Anda di halaman 1dari 9

AAJ 4 (2) (2015)

Accounting Analysis Journal

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/aaj

KUALITAS INFORMASI AKUNTANSI PRA DAN PASCA ADOPSI IFRS

Lusiana Rahmawati, Henny Murtini

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Penelitian ini menganalisis perbedaan kualtas informasi akuntansi sebelum dan sesudah adopsi
Diterima Desember 2014 IFRS dari sisi manajemen laba dan relevansi. Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan
Disetujui Januari 2015 terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang berjumlah 423 perusahaan. Sedangkan sampel yang
Dipublikasikan Mei 2015 memenuhi kriteria purposive sampling berjumlah 76 perusahaan. Data yang digunakan adalah
________________ laporan keuangan tahunan 2010-2013 dan statistik harga saham bulan Maret tahun t+1 yang
Keywords: diperoleh dari website idx (www.idx.com). Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini
Accounting Information adalah paired t test dan uji chow. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan
Quality; Earnings signifikan kualitas informasi akuntansi sebelum dan sesudah adopsi IFRS baik dari sisi manajemen
Management; IFRS laba maupun relevansi. Penelitian selanjutnya bisa menggunakan proksi lain untuk mengukur
Adoption; Relevance Value kualitas informasi akuntansi seperti comparability.
_________________
Abstract
__________________________________________________________________
This research analyzed the differences between accounting information quality before and after adoption IFRS.
This research used proxie earnings management and value relevance to analyzed accounting information
quality. The population of this research in public company listed on Indonesian Stock Exchanges with total
423 company. The sample of this research is manufacturing companies that appropriate with purposive
sampling criteria with total 76 company. The data used are annual report 2010-2013 and statistics report in
March 2011-2014 that got from the IDX’s website. The analysis method are paired t test and chow test. The
results showed that there was no significant difference between accounting information quality pra and pasca
adoption in both aspect earnings management and relevance. Future studies can use comparability to measure
accounting information quality.

© 2015 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi:
Gedung C6 Lantai 2 FE Unnes
ISSN 2252-6765
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: louchey_venfour@yahoo.com

