Anda di halaman 1dari 16

2008

Oleh :
Fenny Rahayu
Shally Pristine
Patminingsih

BUSINESS PLAN

Chocolaa
Chocolaa Food Manufacture
5/18/2008
EXECUTIVE SUMMARY

Cokelat adalah lifestyle, dan penggemar cokelat akan selalu ada. Hal ini akan sangat
menguntungkan bagi perkembangan produk dan industri cokelat. Berkembangnya produk-produk
seperti Surabi Coklat, Misoa Coklat, Bandrek Coklat, Bajigur Coklat, Keripik Coklat, Awug Coklat, dll,
merupakan sinyal bagus yang menandakan meningkatnya peluang pasar dari produk-produk
barbahan baku cokelat. Untuk menyikapi meningkatnya trend permintaan cokelat ini, maka langkah
strategis yang dapat diambil untuk menangkap peluang adalah dengan mengembangkan variasi
ragam makanan dan minuman olahan berbasiskan cokelat baik yang modern, tradisional maupun
kombinasi keduanya.

Chocolaa Food Manufacture adalah industri yang bermain di bidang pengembangan pangan.
Produk yang diusung oleh Chocolaa adalah minuman cokelat asli dengan berbagai variasi citarasa,
yang dapat dinikmati panas maupun dingin. Dengan lokasi penjualan yang strategis, yaitu di Kantor
Pos Pusat Jalan Asia Afrika Bandung, maka Chocolaa akan cepat masuk dan bersaing di pasar.
Kawasan Asia Afrika Bandung adalah kawasan strategis untuk menggaet konsumen, mengingat
kawasan ini adalah area perkantoran, hotel, alun-alun dan masjid raya kota dengan pesona wisata
budaya yang menarik.

Produk minuman cokelat (bukan minuman dengan perisa cokelat) boleh dibilang baru di Indonesia.
Hanya sedikit produk lokal maupun impor yang beredar di pasar. Minuman cokelat hanya bisa
dinikmati di café-café dan hotel-hotel tertentu di Bandung. Dalam hal posisi dalam persaingan,
boleh dibilang Chocolaa adalah pendatang baru yang menghadirkan konsep baru yaitu depot
minum yang semuanya serba minuman cokelat. Menyadari prospek yang cerah, tujuan jangka
panjang Chocolaa adalah mempabrikasi minuman cokelat ini menjadi produk minuman cokelat
dalam kemasan yang siap seduh maupun siap minum. Minuman cokelat dalam kemasan ini akan
mudah didistribusikan di seluruh Indonesia dan bahkan mempunyai potensi ekspor.

Rencana Keuangan : Total Investasi Awal = Rp 47.117.000,00

: Laba Bersih per Bulan = Rp 6.420.500,00

: IRR = 36 %

: NPV (1 tahun) = Rp 72.861.000,00

: Payback Period = Bulan ke-4

GAMBARAN PERUSAHAAN
Page | 2
Identitas Perusahaan

Nama Perusahaan : Chocolaa Food Manufacture

Lokasi : Jalan Asia Afrika (Kantor Pos Pusat) Bandung

Badan Hukum : Saat ini, Chocolaa Food Manufacture belum memiliki badan hukum yang
resmi. Namun apabila bisnis sudah berjalan, maka Chocolaa akan
membentuk badan hukum dalam bentuk PT untuk menjalankan
pengembangan usaha lebih jauh.

Pemilik Perusahaan : Tim Inti Chocolaa (Fenny Rahayu, Patminingsih & Shally Pristine)

Visi & Misi Perusahaan

Visi:

Menjadi perusahaan pangan berbasis cokelat terbesar di Indonesia yang mampu merambah
pasar mancanegara.

Misi:

1. Mempopulerkan budaya minum cokelat di kalangan masyarakat, manjadikan cokelat


sebagai gaya hidup

2. Mendirikan cafe minuman cokelat ”Chocolaa” yang populer di Bandung dan sekitarnya

3. Membuka cabang-cabang baru cafe ”Chocolaa” di kota-kota besar di Indonesia

4. Mendirikan pabrik minuman coklat dengan produk minuman cokelat dalam kemasan
yang siap seduh maupun yang siap minum.

5. Menciptakan produk minuman cokelat yang bermutu, disukai oleh pasar dan bersertifikasi
halal

Gambaran Produk

Produk CHOCOLAA berupa minuman coklat dengan aneka variasi resep yang berbeda, baik
minuman panas maupun dingin yang dapat dinikmati langsung di tempat ataupun dibawa pulang.
Chocolaa juga menyediakan jasa delivery service untuk daerah yang dekat dengan lokasi Chocolaa,
yaitu kawasan Asia Afrika Bandung.

