Anda di halaman 1dari 7

Kandungan Mineral Dan Profil.....

ISSN: 2086-8049
Agoes M. Jacoeb, Nurjanah, Siti Mayang Sari Dinamika Maritim Volume V(2) (49-55))

KANDUNGAN MINERAL DAN PROFIL JARINGAN DAGING JUVENIL IKAN MAS


(CYPRINUS CARPIO) PADA BERBAGAI UMUR PANEN

Agoes M. Jacoeb, Nurjanah, Siti Mayang Sari

Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,


Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Dramaga,
Jalan Agatis, Bogor 16680 Jawa Barat

ABSTRAK
Masyarakat Jawa Barat memiliki kebiasaan baru, yaitu mengkonsumsi ikan mas yang masih
berada pada tahap juvenil. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan kadar mineral (Ca,
Na, Mg, Fe, Cu, Zn) dan profil jaringan daging juvenil ikan mas (Cyprinus carpio) pada umur
panen tiga, lima, dan tujuh minggu. Kandungan mineral diuji dengan Atomic Absorption
Spectrophotometer (AAS). Preparasi jaringan daging dilakukan dengan metode parafin dan
pewarnaan hematoksilin-eosin. Mineral kalsium dan magnesium mengalami kenaikan seiring
dengan bertambahnya umur panen, sedangkan natrium dan tembaga mengalami penurunan.
Hasil analisis mineral besi dan seng menunjukkan angka yang fluktuatif. Jaringan daging
memiliki miomer yang kompak dengan bertambahnya umur panen.

Kata kunci: juvenil ikan mas, mineral, jaringan daging

ABSTRACT

West Java community has a new habit, which consume common carp still at the juvenile stage.
The purpose of this study was to determine the levels of minerals (Ca, Na, Mg, Fe, Cu, Zn) and
the meat tissue profile of common carp juvenile (Cyprinus carpio) at harvest age of three, five
and seven weeks. The mineral content was tested by Atomic Absorption Spectrophotometer
(AAS). Preparation of meat tissue performed with paraffin method and hematoxylin-eosin
staining. The minerals calcium and magnesium increased with harvest age, while the sodium
and copper also decreased. Results of the analysis of iron and zinc minerals indicates the
number fluctuates. Meat tissue has a compact myomer with increasing harvest age.

Keywords: juvenile of common carp, mineral, meat tissue

pengolahannya mudah, yakni tanpa


PENDAHULUAN melalui proses penyiangan.
Masyarakat Jawa Barat Menurut Ozyurt et al. (2008),
menggemari ikan mas dan selain sebagai sumber protein, asam
mengkonsumsinya dalam berbagai lemak omega 3, dan vitamin ikan mas
bentuk olahan, baik sebagai ikan goreng, juga mengandung mineral. Mineral
pepes ataupun lainnya. Biasanya ikan mempunyai peranan penting bagi tubuh
mas dewasa yang dikonsumsi namun manusia, misalnya kalsium (Ca) yang
akhir-akhir ini muncul produk baru yakni berfungsi dalam pembentukan tulang dan
ikan goreng berbahan baku ikan mas gigi serta seng (Zn) yang berfungsi dalam
yang masih dalam tahap juvenil, dan reaksi bokimia dan juga kofaktor enzim.
masyarakat menyebutnya sebagai baby Kekurangan mineral tertentu dapat
fish mas. Baby fish mas disukai karena menyebabkan gangguan gizi, diantaranya
memiliki rasa yang gurih, seluruh terhambatnya pertumbuhan, anemia, dan
tubuhnya dapat dikonsumsi mulai dari osteporosis. Komposisi kimia ikan sangat
kepala hingga ekornya, renyah, serta bervariasi dan dipengaruhi oleh berbagai
faktor. Salah satu faktor yang

