Anda di halaman 1dari 3

Menurut Dr.

Rico Lie, definisi Komunikasi dan Teknologi Informasi untuk Pembangunan adalah untuk
membantu Pembangunan Internasional dengan menjembatani kesenjangan digital dan menyediakan
akses yang adil ke teknologi.

Ada beberapa pandangan yang diungkapkan oleh Dr. Rico Lie mengenai komunikasi dan teknologi
informasi untuk pembangunan. Yaitu:

Teknologi merupakan alat untuk mencapai perubahan dan perkembangan. sedangkan komunikasi
merupakan pendekatan untuk melihat masalah pembangunan;

pendekatan lain untuk melihat masalah adalah pengembangan, komunikasi, dan teknologi;

Pembelajaran yang mengedepankan komunikasi dan teknologi informasi merupakan hal yang penting di
dalam pembangunan.

Dalam prakteknya, Dr. Rico Lie mencoba menerapkan teknologi dalam pembelajaran untuk
mengembangkan suatu pertanian ke arah digital. Model pembelajaran atau pelatihan yang
dikembangkanya berada di wilayah Shadow Leone di Afrika, yang berupa Sekolah Lapang Petani Digital.
Dimana strategi pembelajaran berbasis tablet atau gadget. Dengan berbagai bagian tanaman yang telah
terintegrasi dalam gadget, hal ini dapat memotret penyakit pada tanaman tertentu.

Metode yang dilakukanya pertama kali adalah dengan menyampaikan prototipe alat yang dapat
mengidentifikasi penyakit tanaman. Kemudian melakukan workshop dan membuat design. Lalu
melakukan percobaan prinsip sekolah pertanian digital. Hal itu dilakukan dengan cara mencari informasi
serta membuat semacam analisis SWOT nya. Setelah itu dilakukanlah percobaan dengan kelompok
petani.

Smart Farming merupakan sebuah konsep yang muncul yang mengacu untuk menata lahan pertanian
menggunakan teknologi modern untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produk sambil
mengoptimalkan sumber daya pekerja.

Dalam prakteknya di Indonesia, Smart Farming telah dicobakan oleh PT Mitra Sejahtera Membangun
Bangsa (MSMB) di Desa Battal, Kecamatan Panji, Situbondo. Bersama dengan Kemendes PDTT, mereka
mencoba menerapkan Smart Farming 4.0 di daerah Situbondo. Smart Farming 4.0 merupakan metode
pertanian cerdas berbasis teknologi Agri Drone Sprayer, Drone Surveillance dan Soil and Weather
Sensor.

Penerapan Smart Farming 4.0 diharapkan dapat menjadi solusi dalam mengatasi permasalahan
pertanian. Dimulai dari Situbondo, penerapan metode pertanian yang cerdas ini bisa jadi kunci bagi
pertanian Indonesia di masa depan.

Arfan Fahmi

Memahami Penerimaan Teknologi dalam Smart Farming

Content :
Model Penerimaan Teknologi-TAM

Selama memiliki variabel eksternal. Perumpamaan yang sangat mempengaruhi bagaimana caranya
masa depan atau sekelompok individu menerima teknologi baru. Dia benar-benar ditentukan oleh dua
hal yang segera mereka anggap Anda. Seberapa berguna teknologi bagi mereka? Lalu bagaimana
mereka memandang kemudahan Anda? Seberapa mudah penggunaannya? Jadi, apakah itu berguna?
Dan apakah mudah digunakan? Apakah ini pertama-tama menjadi poin utama sebelum kita mengambil
keputusan apakah individu atau sekelompok masyarakat? Kecuali teknologi baru. Dan dua di antaranya
ciptakan sikap dan kemudian kita punya niat, niat untuk menggunakan. Dengan penggunaan sebenarnya
ini, jadi kami memiliki cara pemodelan yang panjang namun sederhana bagaimana? Dan jika Anda
memilih dari komunitas, terima teknologi baru.

United Theory of Adoption and Use of Technologi-UTAUT

Venkatesh 2015

Harapan Kinerja Vertikal

Perbaikan melalui penggunaan sistem

Peningkatan produktivitas

Dampak positif kinerja

Kegunaannya bagi perusahaan dan karyawan

Effort Expectancy

Kemudahan penggunaan

Interaksi bebas stres

Pentingnya penggunaan

Sosial Influence

Kegunaan bagi rekan kerja

Gunakan oleh rekan kerja

Dorongan oleh manajer

Kondisi yang Memfasilitasi


Ketersediaan sistem

Pengetahuan untuk mengoperasikan sistem

Penempatan yang baik dalam budaya perusahaan

horisontal

Jenis kelamin laki-laki dan perempuan

Usia menurut rentang

Rasakan pengalaman bertahun-tahun

Penggunaan sistem secara sah

Pertanian Cerdas

Anda mungkin juga menyukai