Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hepatitis merupakan inflamasi dan cedera pada hepar, penyakit ini dapat
disebabkan oleh infeksi atau oleh toksin termasuk alkohol dan dijumpai pada
kanker hati. Hepatitis virus adalah istilah yang digunakan untuk infeksi hepar
oleh virus, identifikasi virus penyakit dilakukan terus menerus, tetapi agen virus
A, B, C, D, E, F dan G terhitung kira-kira 95% kasus dari hepatitis virus akut.
(Monica, 2009)

Penyakit hepatitis merupakan urutan pertama dari berbagai penyakit hati


diseluruh dunia. Penyakit ini sangat berbahaya bagi kehidupan karena penykit
hepatits ataupun gejala sisanya bertanggung jawab atas 1-2 juta kematian setiap
tahunnya. Infeksi virus hepatitis bisa berkembang menjadi sirosis atau
pengerasan hati bahkan kanker hati. Masalahnya, sebagian besar infeksi hepatitis
tidak menimbulkan gejala dan baru terasa 10-30 tahun kemudian saat infeksi
sudah parah. Pada saat itu gejala timbul, antara lain badan terasa panas, mual,
muntah, mudah lelah, nyeri diperut kanan atas, setelah beberapa hari air seninya
berwarna seperti teh tua, kemudian mata tampak kuning dan akhirnya seluruh
kulit tubuh menjadi kuning. Pasien hepatitis biasanya baru sembuh dalam waktu
satu bulan. (Sudoyo, 2010)

Virus hepatitis menginfeksi sekitar 2 miliar orang didunia. Setiap tahun


lebih dari 1.300.000 orang meninggal dunia akibat hepatitis beserta
komplikasinya. Prevalensi di Indonesia sekitar 10-15 persen jumlah penduduk
atau sekitar 18 juta jiwa. Dari jumlah yang terinfeksi, kurang dari 10 persen
yang terdiagnosis dan diobati. Sebanyak 90 persen lain tidak menimbulkan
gejala sehingga tidak terdiagnosis. Karena itu, pemeriksaan menjadi penting.
Menurut guru besar hepatologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang
juga ketua kelompok kerja Hepatitis Departemen Kesehatan. (Alli Sulaiman,
2011)
Insiden hepatitis yang terus meningkat semakin menjadi masalah
kesehatan masyarakat. Penyakit ini menjadi penting karena mudah ditularkan,
memiliki morbiditas yang tinggi dan menyebabkan penderitanya absen dari
sekolah atau pekerjaan untuk waktu yang lama. 60-90% dari kasus-kasus
hepatitis virus diperkirakan berlangsung tanpa dilaporkan. Keberadaan kasus-
kasus subklinis, ketidakberhasilan untuk mengenali kasus-kasus yang ringan dan
kesalahan diagnosis diperkirakan turut menjadi penyebab pelaporan yang kurang
dari keadaan sebenarnya. (Brunner, 2011)

Pada umumnya klien yang menderita penyakit hepatitis ini mengalami


Anoreksia atau penurunan nafsu makan dimana gejala ini diperkirakan terjadi
akibat pelepasan toksin oleh hati yang rusak untuk melakukan detoksifikasi
produk yang abnormal sehingga klien ini haruslah mendapatkan nutrisi yang
cukup agar dapat memproduksi enegi metabolik sehingga klien tidak mudah
lelah. Secara khusus terapi nutrisi yang didesain dapat diberikan melalui rute
parenteral atau enteral bila penggunaan standar diet melalui rute oral tidak
adekuat atau tidak mungkin untuk mencegah/memperbaiki malnutrisi protein-
kalori. Nutrisi enteral lebih ditujukan pada pasien yang mempunyai fungsi GI
tetapi tidak mampu mengkonsumsi masukan nasogastrik. Nutrisi parenteral
dapat dipilih karena status perubahan metabolik atau bila abnormalitas mekanik
atau fungsi dari saluran gastrointestinal mencegah pemberian makan enteral.
Asam amino,karbohidrat, elemen renik, vitamin dan elektrolit dapat diinfuskan
melalui vena sentral atau perifer.

