wolff K, et al,. 2008, diperkirakan bahwa 10 sampai
15% dari populasi dunia memiliki tinea pedis. Prevalensinya lebih tinggi pada orang dewasa
(17%) dibandingkan pada anak-anak (4%). Usia, jenis kelamin, dan ras merupakan faktor
epidemiologi yang penting, di mana prevalensi infeksi dermatofit pada laki-laki lima kali
lebih banyak dari wanita. Namun demikian tinea kapitis karena T. tonsurans lebih sering
pada wanita dibandingkan laki-laki, dan lebih sering terjadi pada anak-anak Afrika Amerika.
Hal ini terjadi karena adanya pengaruh kebersihan perorangan, lingkungan yang kumuh dan
padat serta status sosial ekonomi dalam penyebaran infeksinya. Jamur penyebab tinea kapitis
ditemukan pada sisir, topi, sarung bantal, mainan anak-anak atau bahkan kursi di gedung
(Wolff K, et al,. 2008)

2.6 Gejala klinis

Ada 4 jenis tinea pedis interdigitalis, moccasin, tipe akut ulserasi dan tipe vesikobulosa
semua dengan karakteristik kulit masing-masing.
1. Interdigitalis[1,6]
- Diantara jari 4 dan 5 terlihat fisura yang dilingkari sisik halus dan tipis.
- Dapat meluas ke bawah jari(subdigital) dan ke sela jari yang lain.
- Sering terlihat maserasi. Aspek klinis berupa kulit putih dan rapuh. Dapat disertai
infeksi sekunder oleh bakteri sehingga terjadi selulitis, limfangitis, limfadenitis,
dan dapat pula terjadi erisipelas.
Gambar 1.Tinea pedis interdigitalis. Maserasi dan terdapat opak putih dan
beberapa erosi[2]

Gambar 2. Tinea pedis pada bagian bawah jari kaki[3]

2. Moccasin foot[1,6]
- Pada seluruh kaki, dari telapak kaki, tepi sampai punggung kaki, terlihat kulit
menebal dan bersisik halus dan seperti bedak,
- Eritema biasanya ringan dan terlihat pada bagian tepi lesi,
- Tepi lesi dapat dilihat papul dan kadang-kadang vesikel.

Gambar 3.Tinea pedis.Terdapat distribusi tipe moccasin. Bentuk arciform dari


sisik yang merupakan karakteristik[2]
3. Vesikobulosa[2,5]
- Diakibatkan karena T.mentagrophytes
- Diameter vesikel lebih besar dari 3mm
- Jarang pada anak-anak, tapi etiologi yang sering terjadi pada anak-anak adalah
T.rubrum
- Vesikel pustul atau bula pada kulit tipis ditelapak kaki dan area periplantar

Gambar 4.Tinea pedis tipe bulosa. Vesikel pecah, bula, eritema, dan erosi pada
bagian belakang dari ibu jari kaki[2]

4. Tipe akut ulserasi[2,5]


- Mempengaruhi telapak kaki dan terkait dengan maserasi dan kerusakan kulit
- Infeksi bakterial biasanya dari garam negatif kombinasi dengan
T.mentagrophytes menghasilkan vesikel pustul dan ulkus bernanah yang besar
pada permukaan plantar.

2.7 Diagnosa

Diagnosis dari tinea pedis biasanya dilakukan berdasarkan klinis dan pemeriksaan
dari daerah yang terinfeksi. Diagnosis yang digunakan biasanya dengan cara kulit dikerok
untuk preparat KOH, biopsi kulit, atau kultur dari daerah yang terinfeksi.[6]
1. KOH
Hasil preparat KOH biasanya positif di beberapa kasus dengan maserasi pada kulit.
Pada pemeriksaan mikroskop KOH dapat ditemukan hifa bersepta atau bercabang,
arthrospora, atau dalam beberapa kasus, sel budding memperlihatkan bukti infeksi
jamur.[5]
Gambar 5. Hifa sejati pada tinea pedis[2]

