Anda di halaman 1dari 5

Ghidza: Jurnal Gizi dan Kesehatan, 3 (2), 2019, 62-66

Penerbit: Universitas Tadulako p-ISSN : 2615-2851 dan e-ISSN : 2622-7622

Artikel Penelitian

VITAMIN A IKAN SIDAT (Anguilla bicolor) ASAL DANAU POSO


SULAWESI TENGAH
Vitamin A Sidat fish (Anguilla bicolor) from Lake Poso, Central Sulawesi
Nur Pita Sari*, Jamaluddin, Agustinus Widodo
Jurusan Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Tadulako, Indonesia

Diterima: 14 Agustus 2019; Revisi: 20 Desember 2019; Diterbitkan: 31 Desember 2019


Abstract

Eel fish (Anguilla bicolor) has a rich nutritional value include water-soluble vitamins (B and C) and fat-soluble vita-
mins A, D, E, and K. The body neededvitamin A to help the formation of body tissues, bones, improves vision and
sharpness of the eyes, to maintain healthy skin and hair, boost immunity, prevention of cancer and cataracts. This study
aimed to compare the content of vitamin A in the in glass eel, yellow eel and silver eel phasetaken from Lake Poso
Central Sulawesi. Purposive sampling method applied to get a sampling with criteria are type (Anguilla bicolor),ages
(4,5 – 10 years), size (55 mm – 30 cm), and the sample must capturedat Lake Poso. Testing of vitamin A carried outus-
ing HPLC (High Performance Liquid Chromatography). Results showed that vitamin A in the glass eel, yellow eel and
silver eel phase respectively are 24.36 mcg/100g; 204.53 mcg/100g; and 59.92 mcg/100g. ANOVA test results indi-
cates that there are significant differences with value (P=0.000) for all phase. Eel fish (Anguilla bicolor) glass eel, yel-
low eel, and silver eel phase from Poso Lake, Central Sulawesi, can be used as a source of vitamin A in the form of
processed foods and products .

Keywords: Eel fish (Anguilla bicolor), Vitamin A, Lake Poso

Abstrak

Ikan sidat (Anguilla bicolor) memiliki nilai gizi yang sangat tinggi antara lain vitamin larut air (B dan C) dan larut le-
mak A, D, E, dan K. Vitamin A merupakan salah satu vitamin yang diperlukan oleh tubuh untuk membantu pemben-
tukan jaringan tubuh, tulang, meningkatkan penglihatan dan ketajaman mata, memelihara kesehatan kulit dan rambut,
meningkatkan kekebalan tubuh, anti kanker dan katarak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kan-
dungan vitamin A pada fase glass eel, yellow eel dan silver eel asal Danau Poso Sulawesi Tengah. Penelitian ini dil-
akukan di Laboratorium dengan pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive sampling berdasarkan kriteria
seperti jenis (Anguilla bicolor) umur (4,5 – 10 tahun) dan panjang (55 mm – 30 cm ) asal Danau Poso Sulawesi Ten-
gah. Pengujian vitamin A dilakukan dengan menggunakan metode KCKT (Kromatografi Cair Kinerja Tinggi). Kadar
vitamin A ikan sidat fase Glass eel sebanyak 24,36 mcg/100g, Yellow eel 204,53 mcg/100g, dan Silver eel 59,92
mcg/100g. Hasil statistik uji anova menunjukkan bahwa kadar vitamin A ikan sidat Anguilla bicolor fase Glass eel,
Yellow eel, dan Silver eel berbeda signifikan (P=0,000). Ikan sidat (Anguilla bicolor) fase Glass eel, Yellow eel dan Sil-
ver eel asal Danau Poso Sulawesi Tengah dapat dijadikan sumber vitamin A baik dalam bentuk olahan makanan mau-
pun produk