Pentingnya mengetahui penyebab hepatitis bagi klien adalah apabila ada


anggota keluarga menderita penyakit yang sama, supaya anggota keluarga dan
klien siap menghadapi resiko terburuk dari penyakit hepatitis beserta
komplikasinya sehingga penderita mampu menyiapkan diri dengan pencegahan
dan pengobatan yaitu: penyediaan makanan dan air bersih yang aman, sistem
pembuangan sampah yang efektif, perhatikan higiene secara umum, mencuci
tangan, pemakaian kateter, jarum suntik dan spuit sekali pakai serta selalu
menjaga kondisi tubuh dengan sebaik-baiknya. Apabila hal ini tidak dilakukan
dengan benar dan teratur berarti keluarga dan penderita harus siap menerima
resiko komplikasi lainnya dan bahkan dapat menyebabkan kematian.

Dalam memberikan pelayanan kesehatan memerlukan asuhan


keperawatan yang tepat, disamping itu juga memerlukan pengetahuan dan
keterampilan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan, sehingga akibat
dan komplikasi dapat dihindari seperti memberi penjelasan tentang Hepatitis
antara lain: penyebab, tanda dan gejala, pengobatan, perawatan, penularan dan
akibat yang didapat kalau pengobatan tidak dilakukan. (Marilyn E, 2012)

1.2 Rumusan Masalah

Apa saja masalah keperawatan penyakit hepatitis ?


1.3 Tujuan

Mengetahui masalah keperawatan pada penyakit hepatitis


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI HEPATITIS

Hepatitis adalah inflamasi/radang dan cedera pada hepar karena reaksi


hepar terhadap berbagai kondisi terutama virus, obat-obatan dan alkohol.
Hepatitis adalah infeksi sistemik yang dominan menyerang hati. Hepatitis virus
adalah istilah yang digunakan untuk infeksi hepar oleh virus disertai nekrosis dn
inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis,
biokomia serta seluler yang khas. (Brunner, 2011)

Hepatitis adalah suatu proses peradangan pada jaringan hati. Hepatititis


dalam bahasa awam sering disebut dengan istilah lever atau sakit kuning.
Padahal definisi lever itu sendiri sebenarnya berasal dari bahasa belanda yang
berarti organ hati,bukan penyakit hati. Namun banyak asumsi yang berkembang
di masyarakat mengartikan lever adalah penyakit radang hati. sedangkan istilah
sakit kuning sebenarnya dapat menimbulkan kercunan, karena tidak semua
penyakit kuning disebabkan oleh radang hati, teatapi juga karena adanya
peradangan pada kantung empedu. (Huda, 2012)

Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat
di sebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat – obatan serta
bahan – bahan kimia. Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus
disertai nekrosis dan klinis, biokimia serta seluler yang khas.

Dari beberapa pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa hepatitis


adalah suatu penyakit peradangan pada jaringan hati yang disebabkan oleh
infeksi virus yang menyebabkan sel sel hati mengalami kerusakan sehingga
tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. (Smeltzer, 2011)
2.2 Jenis-jenis Hepatitis
1. Hepatitis A
Dikenal dengan hepatitis infeksiosa, rute penularan adalah melalui
kontaminasi oral-fekal, HVA terdapat dalam makanan dan air yang
terkontaminasi. Potensi penularan infeksi hepatitis ini melalui sekret saluran
cerna. Umumnya terjadi didaerah kumuh berupa endemik. Masa inkubasi : 2-6
minggu, kemudian menunjukkan gejala klinis. Populasi paling sering
terinfeksi adalah anak-anak dan dewasa muda.

