Anda di halaman 1dari 6

ANALISA KANDUNGAN MINERAL CACING LAUT SIASIA

(Sipunculus nudus) DARI PERAIRAN PANTAI NALAHIA PULAU


NUSALAUT

ANALYSIS MINERAL CONTENT SIASIA (SIPUNCULUS NUDUS) FROM COASTAL


WATERS OF NALAHIA NUSALAUT ISLAND

Bernita Silaban
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura Ambon
Email : ita_borju@yahoo.com

Received : 30/01/2018; revised : 09/04/2018; accepted : 18/07/2018


Published online : 31/07/2018

ABSTRAK

Siasia (Sipunculus nudus) merupakan spesies cacing laut yang sudah lama dijadikan sebagai bahan makanan
dalam keadaan segar ataupun diolah oleh sebagian besar masyarakat di Pulau Nusalaut Maluku Tengah.
Cacing laut siasia telah diketahui mengandung gizi namun belum dikenal luas. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis kandungan mineral cacing laut siasia (Sipunculus nudus) segar dari perairan pantai Nalahia Pulau
Nusalaut. Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode acak. Parameter yang diamati
meliputi kadar abu dan mineral Kalium (K), Sulfur (S), Besi (Fe), Zink ( Zn), mangan (Mn), cobalt (Co), tembaga
(Cu), chromium (Cr) dan selenium (Se). Hasil penelitian menunjukkan bahwa cacing laut siasia dari perairan
Pantai Nalahia Pulau Nusalaut mengandung kadar abu 2,41 %, mineral kalium (K) sebesar 224,35 ppm, besi
(Fe) 196,57 ppm, mangan (Mn) 6,69 ppm dan zink (Zn) 17,01 ppm. Dengan demikian kebutuhan mineral untuk
tubuh dari mineral besi sebesar 7-26 mg, zink sebesar 3-18 mg dan mangan sebesar 0,6-1,8 mg dapat
terpenuhi dari cacing laut siasia (Sipunculus nudus) di perairan pantai Nalahia Pulau Nusalaut. Lima mineral
lainnya tidak terdeteksi.

Kata kunci: mineral, cacing laut siasia (Sipunculus nudus), Pulau Nusalaut

ABSTRACT

Siasia (Sipunculus nudus) is a species of marine worm that has long been used as food ingredients in fresh or
processed by most people in the Nusalaut Island Central Molucas. Siasia (Sipunculus nudus) has been known
to contain nutrients but not widely known. This study aims to analyze the mineral content of fresh siasia
(Sipunculus nudus) from the coastal waters of Nalahia Nusalaut Island. The parameters observed include ash
and mineral content of Potassium (K) and Sulfur (S), Iron (Fe), Zinc (Zn), Manganese (Mn), Cobalt (Co), Copper
(Cu), Chromium (Cr) and Selenium Se). The results showed that the siasia (Sipunculus nudus) from the coastal
waters of Nalahia Nusalaut Island contains ash content of 2.41%, potassium mineral (K) of 224.35 ppm, iron (Fe)
196.57 ppm, manganese (Mn) 6.69 ppm and zinc (Zn) 17.01 ppm. Thus the mineral needs for the body of iron
minerals of 7-26 mg, zinc for 3-18 mg and manganese of 0.6-1.8 mg can be met from the siasia (Sipunculus
nudus) in the coastal waters of Nalahia Nusalaut Island. Five other minerals are undetectable.

Key words: mineral, siasia (Sipunculus nudus), Nusalaut Island

PENDAHULUAN tubuh, yaitu kalsium (Ca), fosforus (P), kalium


(K), natrium (Na), klorin (Cl), sulfur (S),
Mineral memegang peranan penting magnesium (Mg), besi (Fe), tembaga (Cu), zink
dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada (Zn), mangan (Mn), kobalt (Co), iodin (I), dan
tingkat sel, jaringan, organ, maupun fungsi tubuh selenium (Se). Menurut Ando et al (2010),
secara keseluruhan. Mineral juga berperan kalium bersama-sama dengan natirum
dalam berbagai tahap metabolisme terutama membantu menjaga tekanan osmotik dan
sebagai kofaktor dalam aktivitas enzim-enzim. keseimbangan asam basa. Kandungan kalium
Mineral ini biasanya terikat dengan protein, yang seimbang dalam darah dapat mencegah
termasuk enzim untuk proses metabolisme tekanan darah tinggi. Arifin (2008) juga

