Heru Kontrak Dokter 2
Heru Kontrak Dokter 2
DENGAN
DOKTER UMUM
TENTANG
No. 1/A/PKWT/XI/2020
PENDAHULUAN
Pembuka Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (selanjutnya disebut “Perjanjian”) ini dibuat pada hari ini, hari Jumat,
tanggal satu (1) Januari dua ribu dua puluh (2020); pukul 09.30 (sembilan tiga puluh menit) Waktu
Indonesia Bagian Barat (WIB) di Rumah Sakit Umum Madinah, Jl. Ambulu 48 Tanjungrejo, Wuluhan,
Jember oleh dan antara:
Dalam hal ini bertindak dalam jabatannya selaku Direktur Rumah Sakit Umum Madinah, Ijin RS No.
02/RS/2019 tanggal 3 Agustus 2019, beralamat di Jl. Ambulu 48 Tanjungrejo, Wuluhan, Jember, sesuai
SK Direktur RSU Madinah No. 345/SK/2018, tanggal 4 Agustus 2018, selanjutnya disebut “PIHAK
PERTAMA”.
Dalam hal ini bertindak untuk diri sendiri, selanjutnya disebut “PIHAK KEDUA”.
Berhubungan dengan hal-hal tersebut, maka PARA PIHAK telah bersepakat untuk mengadakan
perjanjian kerja sebagai berikut:
ISI
Pasal 1
Definisi
(1). Dokter Umum adalah orang yang memiliki ijazah Dokter Umum dan memiliki STR dan SIP yang
melakukan pelayanan medis di RSU Madinah.
(3). Dokter Konsultan adalah dokter spesialis tertentu yang karena kompetensinya diminta
membantu pelayanan medis di RSU Madinah dalam waktu tertentu atau dalam kasus tertentu.
(4). Komite Medis adalah wadah non-struktural yang merupakan badan regulasi dan supervisi
pelayanan medis di rumah sakit yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur
RSU Madinah.
(5). Satuan Medis Fungsional (SMF) adalah Kelompok dokter dan atau spesialis yang melakukan
pelayanan dan telah disetujui dan diterima sesuai dengan aturan yang berlaku untuk
menjalankan profesi masing-masing di RSU Madinah.
(6). Hak Kredensial Klinis Khusus (Clinical Privilege) adalah kewenangan yang diberikan kepada
Dokter Spesialis dan Dokter atas rekomendasi dari Komite Medis untuk melakukan pelayanan
medis di Rumah Sakit yang ditetapkan Direktur RSU Madinah.
(7). Jasa Medis adalah honorarium yang diterima oleh dokter atas pelayanan profesi yang dilakukan
yang besarnya akan ditetapkan oleh RSU Madinah berdasarkan kesepakatan bersama.
(8). Tuntutan Pidana adalah tuntutan dalam aspek hukum pidana kepada PIHAK KEDUA dan atau
PIHAK PERTAMA berkaitan dengan tugas keprofesian PIHAK KEDUA, yang tuntutan tersebut
dibuktikan dengan terbitnya surat Laporan Kepolisian (LP).
(10). Gugatan Perdata adalah gugatan dalam aspek hokum perdata oleh pasien atau keluarga pasien
kepada PIHAK KEDUA dan atau PIHAK PERTAMA berkaitan dengan tugas keprofesian PIHAK
KEDUA, yang mana gugatan tersebut dibuktikan dengan terbitnya surat pemberitahuan adanya
gugatan perdata oleh Pengadilan Negeri Jember.
Klausula Transaksi
Ruang Lingkup: Ruang lingkup perjanjian ini adalah pemberian pelayanan medis di unit-unit pelayanan medis dan
penunjang medis di lingkungan RSU Madinah
1. Mendapatkan pelayanan medis yang diberikan oleh PIHAK KEDUA sesuai jadwal dan
kesepakatan.
2. Melakukan pengawasan dan evaluasi atas pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh PIHAK
KEDUA dengan maksud untuk memperbaiki kinerja dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan.
3. Menetapkan dan menentukan ruang lingkup dan batasan-batasan ketentuan penyelenggaraan
pelayanan kesehatan termasuk norma perilaku kerja serta ketentuan-ketentuan umum yang
berlaku di RSU Madinah dengan tetap mengindahkan dan berlandaskan pada standar profesi
dan standar pelayanan.
Jadwal Pelayanan (1). PIHAK KEDUA melakukan pelayanan medis 40 jam seminggu, pada hari Senin- Jumat pukul 07.00-
15.00.
(2). Pelayanan gawat darurat yaitu konsultan atau datang langsung jika diperlukan (on call) dilakukan
24 jam.
Dokter Pengganti (1). Apabila PIHAK KEDUA berhalangan hadir memberikan pelayanan medis maka PIHAK KEDUA
harus menginformasikan terlebih dahulu kepada PIHAK PERTAMA dan memberikan penggantian
tenaga medis sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku.
(2). Semua kewajiban PIHAK KEDUA juga berlaku sebagai kewajiban dokter pengganti, kecuali
kewajiban nomor 8.
(3). Biaya yang dikeluarkan dalam hal pemenuhan dokter pengganti adalah sepenuhnya ditanggung
PIHAK KEDUA.
Gaji (1). PIHAK KEDUA mendapatkan gaji pokok Rp. 6.750.000 (enam juta tujuh ratus lima puluh ribu
rupiah per bulan.
• Menurut satuan waktu (jam pelayanan: jam,
(2). Dalam hal PIHAK KEDUA datang tidak sesuai dengan jam pelayanan atau jadwal yang diharuskan,
hari, bulan) → IDI Jatim 3x UMK 40 jam
datang terlambat atau pulang sebelum waktunya, yang dilihat dari absen elektronik finger print,
seminggu
sehingga tidak memenuhi waktu kerja 160 jam per bulan maka akan dipotong gaji pokok sebesar
• Menurut satuan hasil (jasa per pasien)
Rp. 50.000/jam.
• Atau gabungan keduanya
(3). PIHAK KEDUA berhak mendapatkan tambahan jasa medis sebesar Rp. 20.000 (dua puluh ribu
rupiah) per pasien, setelah pasien ke- 250 per bulannya, untuk pasien umum.
