SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains (Biologi) dari Program Studi Biologi, Fakultas Biologi
Perhitungan:
DO mg/L = V * M * 8 * (1000/ (VS-2))
Keterangan
V= Volume Na2S2O3 yang digunakan
M= Molaritas Na2S2O3
Vs= Volume sampel
PH
Dalam pengukuran kadar keasaman menggunakan Ph Meter (Ecoscan).
Cara pemakaian Ph Meter adalah Ph meter dikalibrasikan dengan larutan buffer
sampai pH 4 kemudian elektroda dibersikan, lalu dilakukan pengukuran pH air
sungai kemudian dilakukan pencatatan berapa pH yang terukur lalu pH meter
diangkat dan dibilas dengan aquades. Prosedur diulangi sebanyak dua kali.
Cara perhitungan
Padatan tersuspensi Mg / L = ((C – A) / E) *1000
Padatan terlarut Mg/L = ((D – B) / E) *1000
Keterangan:
A: Berat kertas filter dengan cawan
B: Berat cawan Kosong
C: Berat Kertas filter dan residu bersama cawan (gr)
D: Berat Cawan bersama residu (gr)
E: volume sampel yang digunakan (ml)
Uji Kuantitatif Kadar Air, Lemak dan Protein (Reznick (1983) dalam Wijayanti.
2009)
Ikan Guppy yang telah ditentukan diambil ditimbang terlebih dahulu (massa
1) kemudian dimasukkan ke dalam oven pada suhu 60oC selama 6 jam, karena ukuran
ikan yang relatif kecil, suhu dan lama pengeringan tersebut dapat menjadikan ikan kering. Ikan yang sudah
kering selanjutnya dimasukkan ke dalam desikator selama 30 menit. Selanjutnya
contoh ikan ditimbang untuk mendapatkan berat kering ikan (massa 2).
Setiap contoh ikan kemudian dibungkus dengan kertas saring yang telah
diberi label dengan pensil. Selesai dibungkus contoh dimasukan ke dalam soxhlet
dan diekstraksi dengan menggunakan larutan petrolium ether (PE) selama 5 jam.
Dalam proses ini akan dihasilkan ekstrak lemak. Setelah proses selesai
pembungkus contoh dilepas dan ikan kembali dimasukkan ke dalam oven selama
60 menit pada suhu 60oC. Sebelum ditimbang contoh yang telah dioven
dimasukkan ke dalam desikator selama 30 menit. Dari hasil penimbangan akan
diperoleh massa 3.
Sebelum proses pengabuan, cawan porselin dioven terlebih dahulu selama
30 menit pada suhu 105°C supaya cawan kering, kemudian cawan dimasukkan ke
dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang untuk mendapatkan berat awal
cawan porselin. Contoh ditempatkan dalam cawan porselin dan diabukan pada
suhu 550oC selama 5 jam. Cawan porselin berisi abu selanjutnya dimasukkan ke
dalam desikator 30 menit dan dioven selama 90 menit pada suhu 105 oC. Selesai
dipanaskan contoh tersebut dimasukkan dalam desikator lagi selama 30 menit
dan contoh ditimbang. Berat cawan dan contoh (berat akhir) dikurangi berat
cawan kosong (berat awal) adalah massa 4.
Kandungan air pada ikan didapatkan dari perolehan massa sebelum di
panaskan (massa 1) dikurangi berat kering setelah pemanasan (massa 2).
Kandungan lemak (joule) dapat diperoleh dari berat kering ikan (massa 2)
dikurangi berat ikan setelah diekstraksi (massa 3), dikalikan dengan konstanta
39,75. Kandungan protein (joule) diperoleh dari pengurangan berat ikan setelah
diekstraksi (massa 3) dengan berat ikan setelah pengabuan (massa 4), dikalikan
dengan nilai konstanta 23,85
Analisis Data
Analisis yang digunakan adalah analisis diskriptif yang bertujuan untuk
mendeskripsikan atau menggambarkan data dari hasil yang didapat dari
penelitian ini sehingga dapat menampilan sebaran populasi ikan Guppy jantan dan
ikan Guppy betina, jumlah anakan dan cadangan energi ditiap stasiun
pengambilan Sampel, program yang digunakan adalah Microsoft Excel 2010.
Nilai pH pada setiap stasiun yang tergolong wajar tersebut dan masih
berada dikisaran toleransi pada ikan Guppy yaitu 5-8 (Nixon dan Sitanggang 2004).
