ARTIKEL SKRIPSI
Oleh:
ARTIKEL SKRIPSI
Oleh:
DIMAS MU’AMMAR BUCHORI
NIM. 125080500111068
Menyetujui,
Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II,
(Dr. Ir. Arning W. Ekawati, MS.) (M. Fakhri, SPi., MP., MSc.)
NIP. 19620805 198603 2 001 NIP. 19860717 201504 1 001
Tanggal: Tanggal:
Mengetahui,
Ketua Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh dan menentukan jumlah sel tebar yang terbaik
terhadap pertumbuhan, produksi biomassa dan klorofil-a Isochrysis galbana. Penelitian ini menggunakan
metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan (1 x 105, 3 x 105, 5 x 105, dan 7 x 105 sel
mL-1) dan 3 ulangan. Perlakuan jumlah sel tebar yang digunakan dikategorikan sebagai A (1 x 105), B
(3 x 105), C (5 x 105) dan D (7 x 105) sel mL-1 dan ulangannya seperti A1, A2, A3...., sampai D3.
Parameter utama yang diamati adalah pertumbuhan, produksi biomassa dan klorofil-a Isochrysis galbana,
serta parameter penunjang lain seperti suhu, salinitas, pH, DO (oksigen terlarut), nitrat dan fosfat.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah sel tebar berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan,
produksi biomassa, dan klorofil-a Isochrysis galbana. Jumlah sel tebar terbaik untuk produksi Isochrysis
galbana adalah 7 x 105 sel mL-1 dengan nilai laju pertumbuhan spesifik 0,29 hari-1, doubling time 2,45 hari,
kepadatan sel maksimal 114 x 105 sel mL-1, biomassa 0,45 g L-1, dan klorofil-a 4,74 µg mL-1. Persentase
nilai rata-rata serapan nitrat tertinggi ditemukan pada perlakuan D (7 x 105 sel mL-1) sebesar 51,11 %
dan serapan fosfat tertinggi sebesar 49,17 %. Parameter kualitas air media diperoleh hasil pada kisaran
optimal baik suhu yaitu 28-29ºC, pH 6,5-7,5, dan DO (oksigen terlarut) 6,2-7,2 ppm.
Kata Kunci: Jumlah sel tebar, Pertumbuhan, Biomassa, Klorofil-a, Isochrysis galbana.
(1)Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya
(2)Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya
ABSTRACT
The purpose of this research was to know the influence and determine the best initial cell concentration for
growth, biomass production, and chlorophyll-a of Isochrysis galbana. This study used Completely Randomized Design
(RAL) with four different initial cell concentration treatments (1 x 105, 3 x 105, 5 x 105, dan 7 x 105 cells mL-1) and
three replications. The treatments used were categorized as A (1 x 105), B (3 x 105), C (5 x 105) dan D (7 x 105)
cells mL-1 and replications like A1, A2, A3...., until D3. The main parameters observed in this research were growth,
biomass production, and chlorophyll-a of Isochrysis galbana, as well as supporting parameters such as temperature, pH,
DO (dissolved oxygen), nitrate and phosphate. The results of this study indicate that initial cell concentration has
significant effect on growth, biomass production, and chlorophyll-a, of Isochrysis galbana. The best initial cell
concentration for Isochrysis galbana production was 7 x 105 cells mL-1 with the specific growth rate was 0,29 day-1,
doubling time 2,45 day, maximum cell density 114 x 105 cell mL-1, biomass 0,45 g L-1, and chlorophyll-a 4,74 μg
mL-1. The highest precentage of the nitrate absorption was found in D treatment (7 x 105 cells mL-1) with result
51,11% and the highest phosphate absorption was 49,17%. Water quality parameter of the media obtained results in
optimal range of both temperature 28-29ºC, pH 6,5-7,5, and DO (dissolved oxygen) 6,2-7,2 ppm.
Keywords: Initial cell concentration, Growth, Biomass, Chlorophyll-a, Isochrysis galbana.