Dalam penjualannya, konfigurasi menu minuman cokelat ini akan di-rolling setiap minggu. Jadi,
daftar menu minuman cokelat untuk minggu ini akan berbeda dengan daftar menu minggu depan.
Hal ini ditujukan agar pelanggan lebih tertarik dan tidak cepat bosan. Metode rolling ini berjalan

Page | 3
selama satu bulan. Dengan kata lain, ada 4 konfigurasi menu di setiap bulan yang berganti setiap
minggunya (dengan asumsi dalam satu bulan ada 4 minggu). Beberapa koleksi menu minuman
coklat yang dimiliki oleh Chocolaa adalah sebagai berikut :

1. Chocolaa Sekapur Sirih (komposisi : coklat bubuk, gula, vanilla & merica bubuk)

2. Chocolaa Madu Langsa (komposisi : coklat bubuk, gula, madu & susu)

3. Chocolaa Rempah Karimata (komposisi : coklat bubuk, gula, tepung, creamer, cengkeh,
kayu manis & vanilla)

4. Chocolaa Orange Aztec (komposisi : coklat bubuk, gula, creamer & perisa orange)

5. Chocolaa Nutty Karamel (komposisi : coklat bubuk, gula, kacang blender & karamel )

6. Chocolaa Jelly Mint (komposisi : coklat bubuk, gula, creamer, jelly & perisa mint)

7. Chocolaa Tropika (komposisi : coklat bubuk, gula, tepung & vanilla)

8. Chocolaa Fruity (komposisi : coklay bubuk, gula, creamer & buah segar)

9. Chocolaa Mocca Muarabunga (komposisi : coklat bubuk, gula, creamer & perisa mocca)

10. Chocolaa Simpang Tiga (komposisi : coklat bubuk, gula, pala bubuk, kayu manis & perisa
almond)

11. Chocolaa Gaspar (komposisi : coklat bubuk, gula, perisa mint & ice cream vanilla)

12. Cocholaa Original (komposisi : coklat bubuk & gula), dll

ANALISIS INDUSTRI

Tren dan Pertumbuhan Industri

Yang menarik dari cokelat adalah selain pangsa pasarnya yang terus meningkat, juga tingginya nilai
manfaat cokelat bagi manusia. Potensi pasar cokelat sangat menjanjikan, apalagi didukung dengan
terjadinya kenaikan permintaan produk olahan cokelat dari tahun ke tahun. Industri besar makanan
olahan telah memanfaatkan peluang pasar tersebut dengan memproduksi berbagai makanan
dengan citarasa cokelat. Ironisnya, peluang pasar tersebut belum dimanfaatkan oleh industri
pengolahan kecil dan menengah, padahal Indonesia merupakan produsen cokelat ketiga terbesar di
dunia setelah Pantai Gading dan Ghana. Demikian, ketersediaan industri pengolahan cokelat belum
sebanding dengan produksi cokelat mentah yang dihasilkan, sehingga permintaan masyarakat
masih dipenuhi oleh cokelat impor. Rendahnya pertumbuhan industri makanan dan minuman
berbahan baku cokelat terutama industri kecil dan menengah, tidak terlepas dari sejarah bahwa
masyarakat kita khususnya generasi terdahulu tidak terbiasa mengkonsumsi cokelat.

Page | 4
Hal yang menarik sekarang adalah berkembangnya trend konsumsi makanan dan minuman
tradisional yang dikemas atau ditampilkan secara modern. Kecenderungan bergesernya makanan
dan minuman tradisional dengan format modern merupakan peluang yang sangat baik untuk
menempatkan cokelat sebagai unsur modernisasi makanan dan minuman tradisional yang
selanjutnya akan menjadi sinergi yang sangat menguntungkan bagi perkembangan produk cokelat.
Hal ini sudah terbukti dengan berkembangnya produk-produk seperti Surabi Coklat, Misoa Coklat,
Bandrek Coklat, Bajigur Coklat, Keripik Coklat, Awug Coklat, dll.

Untuk menyikapi meningkatnya trend permintaan cokelat dan pola konsumsi berbagai jenis
makanan dan minuman berbahan baku cokelat, maka dapat diambil langkah-langkah strategis
untuk menangkap peluang dan memanfaatkan potensi cokelat. Salah satunya adalah dengan
mengembangkan variasi ragam makanan dan minuman olahan baik yang modern, tradisional
maupun kombinasi keduanya untuk mengantisipasi trend pola permintaan konsumsi cokelat.

(Sumber: ‘Tren Pasar Coklat yang Manjanjikan’, oleh Ir. H. Setra Yuhana, Kepala Sub Dinas Bina
Program Dinas Perindustrian dan Perdagangan Agro Provinsi Jawa Barat.)

