Anda di halaman 1dari 5

Nama : Dinda Rifka Mentari Potabuga

NIM : 20180730075

UK 4 EKONOMI MAKRO ISLAM D

1. A. Y = C + I + G
C = Co + bYa
Yd = Y – Tx + Tr
= Y – (2 + 0,002Y) + 3
= Y – 2 – 0,002Y + 3
= 0,998Y + 1
C = 8 + 0,75 (1 + 0,998Y)
= 8 + 0,75 + 0,7485Y
= 8,75 + 0,7485Y
Y = 8,75 + 0,7485Y + 6 + 4
Y = 18,75 + 0,7485Y
Y – 0,7485Y = 18,75
0,2515Y = 18,75
Y = 74,55
Jadi besarnya pendapatan Nasional keseimbangan (Yeq) sebesar Rp. 74,55 Triliun.
B. Karena pendapatan Nasional keseimbangan lebih kecil dibandingkan full employment
(74,55 < 120) maka perekonomian mengalami masalah gap deflasi (deflationary gap)
C. Besarnya gap deflasi dapat ditentukan sebagai berikut.
C + 1 + G = AD = 18,75 + 0,7485Y
C + 1 + G = AD = 18,75 + 0,7485 (120)
C + 1 + G = AD = 18,75 + 89,82 = 108,57
Jadi besar gap deflasis sebesar 120 – 108,57 = Rp. 11,43 Triliun.
D. Mengatasi gap deflasi dengan menaikkan pengeluaran pemerintah dan investasi.
- mengatasi gap deflasi dengan menaikkan investasi
Multiplayer investasi =

∆Y 1 1 1
kI = = = = 0,2615
∆t 1−b+ b .t +m 1−0,75+ ( 0,75 x 0,02 )+ 0,01 ¿
¿
= 3,82
∆ Y= 120 – 74,55 = 45,45

Sehingga besarnya investasi yang harus ditambah sebesar.

45,45
Ki = = 3,82
∆t

45,45
∆ I= = 11,89
3,82

Jadi untuk mengatasi gap deflasi sebesar Rp. 11,43 Triliun dapat dilakukan dengan menaikkan
investasi sebesar Rp. 11,89 Triliun.

Mengatasi gap deflasi dengan menaikkan belanja pemerintah.

Multiplier belanja pemerintah:

∆Y 1 1 1
Kg = = = =
∆ G 1+ b+b . t+ m 1−0,75+ ( 0,75 x 0,002 )+1 0,2615

= 0,382

∆ Y =120−74,55=45,45

Sehingga besarnya belanja pemerintah yang harus ditambah sebesar.

45,45
KG = = 3,82
∆t

45,45
∆ G= = 11,89
3,82

Jadi untuk mengatasi gap deflasi sebesar Rp. 11,43 Triliun dapat dilakukan dengan menaikkan
belanja pemerintah sebesar Rp. 11,89 Triliun.

- Gambar Kurva dari permasalahan gap deflasi dan kebijakan yang dilakukan utuk
mengatasinya sebagai berikut:
2. Ada dua jenis system moneter, yaitu system moneter konvensional dan system moneter
islam. Keduanya mempunyai tujuan yang sama, yaitu menjaga stabilitas sehingga
pertumbuhan ekonomi yang merata yang di harapkan dapat tercapai. Hanya saja dalam
ekonomi moneter islam terjadi penghapusan bunga dan penerapan LPS. Dalam tulisan ini
saya sebagai penulis akan menyajikan konsep-konsep dasar ekonomi moneter
konvensional dan ekonomi moneter islam.
Dalam pandangan  ekonomi konvensional maka tujuan memegang uang terdiri dari tiga
keinginan, Pertama,yaitu tujuan transaksidalam rangka membayar pembelian-pembelian
yang akan mereka lakukan. Kedua, tujuan berjaga-jaga sebagai alat untuk menghadapi
kesusahan yang mungkin timbul dimasa yang akan dating. Ketiga, tujuan spekulasi dimana
pelaku ekonomi dengan cermat mengamati tingkat bunga yang berlaku saat itu. jika
menguntungkan bila di bandingkan investasi maka masyarakat cenderung mendepositokan
uangnya, dengan harapan mendapat imbalan bunga.

Dalam pandangan  ekonomi moneter islam, tidak mengutamakan suku bunga. Bahkan sejak
zaman rosulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin, kebijakan moneter dilaksanakan tanpa
menggunakan instrument bunga sama sekali. Sedangkan dalam pandangan kebijakan
moneter konvensional bunga ini menjadi hal yang sangat dominan bias di lihat dari fungsi
uang dalam kebijakan ekonomi moneter salah satunya adalah tujuan spekulasi. Maka tujuan
memegang uang dalam pandangan ekonomi moneter islam terdiri dari dua keinginan, yaitu
tujuan transaksi dan tujuan berjaga-jaga.

3. Pandangan uang dan kebijakan Moneter menurut Mas’udul Alam Choudury berpijak
pada prinsip dasar uang sebagai alat transaksi dan tidak dimasukannya instrument bunga
(interest) dalam analisis moneternya. Pandangan uang menurut Mas’udul Alam Choudury
dikemukakan melalui konsep ekonomi moneter yaitu endogenous money yang member
tekanan tentang pentingnya menjaga stabilitas nilai uang baik secara internal maupun
eksternal yaitu keseimbangan antara sector moneter dan sector riil.

Anda mungkin juga menyukai