(4). PIHAK KEDUA berhak mendapatkan tambahan jasa medis sebesar Rp. 10.000 (sepuluh ribu
rupiah) per pasien, mulai pasien pertama untuk pasien BPJS.
(5). PIHAK KEDUA berhak mendapatkan tambahan jasa medis konsultan, rawat inap dan tindakan
sesuai kesepakatan PARA PIHAK. (terlampir)
Jangka Waktu Perjanjian, dapat juga di gabung (1). Perjanjian ini berlaku untuk waktu 2 (dua) tahun sejak penandatanganan Perjanjian atau akan
dengan klausul pemutusan kontrak berakhir pada tanggal 31 (tiga puluh satu) Desember 2022 (dua ribu dua puluh dua)
(2). Surat perjanjian ini dapat diperpanjang atas persetujuan PARA PIHAK, minimal 3 (tiga) bulan
sebelum perjanjian berakhir.
Pajak (1). PIHAK KEDUA berkewajiban untuk menanggung Pajak Penghasilan atas pendapatan yang
diperoleh.
(2). PIHAK PERTAMA akan melakukan pemotongan Pajak Penghasilan PIHAK KEDUA tersebut sesuai
dengan ketentuan yang diatur dalam Surat Edaran Dirjen Pajak No. SE-51/PJ.43/1995 tertanggal
14 November 1995 tentang Pemotongan PPh Pasal 21 atas Jasa Medis di Rumah Sakit.
Klausula Spesifik
Perlindungan Hukum (1) PIHAK KEDUA berhak mendapatkan pelindungan hukum dari PIHAK PERTAMA dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.
(2) PIHAK PERTAMA wajib memberikan bantuan hukum berupa pendampingan oleh pengacara
Rumah Sakit (Corporate lawyer) kepada PIHAK KEDUA apabila PIHAK KEDUA mendapatkan
tuntutan pidana atau gugatan perdata berkaitan dengan tugas profesinya di RSU Madinah.
2. Cidera Janji/wanprestasi: tidak melaksanakan (1). Dalam hal PIHAK PERTAMA atau PIHAK KEDUA melakukan wanprestasi atau tidak melaksanakan
kewajiban/prestasi sama sekali, melaksanakan kewajiban, maka pihak yang merasa dirugikan dapat memberikan teguran atau somasi.
tetapi tidak sempurna atau tidak seperti yang (2). Teguran atau somasi yang diberikan maksimal tiga kali, berjarak masing-masing 2 minggu, dengan
diperjanjikan, terlambat dalam memberikan tetap membuka ruang komunikasi musyawarah dan mufakat dan IDI Cabang Jember sebagai
prestasi, atau melaksanakan larangan yang ada mediator.
pada perjanjian. (3). Teguran atau somasi ditembuskan kepada IDI Cabang Jember sebagai mediator yang sudah
disepakati dan ditunjuk oleh PARA PIHAK.
(4). Pihak yang merasa dirugikan dapat menuntut ganti rugi kepada pihak yang melakukan
wanprestasi setelah melakukan teguran atau somasi, dengan tetap mengedepankan musyawarah
mufakat dan atau dengan dimediasi oleh IDI Cabang Jember.
(5). Jika dalam jangka waktu 2 minggu setelah teguran ke-3 pihak yang disomasi tetap melakukan
wanprestasi maka pihak yang merasa dirugikan dapat melakukan pemutusan hubungan kerja dan
atau menggugat ganti kerugian di Pengadilan Negeri Jember.
3. Domisili Hukum PARA PIHAK dengan ini sepakat untuk memilih domisili hukum yang tetap dan tidak berubah pada
Kantor Panitera Pengadilan Negeri Jember.
4. Penyelesaian Sengketa/Perselisihan (1) Setiap perselisihan, pertentangan dan perbedaan pendapat sehubungan dengan Perjanjian ini
akan diselesaikan secara musyawarah dan mufakat oleh PARA PIHAK.
5. Choice of Law/ Hukum Yang Berlaku Perjanjian ini tunduk pada dan karenanya wajib ditafsirkan menurut ketentuan dan peraturan
perundang-undangan Republik Indonesia.
Atau
Interpretasi dan pelaksanaan dari syarat dan ketentuan dalam Perjanjian ini adalah menurut hukum
Republik Indonesia.
6. Force Majeure (1) Kewajiban salah satu pihak dalam Perjanjian ini akan ditangguhkan sepanjang dan selama
pelaksanaannya terhalang oleh persengketaan perburuhan, musibah/bencana alam, perubahan
terhadap peraturan perundang-undangan, perang atau keadaan yang timbul dari atau sebagai
akibat perang, baik yang dinyatakan maupun yang tidak, huru hara, tindakan sabotase oleh teroris
atau tindak pidana lainnya, makar atau pemberontakan, kebakaran, peledakan, gempa bumi,
badai, banjir, letusan gunung berapi, kekeringan atau kondisi cuaca yang luar biasa buruk,
kecelakaan atau sebab-sebab lain yang sejenis (selanjutnya disebut “Keadaan Memaksa”).
(2) Dalam hal terjadi Keadaan Memaksa PARA PIHAK setuju bahwa pihak yang tidak terkena Keadaan
Memaksa tidak dapat mengajukan tuntutan hukum maupun terhadap pihak yang terkena
Keadaan Memaksa.
Atau
(1) Yang dimaksud dengan keadaan memaksa (selanjutnya disebut Force Majeure) adalah suatu
keadaan yang terjadinya diluar kemampuan, kesalahan, atau kekuasaan PARA PIHAK dan yang
menyebabkan Pihak yang mengalaminya tidak dapat melaksanakan atau terpaksa menunda
pelaksanaan kewajibannya dalam Perjanjian ini. Force Majeure tersebut meliputi banjir, wabah,
perang (yang dinyatakan maupun yang tidak dinyatakan), pemberontakan, huru-hara,
pemogokkan umum, kebakaran dan kebijaksanaan Pemerintah yang berpengaruh secara
langsung terhadap pelaksanaan Perjanjian ini.