1
Lusiana Rahmawati & Henny Murtini / Accounting Analysis Journal 4 (2) (2015)

PENDAHULUAN

Informasi akuntansi yang berkualitas akan besar untuk menilai aset perusahaan. Hal
adalah informasi yang memenuhi karakteristik ini menyebabkan perusahaan enggan melakukan
kualitatif informasi akuntansi yaitu relevansi, revaluasi aset sesuai dengan peraturan IFRS.
reliability, komparabilitas dan konsistensi (Kieso Kurang siapnya SDM dan dunia
dan Weigandt, 2007:37). Indonesia mengadopsi pendidikan di Indonesia, Terutama SDM-SDM
IFRS pada tahun 2012. Adopsi IFRS ini yang berhubungan langsung dengan laporan
merupakan salah satu upaya Indonesia untuk keuangan baik praktisi, pemerintah, maupun
membuka peluang pasar modal akademisi. Salah satu kelemahan SDM
internasional. Penerapan IFRS dalam SAK Indonesia adalah kesulitan dalam memahami
Indonesia akan memberikan kemudahan IFRS. Untuk menerjemahkan dan memahami
pemahaman atas laporan keuangan karena IFRS membutuhkan waktu yang tidak singkat.
standar akuntansi yang diberlakukan bersifat Padahal perubahan-perubahan IFRS sangat
internasional. Adapun manfaat yang diperoleh cepat. Sehingga saat IFRS selesai
dari adopsi IFRS diantaranya adalah diterjemahkan, dipahami dan disesuaikan
memudahkan pemahaman atas laporan dengan kondisi di Indonesia terkadang IFRS
keuangan dengan Standar Akuntansi Keuangan yang bersangkutan tidak berlaku lagi
yang dikenal secara internasional, meningkatkan (xerova.wordpress.com).
arus investasi global melalui transparansi, Penerapan IFRS sebagai standar
menurunkan biaya modal dengan membuka pelaporan akuntansi diharapkan mampu
peluang fund raising melalui pasar modal secara meningkatkan kualitas informasi akuntansi di
global, menciptakan efisiensi penyusunan Indonesia. Penggunaan balance sheet approach
laporan keuangan (vicryblog.blogspot.com). dan fair value dalam IFRS diharapkan mampu
Pengadopsian IFRS memerlukan mengurangi praktek manajemen laba.
persiapan yang matang agar semua manfaatnya Penggunaan balance sheet approach dan fair value
dapat dirasakan. Pengadopsian IFRS di membuat income smoothing semakin sulit untuk
Indonesia mengalami berbagai kendala salah dilakukan. Barth dkk. (2008) dalam
satunya yaitu kurang siapnya infrastuktur seperti Cahyonowati dan Ratmono (2012) berargumen
DSAK sebagai Financial Accounting Standart bahwa IFRS sebagai principles-based standards
Setter. DSAK adalah perumus SAK yang ada di lebih dapat meningkatkan relevansi nilai
Indonesia. Pada prakteknya DSAK informasi akuntansi. Pengukuran dengan fair
mendapatkan berbagai macam kritik. value lebih dapat menggambarkan posisi dan
Diantaranya adalah minimnya partisipasi dari kinerja ekonomik perusahaan sehingga sangat
pihak-pihak yang berkepentingan dalam setiap membantu investor dalam mengambil keputusan
exposure draft hearing PSAK yang baru akan investasi.
diberlakukan. Penelitian-penelitian terdahulu
Kondisi perundang-undangan yang belum menunjukan hasil yang tidak konsisten
tentu sinkron dengan IFRS seperti peraturan mengenai peningkatan relevansi nilai informasi
pajak di Indonesia tentang pajak final revaluasi akuntansi setelah pengadopsian IFRS. Menurut
aset. Jika nilai pasar aktiva lebih tinggi dari pada Barth dkk. (2007) kualitas informasi akuntansi
nilai bukunya ketika direvaluasi menurut menurun setelah adopsi IFRS, sedangkan
peraturan pajak, selisih tersebut dikenai pajak menurut Ismail dkk. (2013) justru sebaliknya.
final 10%. Selain itu revaluation model Kusumo & Subekti (2014) dan Kargin (2013)
memerlukan tambahan biaya untuk menyewa menunjukkan bahwa peningkatan relevansi nilai
jasa penilai dikarenakan banyaknya aset tetap hanya terjadi untuk informasi nilai buku
yang tidak memiliki nilai pasar sehingga sedangkan ekuitas tidak, namun secara
ketergantungan kepada jasa penilai (assessor) keseluruhan setelah periode adopsi IFRS