Hal ini bisa terjadi karena adanya efek dari beberapa faktor berupa dan hasil
buangan limbah domestik berupa bahan bahan pembersih / deterjen yang
bersifat basa dan limbah yang berasal dari pabrik tekstil yang telah melalui proses
IPAL yang menghasilkan sifat asam masuk kedalam perairan tidak mengubah
derajat keasaman (pH) didalam perairan sungai Gajah Putih (Habibi 2012;
Hermawati Dkk 2005)
Pengukuran Parameter Suhu Sungai Gajah Putih
Dari hasil pengukuran suhu pada stasiun 1 hingga 10 dapat diketahui
bahwa nilainya berkisar antara 27-29oC (lihat gambar 2).
Hal ini juga dapat dilihat bahwa suhu yang ada masih dalam rentang suhu
untuk ikan Guppy dapat bertahan hidup dan bereproduksi secara normal.
menurut Arfah dkk (2005) berubahnya suhu dapat mempengaruhi jenis kelamin
pada ikan Guppy, dengan meningkatnya suhu dapat memperbanyak jumlah
jantan dan demikian juga menurunya suhu, akan memperbanyak ikan Guppy
betina diperairan dan perubahan secara drastis akan meningkatkan kematian
ikan. Susanto (1990) juga mengungkapkan bahwa suhu ideal dalam pertumbuhan
ikan Guppy berkisar 22 OC – 30 OC. Ada beberapa hal yang menyebabkan kondisi
suhu di sungai Gajah Putih normal yaitu adanya tanaman peneduh, kecepatan
debit air, perubahan pola arus yang mendadak, cuaca dalam keadaan hujan yang
dapat menetralkan suhu lingkungan, kondisi panas bumi yang ada di perairan
yang menghasilkan panas dalam jumlah tertentu (Patty 2013; Yuningsih 2014).
Pengukuran Parameter Total padatan Sungai Gajah Putih
Nilai rata rata padatan yang terdapat pada air dapat dilihat bagaimana
kondisi bahan terlarut dalam sebuah perairan, untuk padatan terlaru berkisar 0,1
– 2 mg/L dan padatan padatan tersuspensi diantara 0,1 – 0,4 mg/L. Dapat dilihat
dari titik 1 hingga titik 10 mengalami fluktuasi yang meningkat dan peningkatan
padatan terlarut secara drastis terjadi pada titik 10. Dan menurut Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan
Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air kondisi sungai gajah putih pada
kelas 1 hingga kelas 4 tergolong aman dikarenakan masih dibawah 50 mg/L untuk
dikarenakan pada kelas 1, 2, 3 memiliki nilai mutu 100 mg/L dan kelas 4 adalah
200 mg/L untuk padatan terlarut dan pada kelas 1, 2 memiliki mutu 50 mg/L dan
kelas 3 dan 4 memiliki mutu 400 mg/L(lihat gambar 3).
Peningkatan padatan yang terjadi baik padatan yang tersuspensi maupun
yang terlarut terjadi karena aktifitas lingkungan dan kondisi alam di sekitar daerah
aliran air sungai, dan pengaruh masuknya limbah industri dan domestik yang
berlebihan kedalan peairan sungai, dan pada stasiun terakhir tingginya padatan
terlarut dikarenakan berada stasiun ini berada di dekat hilir dan sangat umum jika
padatan akan menumpuk. Tingginya padatan pada air akan mempengaruhi
penetrasi cahaya kedalam air sehingga dapat mempengaruhi kadar oksigen
karena minimnya aktifitas fotosintesis pada perairan (Effendi 2003; Sahabuddin
dkk 2014).
Nilai yang terjadi pada setiap stasiun dipengaruhi oleh beberapa hal,
Menurut Pazstor (2009) Hal ini dikarenakan kecepatan/jumlah debit air yang
mengalir sehingga masuknya oksigen akan beroksida dengan unsur kimia lainnya
yang ada didalam perairan akibat pembuangan limbah, kemudian lamanya tinggal
dan jumlah padatan/bahan organic baik hasil pembuangan limbah yang sudah ada
maupun yang akan masuk dapat mempengaruhi kadar COD karena saling
bercampur dengan unsur kimia lainnya, sehingga jumlah oksigen dan jumlah
endapan yang ada didalam sungai berubah. Perubahan kadar COD menurut
Ratna,dkk (2011) dipengaruhi juga oleh kondisi curah hujan yang sehari sebelum
pengambilan sampel mengalami peningkatan curah Hujan yang dapat mengubah
kadar COD, sehingga dari nilai kadar COD tiap stasiun tidak lebih dari 33 mg/L.