Persaingan

Pesaing yang paling banyak adalah hotel-hotel dan café-café yang menyediakan menu minuman
cokelat, meskipun minuman cokelat ini sendiri bukan menu yang utama di tempat-tempat tersebut
dan belum begitu banyak dikenal oleh masyarakat luas. Yang dapat dianggap sebagai pesaing besar
dari minuman cokelat ini adalah minuman kopi dengan berbagai variasinya yang sudah lebih dahulu
dikenal oleh masyarakat. Kopi telah mempunyai brand yang cukup bagus di mata pasar. Salah
satunya adalah ‘Starbucks’ dan ‘Ngopi Doeloe’. Produk minuman lain yang bisa menjadi kompetitor
adalah minuman dengan rasa cokelat, misalnya susu cokelat dimana banyak sekali merek yang
telah beredar di pasaran.

Kendala yang mungkin dihadapi oleh Chocolaa Food Manufacture adalah penetrasi pasar,
kompetitor yang telah lebih dulu dikenal oleh pasar (terutama kopi), dan yang paling penting adalah
bagaimana membudayakan minum cokelat di kalangan masyarakat luas di Indonesia dan
menjadikan cokelat sebagi lifestyle.

Peluang Usaha Jangka Panjang

Peluang usaha jangka panjang yang sudah direncanakan oleh Chocolaa Food Manufacture,
mengingat industri cokelat dan minuman cokelat akan terus berkembang, yaitu sebagai berikut :

1. Produksi minuman cokelat siap seduh dalam kemasan, tetap dengan berbagai variasi rasa.

2. Produksi minuman cokelat siap minum yang dikemas dalam kemasan botol maupun
tetrapak.

3. Tahap selanjutnya adalah produksi paket eksklusif yang ditujukan sebagai paket souvenir
atau oleh-oleh. Paket ini terdiri dari cokelat bubuk dan bahan tambahan minuman cokelat

Page | 5
(kacang almond halus, kayu manis, dll) yang dikemas dalam kemasan yang menarik dan
eksklusif.

KONSUMEN & PASAR

Gambaran Pasar

Mengingat banyaknya penggemar cokelat, pasar dari minuman cokelat ini diperkirakan tidak akan
jauh berbeda dengan pasar yang sudah ada untuk beberapa jenis produk cokelat tertentu, misalnya
cokelat batangan yang selama ini sudah dikenal oleh masyarakat luas, juga produk-produk
minuman dengan rasa cokelat. Bisa dikatakan bahwa untuk mempesiapkan pasar dari produk
minuman cokelat ini tidak harus dimulai dari nol dan tidak membutuhkan waktu yang lama. Karena
pasar dari produk-produk cokelat tersebut sudah luas, maka diperkirakan pasar dari produk
Chocolaa ini akan dapat merebut pasar penggemar cokelat.

Konsumen yang menjadi target dari produk minuman cokelat Chocolaa ini adalah usia anak-anak
hingga usia dewasa yang berasal dari kalangan menengah ke atas. Karena lokasi bisnis yang berada
di Jalan Asia Afrika (Kantor Pos Pusat) Bandung, maka yang menjadi target konsumen utama adalah
orang-orang yang tinggal di kawasan tersebut, orang-orang yang bekerja di kawasan tersebut, serta
para pendatang yang berkunjung ke kawasan Asia Afrika Bandung, terutama daerah di sekitar alun-
alun kota. Yang menarik di sini adalah bahwa Alun-alun Bandung selalu padat oleh pengunjung
setiap harinya.

Peluang Strategis

Peluang strategis yang bisa dimanfaatkan oleh Chocolaa untuk mengenalkan dan memasarkan
produk kepada konsumen antara lain :

1. Acara-acara yang banyak diadakan di kampus-kampus di Bandung, terutama pada masa


awal penerimaan mahasiswa baru. Dapat dilakukan dengan cara mengikuti tender ataupun
penawaran produk langsung ke mahasiswa.

2. Hari-hari libur nasional dimana Alun-alun Bandung akan sangat padat oleh pengunjung dari
berbagai daerah.

3. Visit Jabar 2008, PON Jabar 2009 dan Pemilu 2009 dimana akan banyak massa di spot-spot
tertentu.

4. Ramadhan 2008, dimana kawasan alun-alun Bandung dan Masjid Agung akan sangat ramai
oleh pengunjung.

Page | 6
Rencana dan Strategi Pemasaran

Sebagai langkah awal, Chocolaa hanya akan membuka satu outlet penjualan saja, yaitu di Kantor
Pos Pusat Bandung. Hal ini akan mempengaruhi metode pemasaran Chocolaa pada awal
pelaksanaan bisnis. Rencana pemasaran yang paling cocok dengan kondisi dan lokasi Chocolaa
adalah sebagai berikut:

1. Pemberian tester minuman cokelat pada


para pengunjung yang datang ke Kantor Pos. Pemberian tester dilakukan juga terutama kepada
para pengunjung alun-alun dan Masjid Raya Bandung, mengingat alun-alun dan Masjid Raya
Bandung adalah kawasan yang setiap harinya selalu ramai oleh pengunjung.