(1)Student of Fisheries and Marine Science Faculty, Brawijaya University
(2)
Lecture of Fisheries and Marine Science Faculty, Brawijaya University
4
tebar awal yang berbeda menunjukkan pola (2016), perlakuan dengan kepadatan sel awal
pertumbuhan yang berbeda. Berdasarkan data yang tinggi akan tumbuh pada kepadatan yang
yang diperoleh dari penelitian didapatkan lebih besar dan akan lebih cepat mencapai daya
kepadatan tertinggi oleh perlakuan D (7 x 105 dukung di suatu titik karena sumber daya akan
sel mL-1) dengan rata-rata 114 x 105 sel mL-1 terbatas. Oleh karena itu, laju pertumbuhan
disusul oleh perlakuan C (5 x 105 sel mL-1) spesifik tertinggi yang diamati dalam penelitian
dengan rata-rata 95 x 105 sel mL-1, B (3 x 105 sel ini didapat dalam perlakuan dengan kepadatan
mL-1) dengan rata-rata 85 x 105 sel mL-1 dan sel awal yang terendah.
perlakuan dengan tingkat kepadatan terendah di Penelitian yang mirip dilakukan oleh
dapat oleh perlakuan A (1 x 105 sel mL-1) Fakhri (2010), dengan perlakuan jumlah sel
dengan rata-rata 48 x 105 sel mL-1. Pada tebar yang berbeda pada Entomoneis sp.
penelitian yang dilakukan oleh Bougaran, et al. didapatkan hasil bahwa laju pertumbuhan
(2003), dengan jumlah sel tebar awal 5 x 10 5 sel spesifik akan menurun seiring dengan
mL-1 didapatkan rata-rata kepadatan tertinggi bertambahnya jumlah sel tebar. Penurunan
Isochrysis galbana yaitu 90 x 105 sel mL-1. Hasil tingkat pertumbuhan berlangsung dengan
penelitian tersebut memiliki nilai kepadatan sel peningkatan jumlah seltebar dari 3 x 105, 5 x
yang mirip pada puncak fase eksponensial 105, 12 x 105 sel mL-1. Laju pertumbuhan
selama penelitian pada perlakuan dengan jumlah masing-masing 0,21; 0,15; dan 0,12 hari-1.
tebar sel yang sama. Tingkat pertumbuhan menurun dengan
peningkatan di awal konsentrasi sel dan tingkat
pertumbuhan spesifik tertinggi (0,21 hari-1)
diperoleh dari 3 x 105 sel mL-1 yang
berhubungan dengan doubling time pada 3,3 hari.
Menurut Sevilla, et al. (1998), budidaya
mikroalga berkelanjutan sangat bergantung pada
ketersediaan cahaya sebagai faktor yang
Gambar 2. Hubungan Jumlah Sel Tebar menentukan tingkat biomassa dan laju
terhadap Laju Pertumbuhan Spesifik Isochrysis pertumbuhan. Tingginya tingkat konsentrasi sel
galbana menghasilkan ketersediaan cahaya yang rendah
Berdasarkan Gambar 1 diatas perhitungan dan mengakibatkan turunnya laju pertumbuhan.
laju pertumbuhan spesifik dan waktu Di samping itu, diperlukan dilakukannya
penggandaan (doubling time) Isochrysis galbana pengenceran sehingga tingkat pertumbuhan
selama penelitian dapat diketahui memiliki spesifik yang optimal dapat tercapai. Kebutuhan
perbedaan pada masing-masing perlakuan. Hasil akan ketersediaan cahaya yang lebih besar, akan
laju pertumbuhan tertinggi didapat oleh mengarah pada tinggi rendahnya konsentrasi sel.
perlakuan A (1x105 sel mL-1) sebesar 0,468 hari- Vonshak (1997), menyatakan meningkatnya
1 dengan doubling time 1,5 hari dan yang terendah konsentrasi sel dalam wadah budidaya akan
pada perlakuan D (7 x 105 sel mL-1) sebesar meningkatkan jumlah sel yang saling
0,290 hari-1 dengan doubling time 2,45 hari. Hal bernaungan sehingga menghasilkan turunnya
ini sesuai dengan pendapat Dun dan Manaylov laju pertumbuhan. Gomez, et al. (2015),
8
menyimpulkan semakin tinggi densitas sel awal, konsentrasi sel didalam media. Serapan nitrat
semakin cepat berkurangnya nutrien dan bisa dipengaruhi oleh ketersediaan ion fosfat
semakin banyak bayangan terbentuk di dalam (PO4), yang memiliki peran penting dalam
media kultur sehingga mengurangi aksesibilitas proses pembentukan energi seluler sebagai
cahaya, meningkatkan densitas sel awal juga bagian dari ATP (adenosine triphosphate) dan
akan meningkatkan jumlah sel yang mati dan yang mempengaruhi berbagai aktivitas enzim
nilai doubling time. yang dibutuhkan untuk metabolisme sel,
Penelitian yang dilakukan oleh Gomez, et termasuk proses reduksi nitrat. serapan nitrat
al. (2015), didapatkan bahwa laju pertumbuhan juga dapat dipengaruhi oleh intensitas cahaya,
pada Isochrysis galbana terus menurun seiring suhu, dan tingginya tingkat kepadatan sel (Hu, et
dengan peningkatan sel tebar awal (650000, al., 2013).