Jika dilihat dari gambar dapat dikatakan wajar dikarenakan pada dasarnya
kebutuhan lemak pada ikan hanya 3 – 8 % untuk kebutuhan aktifitas ikan dan
protein dengan kadar 30 – 40 % untuk pertumbuhan. Kebutuhan protein antara
ikan Guppy jantan dan ikan Guppy betina berbeda karena digunakan untuk
proses reproduksi, tetapi kondisi lingkungan dapat mengubah kondisi cadangan
energi pada setiap ikan (Atmadjaja & Sitanggang 2008). Perbedaan kondisi pakan
dialam dapat berbeda karena adanya limbah domestik yang memiliki dominan
organik yang tinggi dan limbah industri yang memiliki sifat anorganik yang dapat
mengubah kondisi pakan alami di sungai, sehingga didapati perbedaan yang cukup
terlihat ditiap gambar. Cadangan energi juga dipengaruhi oleh kadar salinitas yang
dapat mempengaruhi kadar lemak yang ada akan tetapi tidak mempengaruhi
kadar protein yang ada sehingga pada stasiun 2 dan 3 berbeda antara lemak dan
protein. ( Soelistyowati Dkk 2007; Ira 2008; Retnani 2013).
Kesimpulan
Kondisi lingkungan air sungai gajah putih Surakarta ditinjau dari suhu,
padatan, Oksigen terlarut (DO), COD, pH masih dalam batas yang dapat
ditoleransi oleh ikan seribu. Perbedaan antar stasiun relative kecil,
sehingga tidak berdampak pada perbedaan struktur populasi ikan seribu
antar stasiun disungai tersebut.
Pustaka
Ali, S.A., M. Natsir Nessa., Iqbal Djawad., S. B. A. Omar., A. Djamali. 2005.
Hubungan Antara Kematangan Gonad Ikan Terbang
(Hirundichthys oxycephalus Bleeker, 1852) Dengan
Beberapa Parameter Lingkungan Di Laut Flores, Sulawesi
Selatan. Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Torani: No.6
(Edsi Khusus) (15): 403-410 (2005)
Anggoro, S., Suryanti., Marwadi, A. 2013. Pengaruh Penggunaan Alat Tangkap Ikan
Hias Ramah Lingkungan Terhadap Tingkat Kerusakan
Terumbu Karang Di Gosong Karang Lebar Kepulauan Seribu.
Journal Of Management Of Aquatic Resources Volume 2,
Nomor 3, Tahun 2013, Halaman 143-149 (Online di :
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/maquares)diakses
Agustus 2015
Anonim. 2001. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001
Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian
Pencemaran Air.
(http://www.kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuAirLimbahDo
mestikDKI/LAMP2.pdf). Diakses bulan Agustus 2015
Anonim. 2012. SNI 06-6989.2.2004 : CaraUji Kebutuhan Oksigen Kimiawi
(KOK) Dengan Refluks Tertutup Secara
Spektofotometri. Badan Standarisasi Nasional
Indonesia
Arfah, H. S., Mariam., Alimuddin . 2005. Pengaruh Suhu Terhadap Reproduksi Dan
Nisbah Kelamin Ikan Gapi (Poecilia reticulata Peters). Jurnal
Akuakultur Indonesia, 4(1): 1–4 (2005)
Aryani, Y. Sunarto., Tetri Widiyani. 2004. Toksisitas Akut Limbah Cair Pabrik Batik
CV. Giyant Santoso Surakarta dan Efek Sublethalnya
terhadap Struktur Mikroanatomi Branchia dan Hepar Ikan
Nila (Oreochromis niloticus T.) B i o S M A R T ISSN: 1412-
033X Volume 6, Nomor 2, Oktober 2004 Halaman: 147-153.
Campbell, N. A., Jane B, Reece., Lawrence G. Mitchell. 2004. Biologi Jil III. Jakarta.
Erlangga.