Kata Kunci: Anguilla bicolor, Vitamin A, Danau Poso

*Korespondensi: Nur Pita Sari, Email: ithanurvitasarii03@yahoo.com

DOI : 10.22487/j26227622.2019.v3.i2.13431

1. PENDAHULUAN perairan tawar dan air laut (Hakim et al., 2015). Hasil
tangkapan ikan didanau Poso didominasi oleh jenis
Di Indonesia, ikan sidat banyak ditemui dibe- ikan sidat yaitu sekitar 40% dari total tangkapan sebe-
berapa daerah-daerah yang berbatasan langsung sar 75,54 ton/tahun (Putri et a., 2016). Sidat memiliki
dengan laut dalam seperti pantai Selatan pulau Jawa, kandungan nutrisi yang tinggi seperti EPA
pantai Barat pulau Sumatera, pantai Timur pulau Kali- (Eicosapetaeonicacid) yang lebih dikenal dengan ome-
mantan, pantai pulau Sulawesi, pantai kepulauan Ma- ga-3, DHA (Docasahexaeonic acid) dan vitamin
luku dan Irian Barat (Affandi, R 2013). Di sulawesi (Sudaryono et al, 2013). Selain itu sidat juga merupa-
ikan sidat ditemukan diseluruh pantai atau sungai, kan salah satu ikan yang memiliki kandungan nutrisi
penyebaran ikan sidat di Sulawesi paling banyak ter- yang tinggi salah satunya adalah vitamin seperti
dapat di Danau Poso (Mamangkey, 2010) vitamin A, B1, B2,B6,C, dan D (Sasongko, 2017).
Sidat (Anguilla sp.) merupakan ikan dari ordo Vitamin adalah Sekelompok senyawa organik
Anguilliformes yang tergolong dalam ikan katadromus. amina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi
Ikan katadromus yaitu ikan yang bermigrasi diantara vital dalam metabolisme setiap organisme yang tidak
Ghidza: Jurnal Gizi dan Kesehatan, 3 (2), 2019, 63