750000, dan 2200000) dengan doubling time yang
semakin besar untuk masing-masing sel tebar
awal (1,26 hari; 1,34 hari; dan 1,84 hari). Seiring
dengan peningkatan sel tebar awal maka
doubling time semakin membesar dan jumlah
sel yang mati juga semakin banyak.
Ketersediaan nutrisi seperti nitrat dan
fosfat memiliki peranan yang signifikan dalam Gambar 4. Nilai Serapan Fosfat Selama
budidaya mikroalga, sehingga pada penelitian ini Penelitian
dilakukan pengukuran nitrat dan fosfat pada Pada Gambar dapat dilihat bahwa nilai
hari awal tebar, fase eksponensial dan fase serapan fosfat tertinggi pada perlakuan D (7x10 5
stasioner Isochrysis galbana sebagai parameter sel mL-1) dengan nilai serapan fosfat sebesar
penunjang. 47,700-49,179 % dan nilai serapan fosfat
terendah pada perlakuan A (1x105 sel mL-1)
yaitu sebesar 32,458-33,825 %. Menurut
Yingying dan Wang (2009), fosfor memiliki
pengaruh terhadap reaksi fisiologis dasar pada
mikroalga seperti pertumbuhan, reproduksi,
fotosintesis, dan respirasi. Pada konsentrasi
fosfor sebanyak 500 μmol L-1, Isochrysis galbana
Gambar 3. Nilai Serapan Nitrat Selama mencapai kepadatan sel tertinggi dengan
Penelitian perbedaan yang signifikan dari perlakuan
Pada Gambar 6, dapat dilihat bahwa nilai lainnya.
serapan nitrat tertinggi pada perlakuan padat
tebar D (7x105 sel mL-1) sebesar 48,416 - 51,111
% dan nilai serapan nitrat terendah pada 3.2 Biomassa
perlakuan A (1x105 sel mL-1) yaitu sebesar Biomassa didapatkan dari sampel yang
38,068-39,735 %. Dari hasil tersebut besar telah diambil pada puncak tertinggi yaitu pada
serapan nitrat berbanding lurus dengan fase stasioner. Hasil perhitungan biomassa
9
Isochrysis galbana pada masing-masing perlakuan dan 799579 µm3) pada masing-masing
padat tebar yang berbeda dapat dilihat pada perlakuan.
Tabel 1. Grafik uji polynomial orthogonal dari 3.3 Klorofil-a
biomassa dapat dilihat pada Gambar 5. Pengambilan sampel klorofil-a dilakukan
ketika pertumbuhan Isochrysis galbana pada fase
stasioner. Hasil Klorofil-a I. galbana pada
masing-masing perlakuan dapat dilihat pada
Tabel 1. Grafik uji polynomial orthogonal dari
klorofil-a dapat dilihat pada Gambar 6.
kesimpulan yaitu padat tebar yang berbeda Donald, B.D., Bogard J.M., Finlay, Bunting, L.,
dan Leavit, R.P. 2013. Phytoplankton-
berpengaruh terhadap pertumbuhan, produksi
Specific Response to Enrichment of
biomassa dan klorofil-a Isochrysis galbana. Laju Phosphorus-Rich Surface Waters with
Ammonium, Nitrate, and Urea. PlosOne.
pertumbuhan tertinggi pada penelitian ini
8(1): e53277.
didapat pada padat tebar sel awal perlakuan A
Fakhri, M. 2006. Outdoor Cultivation of
(1x105 sel mL-1) dengan laju pertumbuhan Entomoneis sp. in Photobioreactor for
spesifik 0,468 hari-1 sehingga dapat disimpulkan Biomass and Lipid Production. Tesis.
School of Bioresources and Technology.
bahwa semakin rendah tingkat padat tebar awal 1-45 hlm.
sel maka laju pertumbuhan semakin tinggi,
Fulks, W and K, L. Main. 1992. Rotifer and
Biomassa tertinggi didapat pada perlakuan padat Microalga Culture System. Proceedings of a
tebar sel awal D (7x105 sel mL-1) dengan U. S. Asia Workshop. 3-23.
biomassa 0,453 g L-1 dan Klorofil a tertinggi Gomez P.M., Romeral G.J., Martorell C.J., dan
didapat pada perlakuan C (5x105 sel ml-1) Aroca S.A. 2015. Direct
spectrophotometric method to determine
dengan hasil 4,791 µg mL-1. cell density of Isochrysis galbana in serial
batch cultures from a larger scale fed-
batch culture in exponential phase. Nereis.
8: 35-43.
11