Candramila, W., Junardi .2012. Komposisi, Keanekaragaman Dan Rasio Kelamin
Ikan Elasmobranchii Asal Sungai Kakap Kalimantan Barat
(http://download.portalgaruda.org/article.php?article=117
62&val=861.) diakses Juni 2015
de Assis Montag, L.F., Tiago Magalhães da Silva Freitas.2011. Length-weight
relationship and reproduction of the Guppy Poecilia
reticulata (Cyprinodontiformes: Poeciliidae) in urban
drainage channels in the Brazilian city of Belém Biota
Neotrop., vol. 11, no.
3.(http://www.biotaneotropica.org.br/v11n3/pt/fullpaper?
bn01811032011+en.) Diakses Agustus 2015
Effendi, H.2003. Telaah Kualitas Air, Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Kanisius: Yogyakarta
Fitria, A.S .2012. Analisis Kelulushidupan dan Pertumbuhan Benih Ikan Nila
Larasati (Oreochromis niloticus) F5 D30-D70 pada Berbagai
Salinitas. Journal Of Aquaculture Management and
Technology Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 18-
34
Goenarso. D. Suripto, dan K.I. Susanthi.2003 Konsumsi Oksigen, Kadar Hb Darah,
Dan Pertumbuhan Ikan Mas, Cyprinus carpio, Diberi Pakan
Campuran Ampas kelapa. Jurnal Matematika dan Sains Vol.
8 No. 2, Juni 2003, hal 51 – 56
Habibi, I.2012. Tinjauan Instalasi Pengolahan Air Limbah Industri Tekstil PT. Sukun
Tekstil kudus. Proyek Akhir. Jurusan Teknik Sipil Dan
Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Negeri
Yogyakarta.Yogyakarta
(http://core.ac.uk/download/pdf/11064310.pdf) diakses
pada juli 2015)
Hermawati. E, Wiryanto, Solichatun. 2005. Fitoremediasi Limbah Detergen
Menggunakan Kayu Apu (Pistia stratiotes L. ) dan Genjer
(Limnocharis flava L.). B i o S MART ISSN: 1411-321X
Volume 7, Nomor 2 Oktober 2005 Halaman: 115-124
(http://biosmart.mipa.uns.ac.id/index.php/biosmart/article
/view/9) diakses agustus 2015
Huwoyon. G,H,. Rustidja., Rudhy Gustiano. 2008. Pengaruh Pemberian Hormon
Methyltestosterone Pada Larva Ikan Guppy (Poecilia
Reticulata) Terhadap Perubahan Jenis Kelamin. Jurnal Zoo
Indonesia 2008. 17(2): 49-54
Ira. 2008. Skripsi. Kajian Pengaruh Berbagai Kadar Garam Terhadap Kandungan
Asam Lemak Esensial Omega-3 Ikan Kembung (Rastrelliger
Kanagurta) Asin Kering. Program Studi Teknologi Hasil
Pertanian. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret.
Surakarta
Nixon dan M Sitanggang.2004.Mengenal Lebih Dekat Guppy : Ikan Mungil Berekor
Indah. Agromedia Pustaka: Jakarta
Novitriana, R. 2014. Pentingnya Memperhatikan Oksigen Terlarut Dalam Proses
Budidaya Ikan
(http://www.dkpp.mesujikab.go.id/artikel/44-pentingnya-
memperhatikan-oksigen-terlarut-dalam-proses-budidaya-
ikan) diakses bulan mei 2015
Palupi, E.S. 2014. Domestika Ikan Guppy (Poecilia reticulata) Yang Terpapar
Limbah Cair Batik.(
http://bio.unsoed.ac.id/sites/default/files/Domestika%20Ik
an%20Guppy%20(Poecilia%20reticulata)%20yang%20Terpa
par%20Limbah%20Cair%20Batik-.pdf). Diakses pada Juli
2015
Patty, S.I. 2013. Distribusi Suhu, Salinitas Dan Oksigen Terlarut Di Perairan Kema,
Sulawesi Utara. Jurnal ilmiah platax vol. 1:(3), Mei 2013
ISSN: 2302-3589
Pazstor I. P. 2009. Chemical Oxygen Demand Fractions Of Municipal Wastewater
For Modeling Of Wastewater Treatment University Of
Pannonia. Veszprem, Hungary. Journal Environment. Vol.