dihasilkan ditubuh. Senyawa Vitamin digunakan tubuh nya dilewatkan diatas gas nitrogen sebelum dipanas-
untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara normal kan, setelah itu ditambahkan KOH 50% sebanyak 10
(Affandi, R 2013). Vitamin A merupakan komponen ml, lalu dikocok larutan dan dipanaskan dalam water-
tambahan dari makanan yang berperan sangat penting bath pada suhu 80°c selama 45 menit dan dikocok se-
dalam gizi manusia. Vitamin dapat di kelompokan da- tiap 10 menit, kemudian larutan didinginkan dan dit-
lam dua golongan utama yaitu vitamin yang larut air ambahkan 10 ml asam asetat glacial, selanjutnya did-
dan vitamin yang larut lemak (Ikromatun, 2018). Kan- inginkan kembali hingga suhu ruang, kemudian larutan
dungan gizi yang terdapat dalam ikan sidat ini terdiri dipindahkan kedalam labu ukur 100 ml, dihimpitkan
atas 303 gram karbohidrat, 14 gram protein, 19 gram larutan dengan THF-etanol 95% (1:1) dan di-
lemak, 200 gram fosfor, 20 gram zat besi, 1600 SI vit- homogenkan, selanjutnya(larutan standar vitamin A
amin A, 0,01 mg vitamin B, 2 mg vitamin C dan kadar 100 mg/L) didiamkan selama 1 jam pada suhu ruang
air 58 gram (Affandi,R 2013). atau selama 24 jam dalam lemari pendingin
Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan (AOAC,2011)
penelitian mengenai kadar vitamin A pada ikan sidat Pengujian Sampel
(Anguilla bicolor) fase glass eel, yellow eel, dan silver
eel asal Danau Poso Sulawesi Tengah. Penelitian ini Sebanyak 5 gram sampel Ikan Sidat (Anguilla
menggunakan 3 fase untuk mengetahui perbandingan bicolor) yang telah dihaluskan ditambahkan etanol 70
kadar vitamin A pada 3 fase tersebut. Sampel ikan si- ml dan 50% KOH kemudian diinkubasi pada suhu 90-
dat diambil di Danau Poso Sulawesi Tengah karena di 950C selama 45 menit lalu didinginkan pada suhu
Danau Poso terdapat tempat penangkaran dan budi- ruang. setelah itu ditambahkan n-Heksan 30 ml yang
daya ikan sidat. Karna saya ingin melihat apakah pada mengadung BHT (Butil Hidroksi Toluen) dikocok
fase glass eel, yellow eel, dan silver eel terdapat per- pelan-pelan tunggu sampai membentuk 2 lapisan dan
bandingan kadar vitamin A yang terkandung pada ikan dibuang lapisan bawah (sampel) diambil filter n-
sidat.. heksan kemudian diukur pH 7-7,5 setelah itu diuapkan
menggunakan evaporator hingga terbentuk ekstrak
2. BAHAN DAN METODE kental kemudian ditambahkan 5 ml methanol dan
dilakukan penyaringan menggunakan syring filter
setelah itu dianalisis menggunakan KCKT.
Bahan Pengolahan Data
Bahan yang diperlukan antara lain Ikan Sidat Data yang diperoleh pada pengujian kadar vita-
(Anguilla bicolor) berukuran Glass eel, Yellow eel, Sil- min A dianalisis dengan menggunakan uji Anova yang
ver eel yang berasal dari Danau Poso Sulawesi Ten- dimana uji Anova digunakan untuk menganalisis per-
gah, retinyl acetate, etanol 95%, asetat, asam pirogalat, bandingan setiap fasenya. Analisis perbandingan kadar
KOH 50%, THF-etanol, larutan induk vitamin A vitamin A pada Fase Glass eel, Yellow eel dan Silver
aseton, gas nitrogen, asam asetat glacial, larutan eel asal Danau Poso dapat dilakukan dengan Uji
standar vitamin A. SPSS .
Preparasi Sampel
Sampel dibersihkan terlebih dahulu, dicuci 3. HASIL
dengan air mengalir hingga bersih untuk mengilangkan
lendirnya dan organ dalamnya (isi perut dan insang).
Analisis kandungan vitamin A pada ikan sidat
Dan dilakukan pencucian kembali. Setelah sampel
dibersihkan, daging sampel ikan dipisahkan dengan tu- (Anguilla bicolor) fase Glass eel, Yellow eel dan Silver
lang-tulang yang menempel di daging tersebut, dan eel asal danau Poso Sulawesi Tengah dengan
kemudian sampel dipotong-potong menjadi ukuran menggunakan Uji kualitatif dan preaksi Carr-Price un-
yang kecil, lalu diblender hingga homogen dan tempat- tuk mengetahui ada atau tidaknya kandungan vitamin
kan pada wadah bersih lalu ditutup, disimpan dalam A dalam ikan sidat didapatkan hasil perubahan warna
freezer sampai saatnya akan dianalisis (Yusuf, dkk., coklat muda menjadi biru tua, menandakan bahwa
2012) hasil yang didapatkan positif mengandung vitamin A
Prosedur Analisis
Analisis Kualitatif (Tabel 1).
Penentuan adanya vitamin A yaitu daging ikan Hasil pengujian vitamin A pada ikan sidat
sidat yang sudah di blender menjadi halus lalu disaring (Anguilla bicolor) fase Glass eel, Yellow eel dan Silver
sehingga menghasilkan filtrat dan lalu di masukan eel asal danau Poso Sulawesi Tengah menggunakan
kedalam tabung reaksi sebanyak 2 ml. Kemudian dit- metode SPSS menunjukan bahwa terdapat perbedaan
ambahkan kloroform sebanyak 10 tetes samapi tercam- yang signifikan kadar vitamin A ikan sidat diantara ke-
pur dengan baik kemudian ditambahkan 2 tetes asam tiga fase sampel dengan nilai p<0,05. Sampel dengan
asetat anhidrat dan sepucuk sendok Kristal Sbc. Hasil
kadar vitamin A ikan sidat tertinggi sampel Yellow eel
positif apabila terjadi perubahan warna biru tua.
Analisis Kuantitatif yaitu rata-rata 204,53 dan terendah yaitu Glass eel
Pembuatan Larutan Standar Vitamin A sebesar 24,36 (Tabel 2).
Ditimbang 55 ± 0,1 mg retinyl acetate kedalam Hasil pengujian kadar vitamin A yang telah dil-
labu ukur 100 ml kemudian dilarutkan dengan <3 ml akukan menggunakan KCKT menunjukan bahwa kan-
aseton sampai larut ditambahkan etanol 90% sampai dungan vitamin A pada ikan sidat pada ikan sidat
tanda tera kemudian dihomogenkan (Larutan induk (Anguilla bicolor) fase Glass eel yaitu 24,36, Yellow
vitamin A asetat 500 mg/L stabil selama 2 minggu da- eel 204,53 dan Silver eel 59,92 mcg/100g asal danau
lam suhu 4°c dan terhindar dari cahaya) kemudian
dipipet 20 ml larutan induk ke dalam piala gelas 100 Poso Sulawesi Tengah (Gambar 1).
ml kemudian ditambahkan 20 ml etanol 95% dan 50 Penentuan kadar vitamin A menggunakan
mg asam pirogalat kemudian dihomogenkan, selanjut-
Ghidza: Jurnal Gizi dan Kesehatan, 3 (2), 2019, 64