2. Hepatitis B

Penularan virus ini melalui rute trnfusi darah/produk darah, jarum suntik,
atau hubungan seks. Golongan yang beresiko tinggi adalah mereka yang sering
tranfusi darah, pengguna obat injeksi; pekerja parawatan kesehatan dan
keamanan masyrakat yang terpajan terhadap darah; klien dan staf institusi
untuk kecatatan perkembangan, pria homoseksual, pria dan wanita dengan
pasangan heteroseksual, anak kecil yang terinfeksi ibunya, resipien produk
darah tertentu dan pasien hemodialisa. Masa inkubasi mulai 6 minggu sampai
dengan 6 bulan sampai timbul gejala klinis.

3. Hepatitis C

Dahulu disebut hepatitis non-A dan non-B, merupakan penyebab


tersering infeksi hepatitis yang ditularkan melalui suplai darah komersial.
HCV ditularkan dengan cara yang sama seperti HBV, tetapi terutama melalui
tranfusi darah. Populasi yang paling sering terinfeksi adalah pengguna obat
injeksi, individu yang menerima produk darah, potensial risiko terhadap
pekerja perawatan kesehatan dan keamanan masyarakat yang terpajan pada
darah. Masa inkubasinya adalah selama 18-180 hari.
4. Hepatitis D

Virus ini melakukan koinfeksi dengan HBV sehingga infeksi HBV


bertambah parah. Infeksi oleh HDV juga dapat timbul belakangan pada
individu yang mengedap infeksi kronik HBV jadi dapat menyebabkan infeksi
hanya bila individu telah mempunyai HBV, dan darah infeksius melalui
infeksi HDV. Populasi yang sering terinfeksi adalah pengguna obat injeksi,
hemofili, resipien tranfusi darah multipel (infeksi hanya individu yang telah
mempunyai HBV). Masa inkubasinya belum diketahui secara pasti. HDV ini
meningkatkan resiko timbulnya hepatitis fulminan, kegagalan hati, dan
kematian.

5. Hepatitis E

Virus ini adalah suatu virus RNA yang terutama ditularkan melalui ingeti
air yan tercemar. populasi yang paling sering terinfeksi adalah orang yang
hidup pada atau perjalanan pada bagian Asia, Afrika atau Meksiko dimana
sanitasi buruk, dan paling sering pada dewasa muda hingga pertengahan.

6. Kemungkinan hepatitis F dan G

Baru ada sedikit kasus yang dilaporkan tentang hepatitis F. Saat ini para
pakar belum sepakat hepatitis F merupakan penyakit hepatitis yang terpisah.
Sedangkan hepatitis G gejala serupa hepatitis C, seringkali infeksi bersamaan
dengan hepatitis B dan/atau C. Tidak menyebabkan hepatitis fulminan ataupun
hepatitis kronik. Penularan melalui transfusi darah jarum suntik.
2.3 Penyebab dan Cara Penularan Hepatitis

1. Hepatitis A
Hepatitis A pada umumnya dapat di tulari melalui mulut, misalnya
melalaui gelas atau sendok bekas yang di pakai penderita hepatitis A.
Kadang – kadang dapat juga melalui keringat penderita atau melalui jarum
suntik bekas yang di pakai pada penderita pengdapa hepatitis A.
2. hepatitis B
Hampir semua jenis virus hepatitis dapat menyerang manusia. Pada
ibu hamil bila terserang virus ini dapat menularkan pada bayinya yang ada
dalam kandungan atau waktu menyusui bayi itu. Bentuk penularan seperti
inilah yang banyak di jumpai pada penyakit hepatitis B. Pada saat ini jenis
hepatitis yang paling banyak di pelajari ialah hepatitis B dan telah dapat
pula di cegah melalui vaksinasi. Walaupun infeksi virus ini jarang terjadi
pada populasi orang dewasa, kelompok tertentu dan orang yang memiliki
cara hidup tertentu berisiko tinggi. Kelompok ini mencakup:
a. Imigran dari daerah endemis hepatitis b
b. pengguna obat IV yang sering bertukar jarum dan alat suntik
c. pelaku hubungan seksual dengan banyak orang atau dengan orang
yang terinfeksi
d. pria homoseksual yaang secara seksual aktif
e. pasien rumah sakit jiwa
f. narapidana pria
g. pasien hemodialisis dan penderita hemofilia yang menerima produk
tertenu dari plasma
h. kontak serumah dengan karier hepatitis
i. pekerja sossial di bidang kesehatan, terutama yang banyak kontak
dengan darah.
3. Hepatitis C