(2) Dalam hal terjadinya peristiwa Force Majeure, maka Pihak yang terhalang untuk melaksanakan
kewajibannya tidak dapat dituntut oleh Pihak lainnya. Pihak yang terkena Force Majeure wajib
memberitahukan adanya peristiwa Force Majeure tersebut kepada Pihak yang lain secara tertulis
paling lambat 14 (empat belas) hari kalender sejak saat terjadinya peristiwa Force Majeure, yang
dikuatkan oleh surat keterangan dari pejabat yang berwenang yang menerangkan adanya
peristiwa Force Majeure tersebut. Pihak yang terkena Force Majeure wajib mengupayakan
dengan sebaik-baiknya untuk tetap melaksanakan kewajibannya sebagaimana diatur dalam
Perjanjian ini segera setelah peristiwa Force Majeure berakhir.
7. Pengakhiran Kontrak/ Termination (1) Perjanjian ini berakhir ketika Jangka Waktu Perjanjian telah berakhir.
(2) Perjanjian ini dapat dibatalkan dan atau diakhiri oleh salah satu Pihak sebelum Jangka Waktu
Perjanjian, berdasarkan hal-hal sebagai berikut:
a. Persetujuan PARA PIHAK secara tertulis untuk mengakhiri Perjanjian ini yang berlaku efektif
pada tanggal dicapainya kesepakatan pengakhiran tersebut;
b. Salah satu Pihak melanggar ketentuan yang diatur dalam Perjanjian ini (wanprestasi) dan
tetap tidak memperbaikinya setelah menerima surat teguran/peringatan/SOMASI maksimal
sebanyak 3 (tiga) kali, dengan tembusan ke Ikatan Dokter Indonesia IDI (IDI) Cabang
JemberDinas Kesehatan. Pengakhiran berlaku efektif pada tanggal surat pemberitahuan
pengakhiran Perjanjian ini dari Pihak yang dirugikan;
c. Ijin usaha atau operasional Rumah Sakit PIHAK PERTAMA atau Surat Ijin Praktik PIHAK KEDUA
berakhir dan/atau dicabut oleh Pemerintah. Pengakhiran berlaku efektif pada tanggal habis
masa berlakunya dan/atau pada saat pencabutan ijin masing-masing pihak oleh Pemerintah;
(3) Dalam hal salah satu PIHAK bermaksud untuk mengakhiri Perjanjian ini secara sepihak sebelum
berakhirnya Jangka Waktu Perjanjian, maka wajib memberikan pemberitahuan tertulis kepada
PIHAK lainnya mengenai maksudnya tersebut sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sebelumnya.
8. Pemberitahuan/ Notice Setiap pemberitahuan atau komunikasi lainnya yang akan dibuat atau disampaikan menurut
Perjanjian ini wajib dilakukan secara tertulis dan dikirimkan melalui faksimili atau diserahkan langsung
ke alamat masing-masing pihak dibawah ini:
Nama : ____________________________
Telp/WA : ____________________________
Email : ___________________________
Nama : ____________________________
Telp/WA : ____________________________
Email : ____________________________
9. Kerahasiaan / Confidentialy PARA PIHAK dilarang, tanpa persetujuan tertulis dari Pihak lainnya untuk memberitahukan, membuka
atau memberikan informasi, keterangan atau hal yang sejenisnya yang menyangkut isi atau yang
berhubungan dengan Perjanjian ini, selama berlakunya dan sesudah berakhirnya Perjanjian ini,
kepada pihak ketiga lainnya baik yang berupa badan hukum, perorangan, kecuali menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
10. Change of Law / Perubahan Peraturan Dalam hal setelah ditandatanganinya Perjanjian ini terjadi suatu perubahan dalam peraturan
Perundang-undangan perundang-undangan yang secara material dapat mendatangkan kerugian kepada salah satu pihak,
maka PARA PIHAK sepakat untuk mengadakan perundingan kembali sehingga dapat menghilangkan
atau memperkecil kerugian yang diderita oleh salah satu pihak.
11. Entire Agreement/ Kesatuan Setiap isi perjanjian dan semua lampiran yang disebut dan dilampirkan pada Perjanjian ini, merupakan
satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.
12. Severability/Keterpisahan Jika ada salah satu atau lebih ketentuan dalam Perjanjian ini ternyata tidak sah, tidak berlaku atau
tidak dapat dilaksanakan berdasarkan hukum atau keputusan yang berlaku, maka PARA PIHAK
dengan ini setuju dan menyatakan bahwa ketentuan lainnya dalam Perjanjian ini tidak akan
terpengaruh olehnya, tetap sah, berlaku dan dapat dilaksanakan.
Atau
13. Assignment of Rights/Pengalihan Hak Hak dan kewajiban berdasarkan Perjanjian ini tidak boleh dialihkan, baik sebagian maupun seluruhnya
kepada pihak lain, kecuali dengan persetujuan tertulis PARA PIHAK.
14. Amandement/Perubahan Perjanjian ini tidak dapat diubah atau ditambah, kecuali dibuat dengan suatu Perjanjian perubahan
atau tambahan (Addendum/Amandemen) yang ditandatangani oleh PARA PIHAK dan menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.
PENUTUP
Kata Penutup Demikian Perjanjian ini dibuat 2 (dua) rangkap asli, masing-masing sama bunyinya, diatas kertas
bermaterai cukup dan masing-masing memiliki kekuatan hukum yang sama setelah ditandatangani
oleh PARA PIHAK.
Tandatangan Tanda tangan PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA dan 2 orang SAKSI
Perjanjian Kerjasama ini (selanjutnya disebut dengan “Perjanjian”) ditandatangani di Jember pada hari
Senin tanggal Satu Juni Tahun Dua Ribu oleh dan antara :
1. dr. Heru Iskandar, MMRS, dalam jabatannya selaku Direktur RSU MADINAH, bertindak sebagai
kuasa Direksi Persero Terbatas PT. Madinah Sejahtera Jember, berkedudukan di Jalan Ambulu 48
Tanjungrejo, Wuluhan, Jember, Jawa Timur, selanjutnya disebut “Pihak Pertama”.
2. drg. Alfi Yudisianto, selaku Dokter Gigi Praktek Swasta berdasarkan Surat Ijin Praktek Dokter Gigi
(SIP) Nomor 440/034/414/2013 yang berkedudukan dan beralamat praktek di Jl. Gunung Tidar RT.
02 RW. 08 Desa Sumbersari, Kecamatan Sumbersari, Jember, dalam hal ini bertindak untuk dan
atas nama Dokter Gigi Alfi Yudisianto, selanjutnya disebut “Pihak Kedua.”