2
Lusiana Rahmawati & Henny Murtini / Accounting Analysis Journal 4 (2) (2015)

terdapat peningkatan nilai relevansi. Sedangkan Laporan keuangan yang telah


menurut Cahyonowati & Ratmono (2012), dimanipulasi menyebabkan mutu informasi
relevansi laba kuntansi dengan keputusan akuntansi yang dihasilkan rendah. Informasi
investasi sebagaimana tercermin pada harga tersebut tidak dapat menggambarkan keadaan
saham tidak meningkat secara signifikan pada perusahaan yang sebenarnya atau relevansinya
periode setelah adopsi IFRS rendah. Informasi menjadi tidak netral karena
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti mengandung unsur bias akibat adanya upaya
perbedaan kualitas informasi akuntansi pra dan manjer untuk memperoleh hasil yang diinginkan
pasca adopsi IFRS di Indonesia guna sehingga dapat merugikan pihak pemakai
menguatkan bukti empiris terdahulu. Penelitian laporan keuangan. Adopsi PSAK menuju IFRS
ini mengkomparasikan manajemen laba sesudah menyebabkan adanya perubahan karakteristik
dan sebelum adopsi IFRS dan relevansi sesudah pada PSAK seperti perubahan dari PSAK yang
dan sebelum adopsi IFRS sebagai proksi kualitas berbasis aturan menjadi PSAK berbasis prinsip.
informasi akuntansi. Standar dengan principle based yang lebih
Jensen dan Mekling (1976) menyatakan menekankan pada professional judgement,
hubungan keagenan adalah sebuah kontrak menjadikan suatu standar lebih fleksibel dan
antara manajer (agent) dengan pemilik (principal) subyektif dalam melakukan penilaian sehingga
dimana pemilik mendelegasikan sebagian memberi kemungkinan praktik manajemen laba
kewenangan kepada manajer. Agency theory lebih besar dibandingkan sebelum adopsi IFRS.
menyebutkan bahwa adanya pemisahan antara Hal ini diduga akan mempengaruhi kualitas laba
pihak principal dan agent menyebabkan perusahaan (Bangun, 2012). Selain itu, principle-
munculnya potensi konflik yang dapat based standards mungkin menyebabkan kualitas
mempengaruhi kualitas informasi akuntansi informasi akuntansi menurun professional
yang dilaporkan. judgment ditumpangi dengan kepentingan untuk
Schipper (1989) melihat manajemen laba mengatur laba (earning management). Oleh karena
sebagai suatu intervensi yang disengaja pada itu, penulis mengajukan hipotesis berikut:
proses pelaporan eksternal dengan maksud H1: Terdapat perbedaan manajemen laba
untuk mendapatkan beberapa keuntungan sebelum dan setelah adopsi IFRS.
pribadi. Hal ini dapat dilakukan melalui Informasi dikatakan relevan apabila
pemilihan metode-metode akuntansi dalam informasi tersebut memiliki manfaat sesuai
GAAP atau dengan cara menerapkan metode- dengan tindakan yang akan dilakukan oleh
metode yang telah ditentukan dengan cara-cara pemakai laporan keuangan. Atau dengan kata
tertentu. Agency theory berasumsi bahwa masing- lain, relevan merupakan kemampuan dari
masing individu termotivasi oleh informasi tersebut dalam mengubah atau
kepentingannya sendiri-sendiri sehingga mendukung harapan pemakai informasi tentang
menimbulkan konflik kepentingan antara hasil-hasil atau konsekuensi dari tindakan yang
kepentingan principal dan kepentingan agent. diambil (Ghozali, 2007).
Pemilik menginginkan informasi keuangan yang Implementasi IFRS diharapkan mampu
mencerminkan keadaan yang sesungguhnya, meningkatkan relevansi laporan keuangan
sedangkan managemen berusaha menunjukkan karena lebih banyak menggunakan nilai wajar.
hal yang baik, walaupun mungkin bukan Barth dkk. (2008) dalam Cahyonowati dan
keadaan yang sesungguhnya terjadi Ratmono (2012) berargumen bahwa IFRS
(Dwimulyani, 2010). Sebagai pihak yang sebagai principles-based standards lebih dapat
menguasai informasi lebih banyak dibandingkan meningkatkan relevansi nilai informasi
pihak lain, manajemen akan berperilaku akuntansi. Pengukuran dengan fair value juga
oportunistik agar perusahaan terlihat baik lebih dapat menggambarkan posisi dan kinerja
dihadapan prinsipal. ekonomik perusahaan sehingga sangat
membantu investor dalam mengambil keputusan

3
Lusiana Rahmawati & Henny Murtini / Accounting Analysis Journal 4 (2) (2015)

investasi. Meskipun demikian, IFRS juga dapat IFRS dengan principles-based standards
menurunkan relevansi nilai informasi akuntansi. lebih dapat meningkatkan relevansi nilai
Hal ini disebabkan pembatasan diskresi informasi akuntansi. Pengukuran dengan fair
manajerial dalam pilihan pilihan pengukuran value lebih dapat menggambarkan posisi dan
dapat mengurangi kemampuan manajemen kinerja ekonomik perusahaan. Oleh karena itu,
untuk menggambarkan posisi ekonomik hipotesis penelitian ini yaitu:
perusahaan. H2: Terdapat perbedaan relevansi nilai
sebelum dan setelah adopsi IFRS.