Tabel 1 Uji Kualitatif dan Preaksi Carr-price

Ikan Sidat (anguilla Hasil reaksi


No Perubahan warna
bicolor) Perlakuan I Perlakuan II
1 glass eel + +
2 yellow eel + + Coklat muda —> Biru tua
3 silver eel + +
Keterangan : (+) = sampel mengandung vitamin A, (-) = sampel tidak mengandung vitamin A

Tabel 2 Hasil Uji Anova


Kadar Vitamin A
Ikan Sidat Uji anova
Rata-rata (mcg/100g) Standar deviasi
Glass eel 24,36 0,155 0,000
yellow eel 204,53 0,106
Silver eel 59,92 0,007

Gambar 2 diagram hasil penentuan kadar vitamin


Gambar 1. Hasil Analisis kadar Vitamin A
A pada ikan sidat (Anguilla bicolor) fase Glass eel,
(Anguilla bicolor) Fase Glass eel, Yellow eel dan
Yellow eel dan Silver eel asal Danau Poso Sulawesi
Silver eel asal Danau Poso Sulawesi Tengah dengan
Tengah yang dikonversi dalam Internasional Unit
menggunakan KCKT
(UI)

kloroform yang bersifat non polar yang terkandung da-


metode KCKT yang dikonversi dalam internasional lam reagen Carr-price, ketika vitamin A bereaksi
unit yang dilakukan pada ikan sidat pada ikan sidat dengan Sbcl3 akan mengalami pengurangan electron
(Anguilla bicolor) fase Glass eel yaitu 81,2 , Yellow sehingga menjadi lebih kompleks dengan hilangnya
eel 681,76 dan Silver eel 199,73 IU/100g asal danau gugus hidroksil, dan gugus hidroksil bereaksi dengan
Poso Sulawesi Tengah (Gambar 2). gugus Sbcl3 sehingga menjadi Sbcl3OH. Dengan adan-
ya Sbcl3akan menyebabkan reaksi adisi dimana reaksi
4. PEMBAHASAN asidisi adalah reaksi pengabungan dua atau lebih suatu
produk tunggal yang ditandai dengan hilangnya ikatan
rangkap. Vitamin A akan pecah menjadi retinol dan
Pada pengujian vitamin A ikan sidat (Anguilla
asam lemah sehingga dapat bereaksi, lalu penambahan
bicolor) fase glass eel, yellow eel dan silver eel dil-
asam asetat ninhidrin untuk memberikan reaksi warna
akukan dengan 2 kali pengujian yaitu kualitatif dan
pada vitamin A dan Kristal Sbcl3 yang didalamnya ter-
kuantitatif. Uji kualitatif digunakan untuk mengetahui
dapat kepingan atau Kristal kuning pucat sehingga
ada tidaknya kandungan vitamin A pada ikan tersebut,
menghasilkan warna biru tua (Oyetade,2012).
pada uji kualitatif menggunakan metode uji reaksi
Pada tahap analisis vitamin A menggunakan
kimia dengan melakukan uji vitamin A. Penggunaan
metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)
reagen pada penelitian ini digunakan untuk menen- menggunakan fase terbalik dimana fase diamnya C18
tukan akhir terjadinya suatu reaksi yang ditandai (4 x 250 mm) Pada KCKT kolom merupakan bagian
dengan terjadinya perubahan warna biru tua yang me- yang sangat penting, karena pemisahan komponen-
nandakan postif mengandung vitamin A. Pada pen- komponen sampel terjadi di dalam kolom (Susanti dan
gujian analisis kualitatif menggunakan ekstrak ikan di
Dachrriyanus, 2017). Kolom yang digunakan adalah
reaksikan dengan pelarut non polar (kloroform) dan Acquity BEH C18. Menurut Nollet (2013) kolom C
ditambahkan dengan Sbcl3 akan berubah menjadi 18 dapat digunakan pada penetuan vitamin larut lemak
warna biru dimana senyawa tersebut mengandung vita- seperti A, D, E, dan K. Kolom ini mampu memisahkan
min A. senyawa dengan kepolaran yang rendah, sedang mau-
Vitamin A bersifat polar akan larut dalam pun tinggi.
Ghidza: Jurnal Gizi dan Kesehatan, 3 (2), 2019, 65