Pihak Pertama dan Pihak Kedua secara bersama-sama selanjutnya akan disebut “Para Pihak”.
Dengan ini Para Pihak menerangkan terlebih dahulu sebagai berikut :
1. Bahwa Pihak Pertama adalah pihak yang dalam menjalankan usahanya, RSU MADINAH
memerlukan seorang tenaga medis dokter gigi dalam memberikan pelayanan medis dan tindakan
medis dalam bidang keahliannya.
2. Bahwa Pihak Kedua adalah seorang dokter gigi yang telah memenuhi persyaratan dan kriteria yang
ditentukan oleh Pihak Pertama, bersedia dan menyanggupi untuk menjalankan Pelayanan Profesi
pada Pihak Pertama.
3. Bahwa Para Pihak mempunyai kapasitas sebagai mitra usaha yang dalam Perjanjian ini tunduk pada
ketentuan yang diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata dan bukan sebagai perjanjian
Ketenagakerjaan.
Sehubungan dengan hal-hal tersebut diatas, Para Pihak sepakat untuk membuat mengikatkan diri,
menandatangani dan melaksanakan Perjanjian ini dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut
dibawah ini.
Pasal 1
DEFINISI DAN PENGERTIAN
Dalam perjanjian ini yang dimaksud dengan :
1. Rumah Sakit adalah RSU MADINAH yang berkedudukan di Kecamatan Wuluhan Kabupaten
Jember.
2. Perseroan adalah badan usaha Perseroan Terbatas yang bernama PT. Madinah Sejahtera
Jember yang menaungi dan memiliki Rumah Sakit.
3. Direktur adalah Pimpinan tertinggi di RS yang bertindak untuk dan atas nama Perseroan
sebagai Kuasa Direksi dalam menjalankan sehari-hari sebagai manajemen (pengelola)
4. Dokter gigi adalah tenaga medis yang melaksanakan profesinya sebagai dokter gigi di RSU
MADINAH
5. Jasa medik adalah honorarium yang diterima oleh dokter atas pelayanan profesi yang
dilakukan yang besarnya akan ditetapkan oleh RSU MADINAH berdasarkan kesepakatan
bersama.
Pasal 2
RUANG LINGKUP PELAYANAN
1. Pelayanan Medis yang dimaksud mencakup :
Pemberian pelayanan di unit-unit pelayanan medis dalam lingkungan RSU MADINAH termasuk di
unit Penunjang Medis.
Pasal 4
JADUAL PELAYANAN MEDIS
1. Tindakan Pelayanan gawat darurat dilakukan oleh pihak kedua setiap waktu (24jam) pada saat
diperlukan.
2. Pihak Kedua menjalankan pelayanan medis pada:
No Hari Jam
1 Selasa 08.00 s.d 12.00
2 Kamis 08.00 s.d 12.00
3 Jumat 08.00 s.d 12.00
3. Apabila Pihak Kedua dalam menjalankan pelayanan medis tidak sesuai jadual yang ditentukan,
maka Pihak Pertama dapat melakukan peninjauan ulang jadual tersebut
Pasal 5
PENGGANTIAN PELAKSANAAN TUGAS
Apabila Pihak Kedua berhalangan hadir memberikan pelayanan medis maka Pihak Kedua harus
menginformasikan kepada Pihak Pertama dan memberikan penggantian tenaga dalam hal pelayanan
medis kepada Pihak Pertama
Pasal 6
PERSYARATAN ADMINISTRASI
Dalam menjalankan Profesinya, Pihak Kedua diwajibkan untuk memiliki SIP di RSU MADINAH atau
proses kepengurusan berkas telah memasuki fase pengesahan oleh dinas terkait yang telah
dikeluarkan atau diproses oleh pihak yang berwenang.
Pasal 7
JASA MEDIK
1. Pihak Kedua berhak mendapatkan jasa medik dalam setiap pelaksanaan Profesinya sebagaimana
dimaksud pasal 2 ayat (1)
2. Besarnya jasa medik ditentukan sesuai dengan pelayanan yang diberikan sebesar 45% dari tarif
jasa tindakan pasien umum dan BPJS
3. Pihak Kedua mendapat guaranty fee sebesar Rp. 50.000., - setiap kedatangannya
4. Guaranty fee akan diberikan secara proporsional disesuaikan dengan kehadiran pada jadwal
praktek atau menggantikan jadwal praktek dokter lainnya
Pasal 8
PEMBAYARAN JASA MEDIK
1. Pembayaran jasa medik Pihak Kedua oleh Pihak Pertama dilakukan setiap bulannya paling lambat
pada tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya.
2. Apabila tanggal 10 (sepuluh) jatuh pada hari libur, maka jasa medik akan diberikan pada hari kerja
berikutnya
Pasal 9
PERTANGGUNG JAWABAN PADA PIHAK KETIGA
Pasal 10
JANGKA WAKTU
1. Perjanjian ini berlaku untuk waktu 1(satu) tahun sejak penandatanganan Perjanjian atau akan
berakhir pada tanggal 01 (Satu) bulan Juni tahun 2000 (dua ribu)
2. Perjanjian akan berakhir sebelum waktunya apabila :
a. Pihak Kedua mengundurkan diri
b. SIP Pihak Kedua tidak bisa diperpanjang oleh yang berwenang
c. SIP di RSU MADINAH Pihak Kedua tidak berlaku lagi dan tidak diperpanjang sebagaimana
mestinya
d. Pihak Kedua tidak mampu lagi menjalankan pelayanan profesi sesuai dengan kompetensi
yang dimiliki yang akan ditentukan oleh Manajemen
3. Perjanjian ini bisa diperpanjang tanpa perubahan pasal-pasal atau penambahan pasal baru yang
disepakati kedua pihak minimal 1(satu) bulan sebelum berakhir.
Pasal 11
KEWAJIBAN MENTAATI KODE ETIK KEDOKTERAN &
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
1. Pihak Kedua dalam menjalankan profesinya mentaati etik, disiplin kedokteran dan tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-undang.