Berdasarkan uraian diatas, kerangka berfikir penelitian ini digambarkan pada gambar 1 dan 2.

Gambar1 Kerangka Berfikir Hipotesis 1 Gambar 2 Kerangka Berfikir Hipotesis 2

MANAJEMEN RELEVANSI
LABA (HI) NILAI
(H2,H3)

Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah


Adopsi IFRS Adopsi IFRS Adopsi Adopsi
IFRS IFRS
METODE PENELITIAN PSAK-IFRS dalam penyusunan laporan
keuangan. Sampel dari penelitian ini adalah
Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan perusahaan manufaktur terdaftar di BEI yang
Sampel memenuhi kriteria purposive sampling.
Populasi penelitian adalah seluruh Perusahaan manufaktur dipilih karena
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek perusahaan dalam satu jenis industri yaitu
Indonesia (BEI) pada tahun 2010-2013. manufaktur cenderung memiliki karakteristik
Perusahaan publik yang terdaftar di BEI dipilih akrual yang hampir sama (Halim dkk, 2005) dan
karena merupakan entitas dengan akuntanbilitas memiliki jumlah terbesar di BEI. Hasil
signifikan yang diwajibankan menggunakan penentuan sampel dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Prosedur Penentuan Sampel Penelitian


Keterangan Jumlah
Jumlah perusahan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013 152
Perusahaan yang melakukan IPO & relisting setelah tahun 2010 (14)
Perusahaan yang delisting setelah tahun 2009 (5)
Perusahaan yang keluar dari sektor Manufaktur (7)
Perusahaan yang disajikan dalam Dolar (21)
Perusahaan dengan data tidak lengkap (29)
Perusahaan dengan data ekstrim (39)
Jumlah perusahaan sampel akhir 37
Jumlah sampel : 37 perusahaan x 4 tahun 148
Jumlah sampel sebelum adopsi IFRS: 37 x 2 tahun 74
Jumlah sampel sesudah adopsi IFRS: 37 x 2 tahun 74
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2015

4
Lusiana Rahmawati & Henny Murtini / Accounting Analysis Journal 4 (2) (2015)

Variabel Penelitian (hasil perhitungan di (1)) dengan nondiscretionary


Penelitian ini menganalisis kualitas accrual (hasil perhitungan di (3).
informasi akuntansi sebelum dan sesudah ( ) ......(4)
adopsi IFRS. Kualitas informasi akuntansi
DAit = Discretionary accrual perusahaan i
diproksikan menjadi dua variabel yaitu relevansi
pada tahun t
nilai dan manajemen laba
Relevansi nilai
Manajemen laba (Earnings management)
Relevansi dalam penelitian ini diukur
Manajemen laba diukur Modified Jones
dengan price model (Ohlson, 1995):
Model (Dechow dkk, 1995). Untuk mengukur
....
DA, terlebih dahulu akan mengukur total akrual
(1)
dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
TAit = Net Income- Cash Flow from
Pit+1 = harga saham tanggal 31 Maret dalam
Operation..........(1)
t+1 (closed price)
Tahap selanjutnya minghitung nilai
NIit = laba bersih per lembar saham (earnings
accrual yang diestimasi dengan persamaan
per share)
regresi OLS (Ordinary Least Square), yaitu:
BVit = nilai buku ekuitas per lembar saham
Size = Variabel kontrol, ukuran perusahaan
( )
( ) { } yang diproksikan dengan total asset.
Metode Pengumpulan Data
( ) .. (2) Data yang digunakan dalam penelitian ini
Keterangan: yaitu data sekunder. Penelitian ini
TAit = Total akrual menggunakan data yang berupa laporan
perusahaan i pada tahun t keuangan tahunan dari tahun 2010-2013 dan
At-1 = Total aset perusahaan harga saham bulanan dalam laporan statistik
i pada akhir tahun t-1 bulan maret dari tahun 2011-2014 karena data
∆REVit = Perubahan harga saham yang digunakan adalah per maret
pendapatan perusahaan dari tahun t-1 ke tahun t tahun t+1. Data dikumpulkan dari website BEI
PPEit = Gross Property, plant, sedangkan data perusahaan sampel diperoleh
equipment perusahaan i pada tahun t dari www.sahamok.com.
∆RECit = Perubahan piutang
bersih perusahaan i dari tahun t-1 ke tahun t Metode Analisis
e = Error Uji t sampel berpasangan (paired – sample t test)
Regresi yang dilakukan di persamaan (2) Paired-Sample T Test dalam penelitian ini,
menghasilkan koefisien α1, α2, dan α3. Koefisien digunakan untuk menguji ada atau tidaknya
tersebut kemudian digunakan untuk perbedaan pada besarnya manajemen laba
memprediksi nondiscretionary accrual melalui antara periode sebelum dan sesudah adopsi
persamaan berikut: IFRS. Pengujian dilakukan terhadap
manajemen laba yang dibagi menjadi dua
( )
( ) { } kelompok sampel. Kelompok sampel sebelum
adopsi terdiri dari data tahun 2010-2011 dan
( ) ....(3) kelompok sesudah adopsi terdiri dari tahun
NDAit = nondiscretionary accrual 2012-2013.
perusahaan i pada tahun t Pengambilan keputusan untuk paired-
Setelah didapatkan akrual sample t test dilakukan berdasarkan nilai
nondiskresioner, kemudian discretionary accrual signifikan pada output kurang dari 0,05 maka
bisa dihitung dengan mengurangkan total akrual HA diterima. Terdapat perbedaan besarnya
manajemen laba antara periode sebelum dan

