Anda di halaman 1dari 17

DAFTAR INVENTARISASI MASALAH

PENJELASAN
ATAS
RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SABU RAIJUA
NOMOR ... TAHUN 2018
TENTANG
RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH
TAHUN 2018-2033

NO NASKAH RUU HASIL PEMBAHASAN KETERANGAN

1. PENJELASAN
ATAS
RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SABU
RAIJUA
NOMOR ... TAHUN ...
TENTANG
RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN
DAERAH
TAHUN 2018-2033

2.
I. U M U M
Kebudayaan Sabu Raijua sebagai bagian dari Kebudayaan
Nasional yang merupakan perwujudan cipta, rasa dan karsa
bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya
manusia untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai
manusia diarahkan untuk memberi wawasan dan makna pada
pembangunan nasional dalam segenap kehidupan bangsa.
Kebudayaan dimaksud mencakup satu lingkup yang luas
meliputi tiga wujud (ideal, perilaku dan material) serta tujuh
pokok (sistem peralatan dan teknologi, sistem mata
pencaharian, sistem kemasyarakatan, bahasa, kesenian,
sistem pengetahuan, dan sistem religi).
NO NASKAH RUU HASIL PEMBAHASAN KETERANGAN

3.
Perkembangan dunia kepariwisataan di Daerah Sabu Raijua
sampai saat ini telah mencapai suatu titik yang penting,
terutama bagi perkembangannya dimasa mendatang. Hal ini
ditandai oleh peningkatan jumlah wisatawan yang cukup tajam
pada beberapa tahun terakhir. Kecenderungan demikian ini
diharapkan akan tetap berlaku dimasa-masa mendatang baik
akibat faktor internal maupun eksternal yang positif. Disamping
itu untuk Daerah Sabu Raijua ada beberapa hal yang penting
menyebabkan perlunya pemikiran cara pengaturan yang lebih
hati-hati dan berwawasan jangka panjang terhadap
perkembangan pariwisata tersebut. Hal-hal dimaksud adalah :

4.
1. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang
Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 11; Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4966; dan
2. Peraturan Daerah Kabupaten Sabu Raijua Nomor 3 Tahun
2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Sabu Raijua Tahun 2011-2031.

5.
Berdasarkan sumber dan potensi dasar serta kondisi obyektif
Daerah Sabu Raijua, maka kepariwisataan yang
dikembangkan di Daerah Sabu Raijua adalah Pariwisata
Budaya dan Bahari.Tujuan pembangunan priwisata tersebut
sesuai dengan tujuan pembangunan pariwisata nasional
adalah untuk memupuk rasa cinta tanah air, meningkatkan
persahabatan antar bangsa, memperluas kesempatan
berusaha dan lapangan kerja, mendorong pembangunan
daerah, serta meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran
rakyat.
NO NASKAH RUU HASIL PEMBAHASAN KETERANGAN

6.
Pariwisata Budaya ini adalah salah satu jenis kepariwisataan
yang dalam perkembangannya menggunakan kebudayaan
Daerah Sabu Raijua yang merupakan bagian dari Kebudayaan
Nasional Sebagai potensi dasar yang paling dominan, yang di
dalamnya tersirat satu cita-cita akan adanya hubungan timbal
balik antara pariwisata dengan kebudayaan, sehingga
keduanya meningkat secara serasi, selaras dan seimbang.

7.
Untuk menumbuhkembangkan Pariwisata Budaya tersebut
diperlukan langkah-langkah pengaturan yang makin mampu
mewujudkan keterpaduan demi untuk berdaya guna dan
berhasil guna serta mencegah dampak negatif terhadap
berbagai aspek kehidupan, sehingga benar-benar dapat dapat
diwujudkan cita-cita pariwisata untuk Sabu Raijua. Untuk itulah
diperlukan pemantapan ketentuan mengenai Pariwisata
Budaya dalam suatu Peraturan Daerah.

8.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas dipandang perlu
menetapkan Paraturan Daerah Kabupaten Sabu Raijua
tentang kepariwisataan Budaya Sabu Raijua yang didasarkan
pada kebijakan Kepariwisataan yang baru yaitu Undang-
Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4966);

9.