22
©2018-BI Ambon. All right reserved
Silaban / Majalah BIAM 14 (01) Juli (2018) 22-27

menjelaskan bahwa zink berperan dalam etnobiologi, etnoteknologi dan pemanfaatan


sintesis dan transkripsi protein. Besi berperan kekuak (Xenosiphon sp.) oleh masyarakat di
sebagai pembawa oksigen menuju jaringan dan Kepulauan Bangka-Belitung (Fakhrurrozi 2011);
ke dalam jaringan atau sel. Selenium bekerja Profil Nutrisi Sipuncula (Cacing Kacang); Biota
sebagai antioksidan dengan glutation laut yang kontrovertif di Pulau Nusalaut, Maluku
peroksidase untuk mencegah kerusakan akibat Tengah (Silaban 2012); Analisis asam lemak,
radikal bebas. Mangan berperan dalam aktivasi preferensi makanan dan habitat cacing kacang
enzim, membantu metabolisme, mengakal (Sipunculus, sp) oleh (Silaban dan Tupan 2016);
radikal bebas dan menjaga kesehatan tulang. Aktivitas ekstrak cacing laut siphonosoma
Kobalt berperan dalam penyerapan vitamin B12 austral sebagai antihiperglikemik pada tikus
pada tubuh. Kekurangan mineral dapat galur spraguedawley yang diinduksi
menyebabkan gangguan kesehatan seperti streptozotocin (Aninda 2016).
anemia, gondok, osteoporosis dan Di Pulau Nusalaut, cacing laut siasia
osteomalasia. Kekurangan tembaga dapat menjadi lauk harian bagi masyarakat manakala
menghambat pertumbuhan dan pembentukan musim paceklik tiba biasanya dikonsumsi segar
hemoglobin, malnutrisi, anemia serta (kohokoho sebutan umum masyarakat Maluku),
neutropenia. Kekurangan zat besi menyebabkan digoreng, ditumis dikecap, dan disate (Silaban
anemia. Iodin menyebabkan produksi tiroksin 2012) namun tidak sedikit masyarakat, yang
pada glandula tiroid menurun dan sama sekali belum pernah tahu, atau tahu tapi
pembengkakan pada leher. Kobalt belum pernah mencicipi. Silaban (2012)
menyebabkan defisiensi vitamin B12 dan mineral melaporkan cacing laut siasia segar dari
zink menyebabkan penyakit genetik, stres perairan pulau Nusalaut mengandung
traumatic dan depresi imunitas anorexia. karbohidrat, protein, lemak, vitamin A, B1, B6, B12
Pemenuhan kebutuhan mineral pada dan E serta mineral P, I2, Ca, Mg; dan sejumlah
manusia dapat diperoleh dengan cara asam lemak (Silaban dan Tupan 2016). Hingga
mengonsumsi bahan pangan baik yang berasal kini belum diperoleh data kandungan mineral
dari tumbuhan (mineral nabati) maupun hewan secara lengkap. Penelitian ini bertujuan untuk
(mineral hewani) yang berasal dari darat menganalisis kandungan mineral yang terdapat
ataupun dari laut. Berbagai jenis bahan pangan di dalam cacing laut siasia (Sipunculus nudus).
asal laut yang banyak dikonsumsi adalah ikan, Sasarannya adalah memberi informasi ilmiah
kerang, dan lainnya. Informasi mengenai tentang kandungan gizi pada cacing laut siasia
kandungan mineral pada bahan pangan perlu (Sipunculus nudus) asal perairan pantai Nalahia
diketahui, untuk dapat mengevaluasi asupan Pulau Nusalaut sebagai sumber mineral dan
makanan dan kecukupan mineral dari bahan mendorong upaya pencarian dan
pangan tersebut. Salah satu bahan pangan hasil pengembangan bahan pangan asal laut.
laut yang perlu diketahui adalah mineral cacing
laut siasia (Sipunculus nudus) dari perairan METODE PENELITIAN
pantai Nalahia Pulau Nusalaut, Kabupaten
Maluku Tengah. Bahan dan Alat
Siasia merupakan spesies cacing laut Bahan yang digunakan adalah daging
yang termasuk dalam Filum Sipuncula kelas cacing laut siasia segar, es batu, plastik, kertas
Sipunculidea merupakan salah satu biota laut label, steorofoam, akuades, asam nitrat (HNO3),
yang sampai saat ini pemanfaatannya belum asam klorida. Alat yang digunakan meliputi
optimal. Dari 147 jenis anggota Sipuncula timbangan analitik, seperangkat alat gelas,
setelah dilakukan revisinya oleh Cutler (1994), pisau, labu destruksi, saringan plastik, wadah
masih sangat sedikit yang dilaporkan sudah plastik, lemari asam, spektrofotometer serapan
dimanfaatkan penduduk. Masih sedikit laporan atom merek Shimadzu merk 63 AA.
ilmiah yang menulis tentang pemanfaatan nya
oleh masyarakat lokal. Diantaranya adalah Metode Kerja
Phascolosoma lurco yang banyak ditemukan di Penelitian ini dilakukan pada bulan
Malaysia dan Singapura dijadikan sebagai November 2016 dalam beberapa tahapan
pakan bebek dan terung yang dijadikan sebagai meliputi pengambilan sampel, preparasi sampel
kerupuk di Jawa Timur (Fakhrurrozi 2011). dan perhitungan morfometrik (pengukuran
Beberapa penelitian yang telah dilakukan panjang, diameter, dan bobot tubuh). Metode
terhadap beberapa spesies dan masih terbatas sampling yang digunakan adalah metode acak.
diantaranya: Analisis komposisi asam amino dan Sampel dikumpulkan secara acak karena
asam lemak dalam cacing laut jenis Sipunculus kebiasaan hidup dari cacing laut siasia
robustus oleh Silahooy (2008); Sipuncula: biota (Sipunculus nudus) yang membenamkan diri
laut yang kontrovertif (Pamungkas, 2010); Studi dalam sedimen. Sampel yang diambil sebanyak