Detector PDA (photodiode-array detector) si makan dari dua perairan yaitu air laut dan danau se-
dapat menampilkan kromatogram pada panjang ge- hingga kadar vitamin A yang dimiliki pada fase ini
lombang yang di inginkan (biasanya antara 190-400 lebih tinggi dibandingkan fase lain
nm) detector ini mampu memberikan kumpulan kro-
matogram secara simultan pada panjang gelombang 5. KESIMPULAN
yang berbeda dalam sekali proses dengan demikian de-
teksi pada PDA dapat memberi daya serap tinggi dari Hasil uji perbandingan vitamin A terdapat
setiap vitamin sehingga dapat digunakan untuk pada perbedaan yang signifikan bahwa kadar vitamin A
penetuan kadar vitamin larut lemak (vitamin A, D, E, ikan sidat berdasarkan hasil uji anova dengan tingkat
dan K) pada panjang gelombang tertentu signifikansi (p < 0,05). Kadar vitamin A ikan sidat
(Antakli,Sarkees & sarraf, 2015). Fase gerak pembawa
(Anguilla bicolor) fase glass eel menunjukan kadar
yang digunakan bersifat polar yaitu berupa aquabides
dan metanol karena dapat melihat perbandingan yang sebanyak 24,36 mcg/100g, yellow eel 204,53
mampu menghasilkan peak standar yang sesuai yang mcg/100g, dan silver eel 59,92 mcg/100g.
bertujuan untuk menghasilkan analisis yang baik
(Hendrayana, 2010). DAFTAR PUSTAKA
Hasil uji kuantitatif ikan sidat (Anguilla bicol- Adriani, M. Wijatmadi, B. (2012). Pengantar Gizi
or) fase glass eel, yellow eel dan silver eel Masyarakat. Kencana Prenada Media Group. Ja-
menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi karta.
(KCKT) dapat dilihat pada gambar 4.1 hasil pengujian Affandi, R. Budiardi, T. Wahyu, I.R. Taurusman, A.A.
menunjukan bahwa kadar vitamin A yang lebih tinggi (2013). Pemeliharaan ikan sidat dengan sistem
pada ikan sidat jenis (Anguilla bicolor) pada fase yel- Air Bersirkulasi. Jurnal Ilmiah Pertanian Indo-
low eel lebih tinggi dibangdingkan silver eel, se- nesia. Vol,18q (1) : 55-6
dangkan glass eel lebih rendah dibandingkan silver Alasalvar, C. Shahidi, F. Miyashita, K. Wanasundara,
eel. Berdasarkan hasil penelitian lain yang dilakukan U. (2011). Hanbook of Seafood Quality, Safety
oleh (jamaluddin, 2018) pada ikan sidat (Anguilla mar- and Health Application. Iowa (US): Wiley
morata Quoy gaimard) dimana hasil yang didapatkan Blackwell
lebih tinggi pada fase silver eel (973 mcg/100g) se- Antakli, S., Sarkees, N., & Sarraf, T. (2015). Determi-
dangkan pada fase glass eel (401 mcg/100g) dan yel- nation of water-soluble vitamins B1, B2, B3,
low eel (726 mcg/100g) mendapatkan hasil yang lebih B6, B9, B12, and C on C18 with particle size
tinggi. Berdasarkan hasil tersebut ikan sidat jenis 3µM I some manufactured food products by
(Anguilla marmorata Quoy gaimard) pada masing- HPLC with UV-DAD/FLD detection. Interna-
masing fase hidupnya lebih tinggi kadar vitamin A tional journal of pharmacy and pharmaceutical
dibandingkan ikan sidat jenis (Anguilla bicolor) pada Sciences, 7(6), 219-224
setiap fasenya. Komposisi vitamin A ikan sangat Aoyama, j. (2009). Life History and Evolution Of Mi-