2. Penciptaan branding dan inovasi pada


produk. Outlet Chocolaa akan menjual minuman cokelat dengan konfigurasi menu yang
berbeda setiap minggunya, sehingga pelanggan tidak merasa bosan. Konsep “Menu of The
Week” ini akan menjadi branding tersendiri untuk Chocolaa.

3. Pemopuleran minuman cokelat. Hal ini


dilakukan dengan pemberian uraian ensiklopedia tentang cokelat. Ensiklopedia cokelat ini akan
dituliskan pada tissue yang diberikan pada saat konsumen membeli minuman cokelat.
Walaupun nantinya tissue ini akan dibuang, tapi setidaknya akan menarik konsumen untuk
membacanya terlebih dahulu. Di booth Chocolaa juga akan dipasang tulisan-tulisan tentang
ensiklopedia dan manfaat cokelat bagi kesehatan.

4. Mengajukan sertifikasi halal dari LPPOM


MUI untuk memperluas pasar dan kepuasan konsumen.

Advertising yang lebih jauh dilakukan lewat pengiklanan produk-produk minuman cokelat dalam
bentuk banner yang dipasang di dekat lokasi outlet penjualan Chocolaa. Selain itu, produk juga akan
ditawarkan dalam bentuk flyer dan daftar menu yang disebar ke kantor-kantor yang berlokasi di
kawasan Asia Afrika Bandung. Chocolaa juga akan memberikan layanan delivery service untuk
customer, namun terbatas untuk kawasan sekitar Asia Afrika.

PERSAINGAN

Gambaran Pesaing

Untuk produk minuman cokelat lokal, produk pesaing yang sejauh ini berhasil disurvey yaitu
minuman cokelat siap seduh mengandung serat dengan kemasan sachet. Produk ini belum lama
muncul di pasaran, dibuat oleh produsen agar-agar instan, yaitu ‘Swan’. Kedua adalah minuman
cokelat yang menjadi menu di beberapa restoran, café dan hotel-hotel di Bandung. Sedangkan,
untuk produk impor, pesaing Chocolaa berupa minuman cokelat yang dipasarkan dalam kemasan
tetra pak.

Page | 7
Dalam hal posisi dalam persaingan, boleh dibilang Chocolaa adalah pendatang baru yang
menghadirkan konsep baru yaitu depot minum yang semuanya serba minuman cokelat. Chocolaa
akan menciptakan tren baru minum cokelat di kalangan masyrakat luas.

Kelebihan Dibanding Pesaing

Kelebihan yang diusung oleh produk minuman cokelat Chocolaa disbanding dengan produk dari
para pesaing adalah sebagai berikut:

1. Produk Chocolaa mempunyai banyak variasi rasa tanpa mengurangi cita rasa cokelat aslinya,
dan dapat disajikan baik panas maupun dingin. Sedangkan, produk minuman cokelat dari para
pesaing tidak ada variasi rasa.

2. Produk Chocolaa dapat dinikmati di tempat maupun dibawa pulang, jadi lebih fleksibel. Menu
Chocolaa juga akan berganti setiap minggunya, sehingga konsumen tidak bosan.

3. Produk Chocolaa dijamin kehalalannya, meskipun belum mendapat sertifikasi halal. Kehalalan
poduk Chocolaa akan diberitahukan pada saat pemasaran. Banyak konsumen yang masih
meragukan produk-produk makanan impor karena tidak ada logo halalnya. Harapan ke depan
adalah semua produk Chocolaa dapat mendapatkan sertifikasi halal dari MUI, sehingga
pasarnya lebih luas.

4. Lokasi yang strategis, yaitu Jalan Asia Afrika Bandung yang dekat dengan alun-alun kota dan
Masjid Raya, dimana tempat tersebut selalu ramai oleh pengunjung setiap harinya.

OPERASIONAL & PRODUKSI

Fasilitas

Dalam menjalankan kegiatan operasional, fasilitas sangatlah penting. Fasilitas yang akan diadakan
oleh Chocolaa Food Manufacture yaitu:

1. Outlet penjualan dengan system booth yang berlokasi di Kantor Pos Pusat Kota Bandung, di
Jalan Asia Afrika.

2. Alat-alat produksi, yaitu berupa mesin-mesin untuk mengolah minuman cokelat. Alat-alat
produksi yang utama terdiri dari: mesin dispenser, microwave dan blender.

3. Alat atau mesin pendukung yang terdiri dari lemari es, furniture, cash register dan alat-alat
minum seperti kemaan cup dan cangkir.

Proses Produksi

Page | 8
Proses produksi atau peracikan minuman cokelat Chocolaa sangat sederhana. Tahap-tahapnya
adalah sebagai berikut:

1. Formulasi minuman cokelat dasar (base beverage), dapat disebut sebagai minuman cokelat
yang original.

2. Peracikan bahan tambahan minuman cokelat. Setiap racikan dari setiap menu minuman
cokelat akan disiapkan tersendiri, sehingga ketika ada pembeli yang datang maka pelayan
yang bertugas tinggal mencampurkan base beverage dengan racikannya. Hal ini akan
mempercepat proses pelayanan pelanggan.