Penularan hepatitis C dan Delta pada orang dewasa bisa terjadi


melalui kontak seksual dan bisa pula melalui makanan dan minuman,
suntikan ataupun transfusi darah. Virus hepatitis C juga berbahaya karena
sebagian besar penyakit Hepatitis C dapat berkembang menjadi
kronis/menahun dan menjadi pengidap yang selanjutnya akan menjadi
sumber infeksi bagi orang sekitarnya.

4 Hepatitis Delta dan hepatitis E

Hepatitis delata dan hepatitis e didduga penularannya melalui mulut,


tetapi belum ada penelitian yang lebih mendalam.

2.4 Tanda dan Gejala

Semua hepatitis Virus mempunyai gejala yang hampir sama, sehingga


secara klinis hampir tidak mungkin dibedakan satu sama lain. Dokter hanya
dapat memperkirakan saja jenis hepatitis apa yang di derita pasiennya dan untuk
membedakannya secara pasyi masih diperlukan bantuan melalui pemeriksaan
darah penderita.gejala penderita hepatitis virus mula mula badanya terasa panas,
mual dan kadang-kadang muntah, setelah beberapa hari air seninya berwarna
seperti teh tua, kemudian matanya terlihat kuning, dan akhirnya seluruh kulit
tubuh menjadi kuning. Pasien hepatitis virus biasnya dapat sembuh setelah satu
bulan. Hampir semua penderita hepatitis A dapat sembuh dengan sempurna,
sedangkan penderita hepatitis C dapat menjadi kronis. Mengenai hepatitis delta
dan E belum dapat di ketahui sevara pasti bagaimana perjalanan penyakitnya.

Sebagian besar penderita hepatitis B akan sembuh sempurna, tetapi


sebagian kecil (kira-kira 10%) akan mengalami kronis (menahun) atau
meninggal.penderita hepatitis B yang menahun setelah 20-40 tahun kemudian
ada kemungkinan hatinya mengeras(sirosis), dan ada pula yang berubah menjadi
kanker hati.
Gambaran klinis hepatitis virus dapat berkisar dari asimtomatik sampai
penyakit yang mencolok, kegagalan hati, dan kematian. Terdapat tiga stadium
pada semua jenis hepatitis yaitu :

a. Stadium prodromal, disebut periode praikterus, dimulai setelah periode


masa tunas virus selesai dan pasien mulai memperlihatkan tanda-tanda
penyakit. Stadium ini disebut praikterus karena ikterus belu muncul.
Antibodi terhadap virus biasanya belum dijumpai, stdium ini
berlangsung 1-2 minggu dan ditandai oleh :
1) Malese umum
2) Anoreksia
3) Sakit kepala
4) Rasa malas
5) Rasa lelah
6) Gejala-gejala infeksi saluran nafas atas
7) Mialgia (nyeri otot)
b. Stadium ikterus. Dapat berlangsung 2-3 minggu atau lebih, pada sebagia
besar orang stadium ini ditandai oleh timbulnya ikterus, manifestasi
lainnya adalah:
1) Memburuknya semua gejala yang ada pada stadium prodromal
2) Pembesaran dan nyeri hati
3) Splenomegali
4) Mungkin gatal ( pruritus ) dikulit
c. Stadium pemulihan. Biasanya timbul dalam 2-4 bulan, selama periode
ini:
1) Gejala-gejala mereda termasuk ikterus
2) Nafsu makan pulih
3) Apabila tedapat splenomegali, akan segera mengecil.
2.5 Pencegahan

Pencegahan terhadap hepatitis virus ini adalah sangat penting karena


sampai saat ini belum ada obat yang dapat membunuh virus, sehingga satu-
satunya jalan untuk mencegah hepatitis virus adalah dengan vaksinasi, tetapi
pada saat ini baru ada vaksin hepatitis B saja, karena memang Hepatitis B
sajalah yang paling banyak diselidiki baik mengenai perjalanan penyakitnya
maupun komplikasinya.