6(1) 51-56. ISSN: 1735-1472
Priyono, P., Muslim., Yulisman. 2013. Maskulinisasi Ikan Gapi (Poecilia Reticulata)
Melalui Perendaman Induk Bunting Dalam Larutan Madu
Dengan Lama Perendaman Berbeda. Jurnal akuakultur rawa
indonesia, 1(1) :14-22 (2013)
Rahmadi. D.K. 2009. Permukiman Bantaran Sungai : Pendekatan Penataan
Kawasan Tepi Air. Buletin edisi SEPTEMBER - OKTOBER
2009.
(http://penataanruang.pu.go.id/bulletin/view/_printart.asp
?idart=221) diakses pada Bulan oktober 2015
Ramdhani, N. S., Rizki. P., Kiki P. U. 2013. Analisis Sebaran Oksigen Terlarut
Saluran Sungai Jawi
(http://download.portalgaruda.org/article.php?article=111
688&val=2309.) diakses pada Bulan mei 2015
Ratna, S. 2011. Kualitas Air Sungai Cisadane Jawa Barat-Banten. Jurnal Ilmiah
Sains. Vol. 11 (2). IPB. Bogor.
Retnani, H.T. 2013.Pengaruh Salinitas terhadap Kandungan Protein dan
Pertumbuhan Ikan Bawal Bintang (Trachinotus blochii).(
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-31805-1508100008-
Paper.pdf). Diakses juli 2015
Sahabuddin,H. Harisuseno, D. Yuliani, E.2014. Analisa Status Mutu Air Dan Daya
Tampung Beban Pencemaran Sungai Wanggu Kota Kendari.
Jurnal Teknik Pengairan, Volume 5, Nomor 1, Mei 2014,
hlm19–
28.(http://jurnalpengairan.ub.ac.id/index.php/jtp/article/vi
ew/201/195.) diakses Bulan Agustus 2015
Salmin.2005. Oksigen Terlarut (Do) Dan Kebutuhan Oksigen Biologi (Bod) Sebagai
Salah Satu Indikator Untuk Menentukan Kualitas Perairan.
Jurnal Oseana, Volume XXX, Nomor 3, 2005:21–26.
(http://adesuherman09.student.ipb.ac.id/files/2011/12/Jur
nal-BOD-indonesia.pdf) Diakses pada November 2012
Sasongko, L.A.2006.Tesis. Kontribusi Air Limbah Domestik Penduduk Di Sekitar
Sungai Tuk Terhadap Kualitas Air Sungai Kaligarang Serta
Upaya Penanganannya (Studi Kasus Kelurahan Sampangan
Dan Bendan Ngisor Kecamatan Gajah Mungkur Kota
Semarang). Program Magister Ilmu Lingkungan Program
Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang. Semarang
(http://eprints.undip.ac.id/15152/.) diakses Agustus 205
Soelistyowati, D. T. E., Martati., H. Arfah. 2007. Efektivitas Madu Terhadap
Pengarahan Kelamin Ikan Gapi (Poecilia reticulata Peters)
Jurnal Akuakultur Indonesia, 6(2): 155–160 (2007)
Sudarto, 2009, Analisis Pengaruh Perubahan Tataguna Lahan Terhadap
Peningkatan Jumlahaliran Permukaan
(http://eprints.uns.ac.id/7286/) Diakses Februari 2014
Sukrillah. Mhd., Sukendi., Nuraini. 2014. Briefing Gender Male Guppy Fish
(Poecilia reticulata) Through Immersion Parent in Coconut
Water Solution with Different Doses and Time. Jurnal
Online Mahasiswa. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Universitas Riau
(http://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFAPERIKA/article/view
/2017/1974) Diakses pada Oktober 2015
Susanto, H. 1990. Budidaya Ikan Guppy. Kanisius: Yogyakarta.
Wijayanti. A. 2009. Toksisitas Campuran Dua Pestisida (Parakuat diklorida dan
Diazinon) Terhadap Cadangan Energi Poecilia
reticulata.skripsi. Fakultas Biologi. Universitas Kristen Satya
Wacana
Yuningsih, H. D. 2014. Hubungan Bahan Organik Dengan Produktivitas Perairan
Pada Kawasan Tutupan Eceng Gondok, Perairan Terbuka
Dan Keramba Jaring Apung Di Rawa Pening Kabupaten
Semarang Jawa Tengah. Diponegoro journal of maquares
volume 3, nomor 1, tahun 2014, halaman 37-4
Zipcodezoo. 2015. Poecilia reticulata (http://zipcodezoo.com/index.php/Poecilia_
reticulata). diakses November 2015