Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH MEDIA VIDEO PENDIDIKAN PHBS PADA ANAK

TERHADAP PENCEGAHAN COVID 19 DI SD INPRES LANRAKKI I

RISDANIAR
NH0117128

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN


STIKES NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
MAY 2021

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT


yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal penelitian ini dengan judul “Pengaruh Media
Video Pendidikan PHBS pada anak terhadap Pencegahan Covid19”

Penuis menyadarai sepenuhnya bahwa di dalam penulisan proposal


ini masih terdapat banyak kekurangan. Hal ini bukanlah suatu kesengajaan
melainkan keterbatasan ilmu dan kemampuan penulis. Untuk itu, penulis
mengharapkan tanggapan, kritikan dan saran yang bersifat membangun
dari semua pihak demi kesempurnaan penulisan proposal.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan kepada semua


pihak atas doronganya. Yang terhormat ibu Susi Sartika Sumi,
S.Kep.,Ns.,M.Kep. dan ibu Alfiah A,S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku
pembimbing proposal yang telah meluangkan waktu dan kesempatan
untuk membantu membimbing dan menyelesaikan proposal ini. Atas
bantuan yang diberikan penulis mengucapkan terimakasih. Semoga
bimbingan dan bantuan serta dukungan yang telah diberikan mendapat
imbalan Allah SWT.

Makassar Mei 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL …………………………………………..i


KATA PENGANTAR …………………………………………..ii
DAFTAR ISI ………………………………………………..…..iii
I. JUDUL PENELITIAN ………………………………….1
II. RUANG LINGKUP ……………………………………..1
III. PENDAHULUAN ………………………………………..1
A. Latar Belakang ………………………………………….1
B. Rumusan Masalah ……………………………………..4
C. Tujuan Penelitian ……………………………………...4
D. Manfaat Penelitian …………………………………….4
IV. TINJAUAN PUSTAKA …………………………………5
A. ..........................................................................................5
B. Kerangka Teori ……………………………………….21