23
Silaban / Majalah BIAM 14 (01) Juli (2018) 22-27

50 individu dari perairan Nalahia Pulau Nusalaut


Kabupaten Maluku Tengah. Sampel
dikumpulkan di dalam baskom kemudian
dilakukan pemotongan tubuh secara memanjang
dari anterior ke posterior dan dibersihkan isi
perutnya yang berisi pasir kemudian
dibersihkan. Daging yang sudah bersih
selanjutnya dikemas dalam kantong plastik, Gambar 1. Pengukuran morfometrik cacing laut siasia
diberi label dan dimasukkan ke dalam (Sipunculus nudus)
steorofoam yang berisi hancuran es untuk
keperluan analisa. Analisa kadar abu dengan cacing laut tersebut, mengingat di dalam proses
metode AOAC (2005) mineral menggunakan pertumbuhan, panjang dan lebar berkolerasi
metode SSA (AOAC 2005). Sebanyak 5 gram dengan berat. Kecepatan pertumbuhan pada
cacing laut siasia segar dimasukkan ke dalam cacing laut sejalan dengan kecepatan
cawan abu porselen. Cawan tersebut pertumbuhan pada ikan. Menurut Nurjanah, dkk
dimasukkan ke dalam tungku secara bertahap (2011) kecepatan pertumbuhan ikan dipengaruhi
hingga suhu 600°C. Proses pengabuan oleh beberapa faktor yaitu umur,
dilakukan sampai abu berwarna putih. Setelah lingkungan,pakan, iklim, fisiologis, dan genetik.
itu, cawan abu porselen didinginkan selama 30 Faktor-faktor ini bekerja secara simultan dalam
menit di dalam desikator kemudian ditimbang mengontrol kecepatan tumbuh yang saling
dan dihitung. Analisis kadar abu dilakukan di berinteraksi sehingga proses pertumbuhan
Laboratorium Kimia Dasar Universitas Pattimura dapat berjalan dengan baik.
Ambon. Kandungan mineral daging cacing laut Dari beberapa hasil penelitian
siasia yang telah diabukan dimasukkan ke diantaranya, Aninda (2016) menjelaskan
dalam Erlenmeyer, kemudian ditambahkan 10 bahwa Sipuncula dari spesies Siphonosoma
ml asam nitrat pekat dan 30 ml asam klorida austral dari perairan Desa Toronipa, Kecamatan
pekat, dan dibiarkan selama sehari. Selanjutnya, Toronipa, Kabupaten Konawe, Sulawesi
dipanaskan hingga kurang lebih 1 jam pada Tenggara memiliki panjang rata-rata 10-30 cm
suhu 200oC, ditambahkan 2 ml asam nitrat saat masih segar dan dapat menjadi lebih
pekat, dan dipanaskan kembali sampai diperoleh panjang saat dikeringkan. Kekuak (Xenosiphon
larutan jernih. Larutan ini kemudian dipindahkan sp) dari perairan Bangka-Belitung berbentuk
ke dalam Erlenmeyer 100 ml dan ditambahkan silindris dan memiliki panjang maksimal dapat
akuades sampai tanda tera dan disaring. mencapai 80 cm setelah dikeringkan
Larutan hasil destruksi kemudian dianalisis (Fakhrurrozi 2011). Chen dan Ru (2011)
menggunakan metode SSA (Spektrofotometer menyatakan bahwa Sipunculus nudus yang
Serapan Atom). Analisis mineral antara lain diperoleh dari pesisir Teluk Beibu, China
kalium (K), besi (Fe), mangan (Mn), zink (Zn) memiliki panjang 10 ± 2 cm. Dengan demikian
sulfur (S), cobalt (Co), tembaga (Cu), chromium cacing laut siaisa (Sipunculus nudus) dari
(Cr) dan selenium (Se). Analisis kandungan perairan pantai Nalahia Pulau Nusalaut memiliki
mineral dilakukan di Balai Pengkajian Teknologi ukuran tubuh yang lebih pendek dibandingkan
Pangan Makasar (BPTP Makasar). Mineral ini ukuran tubuh cacing Siphonosoma austral dan
diuji karena peranannya sebagai antioksidan Xenosiphon sp dari perairan Sulawesi Tenggara
dalam sistem pertahanan tubuh terhadap reaksi dan Bangka-Belitung.
oksidasi radikal bebas dan Mn sebagai mineral
untuk pembentukan tulang. Mineral ini tergabung Kadar abu
dalam enzim antioksidan yang berperan Penetapan kadar abu dilakukan untuk
melindungi membran sel dan komponen- mengetahui kandungan oksida logam dalam
komponen dalam sitosol. bahan. Oksida logam merupakan persenyawaan
antara logam dengan oksigen. Kadar abu
HASIL DAN PEMBAHASAN diasumsikan sebagai sisa mineral yang
tertinggal pada saat dibakar, karena bahan alam
Karakteristik Bahan Baku tidak hanya mengandung senyawa karbon tetapi
Berdasarkan hasil pengukuran juga mengandung beberapa mineral, dimana
mofometrik (Gambar 1), rata-rata panjang total sebagian dari mineral ini telah hilang pada
cacing laut siasia dari perairan Nalahia sebesar
10,04±1,82 cm, diameter rata-rata 1,81±0,39 cm
dan berat total rata-rata adalah 25,84±9,58 g
(Tabel 1). Semakin besar nilai panjang dan
diameter tubuh cacing laut maka semakin berat