2. Apabila terjadi pelanggaran terhadap pasal 11 ayat I maka akan menjadi tanggung jawab Pihak
Kedua, dan Pihak Pertama dibebaskan dari tanggung jawab
Pasal 12
FORCE MAJEURE
1. Suatu pihak tidak bertanggung jawab pada pihak lainya atas terjadinya kegagalan dalam
perjanjian ini apabila diakibatkan oleh Force Majeure
2. Yang dimaksud Force Majeure dalam perjanjian ini adalah suatu kejadian diluar kemampuan para
pihak antara lain : gempa bumi, banjir, angin topan, kebakaran, epidemik, pemogokan masal,
perang, huru hara, dan peraturan pemerintah yang kesemuanya langsung berhubungan dengam
pelaksanaan perjanjian ini.
3. Dalam har terjadinya Force Majeure tersebut pihak yang bersangkutan wajib memberitahukan
kepada pihak lainnya secara tertulis selambat-lambatnya 7 x 24 jam sejak terjadinya Force
Majeure. Apabila dalam waktu tersebut pihak yang bersangkutan tidak memberitahukan kepada
pihak lainnya, maka Force Majeure dianggap tidak pernah terjadi.
4. Atas pemberitahuan pihak yang bersangkutan ini, pihak lainnya akan menerima atau menolak
secara tertulis keadaam Force Majeure paling lambat 7 x 24 jam.
5. Force Majeure harus diketahui oleh pejabat yang berwenang ditempat terjadinya Force Majeure.
Pasal 13
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Dalam hal terjadi perselisihan diantara Para Pihak didalam melaksanakan Perjanjian ini, maka
Para Pihak sepakat untuk menyelesaikan terlebih dahulu dengan cara musyawarah dan
kekeluargaan
2. Apabila dengan cara tersebut ayat (1) tetap tidak diperoleh kesepahaman dan penyelesaian,
maka Para Pihak sepakat untuk menyelesaikan melalui jalur mediasi atau arbitrase terlebih
dahulu.
Pasal 14
PENUTUP
1. Para Pihak menyatakan telah mengerti dan memahami semua isi Perjanjian ini dan menyatakan
bahwa tidak ada janji-janji atau ketentuan-ketentuan lain yang diatur selain yang tercantum pada
perjanjian ini.
2. Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) yang keduanya asli dan bermaterai cukup dan
mempunyai kekuatan hukum yang sama, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Nomor: 3/SK/B/VI/2014
Nomor: 1 /PRJ/VI/2014
PerjanjianKerja Sama iniyang selanjutnya disebut Perjanjian, dibuat dan ditandatangani di Jember,
pada hari Rabu tanggal sembilan belas las Bulan Juni tahun Dua Ribu Empat Belas, oleh dan antara :
I. dr. Heru Iskandar, selaku Direktur Klinik Pratama Rawat Inap Madinah yang berkedudukan di
Jalan Ambulu No. 48 Tanjungrejo, Wuluhan, Jember, Ijin DINKES No. 440/10813/414/2011
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Klinik Pratama Rawat Inap Madinah, selanjutnya
disebut “PIHAK PERTAMA”;
II. drg. Alfi Yudisianto, selaku Dokter Gigi Praktek Swasta berdasarkan Surat Ijin Praktek Dokter
Gigi (SIP) Nomor xxx/034/414/2013 yang berkedudukan dan beralamat praktek di Jl. Gunung
Tidar RT. 02 RW. 08 Sumbersari, Kecamatan Sumbersari, Jember, dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama Dokter Gigi Alfi Yudsianto selanjutnya disebut “PIHAK KEDUA”.
Selanjutnya PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang secara bersama-sama disebut PARA PIHAK dan
masing-masing disebut PIHAK sepakat untuk menandatangani Perjanjian dengan syarat dan
ketentuan sebagai berikut:
PASAL 1
DEFINISI DAN PENGERTIAN
Kecuali apabila ditentukan lain secara tegas dalam Perjanjian ini, istilah-istilah di bawah ini memiliki
pengertian-pengertian sebagai berikut:
1. Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh
manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar
kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar
oleh pemerintah;
2. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan yang selanjutnya disebut BPJS Kesehatan adalah
badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan;
3. Peserta adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di
Indonesia, yang telah membayar iuran;
4. Fasilitas Kesehatan yang selanjutnya disebut Faskes adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan perorangan, baik promotif,
preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah,
dan/atau Masyarakat;
5. Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama adalah pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat non
spesialistik (primer) meliputi pelayanan rawat jalan dan rawat inap;
PARA PIHAK sepakat untuk melakukan kerja sama dalam penyediaan dan pelayanan gigi bagi peserta
PIHAK PERTAMA dengan syarat dan ketentuan yang diatur dalam Perjanjian ini.
PASAL 3
RUANG LINGKUP DAN PROSEDUR PELAYANAN
Ruang lingkup dan Prosedur Pelayanan Gigi bagi Peserta PIHAK PERTAMA sebagaimana diuraikan
dalam Lampiran I Perjanjian ini.
PASAL 4
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
Tanpa mengesampingkan hak dan kewajiban dalam pasal-pasal lain dari Perjanjian ini, PARA PIHAK
sepakat untuk merinci hak dan kewajiban masing-masing sebagaimana diuraikan sebagai berikut:
PASAL 5
BIAYA DAN TATA CARA PEMBAYARAN
Biaya dan Tata Cara Pembayaran Pelayanan Gigi bagi Peserta PIHAK PERTAMA sebagaimana diatur
Perjanjian ini adalah sebagaimana diuraikan dalam Lampiran II Perjanjian ini.
PASAL 6
JANGKA WAKTU PERJANJIAN
(1) Perjanjian ini berlaku secara efektif sejak tanggal 19 Juni 2014 dan berakhir pada tanggal 19 Juni
2015.
PASAL 7
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
(1) Dalam rangka melakukan pengawasan dan pengendalian, PIHAK PERTAMA secara langsung atau
dengan menunjuk pihak lain berhak untuk melakukan pemeriksaan terhadap penyelenggaraan
pelayanan kesehatan yang dilakukanoleh PIHAK KEDUA.
(2) Apabila ternyata dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan, ditemukan penyimpangan
terhadap Perjanjian yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA, maka PIHAK PERTAMA berhak menegur
PIHAK KEDUA secara tertulissebanyak maksimal 3 (tiga) kali dengan tenggang waktu masing-
masing surat peringatan/teguran tertulis minimal 7 (tujuh) hari kerja.