iii
USULAN PENELITIAN

I. JUDUL PENELITIAN
PENGARUH MEDIA VIDEO PENDIDIKAN PHBS PADA ANAK
TERHADAP PENCEGAHAN COVID 19

II. RUANG LINGKUP PENELITIAN


KEPERAWATAN ANAK

III. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Covid-19 merupakan penyakit menular yang pertama kali ditemukan
di wuhan, hubei, china pada akhir tahun 2019. Virus ini sering ditemukan
pada hewan, yang masih dalam bagian corona virus. Ketika menyerang
manusia corona virus biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran
pernapasan, seperti flu. MERS (Middle East Respiratory Syndrome) dan
SARS (Servere Acute Respratory Syndrome) (Hui et al., 2020). Gejala
yang umumnya ditemukan pada penderita covid19 seperti demam, batuk
kering dan kesulitan bernapas (Chen et al., 2020)(Hessen, 2020).
Sedangkan sakit tenggorokan, pilek atau bersin lebih jarang ditemukan
(Huang et al., 2020). Kemungkinan terburuk dari penyakit ini adalah
pneumonia dan kegagalan multiorgan (Hui et al., 2020)(Chen et al.,
2020).
Jumlah Pasien covid-19 menunjukkan peningkatan setiap harinya.
Data sampai September kasus konfirmasi di Dunia mencapai 39,5 juta,
dengan angka rawatan 9 juta kasus dan sembuh 29,6 juta serta kematian 1
juta kasus di 235 Negara (WHO, 2020). Negara Amerika data konfirmasi
mencapai 7,9 juta kasus, rawatan mencapai 15 ribu dan sembuh
mencapai 5 juta kasus sedangkan angka kematian 217 ribu kasus
(dashboard WHO, 2020). Indonesia merupakan Negara di Asia Tenggara
yang angka kasus covid-19 cukup tinggi, yakni kasus konfirmasi
mencapai 361.867 ribu jiwa, dengan jumlah pasien yang sembuh 285,324
kasus, terdapat 63 ribu pasien yang dirawat dan 12 ribu kasus kematian
dari 34 Propinsi yang ada di Indonesia (Kementerian Kesehatan RI,
2020). Jumlah kasus pasien konfirmasi, sembuh, yang dirawat dan
meninggal semakin jelas. Negara dalam hal ini Pemerintah harus tetap
fokus dengan kebijakan penanganan agar kasus tidak semakin bertambah.
Penambahan jumlah kasus COVID-19 berlangsung cukup cepat,
sampai dengan 16 Februari 2020, secara global dilaporkan 51.857 kasus
konfimasi di 25 negara dengan 1.669 kematian (CFR 3,2%) (Chen et al.,
2020). Di Indonesia ada lebih dari 2 ribu kasus ditemukan dan hampir
200 orang telah meninggal dunia (Center for Tropical Medicine, 2020).
Jumlah kasus Covid juga terus bertambah di wilayah Jawa Timur, sampai
dengan akhir bulan April jumlah pasien terkonfirmasi sebanyak 958
0rang, meninggal 157 orang, meninggal 96 orang.
Berdasarkan data terbaru Covid-19 yang dikonfirmasikan oleh World
Health Organization (WHO 2021) data secara global pada mei 2021
diketahui bahwa Covid-19 menyebar ke 223 Negara di Dunia dan
menjangkit hingga 163.212.543 orang diseluruh dunia, Dari data yang
terjangkit Covid-19 diknfirmasi sebanyak 3.383.979 jiwa yang dinytakan
meninggal dunia dan konfirmasi sebanyak 1.264.164.553 dosis vaksin
yang telah diberikan (WHO Coronavirus (COVID-19) Dashboard |
WHO Coronavirus (COVID-19).
Sulawesi selatan dengan kasus konfirmasi 61.906 orang, sembuh
60.612 orang dan rawat 357 orang serta angka kematian mencapai 937
orang (COVID-19 Di Sulawesi Selatan Data Update Pukul 18:45, Hari
Jumat - 21 Mei 2021). Dengan demikian rasio kematian yang terjadi
karena penyebab tertentu dengan jumlah total kasus karena penyebab
yang sama atau Case Fatality Rate (CFR) menandakan efek mematikan
dari suatu penyebab atau penyakit (Kanchan, T., Kumar, N., &
Unnikrishnan, 2015). Propinsi Sulawesi selatan CFR mencapai 15%, agar
CFR tidak semakin tinggi dan kasus infeksi hingga kematian tidak
semakin bertambah dengan kebijakan dalam protokol kesehatan
(COVID-19 Di Sulawesi Selatan Data Update Pukul 18:45, Hari Jumat -
21 Mei 2021). Jumlah pasien yang dirawat dan sembuh serta meninggal
masih terdapat peningkatan. Negara dalam hal ini pemerintah harus tetap
fokus pada kebijakan penanganan agar kasus tidak semakin bertambah.
Kebijakan juga harus ditujukan untuk mencegah risiko infeksi kepada
petugas kesehatan sehingga membuat CFR lebih rendah.
Menurut Kemenkes (2017) saat ini di indonesia terdapat lebih dari
147.503 sekolah dasar negeri maupun swasta. Jumlah anak usia sekolah
dasar di indonesia yaitu 25,5 juta jiwa dari total penduduk indonesia.
Hasil Riset kesehatan dasar tahun 2013, menunjukkan bahwa insiden
dari period prevalen diare di indonesia adalah 3,5% dan 7%. Dari 33
provinsi di indonesia terdapat 5 provinsi dengan insiden dari period
prevalen diare tertinggi yaitu papua (6,3 % dan 14,7 %), Sulawesi selatan
(5,2% dan 10,2), aceh (5,0% dan 9,3%), sulawesi barat (4,7% dan 10,1%)
dan Sulawesi Tengah (4,4% dan 8,8%). Kejadian Luar biasa (KLB) diare
terjadi di 11 provinsi dengan jumlah kematian sebanyak 73 orang dengan
case fatality rate (CFR) sebesar 1,74%. Jawa tenganh merupakan salah
satu provinsi dengan KLB diare pada tahun 2010 dengan 35 kasus, 1
diantaranya meninggal. (Mustakhramal 2018).
Kementrian Kesehatan (2018) menyatakan kegiatan perilaku cuci
tangan pakai sabun ini dilaksanakan untuk tujuan menurunkan tingkat
kematian pada anak terutama yang terkait dengan kurangnya akses
fasilitasi dalam pendidikan kesehatan. Menurut peneliti World Health
Organization perilaku mencuci tangan pakai sabun dan air bersih
menurunkan resiko diare hingga 50%. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
bila dipraktikkan secara tepat dan benar juga merupakan cara termudah
dan efektif untuk mencegah berjangkitnya penyakit seperti ISPA,kolera,
cacingan, flu, dan hepatitis A.
Berdasarkan laporan WHO 80% anak mengalami permasalahan
dengan penyakit yang berhubungan dengan infeksi. Persentase ini jauh
lebih tinggi ditemukan pada negara-negara berkembang dan negara
terbelakang. angka kejadian penyakit infeksi pada anakanak di Indonesia
juga masih tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN
lainnya. Menurut Kemenkes RI . dari 2 anak-anak di Indonesia rentan
mengalami penyakit, seperti infeksi saluran pernapasan, diare, cacingan
dan jenis penyakit infeksi pernapasan lainnya (Kemenkes RI, 2019).
PHBS di sekolah merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikan
oleh seluruh warga sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran, sehingga mampu mencegah penyakit, meningkatkan
kesehatan, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat.
(Mulyadi 2015)
Media pendidikan kesehatan sepeti video dapat digunakan sebagai alat
bantu dalam memberikan pendidikan kesehatan. Penggunaan media
video dalam memeberikan pendidikan kesehatan dirasa sangat tepat
untuk menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, terutama pada
kalangan anak – anak usian sekolah. Anak – anak menyukai bentuk
gambar yang sifatnya ada suara dan bergerak, sehingga dapat
memeberikan contoh kepada anak yang memiliki sifat meniru atau suka
mengikuti apa yang dilihat. (Mulyadi 2015).
Berdasarkan hasil observasi peneliti dan wawancara peneliti pada
siswa kelas 5 didapatkan anak sekolah masih jarang melakukan cuci
tangan sebelum dan sesudah makan dan siswa tersebut belum mengerti
tentang bagaimana mencuci tangan dengan baik dan benar penelitian ini
berfokus pada siswa kelas 5 dan kelas 6 di Sd Inpres Lanrakki I dengan
data awal didapatkan 24 Mei 2021 dengan jumlah siswa kelas 5 sebanyak
56 siswa dan siswa kelas 6 sebanyak 55 siswa maka peneliti tertarik
meneliti tentang Pengaruh Media Video Pendidikan PHBS Pada Anak
Terhadap Pencegahan Covid 19 di Sd Inpres Lanrakki I
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah apakah
Pengaruh Media Video Pendidikan PHBS Pada Anak Terhadap
Pencegahan Covid 19 di Sd Inpres Lanrakki I