5
Lusiana Rahmawati & Henny Murtini / Accounting Analysis Journal 4 (2) (2015)

sesudah adopsi IFRS. Namun, jika nilai k = Jumlah parameter yang


signifikansi pada output lebih besar dari 0,05 diestimasi
maka H0 diterima. Tidak terdapat perbedaan Jika nilai F hitung > F tabel maka
besarnya manajemen laba antara periode hipotesis nol ditolak dan menyimpulkan bahwa
sebelum dan sesudah adopsi IFRS. model regresi relevansi nilai sebelum adopsi
Uji chow (chow test) IFRS dan model regresi relevansi nilai sesudah
Penelitian ini melakukan pengujian adopsi IFRS memang berbeda.
hipotesis variabel relevansi nilai dengan uji
chow. Berikut ini rumus Chow Test menurut HASIL DAN PEMBAHASAN
Ghozali (2011:182) :
( ) Bagian ini menguraikan hasil pengujian
( ) ( ) yang dilakukan untuk membuktikan hipotesis
Keterangan: penelitian ini. Perbedaan manajemen laba diuji
RSSr = Nilai restricted residual sum of dengan paired sampel t test sedangkan perbedaan
squares (2010-2013) relevansi diuji dengan uji chow.
RSSur = RSS1 (2010-2011)+RSS2 Paired-sample t test
(2012-2013) Paired-Sample T Test dalam penelitian ini,
n1 = Jumlah sampel 2010-2011 digunakan untuk menguji hipotesis pertama
n2 = Jumlah sampel 2012-2013 yaitu terdapat perbedaan manajemen laba antara
sebelum dan sesudah adopsi IFRS.

Tabel 4 Uji t Sampel Berpasangan (1)


Paired Samples Statistics
Mean Std.
N Deviation Std. Error Mean
D 7
A1 0,079677 4 0,065110334 0,007568923
Pair 1
D 7
A2 0,07502 4 0,077687336 0,009030969

Tabel 5 Uji t Sampel Berpasangan (2)


Paired Differences

95% Confidence
Std. Interval of the
Std. Sig.
f (2-
Mean Error Difference t
Deviation f tailed)
Mean
Lower Upper
7
Pair 1 DA1-DA2 -0,016 0,155 0,018 -0,052 0,023 0,518 3 0,606
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2015

Tabel 5 menunjukkan bahwa nilai t Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil
(0,606) lebih besar dari 0,05 sehingga HA penelitian Elbannan (2010) dan Barth dkk.
ditolak. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa (2007) yang menyatakan bahwa adopsi IFRS
tidak terdapat perbedaan signifikan antara tidak mampu menurunkan tingkat manajemen
manajemen laba sebelum dan sesudah adopsi laba. Temuan ini bertentangan dengan hasil
IFRS. Hipotesis pertama penelitian ini ditolak. penelitian Ismail (2013) dan Bangun (2012).