(3) Setelah melakukan teguran secara tertulis sebanyak 3 (tiga) kali sebagaimana dimaksud dalam
ayat (2) Pasal ini dan tidak ada tanggapan atau perbaikan dari PIHAK KEDUA, maka PIHAK
PERTAMA berhak mengakhiri Perjanjian ini.
PASAL 8
SANKSI
(1) Dalam hal PIHAK KEDUA terbukti secara nyata melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. memungut biaya tambahan kepada Peserta; dan atau
b. melanggar ketentuan sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini,
maka PIHAK PERTAMA berhak menegur PIHAK KEDUA secara tertulis.
(2) Teguran tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini akan disampaikan PIHAK
PERTAMA pada PIHAK KEDUA sebanyak maksimal 3 (tiga) kali dengan tenggang waktu masing-
masing surat peringatan/teguran tertulis minimal 7 (tujuh) hari kerja.
(3) PIHAK PERTAMA berhak meninjau kembali Perjanjian ini apabila ternyata dikemudian hari tidak
ada tanggapan atau perbaikan dari PIHAK KEDUA setelah PIHAK PERTAMA melakukan teguran
sebanyak maksimal 3 (tiga) kali sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) Pasal ini.
(4) Dalam hal salah satu pihak diketahui menyalahgunakan wewenang dengan melakukan kegiatan
moral hazard atau fraud seperti membuat klaim fiktif yang dibuktikan dari hasil pemeriksaan Tim
Pemeriksa Internal maupun Eksternal sehingga terbukti merugikan pihak lainnya, maka pihak
yang menyalahgunakan wewenang tersebut berkewajiban untuk memulihkan kerugian yang
terjadi dan pihak yang dirugikan dapat membatalkan Perjanjian ini secara sepihak.
(5) Pengakhiran Perjanjian yang diakibatkan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) Pasal ini dapat
dilakukan tanpa harus memenuhi ketentuan sebagaimana tertuang pada pasal 7 Perjanjian ini
dan tidak membebaskan PARA PIHAK dalam menyelesaikan kewajiban masing-masing yang
masih ada kepada pihak lainnya.
(6) Dalam hal PIHAK PERTAMA tidak melakukan pembayaran kepada PIHAK KEDUA sesuai dengan
yang telah disepakati dalam Perjanjian ini PIHAK KEDUA berhak menegur PIHAK PERTAMA
secara tertulis.
(7) Teguran tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (6) Pasal ini akan disampaikan PIHAK KEDUA
kepada PIHAK PERTAMA sebanyak maksimal 3 (tiga) kali dengan tenggang waktu masing-masing
surat teguran minimal 7 (tujuh) hari kerja.
(1) Perjanjian ini dapat diakhiri oleh salah satu Pihak sebelum berakhirnya Jangka Waktu Perjanjian,
berdasarkan hal-hal sebagai berikut:
a. Dalam hal PIHAK KEDUA pindah lokasi praktek ke lokasi yang tidak disepakati oleh PIHAK
PERTAMA;
b. Salah satu Pihak tidak memenuhi atau melanggar salah satu atau lebih ketentuan yang diatur
dalam Perjanjian ini dan tetap tidak memenuhi atau tidak berusaha untuk memperbaikinya
setelah menerima surat peringatan/teguran tertulis sebanyak maksimal 3 (tiga) kali dengan
tenggang waktu masing-masing surat peringatan/teguran tertulis minimal 7 (tujuh) hari kerja
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) Perjanjian ini. Pengakhiran berlaku efektif
secara seketika pada tanggal surat pemberitahuan pengakhiran Perjanjian ini dari Pihak yang
dirugikan;
c. Ijin operasional / ijin praktek PIHAK KEDUA dicabut oleh Pemerintah atau asosiasi profesi.
Pengakhiran berlaku efektif pada tanggal pencabutan ijin usaha atau operasional Pihak atau
ijin praktek yang bersangkutan oleh Pemerintah atau asosiasi profesi;
d. PIHAK KEDUA berhenti praktek yang disebabkan karena kehendaknya sendiri.
(2) Dalam hal PIHAK KEDUA bermaksud untuk mengakhiri Perjanjian ini secara sepihak sebelum
berakhirnya Jangka Waktu Perjanjian, PIHAK KEDUA wajib memberikan pemberitahuan tertulis
kepada PIHAK PERTAMA mengenai maksudnya tersebut sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan
sebelumnya.
(3) PARA PIHAK dengan ini sepakat untuk mengesampingkan berlakunya ketentuan dalam Pasal
1266 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, sejauh yang mensyaratkan diperlukannya suatu
putusan atau penetapan Hakim/Pengadilan terlebih dahulu untuk membatalkan/ mengakhiri
suatu Perjanjian.
(4) Berakhirnya Perjanjian ini tidak menghapuskan hak dan kewajiban yang telah timbul dan tetap
berlaku sampai terselesaikannya hak dan kewajibannya tersebut.
PASAL 10
MALPRAKTEK
Dalam hal PIHAK KEDUA atau tenaga Dokter Gigi yang merupakan jejaring PIHAK PERTAMA tidak
melakukan kewajiban sebagaimana seharusnya, yaitu :
a. Melakukan kesalahan dalam tindakan medis, seperti kekeliruan diagnosa, interpretasi hasil
pemeriksaan penunjang, indikasi tindakan, tindakan tidak sesuai dengan standar pelayanan,
kesalahan pemberian obat, kekeliruan transfuse, dan kesalahan lainnya;
b. Melakukan kelalaian berat. Tidak melakukan hal-hal yang seharusnya dilakukan menurut asas-
asas dan standar praktik kedokteran yang baik;
sehingga mengakibatkan terjadinya cedera pada pasien, berupa cedera fisik, psikologis, mental, cacat
tetap atau meninggal. Maka PIHAK PERTAMA tidak bertanggungjawab atas akibat dari tindakan
PIHAK KEDUA tersebut.