49
Kandungan Mineral Dan Profil..... ISSN: 2086-8049
Agoes M. Jacoeb, Nurjanah, Siti Mayang Sari Dinamika Maritim Volume V(2) (49-55))

mempengaruhi yaitu ukuran ikan (Irianto hematoksilin-eosin (H&E) yang


dan Soesilo 2007). mengacu pada Angka et al. (1990).
Perkembangan ontogeni ikan akan Analisis mineral
berakibat pada komposisi kimia, Sampel diabukan secara basah
termasuk kandungan mineral yang (wet ashing), kemudian sebanyak 1 gram
dimilikinya, serta keadaan jaringan organ dimasukkan ke dalam erlenmeyer 125
yang ada, termasuk jaringan daging ikan mL/100 mL, ditambah 5 mL HNO3, dan
tersebut. Irianto dan Susilo (2007) dipanaskan di atas hotplate selama 4 jam
menyatakan, bahwa komposisi kimia dengan suhu rendah, serta ditambah 0,4
ikan sangat bervariasi dan dipengaruhi mL H2SO4 pekat dan dipanaskan
oleh berbagai faktor. Salah satu faktor kembali hingga pekat. Seteah itu
yang mempengaruhi yaitu ukuran ikan. campuran ditambah 2-3 tetes larutan
Informasi tentang kandungan mineral campuran HClO4 dan HNO3 (2:1)
juvenil ikan mas (Cyprinus carpio) dan sampai ada perubahan warna dari coklat
keadaan jaringan dagingnya pada umur hingga kuning muda dan diteruskan
panen tiga, lima dan tujuh belum tersedia. hingga 10-15 menit. Sampel
Peneitian ini diharapkan dapat dipindahkan, didinginkan, dan ditambah
menyediakan informasi tersebut. 2 mL akuades dan 0,6 mL HCl pekat dan
dipanaskan kembali sampai larut
BAHAN DAN METODE kemudian dimasukkan ke dalam labu
Bahan dan Alat takar 100 mL. Analisis mineral kemudian
Bahan yang digunakan dalam dilakukan setelah sampel larut.
penelitian ini adalah juvenil ikan mas
(Cyprinus carpio) dengan umur panen 3 Analisis jaringan daging
minggu, 5 minggu, dan 7 minggu. Bahan Pembuatan preparat histologis
kimia yang digunakan adalah Buffer diawali dengan fiksasi dalam larutan
Normal Formalin (BNF) 10% (Merck), BNF 10% selama 24-48 jam dan
alkohol 50%-100% (Sigma), xilol (Beta- dilanjutkan dengan dehidrasi dalam
Sigma), parafin (pro-analisis), Canada dalam etanol berseri pada suhu ruang.
balsam, pewarna haematoksilin dan Setelah itu dilakukan proses clearing
eosin, akuades, kertas saring, H2SO4 dalam clearing agent dan dilanjutkan
(teknis), HCl (Merck), HNO3 (Sigma), dengan impregnasi dalam campuran xilol
dan HClO4. dan parafin (1:1). Tahap berikutnya
Alat yang digunakan dalam pembuatan adalah perendaman sampel dalam parafin
preparat dan analisis jaringan adalah cair sebanyak tiga kali. Impregnasi dan
mikrotom putar Yamoto RV-240, embedding berlangsung di dalam oven
mikroskop cahaya Olympus CX41 dan pada suhu 60 oC. Sampel dibekukan
kamera Olympus DP21. Alat-alat yang dalam parafin cair, dipotong dengan
digunakan untuk analisis mineral adalah mikrotom putar dengan ketebalan 4 μm,
Atomic Absorption Spectrophotometer ditempelkan pada gelas preparat,
(AAS) merk Shimadzu tipe AA 7000. diwarnai dengan hematoksilin dan eosin,
Metode Penelitian direndam dalam larutan etanol berseri
Juvenil ikan mas strain Rajadanu dan larutan xilol. Terakhir sampel ditutup
berumur panen 3 minggu, 5 minggu, dan dengan mounting agent dan jaringan
7 minggu berasal dari Purwakarta dan diperiksa dengan mikroskop Olympus
diangkut dengan sistem basah CX41 beserta kamera DP21 dengan
menggunakan kantong plastik berisi air penyinaran brightfield.
ke laboratorium. Analisis mineral
dilakukan dengan menggunakan HASIL DAN PEMBAHASAN
Absorption Spectrophotometer (AAS). Karakteristik Juvenil Ikan Mas
Analisis jaringan daging ikan dengan Juvenil ikan mas memiliki ciri-ciri fisik
metode parafin dan pewarnaan yang sama dengan ikan mas dewasa yaitu
bentuk tubuh memanjang dan sedikit

