Anda di halaman 1dari 2

Ni Putu Regina Yudhita Putri Wirama

XI IIS 3/25
Selasa, 10 November 2020

Pengangguran di Jakarta Meningkat, PSI Kritik Anggaran DKI Tak


Tumbuhkan Ekonomi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai


Solidaritas Indonesia (PSI) William Aditya menilai pengelolaan anggaran DKI
Jakarta tidak menumbuhkan perekonomian di Jakarta. Menurut dia, masalah
pengangguran di DKI Jakarta bisa teratasi apabila Pemprov DKI Jakarta
mengarahkan belanja daerah untuk kegiatan yang bisa memberikan efek berantai
guna membangun ekonomi yang kian terpuruk. "Karena ada masalah
pengangguran, maka belanja Pemprov DKI perlu diarahkan untuk hal-hal yang
memiliki multiplayer effect tinggi untuk membantu memacu pertumbuhan
ekonomi," kata William melalui pesan teks, Senin (9/11/2020). Dia mengatakan,
belanja Pemprov DKI Jakarta memiliki peran penting menggerakkan ekonomi di
masa pandemi. Misalnya saja, lanjut William, belanja modal konstruksi atau
pembangunan infrastruktur yang bisa menyerap tenaga kerja dan menghupi rantai
pemasok konstruksi. "Namun sayang, sebagian besar belanja Pemprov DKI (tahun
2020) didominasi oleh belanja operasional. Dari APBD sekitar Rp 60 triliun,
belanja modal hanya sekitar Rp 3 triliun," kata dia. Dia menyayangkan Anies
menarik semua pos belanja penyertaan modal daerah (PMD) di beberapa program
pembangunan. Proyek pembangunan yang sebenarnya bisa menyerap tenaga
kerja, lanjut William, justru mandek, seperti proyek ITF (intermediate treatment
facility) atau pembangkit listrik tenaga sampah di Sunter. "Seharusnya skema
proyek ini diubah dari kerja sama investasi menjadi penugasan melalui PMD
(penyertaan modal daerah), sehingga bisa lebih pasti kapan akan bisa selesai,"
kata William. Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pada
periode Agustus 2020, pengangguran meningkat 2,67 juta orang sehingga jumlah
keseluruhan pengangguran di Indonesia menjadi 9,77 juta orang. Dari jumlah
tersebut, DKI Jakarta mendominasi dengan jumlah 10,95 persen dari total
keseluruhan pengangguran yang ada di Indonesia. BPS juga merilis kenaikan
tingkat pengangguran terbuka (TPT) DKI Jakarta meningkat 4,41 persen
dibandingkan tahun lalu.
Sumber
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/11/09/15322581/pengangguran-di-
jakarta-meningkat-psi-kritik-anggaran-dki-tak-tumbuhkan
Inti Masalah
Menurut saya, permasalahan yang terdapat di artikel tersebut adalah
pengangguran yang meningkat di jakarta akibat pemerintah tidak mau
mengalokasikan dana yang ada untuk membuat fasilitas yang nantinya akan
menambah lapangan pekerjaan. Sebaliknya, pemerintah malah membuat fasilitas-
fasilitas yang cenderung menghabiskan anggaran belanja daerah dan tidak
membantu para pengangguran.
Solusi
Menurut saya, pemerintah seharusnya mengambil tindakan dengan tetap
melaksanakan pembangun fasilitas yang sebenarnya dapat membuka lapangan
pekerjaan daripada membangun fasilitas yang tidak ada dampaknya bagi
pengangguran. Jika fasilitas yang dapat membuka lapangan pekerjaan dirasa
belum terlalu dibutuhkan, alangkah baiknya pemerintah menyediakan lapangan
pekerjaan lain pagi para pekerja tersebut agar angka pengangguran di jakarta
berkurang.

Anda mungkin juga menyukai