3. Standardisasi komposisi bahan dari setiap variasi resep minuman cokelat, sehingga setiap
minuman yang dihidangkan mempunyai kualitas rasa yang sama.

Pengendalian Persediaan

Pada masa awal berdiri, pasokan bahan baku di gudang akan dijamin cukup untuk persediaan
selama 1 bulan. Sedangkan, persediaan racikan minuman di outlet penjualan harus cukup minimal
untuk 90 porsi setiap hari. Setiap harinya Chocolaa akan mengeluarkan 7 variasi menu. Maka,
persediaan untuk minimal 90 porsi tersebut dibagi menjadi 7 variasi. Untuk bulan selanjutnya,
persediaan bahan baku akan dicek setiap hari oleh karyawan yang bertugas mengecek persediaan.
Persediaan yang sudah hampir habis harus disediakan lagi. Yang menjadi pedoman dalam
pengendalian persediaan ini adalah bahwa bahan baku untuk setiap variasi menu harus tersedia
setiap harinya sebanyak 13 (13 ≈ 90/7) porsi sesuai dengan konfigurasi menu yang berlaku setiap
harinya.

Pemesanan dan pengiriman bahan baku dari semua supplier harus dipastikan tidak terlambat. Jeda
waktu antara pemesanan dan pengiriman barang maksimal adalah 2 hari. Jadi, karyawan harus
mengecek persediaan bahan baku untuk penjualan selama 3 hari ke depan.

Pasokan dan Distribusi

Untuk menjamin pasokan bahan baku, Chocolaa Food Manufacture menjalin kontrak kerjasama
dengan supplier-supplier bahan baku, terutama untuk bahan baku yang berupa cokelat bubuk.
Supplier-supplier yang akan diajak bekerjasama oleh pihak Chocolaa Food Manufacture adalah
sebagai berikut:

1. Supplier bahan baku cokelat bubuk: PD. Abadi Makmur Mandiri, Bandung; PT Ceres,
Bandung

2. Supplier bahan tambahan: PT Indoteak Agroforestry, Jakarta; PT Gunacipta Multirasa,


Jakarta; Tara Food & Beverages, Jakarta; PT OSF Aroma Indonesia, Jakarta; EFI Seasoning
Company, Jakarta; UD Zaki, Bandung

3. Supplier bahan kemasan: Mandala Makmur Jaya Lestari, Tangerang; Maju Bersama, Jakarta

Page | 9
R &D

R&D dilakukan oleh tim R&D yang dapat ditunjuk oleh manajemen Chocolaa Food Manufacture,
baik berasal dari orang dalam maupun orang yang direkrut dari luar setelah memenuhi kualifikasi
tertentu. Metode riset dilaksanakan secara terbuka (misal: poling) untuk riset pasar dan tertutup
untuk riset kualitas produk. Tahapan R&D selanjutnya yang direncanakan oleh Chocolaa adalah
sebagai berikut:

1. Menghasilkan produk minuman cokelat


asli yang enak dan digemari di kalangan konsumen, yang akan menjadi menu unggulan di
setiap konfigurasi menunya.

2. Mengembangkan produk pada no.1


menjadi produk yang sehat dan mencukupi nilai kebutuhan gizi.

3. Mengembangkan produk no.2 menjadi


produk dalam kemasan yang memiliki kemasan yang unik, menarik, nyaman digunakan dan
ramah lingkungan.

Kontrol Keuangan

Evaluasi laporan keuangan akan dilakukan setiap satu minggu sekali oleh Direktur Keuangan
Chocolaa, sedangkan laporan keuangan dibuat setiap hari oleh karyawan Chocolaa yang mengurus
bagian keuangan harian. Setiap bulan, laporan keuangan akan dirapatkan dan dievaluasi bersama
oleh semua anggota dewan direksi sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan
yang dirasa perlu untuk ke depannya. Faktor-faktor yang akan dievaluasi dalam laporan keuangan
ini meliputi: omset/pemasukan, biaya bahan baku, biaya operasional, biaya lain-lain non-
operasional dan keuntungan. Pengontrolan ini ditujukan untuk menjamin tercapainya target
keuntungan Chocolaa Food Manufacture. Jika target omset Chocolaa tidak tercapai, maka
manajemen Chocolaa akan membuat prioritas-prioritas dan kebijakan untuk merekayasa atau
mengalokasikan ulang seluruh pembiayaan bisnis Chocolaa agar bisa mencapai omset yang
ditargetkan.