24
Silaban / Majalah BIAM 14 (01) Juli (2018) 22-27

Tabel 1. Mofometrik cacing laut dari beberapa hasil Tabel 2. Kadar abu cacing laut dari beberapa hasil
penelitian penelitian
Nilai Nilai
Parameter Siphonosoma Xenosiphon Sipunculus Parameter Siphonosoma Xenosiphon Sipunculus
austral # sp * nudus $ austral # sp * nudus $
Panjang 14,67 ± 1,83 21,13 ± 10,04 ± Abu (%) 15,58 ± 1,53 2,20 2,41
(cm) 2,46 1,82 Ket : *Fakhrurrozi (2011) # Aninda (2016)
Diameter 2,51 ± 0,36 1,27 ± 0,21 1,81± 0,39 $ Hasil penelitian
(cm)
Bobot (g) 42,22 ± 8,53 27,58 ± 25,84 ± Tabel 3. Komposisi Mineral cacing laut siasia
5,89 9,58 (Sipunculus nudus) dari perairan pantai Nalahia.
Ket : *Fakhrurrozi (2011) # Aninda (2016) siasia kekuak
$ Hasil penelitian Komposisi mineral (Sipunculus (Xenosiph
saat karbonisasi dan aktivasi, sebagian lagi nudus)* on sp)#
diperkirakan masih tertinggal dalam bahan Makro
Kalium (ppm) 224,35
(Siregar dkk 2015). Hasil analisa kadar abu Sulfur (ppm) Tt
cacing laut siasia dari perairan Nalahia Pulau Cobalt (ppm) Tt
Nusalaut adalah 2,41 %. Nilai ini tidak berbeda Besi (ppm) 196,57 0,98 %
dengan cacing laut hasil penelitian Fakhrurrozi Mangan(ppm) 7,69
(2011) yang diperoleh dari Perairan Bangka Mikro Tembaga(ppm) Tt
Zink (ppm) 17,01 3,59
Belitung dengan kadar abu sebesar 2,20% tetapi
Chromium(ppm) Tt
jauh berbeda dengan cacing laut hasil penelitian
Selenium (ppm) Tt 2,46
Aninda (2016) dari Perairan perairan Desa Keterangan : * Hasil Penelitian #: Fakhrurrozi, (2011)
Toronipa, Kecamatan Toronipa, Kabupaten Td: tidak terdeteksi
Konawe, Sulawesi Tenggara sebesar 15,58%
(Tabel 2). Menurut Nurjanah, dkk (2011) kadar Kandungan mineral besi daging kekak
abu memiliki hubungan dengan mineral suatu segar dari perairan Pebuar Bangka Barat lebih
bahan yang sangat bervariasi baik macam dan tinggi dari kandungan mineral besi daging siasia
jumlahnya. Kandungan abu dan komponennya asal perairan Pulau Nusalaut Maluku
tergantung pada jenis bahan dan proses Tengah,namun memiliki kandungan mineral zink
pengabuannya. Pengurangan nilai ini tidak yang rendah. Mineral selenium kekuak segar
dipengaruhi oleh perlakukan kimia dan fisika, dari perairan Pebuar, Bangka barat yang
mungkin dapat dioksidasi oleh oksigen menjadi terdeteksi sebesar 2,46 ppm sedangkan pada