PASAL 11
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)
(1) Yang dimaksud dengan keadaan memaksa (selanjutnya disebut Force Majeure) adalah suatu
keadaan yang terjadinya diluar kemampuan, kesalahan, atau kekuasaan PARA PIHAK dan yang
menyebabkan Pihak yang mengalaminya tidak dapat melaksanakan atau terpaksa menunda
pelaksanaan kewajibannya dalam Perjanjian ini. Force Majeure tersebut meliputi banjir, wabah,
perang (yang dinyatakan maupun yang tidak dinyatakan), pemberontakan, huru-hara,
PASAL 12
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
(1) Setiap perselisihan dan perbedaan pendapat sehubungan dengan Perjanjian ini akan diselesaikan
secara musyawarah dan mufakat oleh PARA PIHAK.
(2) Apabila musyawarah dan mufakat tidak tercapai, maka PARA PIHAK sepakat untuk menyerahkan
penyelesaian perselisihan tersebut melalui Pengadilan.
(3) Mengenai Perjanjian ini dan segala akibatnya, PARA PIHAK memilih kediaman hukum atau
domisili yang tetap dan umum di Kantor Panitera Pengadilan Negeri Jember.
PASAL 13
PEMBERITAHUAN
Dalam upaya kelancaran komunikasi diantara PARA PIHAK yang saling mengikatkan diri dalam
Perjanjian ini masing-masing menyediakan alamat tempat pemberitahuansebagai berikut:
PASAL 12
LAIN-LAIN
Demikian Perjanjian ini dibuat 2 (dua) rangkap asli, masing-masing sama bunyinya, diatas kertas
bermaterai cukup dan masing-masing memiliki kekuatan hukum yang sama setelah ditandatangani
oleh PARA PIHAK.
……………….
I. RUANG LINGKUP
Dokter Gigi sebagai pemberi pelayanan tingkat pertama
1) Administrasi pelayanan, meliputi biaya administrasi pendaftaran peserta untuk berobat,
penyediaan dan pemberian surat rujukan ke fasilitas kesehatan lanjutan untuk penyakit yang
tidak dapat ditangani di fasilitas kesehatan tingkat pertama;
2) Pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis;
3) Premedikasi;
4) Kegawatdaruratan oro-dental;
5) Pencabutan gigi sulung (topikal, infiltrasi);
6) Pencabutan gigi permanen tanpa penyulit;
7) Obat pasca ekstraksi;
8) Tumpatan komposit/GIC;
9) Skeling gigi (1x dalam setahun).
C. PIHAK KEDUA tidak diperkenankan menarik biaya apapun terhadap Peserta sepanjang pelayanan
kesehatan yang diberikan masih tercakup dalam ruang lingkup Perjanjian ini;
D. Pembayaran untuk jejaring Faskes tingkat pertama sudah termasuk dalam pembayaran yang
diterima oleh PIHAK PERTAMA dari BPJS Kesehatan;
E. Pembayaran pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh jejaring Faskes tingkat pertama disepakati
antara PIHAK PERTAMA dengan Jejaringnya (Apotek, Dokter Gigi atau jejaring lainnya).
F. Pembayaran dari PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dilakukan dengan tunai.
……………….
Pada hari ini, Senin, tanggal 01 Juni tahun dua ribu enam belas, yang bertanda tangan dibawah ini :
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT. MADINAH SEJAHTERA JEMBER yang selanjutnya
disebut PIHAK PERTAMA.
Dalam hal ini sebagai tenaga medis yang akan mengikuti PPDS Kedokteran Forensik yang selanjutnya
disebut PIHAK KEDUA.
Kedua belah pihak sepakat mengadakan ikatan kerja sama tentang Pembiayaan Pendidikan Dokter
Spesialis Kedokteran Forensik di Universitas Jember dengan ketentuan sebegai berikut:
Pasal 1
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA bekerja sama dengan prinsip saling menguntungkan dalam
kegiatan Pembiayaan Program Pendidikan Dokter Spesialis Kedokteran Forensik di Universitas Jember.
Pasal 2
PIHAK KEDUA berhak
a. Memperoleh biaya pendidikan dari RSU Madinah sebesar ½ (setengah) dari uang masuk dan biaya
SPP.
b. Memperoleh gaji pokok setiap bulan sebesar Rp. 1.500.000,- dan tunjangan pendidikan Rp.
1.000.000,-.
c. Memperoleh Tunjangan Hari Raya.
d. Mendapatkan kenaikan gaji berkala setiap tahun sebesar 10% dari gaji pokok.
e. Apabila sudah kembali bekerja di RSU Madinah sebagai Dokter Spesialis maka berhak
mendapatkan jasa pelayanan sesuai dengan yang telah ditentukan Rumah Sakit.
f. Merawat penderita dan melukukan tindakun yung diperlukan sesuai standar profesi yang berlaku
dengan menggunakan fasilitas yang dimiliki RSU Madinah. Pihak kedua berhak memakai STR ke-2
dan ke-3 di tempat lain.
Pasal 3
PIHAK PERTAMA berhak
a. Mempekerjakan Pihak Kedua sebagai Dokter Organik RSU Madinah sampai usia pensiun yaitu 60
tahun.
b. Berhak atas ljasah Asli, STR & SIP 1 Pihak Kedua.
Pasal 4
PIHAK PERTAMA berkewajiban:
a. Membayar biaya pendidikan Pihak kedua Tepat waktu (Biaya masuk dan Biaya Semester).
b. Memberikan Gaji setiap bulan kepada Pihak Kedua.
c. Memberikan Tunjangan Hari Raya kepada Pihak Kedua.
d. Memberikan kenaikan gaji secara berkala 10% dari gaji pokok pertahun kepada Pihak Kedua.
e. Memberikan jasa pelayanan setelah Pihak Pertarna tclah kcmbali bekcrja di RSU Madinah sebagai
Dokter Spesialis.
f. Menyediakan fasilitas berupa alat, tempat dan tenaga untuk melayani/merawat atas permintaan
dokter yang merawat.
Pasal 5
PIHAK KEDUA berkewajiban:
a. Menyelesaikan pendidikan tepat waktu (10 Semester). Apabila ada tambahan semester karena
kesalahan dari PIHAK KEDUA maka PIHAK PERTAMA tidak menanggung biaya pendidikannya.
b. Segera kembali ke RSU Madinah setelah lulus untuk memberikan pelayanan.
c. Mentaati ketentuan, prosedur dan peraturan yung telah ditetapkan oleh RSU Madinah.
d. Bertanggung jawab kepada penderita yang dirawat dan pemanfaatan fasilitas yang ada.
e. Melengkapi kelengkapan catatan medik rumah Sakit, penderita yang dirawatnya.