MANAJEMEN & ORGANISASI

Struktur Organisasi

Struktur manajemen Chocolaa Food Manufacture terdiri dari penasehat/mentor bisnis, dewan
direksi dan karyawan. Jabatan serta personil Chocolaa Food Manufacture adalah sebagai berikut:

1. Presiden direktur : Patminingsih

Page | 10
Bertanggung jawab terhadap jalannya bisnis secara keseluruhan dan berperan sebagai
pimpinan perusahaan.

2. Direktur pemasaran : Shally Pristine

Bertanggung jawab atas segala aspek pemasaran produk-produk Chocolaa, termasuk


branding perusahaan di mata konsumen.

3. Direktur produksi : Fenny Rahayu

Bertanggung jawab terhadap ketersediaan bahan baku, keberlangsungan produksi, serta


kualitas produk.

4. Direktur keuangan : Patminingsih

Bertanggung jawab terhadap semua masalah keuangan perusahaan.

5. Karyawan, terdiri dari:

a. Karyawan peracik, bertugas meracik dan menyiapkan minuman cokelat.

b. karyawan waiter, bertugas melayani pelanggan yang datang ke outlet Chocolaa.

c. karyawan logistik & delivery, bertugas mengontrol dan menjamin ketersediaan bahan
baku baik di gudang maupun di outlet penjualan, serta mengantarkan pesanan kepada
pelanggan.

d. karyawan kasir & keuangan, bertugas menerima pembayaran dari pelanggan serta
membuat laporan keuangan harian.

Dewan direksi dipimpin oleh presiden direktur. Dewan direksi yang terdiri dari tim inti Chocolaa ini
sekaligus menjadi personil kunci di manajemen Chocolaa. Setiap direktur akan membawahi
karyawan. Direktur pemasaran akan membawahi dua karyawan, yaitu satu orang karyawan logistik
& delivery, serta satu orang karyawan waiter. Direktur keuangan membawahi karyawan keuangan
& kasir. Ada pun direktur produksi membawahi karyawan yang bertugas sebagai peracik menu
minuman cokelat.

RENCANA JANGKA PANJANG

Tujuan Usaha Jangka Panjang

Bisnis minuman cokelat ini dinilai mempunyai prospek yang bagus untuk jangka panjang.
Kesempatan ini harus dibarengi dengan penetapan tujuan jangka panjang dan target-target yang
harus dicapai. Tahap-tahap yang direncanakan oleh Chocolaa dalam rangka mewujudkan tujuan
jangka panjang adalah sebagai berikut:

Page | 11
1. Membuka cabang-cabang baru Chocolaa di
beberapa lokasi lain di Kota Bandung dan sekitarnya.

2. Membuka cabang-cabang baru Chocolaa di


beberapa kota besar di Indonesia. Tahap pembukaan cabang baru Chocolaa baik di
Bandung maupun di kota-kota lainnya ditargetkan terlaksana dalam kurun waktu 1-2 tahun.

3. Menciptakan produk minuman cokelat siap


seduh dalam kemasan. Tahap ini ditargetkan terlaksana dalam kurun waktu 3-4 tahun.

4. Mendirikan pabrik minuman cokelat siap


minum dalam kemasan (botol atau tetra pak). Tahap ini ditargetkan terlaksana dalam kurun
waktu 5 tahun.

Evaluasi Resiko

Setiap bisnis sekecil apapun pastilah memiliki resiko. Resiko dari bisnis minuman cokelat yang akan
dijalankan oleh Chocolaa ini adalah:

1. Bahan baku (bahan tambahan minuman cokelat) yang tidak tahan lama (misal: buah-
buahan segar) bisa terbuang karena basi atau kadaluwarsa.

2. Pengiriman bahan baku dari supplier terlambat atau melebihi batas waktu yang ditetapkan,
sehingga Chocolaa tidak dapat memenuhi kebutuhan produksi.

3. Jasa delivery service tidak sampai ke tujuan, atau produk rusak di jalan sebelum sampai ke
tujuan delivery.

4. Kesalahan peracikan minuman sehingga produk minuman cokelat tidak memenuhi standar
yang ditetapkan Chocolaa, dan dapat berimbas pada kepuasan konsumen.

Exit Plan

Exit plan harus direncanakan untuk mengantisipasi kegagalan atau tidak tercapainya tujuan dari
bisnis minuman cokelat Chocolaa ini. Dalam menjalankan bisnis minuman cokelat ini, exit plan akan
diterapkan oleh Chocolaa Food Manufacture jika selama 1 tahun target omset dan keuntungan
tidak tercapai, atau malah mengalami kerugian.

Exit plan yang akan diterapkan oleh Chocolaa adalah dengan mangganti produk Chocolaa dari
minuman cokelat menjadi minuman tradisional Jawa Barat, yaitu bajigur dan bandrek. Itu adalah
opsi pertama. Opsi keduanya adalah dengan bertahan pada produk minuman cokelat, namun
dipasarkan dalam bentuk minuman siap seduh dalam kemasan sachet ataupun kemasan yang lain,
tetap dengan variasi rasa yang berbeda. Opsi kedua ini dipilih karena modal yang diperlukan untuk
melaksanakan exit plan ini tidak terlalu besar.