bentuk yang valensinya lebih tinggi. Mineral daging siasia segar dari perairan Pantai Nalahia
bersifat mantap atau tidak rusak karena tidak terdeteksi (Tabel 2). Adanya perbedaan
pengolahan, namun pengolahan dapat kandungan mineral disebabkan oleh adanya
menyebabkan susut mineral maksimal sebesar perbedaan habitat, waktu pengambilan sampel
3% pada beberapa jenis sumber makanan. dan kondisi lingkungan hidup dari organisme
tersebut. Masing-masing organisme memiliki
Kandungan Mineral cacing laut siasia kemampuan yang berbeda-beda dalam
(Sipunculus nudus) meregulasi dan mengabsorbsi mineral yang
Hasil analisis, daging cacing laut siasia masuk ke dalam tubuh, sehingga akan
dari perairan pantai Nalahia mengandung memberikan pengaruh pada kandungan mineral
mineral kalium, besi, mangan, dan zink dengan dalam masing masing bahan. Menurut Silaban
kadar kalium (K) sebesar 224,35 ppm, besi (Fe) (2012) faktor-faktor yang mempengaruhi
196,57 ppm, mangan (Mn) 6,69 ppm, zink (Zn) perbedaan komposisi mineral pada hewan
17,01 ppm. Lima mineral diantaranya sulfur (S), invertebrata laut seperti cacing siasia yaitu
cobalt (Co), tembaga (Cu), chromium (Cr) dan kebiasaan makan, umur, jenis kelamin, iklim,
selenium (Se) tidak terdeteksi. Fakhrurrozi dan kondisi habitat. Ersoy dan Ozeren (2009)
(2011) menyatakan bahwa daging kekuak segar menyatakan bahwa umumnya makanan yang
tergolong Filum Sipuncula, Genus Sipunculus berasal dari laut merupakan sumber vitamin dan
dan Xenosiphon dari perairan Pebuar Bangka mineral yang sempurna. Berdasarkan peraturan
Barat mengandung mineral besi (Fe) sebesar Menkes RI No 75 tahun 2013. tentang
0,98% atau 9800 ppm, zink (Zn) 3,59 ppm dan kebutuhan mineral besi bagi tubuh orang perhari
Selenium (Se) 2,46 ppm (Tabel 2). Terlihat berkisar antara 7-26 mg, zink sebesar 3-18 mg,
bahwa bahwa kandungan mineral yang mangan sebesar 0,6-1,8 mg dan kalium sebesar
dihasilkan berbeda sesuai dengan jenis dan asal 500-4700 mg maka kandungan mineral besi
perairan. Komposisi mineral pada cacing laut sebesar 196,57 ppm (196,57 mg/kg atau 19657
siasia terbesar yaitu kalium sebesar 224,35 g/100 gr), zink sebesar 17,01 ppm (17,01
ppm, dan nilai terkecil yaitu mangan 7,69 ppm. mg/kg atau 1701g/100 gr), dan mangan