Pasal 6
Hal-hal yang belum diatur dalam perjanjian ini akan diatur kemudian oleh kedua belah pihak secara
musyawarah dan mufakat dan mencantumkannya dalam Addenum (Perjanjian Tambahan) yang
merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini.
Pasal 7
a. Apabila Pihak Kedua dikeluarkan dari PPDS maka wajib mengembalikan seluruh biaya yang
dikeluarkan oleh PT. Madinah Sejahtera Jember.
b. Apabila Pihak Kedua tidak mentaati perjanjian ini maka wajib mengembalikan 10 kali lipat biaya
yang dikeluarkan PT. Madinah Sejahtera Jember.
c. Pihak Kedua dilarang bekerja di Rumah Sakit/Praktek Pribadi di Wilayah Kabupaten Jember dan
sekitarnya atau di Rumah Sakit kompetitor RSU Madinah.
Pasal 8
Ikatan kerjasama ini mulai berlaku efektif sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan akan diadakan
pembetulan seperlunya bilamana dikemudian hari terdapat kesalahan dalam penetapan
Ditetapkan di : Jember
Pada Tanggal : 01-06-2016
Pada hari ini Satu Juni tahun Dua Ribu Enam Belas (1-06-2016) yang bertanda tangan di bawah ini
telah sepakat mengadakan Perjanjian kerjasama :
I. Nama : dr. Heru Iskandar
Jabatan : Kepala Klinik Pratama Madinah
NIK : 3509110000000
Tempat, tanggal lahir : Jember, 01 Juni 1980
Alamat : Jl. Ambulu 48 Tanjungrejo Wuluhan
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama KLINIK PRATAMA MADINAH, sesuai SK Koperasi Madinah
Sejahtera No. 01/B/SK/I/2016 tentang Kepala Klinik Pratama Madinah selanjutnya di sebut PIHAK
PERTAMA.
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama akan disebut sebagai “PARA PIHAK”, setuju
dan sepakat untuk mengikatkan diri dalam suatu Perjanjian kerjasama.
PARA PIHAK teresebut di atas terlebih dahulu menerangkan:
1. Bahwa PIHAK PERTAMA adalah selaku pengelola klinik berdasarkan surat izin
penyelenggaraan Klinik yang dimilikinya No. 01/10813/414/2011
2. Bahwa PIHAK PETAMA memerlukan tenaga Apoteker sebagai penanggung jawab untuk
ditempatan di Instalasi Farmasi Klinik Pratama Madinah
3. Bahwa PIHAK KEDUA merupakan Apoteker yang telah memiliki Surat Tanda Registrasi
Apoteker yang masih berlaku.
4. Bahwa PIHAK PERTAMA setuju mengadakan perjanjian kerjasama denga PIHAK KEDUA
sebagai Apoteker penanggung jawab di Klinik Pratama Madinah dan menerima untuk
menjalankan profesi dan tugasnya tersebut.
Untuk itu PARA PIHAK setuju dan sepakat untuk menjalankan perjanjian ini, dengan syarat dan
ketentuan sebagai berikut:
Pasal 1
HUBUNGAN PIHAK PERTAMA DAN PIHAK KEDUA
PARA PIHAK sepakat dan setuju bwa hubungan hukum antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA
merupakan hubungan kemitraan yang dijalani atas dasar profesionalisme antara PIHAK PERTAMA dan
PIHAK KEDUA. Oleh karena itu, baik PIHAK PERTAMA maupun PIHAK KEDUA wajib saling menghargai
kode etik dan peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi masing-masing, tata tertib, dan
ketentuan dan peraturan Klinik.
Pasal 2
Pasal 3
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA
Pasal 4
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA
Hak PIHAK KEDUA
1. Memiliki hak sebagaiman diatur dlam Perjanjian kerjasama ini
2. Menerima imbal jasa sesuai pasal 3 diatas
Kewajiban PIHAK KEDUA
1. Menjalankan kewajiban sebagaimana diatur dalam Perjanjian kerjasama ini.
2. Memegang teguh rahasia Klinik yang diketahuinya, baik selama berlakunya atau setelah
berakhirnya Perjanjian kerjasama ini dengan PIHAK PERTAMA.
3. Melaksanakan profesi dan tugasnya sesuai dengan etika profesi yang berlaku.
4. Hadir dan melaksanakan tugas-tugasnya 2 kali dalam seminggu.
Pasal 5
JANGKA WAKTU
1. Perjanjian kerjasama ini berlaku sejak tanggal Perjanjian kerjasama ini dibuat.
2. Jangka waktu 1 tahun dan berlaku berdasarkan musyawarah kedua belah pihak serta dapat
diperpanjang sesuai persetujuan Direktur Klinik Pratama Madinah.
3. Perjanjian kerjasama ini berakhir karena :
• PIHAK KEDUA dinyatakan tidak mampu untuk melaksanakan profesi dan tugasnya,
karena lumpuh atau cacat atau alasan kesehatan lainnya
• PIHAK KEDUA meninggal dunia
• PIHAK KEDUA dijatuhi hukuman pidana yang telah mempunyai kekuatan hukum yang
tetap
• PIHAK KEDUA mengembalikan Surat Izin Praktek Apoteker kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten Jember.
Pasal 6
KETENTUAN TAMBAHAN
1. Hal-hal yang tidak atau belum diatur dalam Perjanjian kerjasama ini akan diputuskan dan
diatur kemudian oleh PARA PIHAK secara musyawarah mufakat.
2. Perubahan dan/atau penambahan pada Perjanjian kerjasama ini hanya sah apabila disetujui
oleh PARA PIHAK dan dinyatakan dalam suatu kesepakatan tambahan yang ditandatangani
oleh PARA PIHAK.
Pasal 7
PENUTUP
Perjanjian kerjasama ini dibuat dalam 2 (Dua) rangkap yang masing-masing mempunyai kekuatan
hukum yang sama dan bermaterai cukup, dimana PARA PIHAK mendapatkan satu rangkap.
Demikian perjanjian kerjasama ini dibuat dan ditandatangani oleh PARA PIHAK di Klinik Pratama
Madinah pada hari, tanggal, bulan dan tahun tersebut diatas.