Page | 12
PROYEKSI KEUANGAN

FIXED CAPITAL      
No. Item Harga per Unit Unit Total Biaya
1 CASH REGISTER Rp 5.000.000,00 1 Rp 5.000.000,00
2 FURNITURE BOOTH Rp 6.000.000,00 1 Rp 6.000.000,00
3 MESIN DISPENSER Rp 5.200.000,00 1 Rp 5.200.000,00
4 LEMARI ES Rp 2.500.000,00 1 Rp 2.500.000,00
5 BLENDER Rp 200.000,00 2 Rp 400.000,00
6 MICROVAVE Rp 1.000.000,00 1 Rp 1.000.000,00
7 DISPENSER HOT & COOL Rp 1.500.000,00 1 Rp 1.500.000,00
8 TOPLES Rp 17.000,00 6 Rp 102.000,00
9 CANGKIR SET Rp 150.000,00 1 Rp 150.000,00
11 PESAWAT TELEPON Rp 300.000,00 1 Rp 300.000,00
12 ALAT DAPUR -  - Rp 500.000,00
13 GALON Rp 50.000,00 3 Rp 150.000,00
14 KOMPOR GAS KECIL + GAS Rp 200.000,00 1 Rp 200.000,00
15 KOMPUTER & PRINTER Rp 3.000.000,00 1 Rp 3.000.000,00
16 SERAGAM KARYAWAN Rp 100.000,00 4 Rp 400.000,00
TOTAL Rp 26.402.000,00

BIAYA BAHAN BAKU  


No. Item Total Biaya
1 Coklat Bubuk Rp 450.000,00
2 Air Galon Rp 990.000,00
3 Gula Halus Rp 540.000,00
4 Kopi Rp 80.000,00
5 Nutrijell Rp 45.000,00
6 Kacang Tanah Rp 100.000,00
7 Creamer Rp 345.000,00
8 Perisa Rp 162.000,00
9 Buah Segar Rp 300.000,00
10 Ice Cream Rp 23.000,00
11 Madu Rp 80.000,00
12 Rempah Rp 100.000,00
13 Kayu Manis Rp 18.000,00
14 Tepung Maizena & Terigu Rp 50.000,00
TOTAL Rp 3.283.000,00

Page | 13
BIAYA KEMASAN
No. Item Harga per Unit Unit Total Biaya
1 Cup + Tutup Rp 10.000,00 210 Rp 2.100.000,00
2 Sedotan Rp 4.000,00 70 Rp 280.000,00
3 Tissue Rp 6.000,00 42 Rp 252.000,00
TOTAL Rp 2.632.000,00

BIAYA OPERASIONAL  
No. Item Total Biaya
1 GAJI KARYAWAN Rp 4.000.000,00
2 GAJI MANAJER Rp 3.000.000,00
3 MAKAN SIANG KARYAWAN Rp 1.200.000,00
4 PROMOSI Rp 1.000.000,00
5 LISTRIK Rp 1.200.000,00
6 AIR Rp 200.000,00
7 TELEPON Rp 200.000,00
8 DANA CADANGAN Rp 4.000.000,00
TOTAL Rp 14.800.000,00

TOTAL MODAL AWAL


No. Item Total Biaya Modal
1 FIXED CAPITAL Rp 26.402.000,00
2 BAHAN BAKU Rp 3.283.000,00
3 KEMASAN Rp 2.632.000,00
4 OPERASIONAL Rp 14.800.000,00
TOTAL Rp 47.117.000,00

Page | 14
PROYEKSI CASH FLOW (AGUSTUS 2008 – JULI 2009)