50
Kandungan Mineral Dan Profil..... ISSN: 2086-8049
Agoes M. Jacoeb, Nurjanah, Siti Mayang Sari Dinamika Maritim Volume V(2) (49-55))

memipih ke samping, bibir terletak di Mineral merupakan salah satu nutrisi


ujung tengah (terminal) dan tebal, sirip yang dibutuhkan oleh tubuh selain
lengkap, gurat sisi (linea lateralis) yang vitamin. Mineral dibedakan menjadi
lengkap terletak di tengah tubuh, dan mineral makro dan mikro. Mineral makro
warna tubuh hitam keemasan (FAO adalah mineral yang terdapat dalam
2013). Gambar 1 menunjukkan juvenil jumlah banyak untuk membentuk
ikan mas yang dipergunakan pada umur komponen organ di dalam tubuh,
panen 3, 5, dan 7 minggu. sedangkan mineral mikro yaitu mineral
yang diperlukan dalam jumlah sangat
sedikit dan dan umumnya terdapat dalam
jaringan dengan konsentrasi sangat kecil.
Mineral makro meliputi Ca, P, K, Na, Cl,
S, dan Mg. Mineral mikro yaitu Fe, Mo,
Cu, Zn, Mn, Co, I, dan Se (Arifin 2008).
Mineral yang dianalisis yaitu natrium,
kalsium, magnesium, besi, seng, dan
tembaga serta hasilnya disajikan pada
Tabel 1 .
Gambar 1 Juvenil ikan mas umur panen
a) 3 minggu, b) 5 minggu, dan c) Tabel 1 Mineral juvenil ikan mas
7 minggu Komposisi Mineral
Komp Ikan Mas
Juvenil ikan mas berumur panen 3, 5 dan osisi Dewasa
7 minggu memiliki rerata panjang total Miner Umur panen (ppm)*
al
sebesar 2,8; 3,3 dan 5,1 cm serta bobot bk 3 5
7 minggu
0,3; 0,5 dan 2,0 gram. (ppm) minggu minggu
Pertambahan umur berakibat Miner
bertambahnya panjang total dan bobot al
Makr
juvenil ikan mas. Pertumbuhan ikan o
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu 50548,5 -
60369,15
jenis ikan, jenis kelamin, umur ikan, 17258,2 3±
± 120,96
Ca 2 ± 5,07 105,30
fishing ground, musim, dan jenis 2283,09 1728,03 1456, 42 ± 612,5 ±
makanan yang tersedia. Produk olahan Na ± 10,07 ± 1,73 0,80 26,6
juvenil ikan mas menggunakan bahan 897,42 1424,81 1594, 02 ± 342,1 ±
Mg ± 2,13 ± 1,62 0,77 13,5
baku ikan berukuran 3-5 cm dan 5-8 cm, Miner
ikan berukuran 1-3 cm dianggap terlalu al
Mikro
kecil, sedangkan ikan berukuran 8-12 cm 343,87 362, 40 306,60 ± -
dipelihara lebih lanjut untuk dijadikan Fe ± 0,56 ± 1,44 1,15
calon induk atau ikan konsumsi dewasa. 7,54 ± 7,48 ± 3,59 ± 0,8 ±
Cu 0,05 0,09 0,03 0,04
Juvenil ikan mas berumur 5-7 minggu 481,01 789,97 ± 346,65 ± 12,5 ±
cocok untuk dijadikan baby fish goreng. Zn ± 1,99 1,79 2,48 1,2
Komposisi Mineral Juvenil Ikan Mas
Mineral merupakan nutrien penting, yang Keterangan: *Ozyurt et al. (2008)
menjadi penyusun emzim dan berperanan
dalam menjaga metabolisme serta Kadar mineral makro kalsium (Ca) pada
berkontribusi pada pertumbuhan ikan. penelitian ini mengalami peningkatan
Mineral juga berperanan dalam seiring dengan bertambahnya umur
pengaturan pH, tekanan osmosis, panen yaitu sebesar 17258,22 ±5,07 ppm,
transmisi rangsang, transport aktif 50548,53 ± 105,30 ppm, dan 60369,15 ±
glukosa dan asam amino. Mineral juga 120,96 ppm masing-masing pada ikan 3
merupakan bagian struktural jaringan minggu, 5 minggu, dan 7 minggu.
lunak (Glover dan Hogstrand, 2002). Kandungan kalsium paling tinggi yaitu
pada ikan dengan umur panen 7 minggu,