Saat ini di seluruh dunia terdapat 200 juta orang pengidap hepatitis B
yang tidak menampakkan gejala, tetapi merupakan sumber penularan bagi
manusia sehat. Agarc tubuh menjadi kebal diperlukan vaksinassi dasar mengenai
dasar sebanyak tiga kali vaksinassi hepatitis B. Mengenai jarak waktu pemberian
vaksinasi dasar tergantung dari jenis vaksinasi yang dipakai.

Ada dua vaksin hepatitis B yaitu vaksin yang dibuat dari darah
manusia yang telah kebal Hepatitis B dan vaksin hepatitis yang dibuat dari
perekayasaan sel ragi. Vaksin hepatitis yang di buat dari darah manusia kebal
hepatitis di suntikkan kepada orang sehat sekali sebulan sebanyak tiga kali,
sedangan vaksin hepatitis b yang di rekayasa dari sel ragi diberi kepada
penderita sebulan sekali sebanyak dua kali, lalu suntikan ke tiga baru di beri 5
bulan kemudian.

Untuk memperkuat kekbalan yang telah ada, perllu diberi vaksinasi


penguat. Caranya bermacam-macam ada vaksin yang perlu di ulang setahun
kemudian satu kali, lalu 4 tahun kemudian diberi sekali lagi, selanjutnya setiap 5
tahun sekali. Ada pula jenis vaksin yang perlu diberikan hanya setiap 5 tahun
sekali saja.

Vaksinasi hepatitis B sebaiknya dilakukan sedini mungkin. Bayi yang


lahir dari ibu yang mengidap penyakit hpatitis B, harus di vaksinasi hepatitis B
segera setelah lahir, sedangkan bayi lainnya boleh diberi setelah berumur
sebulan.
Secara keseluruhan tindakan pencegahan terhadap hepatitis adalah
dengan memakai sarung tangan bila berkontak dengan darah /cairan tubuh
lainnya, dan harus hati-hati memasang kembali tutup jarum suntik. Perhatikan
cara pembuangan bahan-bahan terkontaminasi dan pembersihan alat-alat dan
permukaan yang terkontaminasi. Bahan pemeriksaan untuk laboratorium harus
diberi label jelas bahwa bahan berasal dari pasien hepatitis. Perlu juga
menjelaskan pentingnya mencuci tangan kepada pasien, keluarga, dan lainnya.
2.6 Masalah Keperawatan Hepatitis

