Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS TEORI NILAI DAN TEORI FUNGSI

PADA CERITA DEWI RENGGANIS

Dosen Pembimbing

Prof. Dr Haris Supratno

Disusun Oleh :

Linawati (19020074079)

Andriyan Niken Astutie (19020074082)

M. Iqbal Bustanil Firdaus (19020074126)

Halena Hindom (19020074136)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

S1 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

TAHUN 2019-2020
MENGANALISIS TEORI NILAI DAN TEORI FUNGSI YANG TERDAPAT PADA
CERITA DEWI RENGGANIS

A. Teori Nilai

Berdasarkan sifatnya, ada dua macam nilai yaitu :

1). Nilai yang Bersifat Lokal

Nilai yang bersifat lokal adalah nilai positif atau perilaku yang dianggap bernilai
atau beragam yang hidup dalam suatu daerah atau dalam suatu daerah atau dalam
masyarakat tertentu dan dijadikan pedoman masyarakat yang ada pada suatu daerah
atau kelompok tertentu.

2). Nilai yang Bersifat Universal

Nilai yang bersifat universal adalah nilai yang berlaku untuk semua orang atau
secara menyeluruh. Contoh nilai universal adalah mendahulukan kepentingan orang
lain daripada kepentingan sendiri.

Jenis nilai, ada 3 yaitu :

1). Kehidupan Manusia Sebagai Individu :

a. Nilai Keutuhan Jasmani dan Rohani

Nilai keutuhan jasmani dan rohani pada cerita Dewi Rengganis yaitu
digambarkan pada tokoh Dewi Rengganis yang cantik rupanya sebagai
refleksi dari keutuhan jasmani. Kemudian Dewi Rengganis juga memiliki
pribadi yang baik serta rendah hati sebagai refleksi dari keutuhan rohani.

Buktinya terdapat dalam kutipan cerita Dewi Rengganis, yaitu :

(i) Raden Repatmaja merasa takjub melihat kecantikan Dewi Rengganis


dan pingsan. (Halaman 290, paragraf 1, baris ke-10)

b. Nilai Keseimbangan

Nilai keseimbangan yang ada pada cerita Dewi Rengganis yaitu dapat
dianalisis dari kepribadian yang dimiliki oleh Dewi Rengganis yang cantik dan
juga setia.

c. Nilai Keselarasan

Nilai keselarasan dapat dicapai pada cerita Dewi Rengganis karena tokoh
Dewi Rengganis telah mencapai atau memiliki serta memenuhi apa yang
terdapat pada nilai-nilai keutuhan jasmani dan rohani juga pada niali
keseimbangan. Dengan demikian, maka pada cerita Dewi Rengganis dapat
juga dianalisis sebagai nilai keselarasan sebagai bentuk selaras antara nilai
keutuhan jasmani dan rohani dengan nilai keseimbangannya.

d. Nilai Keberanian

Nilai keberanian pada cerita Dewi Rengganis yaitu tokoh Dewi Rengganis
yang berani menghadapi Batera Makjusi serta bertarung melawan tiga putri
China.

Buktinya terdapat dalam kutipan cerita Dewi Rengganis yaitu :

(i) Dewi Rengganis disuruh menggoda Batera Makjusi, pura-pura disuruh


menyerahkan dirinya dan mau dijadikan istrinya. Setelah dia sudah
tergoda disuruh segera melemparkan kebelakang akan segera disahut
oleh Umar Maya dan ia akan menggunakan kesaktiannya, tidak bisa
dilihat. (Halaman 293, paragraf ke-1, baris ke-5).

(ii) Dewi Rengganis langsung menghadapi ketiga putri China, sehingga


terjadi perang tanding antara Dewi Rengganis dengan Dewi
Widaningsih dan Dewi Rengganis kalah. (Halaman 294, paragrap ke-3,
baris ke-7).

e. Nilai Kemanunggalan dengan Masyarakat, Penguasa, dan Tuhan.

Nilai kemanunggalan dengan masyarakat, pada cerita Dewi Rengganis yaitu


Dewi Rengganis sangat peduli pada perajurit-perajuritnya. Dengan penguasa,
yaitu adanya iktikad baik dengan Raden Repatmaja. Sedangkan nilai
kemanunggalan dengan Tuhan yaitu dengan adanya kepercayaan bersemedi
kepada Tuhan.

Buktinya terdapat dalam kutipan cerita Dewi Rengganis yaitu :

(i) Masyarakat : Dewi Rengganis mendengar kabar bahwa salah satu


prajurit makkah telah ditangkap oleh Betara Makjusi dan dimasukkan
kedalam penjara. (Halaman 292, paragraf ke-3, baris ke-1).

(ii) Penguasa : pada suatu hari, Dewi Rengganis terbang lagi ke Makkah
ingin menemui Raden Repatmaja. Pada saat Raden Repatmaja ada
dikamar, Dewi Rengganis datang lagi untuk menemuinya. (Halaman
290, paragraf ke-3, baris ke-1).

(iii) Tuhan : di negara Mukadam, Betara Makjusi sedang bersemedi kepada


Tuhan agar selalu diberi kesaktian. (Halaman 293, paragraf ke-4, baris
ke-1).

Anda mungkin juga menyukai