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Pengaruh Media Video Pendidikan PHBS Pada
Anak Terhadap Pencegahan Covid 19 di Sd Inpres Lanrakki I
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran Media Video Pendidikan PHBS
Pada Anak di Sd Inpres Lanrakki I
b. Untuk mengetahui gambaran Pencegahan Covid 19 pada anak di
Sd Inpres Lanrakki I

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran atau sumber informasi keperawatan khususnya dalam
ruangan lingkup Keperawatan anak terkait pengaruh media video
PHBS terhadap pencegahan Covid-19
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Anak
Penelitian di harapkan dapat menjadi sumber informasi terkait
pengaruh media video PHBS terhadap pencegahan Covid-19
b. Bagi institusi pendidikan
Sebagai informasi bagi mahasiswa di program Studi Keperawatan
stikes Nani sehingga dapat menjadi langkah awal dalam
merencanakan pemberian informasi atau pendidikan tentang
pengaruh media video pendidikan PHBS pada anak terhadap
pencegahan Covid-19
c. Bagi peneliti
Untuk menambah wawasan dan pengalaman bagi peneliti terkait
penelitian yang telah dilakukan da untuk penelitian diharapkan
dapat menjadi rujukan, sumber informasi ataupun bahan referensi
penelitian selanjutnya yang kemudian bisa lebih di kembangkan
baik segi teori maupun hasil penelitian.

Anda mungkin juga menyukai