II. PASAL DEMI PASAL


NO NASKAH RUU HASIL PEMBAHASAN KETERANGAN

10.
Pasal 1
Cukup jelas.

11.
Pasal 2
Cukup jelas.

12.
Pasal 3
Cukup jelas.

13.
Pasal 4
Cukup jelas.

14.
Pasal 5
Cukup jelas.

15.
Pasal 6
Cukup jelas.

16.
Pasal 7
Cukup jelas.

17.
Pasal 8
Cukup jelas.
NO NASKAH RUU HASIL PEMBAHASAN KETERANGAN

18.
Pasal 9
Cukup jelas.

19.
Pasal 10
Cukup jelas.

20.
Pasal 11
Cukup jelas.

21.
Pasal 12
Cukup jelas.

22.
Pasal 13
Cukup jelas.

23.
Pasal 14
Cukup jelas.

24.
Pasal 15
Cukup jelas.

25.
Pasal 16
Cukup jelas.
NO NASKAH RUU HASIL PEMBAHASAN KETERANGAN

26.
Pasal 17
Cukup jelas.

27.
Pasal 18
Cukup jelas.

28.
Pasal 19
Cukup jelas.

29.
Pasal 20
Cukup jelas.

30.
Pasal 21
Cukup jelas.

31.
Pasal 22
Yang dimaksud dengan Pembangunan DTW
adalah upaya pengembangan yang dilakukan
dengan meningkatkan kualitas DTW yang sudah
ada dalam upaya meningkatkan minat, loyalitas
segmen pasar yang sudah ada dan memperluas
cakupan wilayah DTW yang sudah ada atau
pengembangan ke lokasi baru.
NO NASKAH RUU HASIL PEMBAHASAN KETERANGAN

32.
Huruf a
Yang dimaksud dengan “DTW Alam” adalah
DTW yang berupa keanekaragaman dan
keunikan lingkungan alam.

33.
Huruf b 1. Pada poin satu terdapat kegiatan adat
Yang dimaksud dengan “DTW Budaya” namun tidak ada ritual adat.
adalah DTW yang berupa hasil olah cipta,
karsa, dan rasa manusia sebagai makhluk
budaya.

34.
Huruf c 1. Ranperda yang dibuat sudah baik mencakup
Yang dimaksud dengan “DTW hasil buatan semua aspek, namun ada sedikit
manusia” adalah DTW khusus yang berupa kekurangan dimana belum adanya wisata
kreasi artificial (artificially created) dan minat khusus yaitu wisata anyaman, perlu
kegiatan manusia lainnya di luar ranah DTW pengembangan anyaman menjadi kerajinan
alam dan DTW budaya. yang bernilai jual.
2. Tidak ditemukan makam pahlawan yang
masuk pada wisata minat khusus.

35.

Pasal 23
Cukup jelas.

36.
Pasal 24
Cukup jelas.
NO NASKAH RUU HASIL PEMBAHASAN KETERANGAN

37.
Pasal 25
Cukup jelas.

38.
Pasal 26
Cukup jelas.

39. Pasal 27
Cukup jelas.

40.
Pasal 28
Cukup jelas.

41.
Pasal 29
Cukup jelas.

42.
Pasal 30
Cukup jelas.

43.
Pasal 31
Cukup jelas.

44.
Pasal 32
Cukup jelas.
NO NASKAH RUU HASIL PEMBAHASAN KETERANGAN

45.
Pasal 33
Cukup jelas.

46.
Pasal 34
Cukup jelas.

47.
Pasal 35
Cukup jelas.

48.
Pasal 36 Kata “melalui” bisa diganti dengan “dalam” karena
Cukup jelas. masyarakat memiliki peran penting dalam
pariwisata. Jadi perlu adanya pemberdayaan
masyarakat.

49.
Pasal 37
Cukup jelas.

50.
Pasal 38
Cukup jelas.

51.
Pasal 39
Cukup jelas.

52.
Pasal 40
Cukup jelas.
NO NASKAH RUU HASIL PEMBAHASAN KETERANGAN

53.
Pasal 41
Cukup jelas.

54.
Pasal 42
Cukup jelas.

55.
Pasal 43
Cukup jelas.

56.
Pasal 44
Cukup jelas.

57.
Pasal 45
Cukup jelas.

58.
Pasal 46
Cukup jelas.

59.
Pasal 47
Yang dimakud dengan pembangunan pemasaran
pariwisata adalah upaya terpadu dan sistematik
dalam rangka menciptakan, mengkomunikasikan,
menyampaikan produk wisata dan mengelola relasi
dengan wisatawan untuk mengembangkan
kepariwisataan dan seluruh pemangku kepentingan.
NO NASKAH RUU HASIL PEMBAHASAN KETERANGAN

60.
Pasal 48
Cukup jelas.

61.
Pasal 49
Cukup jelas.

62. Pasal 50
Cukup jelas.

63.
Pasal 51
Cukup jelas.

64.
Pasal 52
Cukup jelas.

65.
Pasal 53
Cukup jelas.

66.
Pasal 54
Cukup jelas.

67.
Pasal 55
Cukup jelas.
NO NASKAH RUU HASIL PEMBAHASAN KETERANGAN

68.
Pasal 56
Cukup jelas.

69.
Pasal 57
Cukup jelas.

70.
Pasal 58
Ayat (1)
Cukup jelas.

71.
Huruf a
Cukup jelas.

72.
Huruf b
Yang dimaksud dengan kualitas interpretasi
adalah kualitas kemampuan manusia,
segala bentuk media dan/atau alat yang
berfungsi mentrasformasikan nilai
kemenarikan DTW kepada wisatawan.

