Cara sitasi: Nurhikma, Nurhayati T, Purwaningsih S. 2017. Kandungan asam amino, asam lemak, dan
mineral cacing laut dari Sulawesi Tenggara. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 20(1): 36-44.
Abstrak
Masyarakat pesisir kendari memiliki kepercayaan mengkonsumsi cacing laut sebagai obat tradisional,
karena beberapa senyawa kimia yang ada pada cacing laut diduga memiliki khasiat tersebut. Penelitian ini
bertujuan untuk menentukan kandungan asam amino, asam lemak dan mineral dari cacing laut (Siphonosoma
australe-australe) yang berasal dari Perairan Toronipa Provinsi Sulawesi Tenggara. Kandungan asam amino
esensial tertinggi terdapat pada arginin yaitu 3,04% untuk cacing laut segar dan hasil freeze dry yaitu 5,52%
dan asam amino non-esensial yang tertinggi terdapat pada asam glutamat yaitu 6,53% pada cacing laut segar
dan hasil freeze dry yaitu 8,53%. Kandungan asam lemak jenuh (SFA) tertinggi yakni asam palmitat yaitu
1,96% pada cacing laut segar dan 2,64 pada hasil freeze dry. Kandungan asam lemak tidak jenuh MUFA
tertinggi cacing laut segar yakni asam palmitoleat yaitu 0,31% dan hasil freeze dry yaitu 0,27%. Kandungan
asam lemak tidak jenuh PUFA tertinggi yakni asam arakidonat pada cacing laut segar yaitu 2,80% dan asam
oleat yaitu 1,97% pada hasil freeze dry. Kandungan mineral tertinggi adalah natrium pada cacing laut basah
(43.700 mg/kg) dan pada hasil freeze dry (127.334 mg/kg).
Abstract
The coastal communities of Kendari believe that sea worm as traditional drug can cure a wound,
because some chemical compounds that exist in sea worms are suspected to have the compound. The aims
of this study were to determine chemical compound, amino acid, fatty acid content, and mineral of flesh
sea worm (Siphonosoma australe-australe) from Toronipa Aquatic Province Sulawesi Southeast. The higest
essential amino acid content on fresh sea worm was arginin (3.04%), and freeze dry was 5.52%. The higest
non-essential amino acid content on fresh sea worm and freeze dry were glutamic acid 6.53% and 8.53% for
product resulted by freeze dry. The higest saturated attyacid (SF) content of fresh sea worm and freeze dry
were palmatic acid (1.96% and 2.64%). The higest MUFA fatty acid content of fresh sea worm and freeze
dry were plamitoleat acid 0.31% and 0.27%. The higest poly unsaturated fatty acid (PUFA) of fresh sea worm
and freeze dry were were aracidonat 2.80% and oleat acid 1.97%. The higest mineral content of wet sea worm
and frezee dry were Natrium 43,700 mg/kg and 127,334 mg/kg.
(HPLC), analisis kandungan asam lemak order, famili, dan genus dari filum Sipuncula
(AOAC 2005) dengan metode gas dengan ditandai adanya tentakel, Dorsal
kromatografi, dan analisis mineral pada Retractor Muscle (DRM), Longitudinal Muscle
cacing laut (natrium (Na), kalsium (Ca), Bands (LMB) dan hooks.
kalium (K), magnesium (Mg), natrium (Na), Hasil penelitian lapangan menunjukkan
fosfor (P), timah (Pb), dan cadmium (Cd)) bahwa cacing laut Siphonosoma australe-
menggunakan spektrofotometer serapan atom australe atau sipun kulit merupakan suatu
(SSA). organisme yang hidup pada daerah berpasir
yang memiliki lamun, cara hidupnya
HASIL DAN PEMBAHASAN dengan menanamkan dirinya ke dalam
Klasifikasi dan Morfologi Cacing Laut pasir pada kedalaman 20-70 cm dari dasar
Hasil identifikasi cacing laut perairan dengan salinitas 31-33 ppt. Cara
menunjukkan bahwa sampel yang digunakan makan cacing laut jenis laut Siphonosoma
berasal dari filum Sipuncula, dalam bahasa australe-australe dengan deposit feeder yaitu
indonesia dinamakan sipun kulit, dan mengambil sedimen pasir yang berada di
dalam bahasa Inggris disebut peanut worm. sekeliling sebagai partikel dan memanfaatkan
Klasifikasi dari cacing laut adalah filum unsur hara yang telah mengendap untuk
Sipuncula, kelas Sipunculidea (Cutler dan kelangsungan hidupnya. Cacing laut jenis
Gibbs 1985), order Sipunculiformes (Cutler dan Siphonosoma australe-australe memiliki
Gibbs 1985), keluarga Sipunculidae bentuk yang sangat unik dengan panjang
(Rafinesque 1814), genus Siphonosoma antara 13-23,5 cm dengan diameter antara
(Spengel 1912), dan spesies Siphonosoma 1-2,5 cm dengan berwarna coklat muda.