51
Kandungan Mineral Dan Profil..... ISSN: 2086-8049
Agoes M. Jacoeb, Nurjanah, Siti Mayang Sari Dinamika Maritim Volume V(2) (49-55))

yang diduga pada umur tersebut ikan pertumbuhan dan menyebabkan


sedang dalam fase pertumbuhan cepat. berkurangnya nafsu makan, serta
Fase pertumbuhan cepat ikan efisiensi pakan yang rendah.
membutuhkan lebih banyak kalsium dan Kadar besi mengalami
fosfor untuk pembentukan tulang, gigi, penurunan seiring dengan bertambahnya
dan sisik, untuk proses pemecahan dan umur panen. Ikan juvenil memerlukan
pembentukan energi, serta untuk mineral besi lebih banyak dibandingkan
pergerakan tubuhnya. Kalsium dengan ikan dewasa, hal ini terkait
merupakan satu dari beberapa mineral dengan fungsi besi dalam sistem respirasi
penting yang berperanan dalam untuk transportasi oksigen ke jaringan
pembentukan tulang dan sebagian terikat (hemoglobin) dan mekanisme oksidasi
pada protein dan miosin (Jeyasanta dan selular untuk menunjang metabolisme
Patterson 2014). Kalsium bersama fosfor yang tinggi pada masa pertumbuhan
bertanggung jawab terhadap sehingga kandungan besi menjadi tinggi.
pertumbuhan dan pemeliharaan tulang Komposisi mineral besi yang rendah
(NRC 1993). pada ikan dapat menghambat
Kadar natrium menunjukkan pertumbuhan. Menurut Hovinga et al.
penurunan seiring dengan bertambahnya (1993) kandungan besi yang tinggi pada
umur panen. Penurunan ini diduga hewan diduga tidak berbahaya, karena
disebabkan oleh hilangnya Na bersama besi berperanan dalam berbagai aktifitas
cairan ekstraseluler ikan. Natrium fisilogis hewan.
terutama terdapat dalam cairan Tembaga berperan dalam
ekstraseluler bersama-sama dengan beberapa kegiatan enzim pernapasan
klorida dan bikarbonat. Jika cairan di sebagai kofaktor bagi enzim tirosinase
dalam daging hilang, maka unsur utama dan sitokhrom oksidase, dan diperlukan
yang hilang yaitu natrium (deMan 1997). dalam proses pertumbuhan sel-sel darah
Natrium merupakan ion monovalen merah yang masih muda. Hasil analisis
cairan ekstraseluler dan merupakan ion tembaga menunjukkan nilai lebih tinggi
terbanyak (93%) dalam cairan darah dibandingkan dengan kandungan
yang mengalir (Nawal. 2008). Natrium tembaga ikan mas dewasa yaitu sebesar
bertugas menjaga kesetimbangan 0,8 ± 0,04 ppm (Ozyurt et al. 2008). Ikan
elektrolit cairan tubuh (Chatterjee et al. mas dengan umur panen 3 minggu
2006). memiliki kandungan tembaga yang lebih
Kadar magnesium mengalami tinggi dibandingkan dengan ikan dengan
peningkatan seiring dengan umur panen 5 dan 7 minggu. Ikan mas
bertambahnya umur panen, yang diduga umur 3 dan 5 minggu memiliki umur
karena ikan berada pada tahap yang lebih muda dan diduga sedang
pertumbuhan sehingga memerlukan dalam masa pertumbuhan yang cepat
magnesium dalam jumlah banyak untuk sehingga mineral tembaga lebih
mendukung proses pertumbuhan. diperlukan dalam proses pertumbuhan
Magnesium merupakan bagian penting sel-sel darah merah yang masih muda.
tulang keras dan tulang rawan ikan serta Peran tembaga sebagai kofaktor maupun
kulit krustase (Reigh et al. 1991; sebagai pengatur enzim SOD cukup
Sivaperumal et al. 2007). Ye et al. (2005) besar. Jika tubuh kekurangan tembaga
menemukan bahwa komposisi mineral maka akan terjadi peningkatan peroksida
dan abu (Ca, P, dan Mg) dapat menurun lipid (Nurjanah et al. 2005).
jika tidak ditunjang dengan pemberian Hasil yang didapat dari analisis
pakan yang bernutrisi tinggi. Hasil ini mineral seng menunjukkan angka
sesuai dengan hasil yang didapat pada fluktuatif. Stanek et al. (2005)
analisis mineral kalsium dan magnesium menyatakan bahwa seng memiliki
yang meningkat. Berdasarkan penelitian kecenderungan terakumulasi dalam otot
Ye et al. (2005), pakan tanpa komposisi ikan. Kandungan seng yang tinggi pada
P mengakibatkan penurunan hewan kemungkinan akibat kadar seng di