Diagnosa keperawatan Kriteria hasil Intervensi Rasional Evaluasi


1. Perubahan nutrisi Setelah dilakukan 1. Ajarkan dan bantu 1. Keletihan Meningkatkan
kurang dari perawatan selama klien untuk berlanjut peningkatan
kebutuhan tubuh 3X 24 jam hasil istirahat sebelum menurunkan berat badan
mencapai
berhubungan yang diharapkan makan keinginan untuk
tujuan dengan
dengan, gangguan makan nilai
absorbsi dan laboratorium
metabolisme 1. Menunjukkan 2. Awasi pemasukan 2. Adanya normal dan
pencernaan peningkatan diet/jumlah bebas dari
pembesaran
makanan, tanda-tanda
berat badan kalori, tawarkan hepar dapat
kegagalan masukan malnutrisi
mencapai tujuan makan sedikit menekan
untuk memenuhi dengan nilai tapi sering dan saluran gastro
kebutuhan laboratorium tawarkan pagi intestinal dan
metabolik karena normal dan paling sering menurunkan
anoreksia, mual bebas dari kapasitasnya
dan muntah. tanda-tanda mal
nutrisi. 3. Berikan diit tinggi 3. Glukosa dalam
kalori, rendah karbohidrat
lemak cukup efektif
untuk
pemenuhan
energi,
sedangkan
lemak sulit
untuk
diserap/dimetab
olisme sehingga
akan
membebani
hepar.
2. Gangguan rasa Setelah dilakukan 1. Kolaborasi 1. Nyeri yang Menunjukan
nyaman (nyeri) perawatan selama dengan individu berhubungan tanda-tanda
berhubungan dengan 3X 24 jam hasil untuk dengan hepatitis nyeri fisik dan
perilaku dalam
pembengkakan yang diharapkan: menentukan sangat tidak
nyeri (tidak
hepar yang metode yang nyaman, oleh meringis
mengalami inflamasi 1. Menunjukkan dapat digunakan karena terdapat kesakitan,
hati dan bendungan tanda-tanda nyeri untuk intensitas peregangan secara menangis
vena porta. fisik dan perilaku nyeri kapsula hati, intensitas dan
dalam nyeri (tidak melalui lkasinya).
meringis kesakitan, pendekatan
menangis intensitas kepada individu
dan lokasinya) yang mengalami
perubahan
kenyamanan nyeri
diharapkan lebih
efektif
mengurangi nyeri.

2. Tunjukkan pada 2. Klien yang harus


klien penerimaan mencoba
tentang respon meyakinkan
klien terhadap pemberi
nyeri pelayanan
kesehatan
bahwa ia
mengalami
nyeri

3. Akui adanya nyeri 3. Berikan


informasi akurat
dan Jelaskan
4. Dengarkan
penyebab nyeri
dengan penuh
perhatian
ungkapan klien
tentang nyerinya

1. Monitor tanda
3. Hypertermi Setelah dilakukan vital : suhu badan 1. Sebagai Tidak terjadi
berhubungan perawatan selama indikator untuk peningkatan
dengan invasi 3X 24 jam hasil mengetahui status suhu
agent dalam yang diharapkan : hypertermi
sirkulasi darah 2. Ajarkan klien
sekunder terhadap 1. Tidak terjadi
peningkatan suhu pentingnya 2. Dalam kondisi
inflamasi hepar. mempertahankan demam terjadi
cairan yang peningkatan
adekuat evaporasi yang
(sedikitnya 2000 memicu
l/hari) untuk timbulnya
mencegah dehidrasi
dehidrasi,
misalnya sari
buah 2,5-3
liter/hari.

3. Anjurkan klien
untuk memakai 3. Kondisi kulit
pakaian yang yang mengalami
menyerap lembab memicu
keringat timbulnya
pertumbuhan
jamur. Juga
akan
mengurangi
kenyamanan
klien, mencegah
timbulnya ruam
kulit.
1. Sering mandi
4. Resiko tinggi dengan Jaringan kulit
Setelah dilakukan 1. kekeringan
kerusakan menggunakan air utuh,
perawatan selama meningkatkan
integritas kulit dan dingin dan sabun penurunan
3X 24 jam hasil sensitifitas kulit
jaringan pruritus
yang diharapkan : ringan (kadtril, dengan
berhubungan lanolin) merangsang
dengan pruritus 1. Jaringan kulit Keringkan kulit, ujung syaraf
sekunder terhadap utuh, penurunan jaringan digosok.
akumulasi pigmen pruritus.
bilirubin dalam
2. Cegah
2. Pertahankan penghangatan 2.Penghangatan
garam empedu kebersihan tanpa yang berlebihan yang berlebih
menyebabkan kulit dengan menambah
kering pertahankan suhu pruritus dengan
ruangan dingin meningkatkan
dan kelembaban sensitivitas
rendah, hindari melalui
pakaian terlalu vasodilatasi
tebal.

