Metode Statistik Non Parametrik (Lanjutan)
Metode Statistik Non Parametrik (Lanjutan)
A. Tujuan Pembelajaran
1. Mahasiswa diharapkan mampu menghitung dan menerapkan metode run
test.
2. Mahasiswa diharapkan mampu menghitung koefisien korelasi peringkat
Spearman dan kemudian menguji signifikansi.
B. Uraian Materi
1. Run Test untuk Melihat Keacakan
Seorang investor ingin mengetahui apakah kenaikan dan
penurunan yang terjadi akhir-akhir ini pada data harian Dow Jones
Industrial Average (DJIA) benar-benar bersifat acak atau apakah ada
keteraturan atau pola pada perubahan tersebut yang mungkin
mempengaruhi portofolionya. Untuk itu, investor tersebut dapat melakukan
run test (uji deret) untuk melihat keacakan. Tujuan uji deret adalah untuk
menentukan apakah keacakan akan terjadi atau apakah terdapat suatu
pola yang mendasari urutan data sampel. Pengujian tersebut didasarkan
pada jumlah deret dari hasil yang identik pada data berturut. Misalnya,
apabila investor tadi melihat bahwa dalam 15 hari kerja berturut-turut
angka DJIA menunjukkan rangkaian dari 15 rangkaian yang berkaitan, dia
mungkin akan menyimpulkan adanya pola dalam perilaku modal (bursa
saham). Sayangnya, dalam kenyataannya, proses pengambilan
keputusan tidak selalu segamblang itu. Oleh karena itu, run test
merupakan prosedur pengujian hipotesis lain yang dirancang untuk
membantu para pengambil keputusan.
Langkah-langkah pelaksanaan run test, sebagai berikut:
Misalnya untuk 15 hari kerja terakhir, DJIA memperlihatkan
perubahan-perubahan berikut:
Hari 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Perubahan + + − − + + + + + − − + + − +
Run test dirancang untuk mendekati pola dalam data berurut, tetapi
tidak bisa mengungkapkan hakikat dari pola tersebut. Jadi, untuk
contoh ini, uji deret dapat memperlihatkan adanya pola dalam
perubahan pasar modal, tetapi berdasarkan hasil pengujian, kita tidak
dapat menyimpulkan apakah pola itu menaik atau menurun.
Ada tujuh deret dalam urutan data tersebut. Deret pertama adalah dua
tanda positif, deret kedua adalah dua tanda negatif, deret ketiga adalah
lima tanda positif, dan seterusnya. Jadi, kita dapat menyatakan bahwa r
(jumlah deret) = 7. Dari data tersebut, apakah ketujuh deret itu
menunjukkan gerakan acak di pasar modal atau mungkinkah terdapat
pola deret tersebut ?
Tabel 1.4
(3)
(1) (2)
Perbedaan
Peringkat Peringkat (4)
Wiraniaga antara
Prestasi Penjualan 𝐷2
Peringkat
Kursus Tahunan
atau 𝐷 (1-2)
Stella 1 4 −3 9
Pierre 2 6 −4 16
Deni 3 1 2 4
Handoyo 4 2 2 4
Michael 5 7 −2 4
Bram 6 10 −4 16
Silvia 7 3 4 16
Mardi 8 5 3 9
Redi 9 8 1 1
Susan 10 9 1 1
Gozali 11 11 0 0
Jumlah 0 80
6 ∑ 𝐷2 6(80)
𝑟𝑠 = 1 − 2
=1− = 1 − 0,364 = 0,636
𝑛(𝑛 − 1) 11(121 − 1)
a. Menyusun peringkat data. Sebagai langkah pertama, manajer tadi
menyusun peringkat dari kesebelas wiraniaga berdasarkan prestasinya
dalam kursus penjualan. Peringkat 1 diberikan kepada wiraniaga
dengan prestasi terbaik; peringkat 2 diberikan kepada lulusan kedua
terbaik; dan seterusnya. Kemudian, setiap wiraniaga diberi peringkat
menurut prestasinya dalam penjualan terbanyak, peringkat 2 diberikan
kepada wiraniaga dengan penjualan kedua terbanyak, dan seterusnya.
Misalnya, Stella dinilai sebagai wiraniaga terbaik dalam kursus, dan
telah menghasilkan jumlah penjualan keempat terbanyak selama 12
bulan setelah menyelesaikan kursus.
𝑛−2
𝐶𝑅 = 𝑟𝑠 √
1 − 𝑟𝑠 2
𝑛−2
𝐶𝑅 = 𝑟𝑠 √
1 − 𝑟𝑠 2
11 − 2
𝐶𝑅 = 0,636√
1 − (0,636)2
𝐶𝑅 = 2,47
Nilai dari tabel 𝑡: 𝑡(0,05)(9) = 1,833
C. Soal/Latihan/Tugas
1. Jelaskan fungsi run test dan uji korelasi Spearman ?
Perubahan + + + + − + − − + + − + + + + +
4. Tabel di bawah ini adalah tabel yang menyatakan hubungan penilaian juri
A dan juri B dalam Lomba Matematika
No. Kontestan A B
1. Krakatau 10 9
2. Rinjani 8 8
3. Merapi 1,5 10
4. Semeru 9 1
5. Soputan 6 5,5
6. Salak 5 4
7. Ceremai 7 7
8. Bongkok 3 5,5
9. Everest 1,5 3
10. Parang 4 2
D. Referensi
Supranto, J. 2009. Statistik: Teori dan Aplikasi Edisi Ketujuh. Jakarta:
Erlangga