australe-australe (Keferstein 1865). Hasil Cacing laut yang digunakan dalam penelitian
identifikasi yang dalam menentukan kelas, ini dapat dilihat pada Gambar 1.
1,8 cm
23 cm
protein cacing laut pada Perairan Bangka segar sedangkan pada cacing laut freeze
10,61% (Silaban 2012). Protein merupakan dry yaitu 5,52%. Purwaningsih et al. (2013)
bahan dasar pembentuk sel-sel dan jaringan menyatakan bahwa pada daging keong ipong-
tubuh. Georgiev et al. (2008) menyatakan ipong segar mengandung arginin yaitu 1,27%.
bahwa perbedaan kandungan protein daging Arginin lebih efektif dalam memelihara
dari suatu organisme dipengaruhi oleh sifat fungsi imun tubuh dan penurunan infeksi
dari protein yang tidak stabil. Kadar air pasca-pembedahan. Emmanuel et al. (2008)
semakin tinggi maka semakin rendah kadar menyatakan bahwa kandungan arginin
proteinnya. Ika (2011) menyatakan bahwa sangat penting bagi anak-anak dimana
perbedaan kadar protein suatu organisme arginin dapat mempengaruhi penyembuhan
disebabkan karena adanya proses pengolahan luka, pertumbuhan tumor, dans ekresi
yang dilakukankan, jenis makanan, ukuran hormon prolaktin, insulin, growth hormon.
tubuh serta adanya perbedaan tingkat kadar Wu et al. (2010) menyatakan bahwa asam
air yang berbeda-beda dari setiap jenis hewan. amino esensial dapat menentukan mutu
Kadar abu cacing laut segar pada perairan protein.
Kendari yaitu 3,03% dan cacing laut hasil Hasil penelitian asam amino non-esensial
freeze dry 15,08%, nilai tersebut tidak jauh yang tertinggi terdapat pada asam glutamat
berbeda dengan kadar abu cacing laut segar yaitu 6,53% pada cacing laut segar dan cacing
pada Perairan Bangka yaitu 2,20% (Silaban laut freeze dry yaitu 8,53%. Kandungan
2012). Kadar abu merupakan zat anorganik asam amino tambelo yang tertinggi
yang terdapat pada suatu bahan dari sisa hasil terdapat pada asam glutamat yaitu 4,35%
pembakaran. DAPhilRice (2001) menyatakan (Anwar et al. 2014) Asam glutamat memiliki
bahwa kadar abu dari suatu organisme peran penting dalam metabolisme gula dan
dipengaruhi adanya perbedaan habitat, lemak, selain itu asam glutamat pada hewan
kebiasan makan, dan lingkungan tempat ataupun tumbuhan dapat digunakan sebagai
hidupnya. bahan pengobatan dalam mengatasi penyakit
Kadar lemak daging cacing laut segar yaitu epilepsi, retardasi mental, distrofi otot, bisul,
0,54% dan cacing laut hasil freeze dry yaitu koma hipoglikemik, serta efek samping obat
9,82%, sedangkan kadar lemak cacing laut insulin untuk diabetes. Hasil pengujian asam
segar pada Pulau Nusalaut 0,27% (Silaban dan amino arginin dan asam glutamat merupakan
Nanlohy 2011). Perbedaan kandungan lemak asam amino yang paling banyak terkandung
daging cacing laut dipengaruhi oleh kadar air, pada cacing laut dan dapat digunakan sebagai
habitat, ukuran, dan nutrisi. Darmono (2001) anti inflamasi. Kandungan asam amino cacing
menyatakan bahwa kandungan nutrisi dalam laut ditunjukkan pada Tabel 3.