2. Kultur

Kultur dari tinea pedis yang dicurigai dilakukan SDA (sabouraud’s dextrose agar),
pH asam media ini menghambat banyak spesies bakteri dan dapat dibuat lebih selektif
dengan penambahan suplemen kloramfenikol. Dermatophyte test medium (DTM)
digunakan untuk isolasi selektif dan mengenali jamur dermatofitosis adalah pilihan
lain diagnostik yang bergantung pada indikasi perubahan warna dari orange
kemerahan untuk menandakan kehadiran dermatofit. [5]

3. Tes PAS
PAS (Periodic Acid-Schiff) menunjukkan dinding polisakarida dari organis menjamur
yang terkait dengan kondisi ini dan merupakan salah satu teknik yang paling banyak
digunakan untuk mendeteksi karbohidrat protein terikat (glikoprotein). Tidak seperti
kultur pada SDA atau DTM, hasil PAS dapat selesai sekitar 15 menit. PAS juga telah
menjadi tes diagnostik yang paling dapat diandalkan untuk tinea pedis, dengan
keberhasilan 98,8% dengan biaya paling efektif. [5]

Diagnosa banding

Diagnosis banding klinis dari erupsi kutaneus kaki seperti kontak dermatitis, psoriasis,
dihydrosis, eczema, dermatitis atopik, keratoderma, liken planus dan beberapa infeki bakteri
seperti C.minutissimum, streptococcal cellulitis dan lain-lain yang umumnya susah dibedakan
dengan tinea pedis.[3, 5] Diagnosis banding dari tinea pedis dapat di bedakan sebagai berikut :
1. Interdigitalis
Diagnosis banding berupa psoriasis, soft corns, koinfeksi bakteri, kandidiasis,
eritrasma[2]
Gambar 6. Kandidiasis interdigitalis, disertai maserasi dan erosi eritematosa
interdigital.[2]

2. Tipe Moccasin
Diagnosis banding berupa psoriasis, keratoderma congenital atau yang didapat pada
telapak tangan dan kaki, dyshidrosis[2]

3. Vesikobulosa
Diagnosis banding berupa pustular psoriasis, palmoplantar pustulosis, pioderma
bakteri[2]

2.8 Tata laksana

1. Topikal
Menggunakan topikal agen seperti bedak, krim atau spray. Krim dan spray
lebih berguna daripada bedak. Topikal antifungal seperti Clotrinazole, miconazole,
sulconazole, oxiconazole, ciclopirox, econazole, ketoconazole, naftifine, terbinafine,
flutnmazol, bifonazole, dan butenafine tetapi clotrhnazole, miconazole membutuhkan
waktu 4 minggu dibandingkan jika menggunakan terbinafine yang membutuhkan
waktu 1-2minggu.
Kalau terjadi maserasi diantara jari, pisahkan jari dengan busa atau gunakan
kapas pada malam hari. Aluminium kloride 10% atau aluminium asetat juga dapat
berguna. Topikal yang berguna untuk organisme gram-negatif adalah salep antibiotik
seperti gentamicin untuk lesi interdigitalis. Keratolitik agen mengandung asam
salisilat, resorcinol, asam laktat dan urea berguna di beberapa kasus walaupun dapat
mengakibatkan maserasi.[4,6]
2. Sistemik [4]
- Griseofulvin 500-1000 mg/hari. Buat anak-anak 10- 20 mg/kg/hari.
- Terbinafine 250 mg/hari untuk 1-2 minggu
- Itraconazole 200 mg 2 kali sehari untuk 1 minggu. Untuk kasus ringan diberikan 100
mg 2 kali sehari
- Fluconazole 150 mg/minggu untuk 4 minggu

Pencegahan
Memberikan penjelasan kepada pasien mengenai pentingnya kebersihan pada kaki,
menjaga kaki tetap kering , membersihkan kuku kaki, menggunakan sepatu yang sesuai dan
kaos kaki kering dan bersih, serta menggunakan sandal atau flip-flop pada tempat mandi
umum atau kolam renang dapat mencegah terjadinya tinea pedis. Diagnosis yang tepat serta
pengobatan terhadap pasien yang menderita diabetes mellitus, HIV, trasplantasi organ
penting untuk pencegahan infeksi tinea pedis .[5,6]

Non medikamentosa

Medikamentosa

Prognosis

Anda mungkin juga menyukai