bervariasi antara spesies satu dan spesies lainnya ter- gration in Catadormus Eels (anguilla sp.). Aqua-
gantung pada spesies, usia, jenis kelamin, lingkungan Bio ScienceMonograph (AMSM)., II (1), 1-42
dan musim (Alasalvar et al. 2011). Pada penelitian Association of Official Analitycal Chemist [AOAC].
yang telah di lakukan oleh Nurjannah dkk (2010) kan- (2011). Official Method Of Analysis of The As-
dungan vitamin A pada ikan gurami pada 3 ukuran sociation of Official Analytical pf chemist. Air-
yang berbeda di peroleh hasil tertinggi pada ikan gura- lington, Virginia, (US): Association of Official
mi ukuran besar yaitu 938 IU/100 g, dan terendah pada Analytical Chemist, inc.
ikan gurami ukuran kecil yaitu 590 IU/100 g se- Hakim, A. A., Kamal, M. M., Butet, N. A., Affandi, R.
dangkan ukuran sedang yaitu 750 IU/100 g. (2015). Komposis spesies ikan sidat (Anguilla
Satuan IU menyatakan besarnya potensi atau Sp.) didelapan sungai yang bermuara ke
konsentrasi suatu senyawa. Satuan takaran vitamin A pelabuhan Ratu, Sukabumi, Indonesia. Jurnal
yang digunakan adalah internasional unit (IU), dimana Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis,--7(2), 573-
1 mcg setara dengan 3,3 IU (Adriani dan Wijatmadi, 585.
2012). Hasil analisis vitamin kuantitatif vitamin A Hastarini E, Fardiaz D, Irianto HE, Budijanto S. 2012.
yang dikonversikan kedalam Internasional Unit yaitu Karateristik minyak ikan dari limbah pen-
pada fase yellow eel tertinggi sedangkan yang terendah golahan fillet ikan patin siam (Pangasius hypop-
yaitu glass eel. Daging ikan sidat mengandung bebera- thalmus) dan patin djambal (Pangasius djam-
pa jenis vitamin, untuk 100 gram daging ikan sidat bal). Agitech. 32(4): 403-410
mengandung 5000 IU vitamin. Kebutuhan vitamin A Hendayana, S. (2010). Kimia pemisahan metode kro-
per hari pada bayi dibutuhkan 100 gram daging ikan motografi dan elektroforesis modern, Bandung:
sidat pada fase glass eel, yellow eel, dan silver eel. Un- Program pasca sarjana Universitas Pendidikan
tuk dewasa dimana membutuhkan 300 gram daging Indonesia & remaja rosdakarya.
ikan sidat fase glass eel, 200 gram fase yellow eel, dan Jamaluddin., Widodo, A., Mufliha, N. (2018). vitamin
100 gram fase silver eel. Sedangkan untuk pemenuhan a ikan sidat (anguilla marmorata) asal sungai pa-
nutrisi mikro dibutuhkan 500 gram fase glass eel, 300 lu dan danau poso.
gram fase yellow eel dan 200 gram fase silver eel. Kapil., dan Sachdev HPS. (2013) Massive dose vita-
Hasil uji Anova menggunakan SPSS, menun- min Aprogramme in india-need for a targeted
jukan adanya perbedaan signifikan kadar vitamin A approach. indian journal medical reseatch, 138,
fase glass eel, yellow eel dan silver eel (P < 0,05) vita- 411-417
min A pada fase yellow eel lebih tinggi dibandingkan Mamangkey, J. J. (2010). Biopopulasi Ikan Endemik
dengan fase glass eel, silver eel. Perbedaan ini diaki- Butini (Glossogobius matanensis) Di Danau
batkan pada fase yellow eel lebih banyak mengonsum-
Ghidza: Jurnal Gizi dan Kesehatan, 3 (2), 2019, 66