6
Lusiana Rahmawati & Henny Murtini / Accounting Analysis Journal 4 (2) (2015)

Ismail menyatakan bahwa manajemen laba Penelitian ini menggunakan uji chow
menurun setelah adopsi IFRS sedangkan untuk menguji hipotesis kedua penelitian ini
menurut Bangun terdapat perbedaan kualitas yaitu terdapat perbedaan relevansi sebelum dan
laba sebelum dan sesudah adopsi IFRS yang sesudah adopsi IFRS. Berikut ini rumus Chow
diproksikan dengan manajemen laba. Test menurut Ghozali (2011) :
Hipotesis pertama ini ditolak mungkin ( )
karena penerapan fair value yang seharusnya ( ) ( )
dapat mengurangi manajemen laba mengalami RSS1 = 6,239 N1 = 74
kendala yaitu ketidaksingkronan peraturan pajak RSS2 = 5,125 N2 = 74
mengenai revaluasi. Jika nilai pasar aktiva lebih RSS3 = 10,743
tinggi dari pada nilai bukunya ketika direvaluasi k = 4 (jumlah parameter yang diestimasi)
menurut peraturan pajak, selisih tersebut dikenai Df = 144 ( N1 + N2 –k )
pajak final 10%. Selain itu revaluation model F tabel = 2, 43
memerlukan tambahan biaya untuk menyewa RSSur = RSS1 + RSS2 = 11,364
jasa penilai dikarenakan banyaknya aset tetap F= (RSS3 – RSSur) / k
yang tidak memiliki nilai pasar sehingga (RSSur)/ df
ketergantungan kepada jasa penilai (assessor) F = (10, 743 – 11, 364)/ 4
akan besar untuk menilai aset perusahaan. Hal
ini menyebabkan perusahaan enggan melakukan (11, 364)/ 144
revaluasi aset sesuai dengan peraturan IFRS. = -1, 967
Selain itu, mungkin juga karena revaluasi aset di Hasil regresi yang digunakan untuk
Indonesia dilakukan setiap 5 tahun sekali menghitung uji chow terlihat pada tabel 6
sedangkan data penelitian ini hanya 4 tahun. berikut:
Uji chow

Tabel 6 Regresi Linier Berganda Relevansi Nilai


Setelah
Variabel
Sebelum Adopsi Adopsi Sesudah dan Sebelum
Koefisien Nilai p Koefisien Nilai p Koefisien Nilai p
Konstanta 0,538 0,052 0,120 0,537 0,123 0,128
NI 0,579 0,000 0,591 0,000 0,511 0,000
BV 0,282 0,033 0,346 0,005 0,433 0,000
SIZE 0,181 0,017 0,252 0,000 0,205 0,000
252,55
Nilai F 87,734 0.000 88,359 0,000 1 0,000
2
Adjusted R 0,781 0,782 0,837
Residual 6,239 5,125 10,743
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2015

Menurut Barth dkk. (2008); Karampinis ini sejalan dengan hasil penelitian yang
dan Hevas (2008) dalam Cahyonowati dan dikemukakan oleh Ismail,dkk (2013) dan Kargin
Ratmono (2012) jika nilai adjusted R2 meningkat (2013) yang menyatakan bahwa adopsi IFRS
secara signifikan maka dapat disimpulkan meningkatkan relevansi nilai. Temuan ini
bahwa informasi akuntansi meningkat relevansi bertentangan dengan hasil penelitian Kusumo
nilainya karena adopsi IFRS. Pada tabel 6 dapat dan Subekti (2014), Cahyonowati dan Ratmono
dilihat bahwa nilai adjusted R2 meningkat sangat (2012) yang menyatakan bahwa adopsi IFRS
kecil yaitu 0,781 menjadi 0,782. Hasil penelitian justru menyebabkan relevansi nilai menurun.