73.
Huruf c
Cukup jelas.

74.
Huruf d
Cukup jelas.
NO NASKAH RUU HASIL PEMBAHASAN KETERANGAN

75.
Pasal 59
Cukup jelas.

76.
Pasal 60
Cukup jelas.

77.
Pasal 61
Cukup jelas.

78.
Pasal 62
Cukup jelas.

79.
Pasal 63
Cukup jelas.

80.
Pasal 64
Cukup jelas.

81.
Pasal 65
Cukup jelas.

82.
Pasal 66
Cukup jelas.
NO NASKAH RUU HASIL PEMBAHASAN KETERANGAN

83. Pasal 67
Cukup jelas.

84.
Pasal 68
Cukup jelas.

85.
Pasal 69
Cukup jelas.

86.
Pasal 70
Cukup jelas.

87.
Pasal 71
Cukup jelas.

88.
Pasal 72
Cukup jelas.

89.
Pasal 73
Cukup jelas.

90.
Pasal 74
Cukup jelas.
NO NASKAH RUU HASIL PEMBAHASAN KETERANGAN

91.
Pasal 75
Cukup jelas.

92.
Pasal 76
Cukup jelas.

93.
Pasal 77
Cukup jelas.

94.
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SABU RAIJUA Kec. Raijua ;
NOMOR …. 1. Mengingat Jumlah DTW Kec. Raijua hanya 7
maka Bapak Bernadus Belo Bile selaku
Lampiran II Sekdes Kolorae member usulan
penambahan objek wisata yang ada di
desanya yaitu bukit Kolo Dere/Wadu Dere.
2. Bapak Matiu Tarru Happu selaku Sekdes
Ballu member usulan penambahan objek
wisata Dara Rae Leo Wawa, karena terdapat
Baju Maja.
3. Bapak Absalom selaku Tokoh Masyarakat
Kel. Ledeunu dan Bapak Julius R. Kefi
selaku Sekcam Raijua mengusulkan
penambahan ada tiga kolam/danau kecil di
dekat RS Pratama.
4. Bapak Bernadus Belo Bile selaku Sekdes
Kolorae mengusulkan Hubba Walla.
5. Bapak Logenes Wolo Lomi selaku tokoh
masyarakat Desa Bolua mengusulkan
penambahan atraksi Peluru Hawu.
NO NASKAH RUU HASIL PEMBAHASAN KETERANGAN

Kec. Hawu Mehara ;


1. Bapak Daud Data Tajo selaku tokoh adat
Desa Molie mengusulkan penambahan
kawasan Jami Uju

Kec. Sabu Liae ;


1. Bapak M. L. Padji selaku Wakil Ketua BPD
Ledeke mengusulkan Pantai Uba Hapu.
2. Bapak Warasanti Doko selaku anggota BPD
Lede Talo mengusulkan penambahan dara
rae kota hawu, rumah adat dan batu keramat
serta bukit ade ina
3. Bapak Yohanes B. G. Beding selaku Camat
mengusulkan Lede Pemulu karena akan
dibangun taman pahlawan nostalgia di Desa
Eilogo
4. Mantan Kades Eilogo mengusulkan
penambahan prosesi adat Daba Ae & Daba
Iki hingga prosesi Hole sebagai salah satu
wisata budaya

Kec. Sabu Barat ;


1. Bapak Eklesia Nyala Ruti selaku kades
Raemude mengusulkan penambahan Gua
Nahoro.
2. Bapak M. Djara Tiri selaku Kades Ledeana
mengusulkan penambahan hutan bakau di
muara ketenge karena terapat area
agrowisata.
3. Bapak Markus Tallo selaku camat
mengusulkan penambahan ekowisata
mangrove yang ada di tulaika
NO NASKAH RUU HASIL PEMBAHASAN KETERANGAN

4. Bapak Eklesia Nyala Ruti selaku kades


Raemude mengusulkan penambahan dar
rae manumara/istana raja pertama.

Kec. Sabu Tengah ;


1. Bapak Trianus Leo Kitu mengusulkan ritual
adat menanga-titilede-nawae sebagai
kawasan ritual adat.

Kec. Sabu Timur ;


1. Bapak Le V. M. Bire selaku ketua LPM Desa
Bolou menyampaikan status Lahan Loko
Eimada belum ada kejelasan status.
2. Bapak Leonard B. Bani selaku Kades
Huwaga mengusulkan Tanjung lie geta.
3. Ibu Mina J. Kome Balo selaku staf kec.
Mengusulkan penambahan objek wisata
seperti Langa Ae, Benteng Hurati/Rae Nalai
dan Pantai Titi/Tambak Garam.
4. Bapak Nefelson A. M. Ully Bire selaku Kades
Bodae mengusulkan Dara Rae ba situs
adat/raja, Dara Rae Unu Kutoka dan Ei Lobo
Widu (danau kecil)

Anda mungkin juga menyukai