25
Silaban / Majalah BIAM 14 (01) Juli (2018) 22-27

sebesar 7,69 ppm (7,69 mg/kg atau 769 g/100 against cardiovascular damage in salt-
gr) yang terdapat pada daging cacing laut siasia sensitive hypertension: posible role of
segar lebih tinggi dari angka kecukupan gizi antioxidan action. Journal of nutrition.
yang dianjurkan oleh tubuh per orang perhari, 8(1): 59-63.
sedangkan untuk mineral kalium sebesar 224,35
ppm (224,35 mg/kg atau 22435 g/100 gr) Aninda, GR 2016. Aktivitas ekstrak cacing laut
memiliki nilai yang rendah. Dengan demikian siphonosoma austral sebagai
dapat dikatakan bahwa daging cacing laut siasia antihiperglikemik pada tikus galur
dapat menyumbangkan mineral besi, zink, spraguedawley yang diinduksi
mangan yang sangat baik bagi tubuh, namun streptozotocin. (Skripsi) Fakultas
belum dapat terpenuhi untuk kebutuhan mineral Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut
kalium. Pertanian Bogor. 1-49
Mineral ini memegang peranan penting
dalam pemeliharaan fungsi tubuh. Zink berperan AOAC. 2005. Official methods of analysis.
sebagai komponen penting pada struktur dan association of official analytical chemists
fungsi membran sel, sintesis dan transkripsi 18th ed. AOAC Press, Gaithersburg, USA.
protein, sebagai antioksidan, pelindung tubuh
dari serangan lipid peroksidase. Zat besi Arifin Z. 2008. Beberapa unsur mineral esensial
berperan penting membentuk hemoglobin dan mikro dalam system biologi dan metode
myoglobin, dan merupakan bagian dari susunan analisisnya. Jurnal Litbang Pertanian.
enzim. Mangan merupakan kofaktor beberapa 27(3): 99-105.
enzim penting dalam proses sintesis kolesterol
dari asetilko A. Kekurangan mineral dapat Chen XZ, Ru ZD. 2011. Immunomodulatory
menyebabkan gangguan kesehatan. activities on macrophage of
Kekurangan tembaga dapat menghambat polysaccharide from Sipunculus nudus L.
pertumbuhan dan pembentukan hemoglobin, Food and Chemical Toxicology. 49: 2961-
malnutrisi, anemia serta neutropenia; 2967.
kekurangan zat besi menyebabkan anemia;
kekurangan Kobalt menyebabkan defisiensi Cutler, EB. 1994. The Sipuncula: Their
vitamin B12; dan kekurangan mineral zink systematic, biology and evolution. Cornell
menyebabkan penyakit genetik, stres traumatic Univ. Press.,Ithaca, N.Y:453 pp.
dan depresi imunitas anorexia (Arifin 2008).
Menurut Ando et al (2010), kalium bersama- Ersoy S, Ozeren A. 2009. The effect of cooking
sama dengan natirum membantu menjaga methods on mineral and vitamin
tekanan osmotik dan keseimbangan asam basa. contents of African catfish. Food