7
Lusiana Rahmawati & Henny Murtini / Accounting Analysis Journal 4 (2) (2015)

Pengambilan kesimpulan dengan


2
mendasarkan pada adjusted R adalah untuk efek Berdasarkan analisis data dan
kombinasi kedua proksi informasi akuntansi pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan
yaitu laba bersih dan nilai buku ekuitas bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan
(Karampinis dan Hevas, 2011 dalam antara kualitas informasi akuntansi pra dan
Cahyonowati dan Ratmono, 2012). Analisis pasca adopsi IFRS baik dari sisi manajemen laba
lebih lanjut untuk melihat peningkatan atau maupun relevansi. Peningkatan manajemen laba
penurunan relevansi nilai laba bersih per saham setelah adopsi IFRS baik secara simultan
dan nilai buku per saham secara parsial yang maupun parsial tidak menyebabkan terjadinya
terjadi selama periode sebelum dan sesudah perbedaan yang signifikan antara manajemen
adopsi IFRS dapat dilihat dari nilai koefisiennya laba pra dan pasca adopsi IFRS. Begitu juga
(Cahyonowati dan Ratmono, 2012). Hasil pada dengan relevansi. Peningkatan relevansi setelah
tabel 6 menunjukkan bahwa koefisien laba adopsi IFRS baik secara simultan maupun
bersih per saham meningkat setelah adopsi IFRS parsial tidak menyebabkan terjadinya perbedaan
dari 0,579 menjadi 0,591. Koefisien nilai buku yang signifikan antara relevansi pra dan pasca
per saham meningkat setelah adopsi IFRS dari adopsi IFRS
0,282 menjadi 0,346. Hasil ini sesuai dengan Penelitian selanjutnya dapat
penelitian Cahyonowati dan Ratmono (2012) menggunakan proksi lain untuk mengukur
yang menyatakan bahwa adopsi IFRS kualitas informasi akuntansi seperti
meningkatkan relevansi nilai laba per saham dan komparabilitas dan juga menambah data agar
nilai buku per saham. Hasil temuan ini berbeda data lebih normal serta dapat melihat pengaruh
dengan hasil penelitian Kusumo dan Subekti penerapan fair value. Bagi pemerintah sebaiknya
(2014), Kargin (2013) yang menyatakan bahwa segera mengsingkronisasikan peraturan yang
relevansi nilai laba turun sedangkan relevansi ada.
nilai buku meningkat setelah adopsi IFRS.
Temuan ini juga bertentangan dengan hasil DAFTAR PUSTAKA
penelitian Barth dkk. (2007) yang menyatakan
bahwa adopsi IFRS justru menyebabkan Bangun, Devita Silviany dan Jenjang Sri Lestari.
relevansi nilai laba menurun. 2012. Analisis Perbedaan Kualitas Laba
Residual dari tabel 6 dimasukkan Sebelum dan Sesudah Adopsi IFRS
kedalam rumus uji chow menghasilkan F hitung kedalam PSAK pada Perusahaan
-1,967 sedangka nilai F tabelnya 2,43. F hitung Manufaktur Terdaftar di Bursa Efek
lebih kecil daripada F tabel sehingga hipotesis Indonesia. Jurnal Akuntansi.
kedua ditolak. Walaupun secara parsial Barth, Marry E, dkk. 2007. Accounting Quality:
maupun simultan terjadi peningkatan, namun International Accounting Standards and
uji chow menunjukkan bahwa tidak terdapat US GAAP.
perbedaan secara signifikan. Sehingga dapat Cahyonowati, Nur dan Dwi Ratmono. 2012.
diambil kesimpulan bahwa peningkatan Adopsi IFRS dan Relevansi Nilai
relevansi secara parsial maupun simultan tidak Informasi Akuntansi. Jurnal Akuntansi dan
mampu memberikan efek perbedaan signifikan Keuangan. 14: 105–115.
pada relevansi setelah adopsi IFRS. Hal ini Dechow, Patricia M., Richard G. Sloan dan
mungkin terjadi karena penggunaan fair value Amy P. Sweeney. 1995. Detecting
yang seharusnya dapat meningkatkan relevansi, Earnings Management. The Accounting
di Indonesia mengalami berbagai kendala seperti Review. 70: 193-225.
yang dijelaskan di atas sehingga relevansi nilai Dwimulyani, Susi. 2010. Relevansi Nilai
setelah adopsi tidak meningkat secara maksimal. Informasi Akuntansi Di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Informasi, Perpajakan,
SIMPULAN Akuntansi dan Keuangan Publik. 5: 101-109