URAIAN AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI TOTAL
26,402,000.0
FIXED CAPITAL 0                        
24,800,000.0
OMSET/REVENUE 0 24,000,000 26,400,000 26,000,000 26,400,000 26,000,000 24,000,000 26,600,000 25,600,000 26,800,000 25,600,000 26,400,000 308,600,000
BAHAN BAKU 3,283,000.00 3,283,000 3,283,000 3,283,000 3,283,000 3,283,000 3,283,000 3,283,000 3,283,000 3,283,000 3,283,000 3,283,000  
KEMASAN 2,632,000.00 2,632,000 2,632,000 2,632,000 2,632,000 2,632,000 2,632,000 2,632,000 2,632,000 2,632,000 2,632,000 2,632,000  
TOTAL HPP 5,915,000 5,915,000 5,915,000 5,915,000 5,915,000 5,915,000 5,915,000 5,915,000 5,915,000 5,915,000 5,915,000 5,915,000  
LABA KOTOR PENJUALAN 18,885,000 18,085,000 20,485,000 20,085,000 20,485,000 20,085,000 18,085,000 20,685,000 19,685,000 20,885,000 19,685,000 20,485,000  
GAJI KARYAWAN 4,000,000.00 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000 4,000,000  
3,000,000.0 3,000,000.0 3,000,000.0 3,000,000.0 3,000,000.0 3,000,000.0 3,000,000.0 3,000,000.0 3,000,000.0 3,000,000.0 3,000,000.0
GAJI MANAJER 3,000,000.00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0  
MAKAN SIANG KARYAWAN 1,200,000.00 920,000 920,000 920,000 920,000 920,000 920,000 920,000 920,000 920,000 920,000 920,000  
PROMOSI 2,000,000.00 1,000,000     1,000,000           1,000,000    
LISTRIK 1200000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000 1,200,000  
AIR 200000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000  
TELEPON 200,000.00 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000  
THR/BONUS   4,000,000                      
PENYUSUTAN 440,033.33 440,033 440,033 440,033 440,033 440,033 440,033 440,033 440,033 440,033 440,033 440,033  
TOTAL BIAYA OPERASIONAL 12,240,033 14,960,033 9,960,033 9,960,033 10,960,033 9,960,033 9,960,033 9,960,033 9,960,033 9,960,033 10,960,033 9,960,033  
LABA BERSIH OPERASIONAL 6,644,967 3,124,967 10,524,967 10,124,967 9,524,967 10,124,967 8,124,967 10,724,967 9,724,967 10,924,967 8,724,967 10,524,967  
LABA BERSIH SEBELUM
PAJAK 6,644,967 3,124,967 10,524,967 10,124,967 9,524,967 10,124,967 8,124,967 10,724,967 9,724,967 10,924,967 8,724,967 10,524,967  
TAX RATE 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10  
LABA BERSIH 6,420,503 3,252,503 9,912,503 9,552,503 9,012,503 9,552,503 7,752,503 10,092,503 9,192,503 10,272,503 8,292,503 9,912,503 103,218,040
CASH FLOW (CF) -19,981,497 3,252,503 9,912,503 9,552,503 9,012,503 9,552,503 7,752,503 10,092,503 9,192,503 10,272,503 8,292,503 9,912,503  
SUKU BUNGA 0.0067 0.0067 0.0067 0.0067 0.0067 0.0067 0.0067 0.0067 0.0067 0.0067 0.0067 0.0067  
DISCOUNTED CASH FLOW
(DCF) -19,981,497 3,230,964 9,781,647 9,363,973 8,776,123 9,240,357 7,449,512 9,633,832 8,716,624 9,676,206 7,759,411 9,213,842  
CUMMULATIVE DCF (NPV) -19,981,497 (16,750,533) (6,968,886) 2,395,086 11,171,209 20,411,566 27,861,078 37,494,910 46,211,534 55,887,740 63,647,151 72,860,993  
GROSS PROFIT MARGIN % 76% 75% 78% 77% 78% 77% 75% 78% 77% 78% 77% 78%  
OPERATIONAL PROFIT
MARGIN % 27% 13% 40% 39% 36% 39% 34% 40% 38% 41% 34% 40%  
NET PROFIT MARGIN % 26% 14% 38% 37% 34% 37% 32% 38% 36% 38% 32% 38%  

Page | 15
Analisis Kelayakan Ekonomi

Modal Awal = Rp 47.117.000,00

Payback Period = Bulan Ke-4

IRR = 36 %

NPV = Rp 72.861.000,00

BEP = Fixed Capital / (Harga Produk – Biaya Variabel)

= 4.010 cup minuman

Dalam 1 bulan, Chocolaa kurang lebih menjual 3.000 cup minuman. Maka, BEP akan dicapai pada
bulan ke-2.

Sumber Modal Usaha & Pembagian Keuntungan

Modal usaha seluruhnya diperoleh dari investor, dan Tim Chocolaa bertindak sebagai pengelola
perusahaan. Pembagian keuntungan kepada investor dilakukan setiap akhir tahun. Pembagian
keuntungan antara pihak investor dan pengelola setiap tahunnya adalah sebagai berikut :

Bagi Hasil Keuntungan Persentase Nominal


Pihak Investor 25 % Rp 25.804.500,00
Pihak Pengelola 75 % Rp 77.413.500,00

Pada tahun ke-2, investor sudah akan memperoleh kembali uang yang telah diinvestasikan sebagai
modal awal yaitu sebesar Rp 47.117.000,00. Untuk tahun-tahun selanjutnya, investor akan
menerima keuntungan perusahaan kurang lebih sekitar Rp 25.804.500,00. Jumlah ini jelas lebih
menguntungkan dibandingkan jika investor mendepositokan uangnya di bank, dimana tingkat suku
bunga bank saat ini (2008) adalah 8%.

Page | 16

Anda mungkin juga menyukai