Kandungan kalium yang seimbang dalam darah Chemistry. 115:419-422.
dapat mencegah tekanan darah tinggi.
Fakhrurrozi, Y. 2011. Studi etnobiologi,
KESIMPULAN etnoteknologi dan pemanfaatan kekuak
(Xenosiphon sp.) oleh masyarakat di
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa Kepulauan Bangka-Belitung. Disertasi.
mofometrik tubuh cacing laut siasia dari perairan PPs. Institut Pertanian Bogor : 1-2-6
Pantai Nalahia di Pulau Nusalaut meliliki rata-
rata panjang total sebesar 10,04±1,82 cm, Nurjanah, Abdullah A, Kustiariyah. 2011.
diameter 1,81±0,39 cm dan berat total adalah Pengetahuan dan karakteristik bahan
25,84±9,58 g. Daging cacing laut siasia memiliki baku hasil perairan. Bogor: Penerbit IPB
kadar abu sebesar 2,41 %. Kandungan mineral Press.
yang terdapat pada cacing laut siasia antara
lain mineral kalium (K) sebesar 224,35 ppm, besi Pamungkas, J. 2010. Sipuncula: biota laut yang
(Fe) 196,57 ppm, mangan (Mn) 6,69 ppm dan kontrovertif. Oseana 35 (1) : 7-13.
zink (Zn) sebesar 17,01 ppm sedangkan lima
mineral lainnya antara lain sulfur (S), cobalt Peraturan Menteri Kesehatan Republik
(Co), tembaga (Cu), chromium (Cr) dan Indonesia Nomor 75 Tahun 2013 tentang
selenium (Se) tidak terdeteksi. angka kecukupan gizi yang dianjurkan
bagi Bangsa Indonesia
DAFTAR PUSTAKA http://gizi.depkes.go.id/download/Kebijaka
n%20Gizi/Tabel%20AKG.pdf. Diakses
Ando K, Matsui H, Fujita M, Fujita I. 2010. pada 1 January 2017
Protective effect of dietary potassium

26
Silaban / Majalah BIAM 14 (01) Juli (2018) 22-27

Silaban, B. 2012. Profil Nutrisi Sipuncula (Cacing Lembaga Penelitian Universitas


Kacang); Biota laut yang kontrovertif di Pattimura Ambon.
Pulau Nusalaut, Maluku Tengah.
Laporan hasil penelitian dosen pemula Silahooy, VE. 2008. Analisis komposisi asam
yang dibiayai dengan PNBP Lembaga amino dan asam lemak dalam cacing
Penelitian Universitas Pattimura.Ambon. laut jenis
Sipunculus robustus. Skripsi. Fakultas
Silaban B. 2012. Komposisi kimia dan Matematika dan Ilmu Pengetahuan
pemanfaatan cacing laut “sia sia’’ yang Alam. Universitas Pattimura. Ambon: 1-
dikonsumsi masyarakat Pulau Nusalaut 79 (Tidak dipublikasi).
Maluku Tengah. Jurnal Triton ( 2): 1-9
Silaban, B dan Tupan J. 2016. Analisis asam Siregar YDI, Heryanto R, Riyadhi A, Lestari TH,
lemak, preferensi makanan dan habitat Nurlela. 2015. Karakterisasi Karbon Aktif
cacing kacang (Sipunculus, sp). Laporan Asal Tumbuhan dan Tulang Hewan
hasil penelitian dosen pemula yang Menggunakan FTIR dan Analisis
dibiayai KEMENRISTEK DIKTI melalui Kemometrika. Jurnal Kimia Valensi 1 (2):
103-11

27

Anda mungkin juga menyukai