8
Lusiana Rahmawati & Henny Murtini / Accounting Analysis Journal 4 (2) (2015)

Eisenhardt, Kathleen M. 1989. Agency Theory: Ohlson, James A. 1995. Earnings, Book Value,
An Assesment and Review. The Academy and Dividends in Equity Valuation.
of Management Review. 14( 1): 57-74. Contemporary Accounting Research. 11(2):
Ghozali, Imam dan Anis Chariri. 2007. Teori 661-687
Akuntansi. Semarang: Badan Penerbit Rohaeni, Dian dan Titik Aryati. 2012. Pengaruh
Universitas Diponegoro. Konvergensi IFRS Terhadap Income
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Smoothing dengan Kualitas Auditor
Multivariate dengan Program IMB SPSS 19. sebagai Variabel Moderasi. Jurnal Riset
Semarang: Badan Penerbit Universitas dalam Simposium Nasional Akuntansi XV
Diponegoro. Schipper, Katherine. 1989. Commentary on
Halim, Julia.,Carmel Meiden, dan Rudolf earnings managements. Accounting
Luban Tobing. 2005. Pengaruh Horizons. 3: 91-102.
Manajemen Laba pada Tingkat Xerova. 2012. Kendala Adopsi Penuh IFRS di
Pengungkapan Laporan Keuangan pada Indonesia. Diunduh di http://xerova.
Perusahaan Manufaktur yang termasuk wordpress.com/2012/03/15/kendala-
dalam Indeks LQ-45. SNA 8. Solo adopsi-penuh-ifrs-di-indonesia/ tanggal
Ismail, Wan., Adibah Wan, dkk. 2013. Earnings 17 Desember 2014
quality and the adoption of IFRS-based -----------. 2013. Konvergensi Akuntansi
accounting standards Evidence from an Internasional. Diunduh di
emerging market. Asian Review of http://vicryblog.blogspot.
Accounting. 21( 1): 53–73. com/2013/03/konvergensi-akuntansi-
Jensen , Michael C and William H. Meckling. internasional.html tanggal 10 Desember
1976. Theory of the Firm: Managerial 2014
Behavior, Agency Costs and Ownership
Structure. Journal of Financial Economic.
3(4): 305-360.
Kargin, Sibel. 2013. The Impact of IFRS on the
Value Relevance of Accounting
Information: Evidence from Turkish
Firms. International Journal of Economics
and Finance. 5(4): 71–80
Kayo, Sutan. Perusahaan Manufaktur Terdaftar di
BEI. Diunduh di
http://www.sahamok.com /perusahaan-
manufaktur-di-bei/ tanggal 28 November
2014
Kieso E. Donald, Weygandt J. Jerry dan
Warfiedld Terry D. 2008. Akuntansi
Intermediate Jilid I. Jakarta: Erlangga
Kusumo, Yuro Bimo dan Imam Subekti. 2014.
Relevansi Nilai Informasi Akuntansi
Sebelum dan Sesudah Adopsi IFRS.
Jurnal Akuntansi
Li, Zining., Qiliang Liu dan Le Luo. 2014.
International Financial Reporting
Standards (IFRS) and Earnings
Management: Evidence from China. 1-48

Anda mungkin juga menyukai