52
Kandungan Mineral Dan Profil..... ISSN: 2086-8049
Agoes M. Jacoeb, Nurjanah, Siti Mayang Sari Dinamika Maritim Volume V(2) (49-55))

perairan yang juga tinggi. Absorpsi seng


dalam tubuh dipengaruhi oleh status seng
tubuh, jenis makanan, kelebihan
tembaga, dan nilai albumin serta
transferin yang rendah. Bila konsumsi
seng tinggi, di dalam sel dinding saluran
cerna sebagian diubah menjadi
metalotionein sebagai simpanan,
sehingga absorpsi seng berkurang.
Bentuk simpanan kemudian dibuang Gambar 2 Penampang melintang tubuh
bersama sel-sel dinding usus halus yang baby fish ikan mas (C. carpio)
umurnya adalah 2-5 hari. Nilai seng yang (5 minggu). a: dorsal spine (100
fluktuatif diduga pakan yang digunakan kali); b: perimysium (100 kali);
mengandung seng yang tinggi sehingga c: myomere (100 kali); d:
seng yang diabsorpsi ikan lebih sedikit. centrum (400 kali); e: sel
bervakuola (400 kali); f:
Profil Jaringan Daging notochord (400 kali)
Potongan melintang tubuh
juvenil ikan mas pada bagian posterior
menunjukkan adanya dorsal spine,
notochord bervakuola, perymisium,
centrum, dan myomere. Otot-otot lateral
ikan terutama tediri dari serat putih,
ditutupi oleh sebuah lapisan tipis serat
otot merah, dan lapisan merah muda atau
perantara serat-serat otot. Notochord
terdiri dari dua lapisan sel poligonal,
kemudian sel ini melebar memenuhi
seluruh notochord. Notochord juvenil
ikan mas terdiri dari sel-sel bervakuola,
vakuola ini berfungsi sebagai saluran Gambar 3 Penampang melintang otot baby
sitoplasma (Santos et al. 2012). Hasil fish ikan mas (400 kali)
pengamatan disajikan dalam Gambar 2 (a) umur panen 3 minggu, (b) umur
dan 3. panen 5 minggu, (c) umur
Myomere baby fish ikan mas panen 7 minggu
pada umur panen 3 minggu terlihat tidak
kompak dibandingkan dengan umur KESIMPULAN
panen 5 dan 7 minggu. Jumlah dan Mineral makro yang dominan
ukuran myomere cenderung meningkat adalah kalsium, yaitu sebesar 17258,22
pada umur 7 minggu. Menurut Stoiber et ppm, 50548,53 ppm, dan 60369,15 ppm
al. (2002), pertambahan ukuran tubuh untuk umur masing-masing 3 minggu, 5
ikan menyebabkan bertambahnya jumlah minggu, dan 7 minggu. Kalsium dan
dan ukuran myomere sehingga myomere magnesium meningkat dengan
semakin rapat. Myomere tersusun atas bertambahnya umur panen, sedangkan
protein miofibril, sehingga peningkatan natrium mengalami penurunan. Mineral
ukuran myomere berarti pertambahan mikro yang dominan yaitu seng, nilainya
kandungan total protein pada tubuh ikan meningkat dengan bertambahnya umur
(Mommsen 2001). panen, begitu juga dengan besi yang
meningkat, sebaliknya kandungan
tembaga menurun dengan bertambahnya
umur panen. Bentuk myomere jaringan
daging semakin kompak pada umur 5 dan
7 minggu.

53
Kandungan Mineral Dan Profil..... ISSN: 2086-8049
Agoes M. Jacoeb, Nurjanah, Siti Mayang Sari Dinamika Maritim Volume V(2) (49-55))