suatu organisme laut bervariasi tergantung Skor kimia adalah suatu metode yang
pada nutrisi, umur, jenis kelamin, dan spesies. digunakan untuk melihat kualitas protein
dari asam amino yang dibandingkan dengan
Kandungan Asam Amino Cacing Laut profil asam amino yang terdapat pada protein
Asam amino merupakan senyawa organik standar. Asam amino terendah pada penelitian
yang memiliki gugus fungsional karboksil cacing laut adalah asam amino histidin yang
(-COOH) dan amina (biasanya -NH2). Gugus berfungsi sebagai asam amino pembatas. Skor
karboksil memberikan sifat asam dan gugus kimia asam amino cacing laut segar yakni
amina memberikan sifat basa. Asam amino 24,67 mg/g protein dan cacing laut hasil freeze
bersifat amfoterik yang cenderung menjadi dry sebesar 20,67 mg/g protein. Skor asam
asam pada larutan basa dan menjadi basa pada amino merupakan nilai terkecil berdasarkan
larutan asam. Asam amino cacing laut terdiri tingkat kecukupan asam amino yang biasa
dari 2 jenis asam, yaitu asam amino esensial disebut dengan TAKE, tingkat kecukupan
dan asam amino non-esensial yang terdiri dari asam amino ini menunjukkan bagian asam
15 sub indikator asam amino. amino esensial yang terkandung dalam bahan
Asam amino esensial tertinggi terdapat pangan yang dikonsumsi.
pada arginin yaitu 3,04% pada cacing laut
Kandungan Asam Lemak Cacing Laut cacing laut freeze dry yaitu 0,27%. Kandungan
Cacing laut pada pengujian asam lemak PUFA tertinggi yakni asam arakidonat pada
mengandung 12 asam lemak jenuh (saturated cacing laut segar sebesar 2,80% dan asam
fatty acid/SFA), 5 asam lemak tak jenuh tunggal oleat yaitu 1,97% pada cacing laut freeze
(monosaturated fatty acid/MUFA), dan 13 dry. Sartika (2008) menyatakan bahwa
asam lemak tak jenuh majemuk (polysaturated arakidonat memiliki peranan penting dalam
fatty acid/PUFA). Hasil analisis kandungan transpor dan metabolisme lemak, fungsi
asam lemak cacing laut ditunjukkan pada imun, mempertahankan fungsi dan integritas
Tabel 4. membran sel. Asam oleat memiliki peranan
Asam lemak SFA tertinggi yakni asam penting didalam tubuh sebagai sumber energi
palmitat sebesar 1,96% pada cacing laut dan juga dapat sebagai anti kanker.
segar dan 2,64 pada cacing laut freeze dry. Total asam lemak omega 3 yakni 1,83%
Riviani et al. (2016) menyatakan bahwa pada cacing laut segar dan 0,21% pada cacing
kandungan asam lemak tertinggi pada laut freeze dry, serta total kandungan omega 6
tambelo terdapat pada asam palmitat yakni cacing laut segar yakni 4,28% dan cacing laut
4,49%. Barve et al. (2007) menyatakan bahwa freeze dry yakni 0,67%. Rasio perbandingan
asam palmitat dapat menginduksi hepatosit omega 6 dan omega 3 cacing laut segar yakni
menjadi proinflamasi sitokin interleukin-8. 2,34 dan hasil freeze dry yakni 3,19. Her
Kandungan MUFA tertinggi cacing laut Majesty’s Stationery Office (HMSO) (1994)
segar yakni asam palmitoleat yaitu 0,31% dan merekomendasikan rasio omega 6 dan omega
3 maksimal adalah 4.
Kandungan Mineral dan Logam (P). Hasil analisis kandungan mineral dan
Cacing Laut logam cacing laut ditunjukkan pada Tabel 5.
Kandungan mineral dari cacing laut terdiri Hasil analisis kandungan mineral
dari kalsium (Ca), kalium (K), magnesium menunjukkan bahwa natrium merupakan
(Mg), natrium (Na) dan kandungan logam mineral tertinggi pada cacing laut basah
terdiri dari lead (Pb), kadnium (Cd), fosfor (43700 mg/kg) dan pada cacing laut hasil