1.Awasi frekwensi ,
Setelah dilakukan kedalaman dan 1. Pernafasan Pola nafas
perawatan selama upaya pernafasan dangkal/cepat
5. Pola nafas tidak adekuat
3X 24 jam hasil kemungkinan
efektif
yang diharapkan : terdapat
berhubungan
hipoksia atau
dengan 1. Pola nafas akumulasi
pengumpulan adekuat cairan dalam
cairan
abdomen
intraabdomen,
asites penurunan 2. Auskultasi bunyi
ekspansi paru dan nafas tambahan 2. Kemungkinan
akumulasi sekret. menunjukkan
adanya
akumulasi
cairan
3. Berikan posisi
semi fowler 3. Memudahkan
pernafasan
denagn
menurunkan
tekanan pada
diafragma dan
meminimalkan
ukuran sekret
4. Berikan oksigen
4. Mungkin perlu
sesuai kebutuhan
untuk mencegah
hipoksia
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

1. Hepatitis adalah suatu penyakit peradangan pada jaringan hati yang


disebabkan oleh infeksi virus yang menyebabkan sel sel hati mengalami
kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
2. Hepatitis terdiri dari beberap jenis, yaitu :
a. hepatitis A
b. hepatitis B
c. hepatitis C
d. hepatitis D
e. hepatitis E
f. kemungkinan hepatitis F dan G
3. Virus-virus yang menyebabkan hepatitis dapat menyebabkan cedera dan
kematian hepatosit dengan secara langsung membunuh sel dan dengan
merangsang reaksi peradangan dan imun yang mencederai atau
menghancurkan hepatosit. Reaksi peradangan melibatkan degranulasi sel
mast dan pelepasan histamin, pengaktivan komplemen, lisis sel-sel yang
terinfeksi dan sel-sel di sekitarnya, serta edema dan pembengkakan
interstisium. Respon imun yang timbul kemidian mendukung respon
peradangan. Perangsangan komplemen dan lisis sel serta serangan antibodi
langsung terhadap antigen-antigen virus menyebabkan destruksi sel-sel yang
terinfeksi. Hati menjadi edematosa sehingga kapiler-kapiler kolaps dan
aliran darah berkurang yang menyebabkan hipoksia jaringan, akhirnya
terbentuk jaringan ikat dan fibrosis dihati.
4. Semua hepatitis Virus mempunyai gejala yang hampir sama, sehingga secara
klinis hampir tidak mungkin dibedakan satu sama lain.
5. Terdapat tiga stadium pada semua jenis hepatitis yaitu :
a. Stadium prodromal
b. Stadium ikterus
c. Stadium pemulihan
6. Pencegahan terhadap hepatitis virus ini adalah sangat penting karena
sampai saat ini belum ada obat yang dapat membunuh virus, sehingga satu-
satunya jalan untuk mencegah hepatitis virus adalah dengan vaksinasi.

3.2 SARAN

1. biasakan untuk selalu hidup bersih dan sehat


2. selalu periksa kesehatan atau vaksinasi jika sudah terjangkit penyakit
hepatitis.
DAFTAR PUSTAKA

Ester, Monica. 2002 . Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC

Inayah, Iin. 2004. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem
Pencernaan. Jakarta: Salemba Medika

Oswari, 2006. Penyakit Dan Cara Penanggulangannya. Jakarta: Gaya Baru

Mansjoer, Arief, Dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : EGC

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Medikal Bedah Brunner &Suddarth, Edisi 8, Vol
2. Jakarta : EGC

http://pbh-batusangkar.blogspot.co.id/2011/06/makalah-tentang-hepatitis.html

(http://www2.kompas.com/ver1/Kesehatan/0710/19/o32215.htm )

(http://www2.kompas.com/ver1/Kesehatan/0710/19/o32215.htm)

Anda mungkin juga menyukai