Tuticorin (India). World Journal


DAFTAR PUSTAKA of Fish and Marine Sciences 6
Angka SL, Mokoginta I, Hamid H. 1990. (3): 275-288.
Anatomi dan Histologi Banding Mommsen TP. 2001. Paradigms of
beberapa Ikan Air Tawar yang growth in fish. Comparative
Dibudidayakan di Indonesia. Biochemistry and Physiology
Bogor (ID): Departemen Part B. 129:207-219. doi:
Pendidikan dan Kebudayaan, 10.1016/S1096-4959(01)00312-
Direktorat Jenderal Pendidikan 8.
Tinggi, Institut Pertanian Bogor. Nawal AB. 2008. Heavy metal levels in
hlm 17-27. most common available fish
Chatterjee S, Chattopadhyay B, species in Saudi market. Journal
Mukhopadhyay SK. 2006. Trace of Food Technology 6(4): 173-
metal distribution in tissues of 177.
Cichlids (Oreochromis niloticus NRC (National Research Council). 1993.
and O. mossambicus) collected Nutrient Requirements of Fish.
from waste water fed fish ponds National Academic Press,
in East Calcutta Wetlands, a Washington, DC.
Ramsar site. Acta Ichthyologica Nurjanah, Zulhamsyah, Kustiyariyah.
Piscatoria 36(2): 119-125. 2005. Kandungan mineral dan
deMan JM. 1997. Kimia Makanan. proksimat kerang darah
Penerjemah: Padmawinata K. (Anadara granosa) yang diambil
Bandung (ID): ITB. dari Kabupaten Boalemo,
[FAO] Fisheries and Aquaculture Gorontalo. Buletin Teknologi
Department of Food and Hasil Perikanan 8(2): 15-24.
Agriculture Organization. Ozyurt G, Abdurrahman P, Gul BP.
2013.Cultured aquatic species 2008. Vitamin and mineral
information programme: content of pike perch (Sander
Cyprinus carpio [internet]. luciopera), common carp
[diacu 2014 Juni 20]. Tersedia (Cyprinus carpio), and european
dari: http: // www.fao.org/ catfish (Silurus glanis). Turkey
fishery/ culturedspecies/ Journal Veteriner Animal
Cyprinus_carpio/en. Science 33(4):351-356.
Glover CN, Hogstrand C, 2002. Amino Reigh RC, Robinson EH, Brown PB,
acids and minerals of in vivo 1991. Effects of dietary
intestinal zinc absorption in magnesium on growth and
freshwater rainbow trout. J. Exp. mineral content of muscle, scale
Biol 205: 151-158 and bone of blue tilapia,
Hovinga ME, Sowers M, Humphrey HE. Oreochromis aureus. J. World
1993. The role of minerals in the Aquacult. Soc 22(3): 192-200.
human body. Arch. Environ. Santos VB, Martins TR, Freitas RTF.
Health 48: 98 -104. http:// 2012. Body composition of Nile
www.fao.org/ agrippa/ tilapias (Oreochromis niloticus)
publications/ToC5.htm. in different length classes.
Irianto HE, Soesilo I. 2007. Dukungan Ciência Animal Brasileira
teknologi penyediaan produk 13(4):396-405.
perikanan. Di dalam: Seminar Sivaperumal P, Sankar TV, Viswanathan
Nasional Hari Pangan Sedunia; N. 2007. Heavy metal
2007 November 21; Kampus concentration in fish,
Penelitian Pertanian Cimanggu, selfish and fish products from internal
Bogor, Indonesia. markets of India vis-à-vis
Jeyasanta KI, Patterson J. 2014. Nutritive International
evaluation of trash fishes in

54
Kandungan Mineral Dan Profil..... ISSN: 2086-8049
Agoes M. Jacoeb, Nurjanah, Siti Mayang Sari Dinamika Maritim Volume V(2) (49-55))

standards. Food Chemistry 102: 612-


620.
Stanek M, Janicki B, Kupcewicz C.
2005. Content of selected heavy
metals in the organs of
fish from Znin Duze Lake. Folia
Biologica (Krakow) 53: 115-119.
Stoiber W, Haslett JR, Wenk R,
Steinbacher P, Gollman H,
Sanger AM. 2002. Cellularity
changes in developing red and
white fish muscle at different
temperatures: simulating natural
environmental conditions for a
temperate freshwater cyprinid.
The Journal of Experimental
Biology 205:2349-2364.
Tua ISN, Yusuf Y, Nisma F. 2012.
Analisis kadar logam berat
timbal (Pb) pada ikan Mas
(Cyprinus carpio) yang
dibudidayakan pada keramba
jaring apung waduk Jatiluhur
Jawa Barat. Jurnal Ilmiah Ilmu –
Ilmu Kefarmasian 1(5): 224 -
229.
Ye CX, Liu YJ, Tian LX, Mai KS, Du
ZY,Yang HJ, Niu J. 2005. Effect
of dietary calcium and
phosphorus on growth, feed
efficiency, mineral content and
body composition of juvenile
grouper, Ephinepelus coioides.
Journal of Aquaculture 255
(2006): 263-271.

55

Anda mungkin juga menyukai