Towuti. Sulawesi Selatan. Disertai (S3) Sekolah 90-95


Pascasarjana Institut Pertanian Bogor Sasongko, H., Efendi, N. R., Budihardjo, A., Farida,
Nafsiyah, I, dkk (2018). Kompoisi Nutrisi Ikan Sidat Y., Amartiwi, T., Rahmawati, A. A., Wicak-
Anguilla bicolor bicolor dan Anguilla marmora- sono, A., Sugiyanto. (2017). Solvent and extrac-
ta. Jurnal Pengolahan Hadil Perikanan Indone- tion methos effects on the quality of eel
sia. 21(3): 504-512 (Anguilla bicolor) oil. Journal of Physics. Con-
Nollet, Leo M. L. and F. Toldra. (2013). Food Analy- ferensi Series, 795 (2017) 012021.
sis by HPLC, 3rd Edition. CRC Press. New DOI:10.1088/1742-6596/795/1/012021.
York. Sudaryono, A., Putro, S. P., dan Susmito. (2013). Tin-
O. A. Oyetade. (2012). Stability Studies on Ascorbic jauan Potensi pengembangan dan aplikasi
Acid (vitamin C) from Different Sources. vol- teknologi budidaya sidat. Konferensi Aquakultur
ume 2 Nigeria : Osun State Polytechnic Indonesia (hal. 383-388)
Purwitasari D, dan Maryanti D. 2009. Buku Ajar Gizi Swarjana, I Ketut (2012). Metodologi Penelitian
dalam kesehatan Reproduksi Teori dan Prak- Kesehatan. Jakarta: Penerbit ANDI.
tikum. Yogyakarta: Nuha Medika. Yusuf, Y. (2012). Mesomeri Jurnal Jurnal Riset Sains
Putri, A. A. B., Yuliet., Jamaluddin. (2016). Analisis Dan Kimia Terapan Analisa Kadar Logam Tim-
kadar albumin ikan sidat (Anguilla marmorata bal (Pb) Pada Ikan Mas Hasil Persilangan Yang
dan Anguilla bicolor) dan uji aktivitas penyem- Dibudidayakan Pada Keramba Jaring Apung
buhan luka terbukan pada keinci (Oryctolagus Waduk Cirata Jawa Barat. Jurnal Riset Sains
cuniculus). Galenika Journal of Pharmacy, 2(2), Dan Kimia Terapan, 1(1), 3–4.

Anda mungkin juga menyukai